Anda di halaman 1dari 27

MATERI AJAR BIOLOGI

BERDASARKAN PROBLEM BASED


LEARNING

MODUL 1

KEANEKARAGAMAN HAYATI

KEGIATAN BELAJAR 1
KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PELESTARIAN
KEANEKARAGAMAN HAYATI

Disusun oleh
EMAN SUHERMAN
No. UKG
201500227756

KEMENTERIAN PENDIDIDKAN, KEBUDAYAAN


RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
i

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

1. PENDAHULUAN 1
1.1. Deskripsi Singkat 1
1.2. Relevansi 2
1.3. Petunjuk Belajar 2

2. INTI 2
2.1. Capaian Pembelajaran 3
2.2. Pokok Materi 3
2.3. Uraian Materi 3
2.4. Forum Diskusi 19

3. PENUTUP 21
3.1. Rangkuman 21
3.2. Tes formatif 22

DAFTAR PUSTAKA 26
KATA PENGATAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya. Berkat karunia-Nya Bahan Ajar Keanekaragaman
Hayati berbasis Problem Based Learning untuk Membangun Kesadaran
Lingkungan Hidup Siswa di SMA Negeri 5 Pandeglang”. Modul ini disusun
sebagai salah satu persyaratan PPG Universitas Sriwijaya Palembang .
Bahan Ajar ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian Bahan
Ajar.
Ucapan terima kasih pembuat sampaikan pertama kali kepada para

pembimbing: Dr. Didi Jaya Santri., M.Si sebagai dosen pengajar PPG UNSRI

Palembang .

Bahan Ajar ini mungkin masih terdapat kekurangan, baik isi maupun

tulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua

pihak sangat peneliti harapkan. Semoga hasil Bahan Ajar ini bermanfaat dan

merupakan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Pandeglang,...........Juni 2021

Eman Suherman
1

1. Pendahuluan
1.1. Deskripsi Singkat
Indonesia terdiri atas 17.058 pulau, baik pulau besar maupun
pulau kecil. Menurut sejarahnya mengalami proses pembentukan yang
berbeda-beda dengan sejarah geologi yang tidak serupa. Topografi yang
luas dengan susunan daratan dan lautan yang tidak seragam
mengakibatkan timbulnya keanekaragaman dan kisaran iklim yang
berbeda. Luasnya bentang alam dan dengan adanya perpaduan antara
berbagai komponen penyusun kehidupan yang beraneka ragam (biotik
dan abiotik), letak geografis yang membentang luas serta jenis-jenis
makhuk yang sangat bervariasi itu akan mengakibatkan ekosistem yang
terbentuk juga beraneka ragam.
Persebaran flora dan fauna khususnya di Indonesia
menunjukkan tingkat variasi atau keragaman yang tinggi. Kondisi
biogeografis Indonesia menurut para ahli membagi kepada garis
Wallace dan garis weber. Kedua peneliti ini mencirikan masing-masing
wilayah Indonesia dengan flora dan fauna khas masing-masing daerah.
Tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi tersebut,
mengakibatkan banyak lahan-lahan penelitian yang diharapkan mampu
mengeksplorasi seluruh fauna dan flora yang ada di Indonesia untuk
peningkatan kualitas hidup. Berdasarkan kategori keanekaragaman
hayati, maka dapat dibagi menjadi keanekaragaman hayati tingkat
ekosistem, jenis dan genetik. Masing-masing tingkat keanekaragaman
tersebut mendiami berbagai wilayah dengan cirri khas dan model
adaptasi masing-masing.
Tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi ternyata
menimbulkan permasalahan baru dengan eksploitasi yang berlebihan.
Eksploitasi yang berlebihan menimbulkan menurunnya tingkat
keanekaragaman hayati. Penurunan tingkat keanekaragaman hayati
yang terus menerus menimbulkan kekhawatiran, sehingga diupayakan
pelestarian tingkat keanekaragaman hayati. Pelestarian tingkat
keanekaragaman hayati dapat dilakukan mulai dari tingkat ekosistem,
jenis dan spesies. Upaya pelestarian keanekaragaman hayati dapat
dilakukan secara in-situ dan ex-situ. Setiap upaya pelestarian dengan
tujuan untuk menjaga keanekaragaman hayati agar tidak menuju
kepunahan. Pada akhirnya keanekaragaman hayati yang terjaga akan
menjaga kelangsungan eksosistem.

1.2. Relevansi
Keanekaragaman hayati merupakan hal penting bagi umat
manusia. Tingkat keanekaragaman hayati menjadi nilai ekonomi
sekaligus ancaman bagi konservasi makhluk hidup. Beberapa spesies
makhluk hidup berada disekitar kita. Bahkan beberapa makhluk hidup
tersebut merupakan yang dilindungi. Hal ini memerlukan perhatian
khusus bagi kita, sehingga tingkat kepunahan dan tingkat
keanekaragaman tetap terjaga.

1.3. Petunjuk Belajar


Kegiatan belajar kedua ini menguraikan tentang
keanekaragaman hayati di Indonesia. Pada kegiatan belajar ini
berhubungan erat dengan klassifikasi makhluk hidup pada KB 1,
Kategori keanekaragaman hayati pada tingkat ekosistem, jenis dan
genetika menuntut untuk memahami konsep klassifikasi terlebuh
dahulu sehingga dapat dilanjutkan ada kegiatan belajar berikutnya.
Selain itu, persebaran biogeografi juga dibahas untuk memudahkan
dalam pengkategorian dalam kenakeragaman hayati. Diharapkan
tingkatan keanekaragaman hayati yang ada pada modul ini memberi
penjelasan yang baik bagi peserta didik.

2. INTI
2.1. Capaian Pembelajaran
Menguasai materi esensial Mata Pelajaran Biologi SMA
termasuk advance material materi bidang studi biologi yang mencakup
(1) keragaman dan keseragaman dalam makhluk hidup, (2) Struktur dan
Fungsi dalam makhluk hidup,(3) Pertumbuhan, perkembangan dan
diferensiasi, (4) Interaksi dan interdependensi, (5) Energi, materi dan
organisasi kehidupan, (6) Prinsip emeliharaan keseimbangan yang
dinamis dan (7) Pewarisan sifat dan Evolusi termasuk advance
materials yang dapat menjelaskan aspek ‘apa’ (konten), ‘mengapa’
(filosofi) dan ‘bagaimana’ (penerapan dalam kehidupan keseharian)
dalam kerangka biologi sebagai inkuiri;
2.2. Sub Capaian Pembelajaran

Mampu menganalisis konsep dan prinsip-prinsip esensial


keragaman dan keseragaman dalam makhluk hidup

2.3. Pokok Materi


Pada kegiatan belajar 1 dari modul 1 tentang keanerakagaman
hayati, pokok-pokok materi yang akan dibahas adalah:

a. Keanekaragaman Hayati

2.4. Uraian Materi

2.4.1 Keanekaragaman Hayati

TAHUKAH KAMU?
Indonesia, salah satu dari
tiga negara yang memiliki
keanekaragaman hayati
yang tinggi. Dua negara
PENGERTIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
lainnya, Brasil dan Zaire.
Keunikan Indonesia adalah
Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah memiliki areal tipe Indo-
keanekaragaman organisme yang menunjukkan Malaya yang luas, juga tipe
oriental, Australia, dan
keseluruhan variasi gen, jenis dan ekosistem peralihannya dibandingkan
suatu daerah. Keanekaragaman hayati terbentuk dua negara tersebut.

karena adanya keseragaman dan keberagaman


sifat makhluk hidup. Keseluruhan gen, jenis dan ekosistem merupakan dasar
kehidupan di bumi. Mengingat pentingnya keanekaragaman hayati bagi
kehidupan maka keanekaragaman hayati perlu dipelajari dan dilestarikan.
Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan atau variasi bentuk,
penampilan, jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan,
baik tingkatan gen, tingkatan spesies maupun tingkatan ekosistem.

TINGKAT KEANEKARAGAMAN HAYATI

A. Keanekaragaman Gen
Gen adalah bagian tertentu pada kromosom yang mengatur sifat tertentu
suatu jenis makhluk hidup. Gen setiap jenis makhluk hidup memiliki
bahan dasar kimia yang sama namun susunannya berbeda. Perbedaan
susunan dan jumlah faktor dalam kerangka dasar gen akan menyebabkan
keanekaragaman gen. Jadi, keanekaragaman gen adalah variasi susunan
gen dalam satu spesies. Perbedaan sifat dalam satu spesies disebut
variasi. Variasi makhluk hidup secara alami dapat terjadi karena
perkawinan dan interaksi gen dengan lingkungan. Variasi makhluk hidup
juga dapat terjadi secara buatan, yaitu hasil inseminasi atau hibridisasi.
Misalnya, pada spesies kucing (Felis catus) terdapat variasi seperti
kucing anggora yang berbulu panjang serta kucing siam dan kucing
balinese yang berbulu pendek.

Kucing anggora Kucing siam Kucing balinese


Sumber : Sumber : Sumber :
http://arenahewan.com https://id.wikipedia.org/ https://id.wikipedia.org/wi
ki/
Gambar 1. Keanekaragaman gen pada Felis catus
Contoh lain dari keanekaragaman gen yaitu variasi warna pada tanaman
anggrek (Dendrobium bracteosum).

Dendrobium bracteosum Dendrobium bracteosum Dendrobiu


merah muda putih m
bracteosum
ungu
Sumber : http://belajar-anggrek.blogspot.com/
Gambar 2. Keanekaragaman gen pada Dendrobium
bracteosum

B. Keanekaragaman Jenis
Keanekaragaman jenis adalah perbedaan-perbedaan yang ditemukan
pada makhluk hidup di suatu tempat yang mudah diamati karena
perbedaannya mencolok. Perbedaan tersebut meliputi perbedaan
morfologi, anatomi, fisiologi, tingkah laku dan sebagainya. Misalnya,
keanekaragaman antara kelapa, aren, pinang yang termasuk dalam famili
Palmae.
Tingkatan
Kelapa Kelapa sawit Aren Pinang
takson
Kingdom Plantae Plantae Plantae Plantae
Divisi Magnoliophyta Magnoliophyta Magnoliophyta Magnoliophyta
Kelas Liliopsida Liliopsida Liliopsida Liliopsida
Ordo Arecales Arecales Arecales Arecales
Famili Arecaceae Arecaceae Arecaceae Arecaceae
Genus Cocos Elaeis Arenga Areca
Spesies Cocos nucifera Elaeis guineensis Arenga pinnata Areca catechu L.
6

Tingkatan
Pinang merah Lontar
takson
Kingdom Plantae Plantae
Divisi Magnoliophyta Magnoliophyta
Kelas Liliopsida Liliopsida

Ordo Arecales Arecales


Famili Arecaceae Arecaceae
Genus Areca Borassus
Spesies Areca vestiaria Borassus flabellifer
Sumber : https://id.wikipedia.org/

Sumber :
Gambar 3. Keanekaragaman tingkat jenis dalam satu famili

C. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan atau interaksi timbal
balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya dan
juga antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Perbedaan kondisi
komponen abiotik(tidak hidup) pada suatu daerah menyebabkan jenis
makhluk hidup (biotik) yang dapat beradaptasi dengan lingkungan
tersebut berbeda-beda. Akibatnya, permukaan bumi dengan variasi
kondisi komponen abiotik yang tinggi akan menghasilkan
keanekaragaman ekosistem. Ada ekosistem hutan hujan tropis, hutan
gugur, padang rumput, padang lumut, gurun pasir, sawah, ladang, air
tawar, air payau, laut, dan lain-lain.

Sumber :
Gambar 4. Keanekaragaman tingkat ekosistem

Komponen biotik dan abiotik di berbagai daerah bervariasi baik


mengenai kualitas komponen tersebut maupun kuantitasnya. Hal inilah
yang menyebabkan terbentuknya keanekaragaman ekosistem di muka
bumi ini. Antar komponen ekosistem hidup berdampingan tanpa saling
mengganggu, dan apabila terjadi kepunahan atau gangguan terhadap
salah satu anggotanya maka akan mengganggu kelangsungan hidup
organisme lainnya. Suatu perubahan yang terjadi pada komponen-
komponen ekosistem ini akan berpengaruh terhadap keseimbangan
(homeostatis) ekosistem tersebut. Sebagai suatu sistem, di dalam setiap
ekosistem akan terjadi proses yang saling terkait. Misalnya, pengambilan
makanan, perpindahan energi atau energetika, daur zat atau materi, dan
produktivitas atau hasil keseluruhan ekosistem. Contoh keanekaragaman
hayati tingkat ekosistem adalah pohon kelapa banyak tumbuh di daerah
pantai, pohon aren tumbuh di pegunungan, sedangkan pohon palem dan
pinang tumbuh dengan baik di dataran rendah.
Beberapa contoh keanekaragaman ekosistem antara lain:
a. Ekosistem pantai, didominasi oleh formasi pes-caprae dan
formasibaringtonia.
b. Ekosistem padang rumput, didominasi oleh tumbuhan rumput.
c. Ekosistem gurun, didominasi oleh tumbuhan kaktus.
d. Ekosistem hutan hujan tropis : ditumbuhi oleh berbagai macam
pohon,terutama tumbuhan epifit dan liana ( misalnya rotan ).

MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI

Keanekaragaman hayati bermanfaat karena berperan dalam kehidupan


manusia. Beberapa manfaat keanekaragaman hayati di kehidupan dibedakan
menjadi tiga kelompok sebagai berikut:
TAHUKAH KAMU?
1. Baliem,
Masyarakat suku Dani di Lembah Manfaat produktif
Papua menggunakan beberapa spesies tumbuhan sebagai bahan sandang. Untuk membuat yokal (pa
Agrostophyllum majos dan artinya nilai produk keanekaragaman

hayati yang diolah secara besar-


besaran dan bersifat komersial.
Contoh: untuk
pabrikjaket kulit memerlukan kulit membuatwendigunakan Ficus
drupaceae. Untuk pakaiaan anak gadis
sapi sebagai bahan baku produknya.
digunakanspesiestumbuhankem
2. Manfaat konsumtif (Eleocharis dulcis).
artinya nilai produk keanekaragaman
hayati yang langsung dikonsumsi.
Contoh: bahan pangan, bahan bangunan, bahan obat-obatan.
3. Manfaat non-konsumtif:
artinya nilai produk keanekaragaman selain produktif dan konsumsif, antara
lain sebagai plasma nutfah memberikan keindahan alam, manfaat ilmiah dan
manfaat mental dan spiritual.
PERSEBARAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DI INDONESIA

Sumber : https://kadarsah.wordpress.com

Gambar 5. Pembagian Wilayah berdasarkan Garis Wallace, Weber dan


Indonesia terkenal sebagai negara yang memiliki banyak kekayaan alam,
oleh sebab itu dijuluki Mega Divercity Country. Hal ini disebabkan negara
kita terletak di daerah tropis. Keanekaragaman yang tinggi di Indonesia bisa
dijumpai dalam hutan hujan tropis yang di dalamnya banyak ditemukan
berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Ada juga tumbuhan yang bersifat
endemik, yaitu hanya terdapatdi Indonesia dan tidak dijumpai di negara lain.
A. Persebaran Fauna di Indonesia
Indonesia terletak di antara benua Asia dan Australia sehingga fauna
di Indonesia mencerminkan karateristik fauna yang ada di antara kedua
benua tersebut. Tipe fauna di Indonesia bagian barat mirip dengan fauna
di Asia Tenggara (oriental) meliputi Sumatera, Jawa, Bali dan
Kalimantan sedangkan fauna di kawasan Indonesia bagian timur mirip
dengan fauna di benua Australia (Australis) meliputi Papua, Maluku,
Sulawesi dan Nusa Tenggara. Seorang ahli zoologi bernama Weber
melakukan penelitian di Indonesia. Persebaran fauna di Indonesia dibagi
menjadi tiga kawasan , yaitu :
a) Kawasan Indonesia bagian barat
Kawasan ini dibatasi oleh garis imajiner Wallace yang terletak di
antara Kalimantan dengan Sulawesi dan antara Bali dengan Lombok.
Jenis fauna di kawasan Indonesia bagian barat antara lain :
1) Sumatera : Gajah (Elephas maximus), orang utan
(Pongo pygmaeus),tapir (Tapirus indicus), harimau (Panthera tigris).
2) Jawa : badak jawa (Rhinoceros sondaicus),
3) Bali : jalak bali (Leucopsar rothschidi) dan macam-macam kera
4) Kalimantan : biawak (Varanus salvator), bekantan (Nasalis larvatus).
b) Kawasan Indonesia bagian timur
Kawasan Indonesia timur dibatasi oleh garis Lydekker yang meliputi
Papua dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Jenis fauna kawasan Indonesia
bagian timur antara lain kanguru pohon (Dendrolagus ursinus), walabi
kecil (Dorcopsulus vanheurni), burung kasuari gelambir ganda
(Casuariuscasuarius), burung cendrawasih ekor pita (Astrapia mayeri),
kasturi raja (Psittrichas fulgidus) dan buaya Irian (Crocodylus aeguineae)
c) Kawasan peralihan
Kawasan peralihan ini dibatasi oleh garis Wallace di sebelah barat
dan garis Lydekker di sebelah timur. Di antara kedua garis ini,
terdapat garis keseimbangan Weber yang terletak di sebelah timur
Sulawesi. Pada kawasan ini, terdapat peluang pencampuran antara
unsur fauna oriental dengan fauna australis. Jenis fauna kawasan
peralihan antara lain anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis),
babi rusa (Babyrousa babyrussa), komodo (Varanus
komodoensis), duyung (Dugong dugong), dan maleo
(Macrocephalon maleo).

Elephas Astrapia mayeri Varanus


maximus komodoensis
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki
Gambar 6. Contoh fauna di kawasan Indonesia bagian barat, timur dan
peralihan

B. Persebaran Flora di Indonesia


Flora Indonesia termasuk flora kawasan Malesiana yang meliputi
Malaysia, Filipina, Indonesia dan Papua Nugini. Flora Malesiana terbagi
menjadi flora dataran Sunda, flora dataran Sahul, dan flora di daerah
tengah (Wallace) yang sangat khas dan endemik.
Flora dataran Sunda antara lain :
- Tumbuhan dari famili Dipterocarpaceae contohnya pohon keruing
(Dipterocarpus applantus) yang kayunya sering digunakan untuk bahan
bangunan
- Tumbuhan dari famili Nephenteceae, contohnya kantong semar (Nepenthes
gymnamphora) sebagai tumbuhan pemangsa serangga.
Flora dataran Sahul antara lain sagu (Metroxylon sagu) dan pala (Myristica
fragrans).
Flora kawasan Wallace antara
lain leda (Eucalyptus deglupta)
yang memilikibatang berwarna-
warni. Daerah flora terkaya di
Indonesia adalah hutan hujan
tropis di Kalimantan.
Persebaran flora endemik di
Indonesia antara lain sebagai
berikut:
a. Bengkulu : Rafflesia arnoldi
b. Kalimantan : Meranti (Shorea sp.), rotan (Calamus caesius), anggrek hitam
(Coelogyne pandurata)
c. Papua : Matoa (Pometia pinnata), bunga Irian (Mucuna bennettii)
d. Jawa : Pohon Jati (Tecnosa grandis), mahoni
(Swietenia mahogoni)

HILANGNYA KEANEKARAGAMAN HAYATI

Keanekaragaman gen, spesies dan ekosistem di Indonesia dan dunia


mengalami pengurangan terus menerus hingga berada pada tingkat
kepunahan. Berkurangnya keanekaragaman hayati menunjukkan
ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia dan kapasitas alam. Hal ini
menyebabkan keanekaragaman hayati semakin punah jika tidak bisa
ditanggulangi dengan baik oleh kita. Penyebab hilangnya keanekaragaman
hayati dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Hilangnya Habitat
TAHUKAH KAMU?
Daftar Merah
Setiap tahun,IUCN
Indonesia kehilangan hutan seluas
684.000 hektar akibat pembalakan liar, kebakaran hutan, perambahan hutan dan alih fu
(InternationalUnion for Conservation
of Nature) menunjukkan bahwa
hilangnya habitat yang diakibatkan
manajemen pertanian dan hutan yang
tidak berkelanjutan menjadi Penyebab
terbesar hilangnya kenekaragaman yati.

Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan semakin


bertambah pula kebutuhan yang harus dipenuhi. Lahan yang tersedia
untuk kehidupan tumbuhan dan hewan semakin sempit karena digunakan
untuk tempat tinggal penduduk, dibabat untuk digunakan sebagai lahan
pertanian atau dijadikan lahan industri. Pada ekosistem air tawar,
pembuatan bendungan justru merusak sebagian besar habitat sungai.
Pada ekosistem laut, pembangunan di daerah pinggir pantai telah
menghilangkan komunitas terumbu karang. Pada hutan tropis, penyebab
utama hilangnya hutan adalah ekstensifikasi pertanian maupun
penebangan hutan. Keduanya untuk tujuan komersial misalnya untuk
bahan bangunan, pembuatan kertas, pensil dantisu.
2. Introduksi Spesies
Introduksi spesies adalah suatu upaya mendatangkan spesies asing ke
suatu wilayah yang telah memiliki spesies lokal. Masuknya spesies dari
luar ke suatu daerah seringkali mendesak spesies lokal yang sebenarnya
merupakan spesies penting dan langka di daerah tersebut. Beberapa
spesies asing tersebut dapat menjadi spesies invasif yang menguasai
eksosistem. Pada ekosistem yang terisolasi, adanya predator, kompetitor,
atau patogen dapat mengancam spesies yang sebelumnya sudah ada.
Misalnya ikan pelangi (Melanotaenia ayamaruensis) merupakan spesies
endemik Danau Ayamaru, Papua Barat. Ikan pelangi terancam punah
karena dimangsa oleh ikan mas (Cyprinus carpio) yang dibawa dari
Jepang dan menjadi spesies invasif di danau tersebut.

3. Eksploitasi Berlebihan pada Spesies Hewan dan Tumbuhan\

Eksploitasi hewan dan tumbuhan


secara besar-besaran biasanya
dilakukan terhadap komoditas yang
memiliki nilai ekonomi tinggi,
misalnya kayu hutan yang digunakan
untuk bahan bangunandan ikan tuna
sirip kuning yang harganya mahal dan banyak diminati oleh pecinta
makanan laut. Eksploitasi yang berlebihan dapat menyebabkan
kepunahan spesies-spesies tertentu, apalagi bila tidak diimbangi dengan
usaha pengembangbiakannya.

4. Pencemaran Tanah, Air dan Udara


Zat pencemar (polutan)
adalah produk buangan yang ihasilkan
dari aktivitasmanusia. Polutan tersebut
dapat mencemariair, tanah, dan udara.
Beberapa polutan berbahaya bagi
organisme. Nitrogen dansulfur oksida
yang dihasilkan dan kendaraan
bermotor jika bereaksi dengan air
akanmembentuk hujan asam
yang merusak ekosistem. Penggunaan
chlorofluorocarbon (CFC) yang berlebihan menyebabkan lapisan ozon di
atmosfer berlubang. Akibatnya intensitas sinar ultraviolet yang masuk ke bumi
meningkat dan menyebabkan banyak masalah, antara lain berkurangnya
biomassa fitoplankton di lautan yang menyebabkan terganggunya
keseimbangan rantai makanan organisme.

5. Perubahan Iklim Global


Salah satu penyebab perubahan iklim adalah pencemaran udara oleh gas
karbon dioksida (CO2) yang menimbulkan efek rumah kaca. Menurut
Raven (1995), efek rumah kaca meningkatkan suhu udara 1-3°C dalam
kurun waktu 100 tahun. Kenaikan suhu tersebut menyebabkan pencairan
es di kutub dan kenaikan permukaan air laut sekitar 1-2 m yang berakibat
terjadinya perubahan struktur dan fungsi ekosistem lautan. Sedangkan
tiap kenaikan 1°C akan menggantikan batas toleransi beberapa spesies di
daratan sekitar 125 km ke arah kutub atau 150 m vertikal ke arah gunung.
6. Industrialisasi Kehutanan dan Pertanian
Para petani cenderung menanam tumbuhan atau memelihara hewan yang
bersifat unggul dan menguntungkan sedangkan tumbuhan dan hewan
yang kurang unggul dan kurang menguntungkan akan disingkirkan.
Selain itu, suatu lahan pertanian atau hutan industri umumnya hanya
ditanami satu jenis tanaman (monokultur), misalnya teh, karet, dan kopi.
Hal ini dapat menurunkan keanekaragaman hayati tingkat spesies.

UPAYA PELESTARIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

Keanekaragaman hayati di
Indonesia perlu di lestarikan
sebagaimana di atur dalam UU No
23. Tahun 1997 tentang
pengelolaanlingkungan hidup.
Pelestarian keanekaragaman hayati
di Indonesia dilakukan dengan 2
cara, yaitu :
1. Pelestarian in situ:

TAHUKAH KAMU?
Upaya pelestarianlangsung di alam. Metode
insitu adalahSaat ini kawasan konservasi yang ada di Indonesia terkelompok menjadi 180 cagar alam, 72 suak
bentuk konservasi cagar alam,
wisata, 13 taman buru, 17 taman nasional, 3 taman
yang langsung dilakukan
hutan di daerah
raya, serta tersebut.
13 taman
Ada beberapa bentuk pelestarian hayati
memakai metode insitu, yaitu suaka marga
satwa, taman asional, agar alam dan hutan
suaka alam.
a. Suaka marga satwa adalah laut.
upayaperlindungan pada
ekosistem yang dinilai
memiliki keunikan. Keunikan itu juga berisi berbagai macam jenis
floradan fauna yang harus dilindungi.
b. Taman nasional adalah sebidang tanah yang mendapatkan perlindungan
mutlak dari pemerintah. Tanah ini berisi ekosistem-ekosistem yang
dilindungi.
c. Cagar alam adalah keadaan alam yang mempunyai sifat yang khas melalui
flora dan fauna yang ada di dalamnya. Cagar alam juga memiliki ekosistem
yang harus dilindungi.
d. Hutan suaka alam adalah hutan yang memiliki ekosistem dilindungi di
dalamnya. Hutan suaka alam juga bisa disebut hutan lindung.

Beberapa daerah konsevasi metode insitu di indonesia adalah:


a. Taman nasional ujung kulon yang melindungi badak bercula satu dan
badak jawa
b. Taman nasional kerinci adalah taman nasional terbesar di indonesia
dengan luas 15000 km. Taman nasional ini khusus melindungi hewan
endemik Sumatra.
c. Taman nasional komodo yang melindungi hewan komodo
d. Taman nasional gunung lauser yang memiliki 1000 jenis flora dan 4000
jenis fauna. Taman nasional ini memegang sebagai taman nasional
dengan jenis flora fauna terbanyak se-Asia Tenggara.
e. Pemerintah Indonesia menetapkan 326 kawasan cagar alam diantaranya,
Cagar Alam Kerinci Seblat dan Gunung Leuser di Sumatera, Cagar
Alam Tanjung Puting di Kalimantan, dan Cagar Alam Pulau Komodo di
Nusa Tenggara Timur.
2. Pelestarian ex situ
Upaya pelestarian keanekaragaman hayati yang dilakukan dengan cara
mengambil fauna dan flora dari wilayah aslinya, dengan tujuan melakukan
konservasi, perlindungan, serta pengembangbiakan. Upaya ini juga dilakukan
saat ekosistem tempat flora maupun fauna tersebut tinggal, telah hancur total
atau rusak, dan membutuhkan waktu untuk dapat layak diinggali kembali. Ex
situ juga sebagai upaya konservasi dengan cara mengoleksi spesies langka,
sehingga masa hidup mereka bisa sedikit lebih lama. Upaya pelestarian
secara exsitu, dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan kebun
binatang, taman safari, dan taman hutan raya.
a. Kebun binatang adalah salah satu bentuk konservasi dengan memakai
lingkungan alam buatan, yang terpisah- pisah pada setiap jenis spesies.
Setiap spesies akan berada di dalam kandang yang terpisah dengan spesies
lain. Kekurangan dari kebun binatang adalah ruang gerak menjadi sangat
terbatas, akibat berada dalam kandang.
b. Taman safari adalah upaya pelestarian flora dan fauna melaluipembuatan
lingkungan buatan. Berbeda dengan kebung binatang yang setiap spesies
berada dalam satu kandang, pada taman safari, beberapa spesies berada
dalam satu wilayah besar.
c. Taman hutan raya adalah taman hutan yang sebagian masih habitat asli,
dan sebagian telah di perbarui dengan lingkungan buatan. Taman hutan
raya mengkhususkan pada konservasi koleksi tumbuhan. Ciri- ciri hutan
raya adalah mempunyai koleksi tumbuhan yang banyak serta unik,
mempunyai wilayah yang luas, serta masih memiliki keindahan habitat
aslinya.
Beberapa daerah konservasi ex situ yang ada di indonesia adalah:
a. Taman Safari Prigen Jawa Timur
b. Taman Hutan Raya Purwodadi Jawa Timur
c. Taman Hutan Raya Bogor
d. Kebun Binatang Ragunan Jakarta

2.4 .2 Permasalahan Keanekaragaman Hayati ( Pandeglang Selatan)

Sumber: Radar Bnaten.com


Area hutan di Kabupaten Pandeglang khusunya du Ujung Kulon
semakin berkurang. Salah satu dampak dari berkurangnya area hutan
ini adalah keanekaragaman hayati yang semakin sedikit. Beberapa
spesies tanaman dan hewan mulai sulit untuk dijumpai. Dampak
yang ditimbulkan selain merusak keseimbangan ekologis di
dalamnya juga membuat biodiversitas di dalamnya terdegradasi.
Pembukaan lahan untuk perkebunan menjadi salah satu
penyebab utama berkurangnya hutan. Selama ini pembukaan lahan
untuk perkebunan oleh masyarakat tidak menjadi masalah ketika
yang dibudidayakan adalah jenis tanaman pete, jengkol dan tanaman
hutan lainnya di sela-sela tanaman pete. Masalah mulai muncul
ketika tanaman sawit mulai dibudidayakan secara masif baik secara
perorangan maupun skala besar oleh perusahaan perkebunan.
Usaha penanaman suatu nilai dan penyadaran kepada masyarakat
perlu dilakukan untuk mengatasi dan menanggulangi kejadian ini.
Oleh karena itu melalui pendidikan terutama mata pelajaran Biologi
perlu dilakukan usaha penanaman nilai dan kesadaran tentang
lingkungan hidup.

2.5. FORUM DISKUSI

Masalah : dari kasus diatas diskusikan permasalahan berikut.


1) Apa yang ada akan lakukan jika anda seorang Bupati
Pandeglang untuk menjaga pelestraian keanekaragaman
hayati?
2) Apa dampak penurunan keanekaragaman hayati yang terjadi
di Indonesia?
Untuk memecahkan kasus diatas, lakukanlah langkah-langkah
pemecahan masalah sebagai berikut :
1. Setelah membaca dan memahami kasus di atas, rumuskan
kembali permasalahan apa yang dapat kalian selidiki dari kasus
tersebut?

2. Coba buatlah rumusan hipotesis (dugaan sementara) dari


permasalahan diatas?

3. Untuk membuktikan hipotesis kalian, jalinlah kerjasama


dengan anggota kelompokmu. Carilah keterangan-keterangan
yang
berhubungan dengan hal tersebut (dalam buku atau literature lain),
sebagai bahan untuk memecahkan permasalahan diatas! Bagaimana
hal tersebut terjadi? Faktor apa yang menyebabkan ?

4. Buatlah kesimpulan dari pengamatan yang telah kalian lakukan!

5. Setelah melakukan kegiatan pemecahan masalah diatas,


jawablah pertanyaan berikut :
a. Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati?
b. Menurut pendapatmu upaya apa yang harus dilakukan
agar kelestarian keanekaragaman hayati tetap terjaga?
3. Penutup
3.1.Rangkuman

Indonesia memiliki jumlah keragaman yang tinggi dibandingkan negara-


negara lain dan memiliki macam-macam tumbuhan, hewan khas dan
sifatnya endemik. Keanekaragaman hayati Indonesia dibagi berdasarkan
karakteristik wilayahnya; penyebarannya (Biogeografi); ekosistem
perairannya. Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran
makhluk hidup tertentu pada lingkungan tertentu dibumi.
Keanekaragaman pada tingkatan gen merupakan keanekaragaman yang
paling rendah. Gen adalah faktor pembawa sifat yang terdapat di dalam
kromosom. Kromosom terdapat di dalam inti sel. Keanekaragaman gen
ditunjukkan, antara lain, oleh variasi bentuk dan fungsi gen. Gen adalah
materi yang mengendalikan sifat atau karakter. Jika gen berubah, sifat-sifat
pun akan berubah. Sifat-sifat yang ditentukan oleh gen disebut genotipe.
Keanekaragaman jenis merupakan variasi organisme yang ada di bumi.
Keanekaragaman jenis sebagai gabungan antara jumlah jenis dan jumlah
individu masing-masing jenis dalam komunitas.
Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan atau interaksi timbal balik
antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya dan juga
antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Pembagian ekosistem yaitu
ekosistem hutan hujantropis, hutan gugur, padang rumput, padang lumut,
gurun pasir, sawah, ladang, air tawar, air payau, laut, dan lain-lain.
Komponen biotik dan abiotik di berbagaidaerah bervariasi baik mengenai
kualitas komponen tersebut maupun kuantitasnya. Tingkat keanekaragaman
yang tinggi menimbulkan permasalahan yaitu eksploitasi keanekaragaman
hayati yang berlebihan. Eksploitasi yang berlebihan menimbulkan
penurunan tingkat keanekaragaman hayati bahkan sampai menuju
kepunahan untuk beberapa jenis flora dan fauna. Untuk itu dilakukan
pelestarian keanekaragaman hayati, baik tingkat ekosistem, jenis dan
genetik. Pelestarian
keanekaragaman hayati dapat dilakukan dengan cara in-situ maupun ex-situ.
21
3.2 Tes Formatif

Perhatikan gambar di bawah ini!

1. Tingkat keanekaragaman hayati yang ditunjukkan oleh gambar di atas adalah


….

A.gen
B.jenis
C.ekosistem
D.plasma nutfah
E. spesies

2. Tanaman kentang memiliki nama latin yaitu Solanum tuberosum, sedangkan


tanaman tomat memiliki nama latin Solanum lycopersicum. Hal ini berarti
tanaman kentang dan tomat memiliki ….

A. spesies sama, genus berbeda


B. genus sama,spesies berbeda
C. genus sama, famili berbeda
D. genus berbeda, famili sama
E. spesies sama, genus dan family berbeda

22
Perhatikan data di bawah ini !

1. proglotid
2. larva heksakan
3. telur
4. sistiserkus
5. Cacing pita dewasa

3. Urutan yang benar tentang siklus hidup Taenia solium dan


Taenia saginata adalah ….

A. 3 - 1 - 2 - 4 - 5
B. 1 - 3 - 4 - 2 - 5
C. 1 - 3 - 2 - 4 - 5
D. 3 - 1 - 4 - 2 - 5
E. 3 - 4 - 1 - 2 - 5

4. Perhatikan gambar piramida di bawah ini!

Jika biomassa produsen sebesar 15.000 gram. Maka besar biomassa untuk
organisme tingkat trofik III adalah ….

A. 1.500 gram
B. 150 gram
C. 15 gram
D. 15.000 gram
E. 1,5 gram

23
5. Perhatikan ciri-ciri berkas pengangkut berikut!

1. Tipe kolateral tertutup atau konsentris amfivasal.


2. Tipe kolateral terbuka atau bikolateral
3. Terdapat parenkim floem
4. Sarung berkas pengangkut jelas
5. Tidak ada parenkim floem

Ciri-ciri berkas pengangkut pada batang monocotyledoneae ditunjukkan oleh


nomor ….

A. 1, 3, dan 4
B. 2, 4, dan 5
C. 1, 4, dan 5
D. 3, 4, dan 5
E. 2, 3, dan 4

6. Perhatikan pernyataan di bawah ini !

1. Menghasilkan sekret
2. Tidak mampu menghasilkan sekret
3. Memiliki bentuk morfologi yang bermacam-macam
4. Jenis sekret yang dihasilkan bermacam-macam
5. Contohnya adalah kelenjar nektar, kelenjar garam dan rambut sengat
6. Contohnya adalah rambut akar, trikoma sisik, trikoma bercabang dan
trikoma filiform

Ciri-ciri trikoma non-glanduler ditunjukkan oleh nomor …..

A. 2, 4, dan 6
B. 1, 4 dan 6
C. 2, 3 dan 5
D. 2, 3 dan 6
E. 1, 4 dan 5

7. Kingdom Plantae terdiri dari kelompok tumbuhan Tracheophyta dan


Atracheophyta. Tumbuhan Tracheophyta berikut ini yang tidak memiliki bunga
sejati adalah ….

A. Mangifera indica
B. Pinus merkusi
C. Carica papaya
D. Jasminium sambac
E. Artocarpus heterophyllus
F.

24
8. Adanya ciri-ciri khusus pada setiap Individu mengakibatkan…..
a. jumlah makhluk hidup bertambah banyak
b. jumlah makhluk hidup didunia tetap.
c. adanya keanekaragaman individu makhluk hidup
d. jumlah makhluk hidup di dunia berkurang
e. terjadinya keseragaman individu

9. Perubahan ukuran dan bentuk makhluk hidup terjadi karena factor lingkungan.
Tetapi tidak diturunkan pada generasi berikutnya sering dikenal sebagai…
a. mutasi
b. variasi
c. metamorfosa
d. domestikasi
e. modifikasi

10. Untuk melestarikan SDA hayati ekosistem dilakukan dengan cara…


a. Penebangan dilakukan jika dibutuhkan mendirikan perumahan
b. Penebangan hanya boleh dilakukan pohon-pohon besar dan rindang
c. Penebangan hanya pada tanaman yang dapat berkembang biak dengan
cepat
d. Penebangan hutan dilakukan tidak musim penyerbukan
e. Menerapkan system TPTI (tebang pilih tanaman Indonesia)

25
Daftar Pustaka

Anshori, Moch dan Djoko Martono. 2009. Biologi untuk SMA/MA Kelas X.Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Aryulina, Dyah., dkk. 2006. Biologi 1 SMA dan MA untuk kelas X. Jakarta: ESIS.
Irnaningtyas.2016. Biologi untuk SMA /MA kelas 1. Jakarta: Erlangga.
Yani Riana., dkk. 2009. Biologi 1 Kelas X SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Anggraeni, Vita Ayu. 2018. Indonesia Rumah Keanekaragaman Hayati. [Online].
Tersedia di :
(https://www.goodnewsfromindonesia.id/2018/05/14/indonesia-rumah
keanekaragaman-hayati, diakses tanggal 15 Oktober 2018)
Budi. 2018. Penyebab Hilangnya Keanekaragaman Hayati. [Online]. Tersedia di
: (https://www.sridianti.com/penyebab-hilangnya-keanekaragaman-
hayati.html , diakses tanggal 15 Oktober 2018).
Farah, farah. 2015. Pelestarian Keanekaragaman Hayati Secara Insitu dan
Eksitu.[Online]. Tersedia di:
(https://ilmugeografi.com/biogeografi/pelestarian-keanekaragaman hayati.,
diakses tanggal 15 Oktober 2018).
Hasanah, Siti. 2014. Keanekaragaman Hayati ( Biodiversitas). [Online]. Tersediadi:
(https://biohasanah.wordpress.com/2014/12/22/keanekaragaman- hayati-
biodiversitas/diakses tanggal 15 Oktober 2018)
Kadarsah. 2007. Garis Wallace, Weber dan Lydekker. [Online]. Tersedia di :
(https://kadarsah.wordpress.com/2007/07/02/garis-wallace-weber-dan
lydekker/diakses tanggal 15 Oktober 2018)
Rakhman, Elisa. 2011. Pesona Anggrek Spesies. [Online]. Tersedia di :
(http://belajar anggrek.blogspot.com/p/info-biologi.html., Diakses tanggal 10
Oktober 2018)
Yuwavi, M. Akrom. 2015. Contoh Gambar Keaneka ragaman hayati tingkat Gen,
Ekosistem, dan Jenis. [Online]. Tersedia di :
(http://akromyuwavfi.blogspot.com/2015/09/contoh gambar-
keaneka- ragaman-hayati.html, diakses tanggal 15 Oktober 2018)

26

Anda mungkin juga menyukai