Kelas :X MIPA 2
UKBM 1
KONSEP KEANEKARAGAMAN HAYATI
1.1 IDENTITAS
a. Nama mata pelajaran : BIOLOGI
b. Semester : 1
c. Materi pokok : Keanekaragaman Hayati
d. Alokasi waktu : 3 x 30 menit
e. Kompetensi Dasar :
f. Tujuan pembelajaran
3.2.1
Materi Pokok
Konsep keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis
dan ekosistem
Halaman 2
KEANEKARAGAMAN HAYATI UKBM/BIO/X/1/3.2
Insitu
Konservasi
Eksitu
Proses Pembelajaran
Halaman 3
KEANEKARAGAMAN HAYATI UKBM/BIO/X/1/3.2
1.3 PENDAHULUAN
“MERUMUSKAN MASALAH “
Berdasarkan gambar dan penjelasan di atas buatlah rumusan masalah yang akan
kalian cari tahu jawabannya dari permasalahan tersebut yang berkaitan dengan
tingkat keanekaragaman hayati!
Halaman 4
KEANEKARAGAMAN HAYATI UKBM/BIO/X/1/3.2
Kegiatan belajar 1
Bermahkota putih, dengan warna kuning tersapu di tepian bibirnya. Indah. Sayang, nasib
tanaman ini tak seindah bentuknya. Kini, ia terancam punah. Ialah anggrek bulan atau biasa juga
disebut Puspa Pesona ( Phalaenopsis amabilis). Bentuk dan warna yang indah menyebabkan ia
digemari dan diburu banyak orang. Phalaenopsis amabilis satu dari 40 spesies anggrek yang tergabung
dalam marga Phalaenopsis. Marga ini dibentuk seorang bernama Carl Blume di tahun 1825 berdasar
penemuan Phalaenopsis amabilis di Jawa Tengah. Tercatat spesies ini sebelumnya ditemukan
Rumphius tahun 1750. Meski Rumphius mengidentifikasi sebagai marga Angraecum. Bibir atau
labellum Phalaenopsis amabilis didominasi warna putih dan kuning dengan kecerahan berbeda dengan
bagian dalam yang kemerahan. Phalaenopsis amabilis hanyalah satu dari sekian banyak anggrek
endemik Sulawesi yang makin jarang ditemukan di habitat asli. Dari sebuah ekspedisi anggrek di hutan
Bolli Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan, tahun 2008 ditemukan 37 spesies anggrek. Tiga tergolong
langka: Phalaenopsis amabilis, Phalaenopsis ambonensis, dan Dendrobium anosmum var. huttoni.
Ironisnya, salah satu anggrek khas Sulawesi, Phalaenopsis celebensis justru tidak ditemukan
pada ekspedisi ini. Padahal hutan Bolli dulu habitat utama Phalaenopsis celebensis. Di Sulawesi Selatan
(Sulsel) spesies anggrek yang pernah ditemukan kurang lebih 253 jenis, makin berkurang akibat
perburuan ataupun penebangan hutan untuk pembukaan lahan ataupun pertambangan. Di Indonesia,
ditemukan 5.000 dari total 30.000 spesies, sebagian besar tersebar di Jawa, Sumatera, Kalimantan,
Maluku, Sulawesi dan Papua.
Rinaldi Syahrir, peneliti anggrek dari Universitas Hasanuddin, ditemui di kantor sekaligus
laboratorium di Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, 16 Juli 2013
memperkirakan, populasi anggrek alam Sulawesi, khusus Sulsel terus menurun. Bahkan mungkin suatu
saat punah jika tidak ada upaya penyelamatan. Apalagi, minat pecinta anggrek terhadap anggrek alam
makin besar. Mereka agresif merambah hutan untuk mendapatkan anggrek-anggrek langka. "Anggrek
alam atau kerap disebut sebagai anggrek spesies ini makin banyak diburu kolektor anggrek. Untuk
mendapatkan sebagian besar orang mengambil langsung di habitat, di hutan-hutan."
Dampaknya, bukan hanya makin populasi anggrek di hutan berkurang juga kelestarian hutan itu
sendiri. Perburuan anggrek alam makin gencar beberapa tahun terakhir ini. Transaksi jual beli anggrek
alam Sulawesi bebas dilakukan antara lain di Pasar Malino, Kabupaten Gowa, Rantepao, Kabupaten
Tana Toraja, Rappang, Sidrap dan di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Potensi perusak habitat
anggrek lain, kata Rinaldi, adalah aktivitas tambang, seperti di Sumarorong, Kabupaten Mamasa,
Sulawesi Barat. Ada kasus di Poso dan di Soroako, Luwu Timur.
Keragaman anggrek alam setiap wilayah di Indonesia tergolong spesifik, termasuk di Pulau
Sulawesi, salah satu pulau di Wallace. Kawasan ini berada diantara garis Wallace di bagian barat dan
garis Weber di bagian timur, dan memiliki biota anggrek unik. Menurut Rinaldi, anggrek tanaman unik.
Tidak bisa langsung dipindahkan ke tempat lain seperti tanaman lain, karena hidup sangat tergantung
pada keberadaan mikoriza.
Mikoriza adalah kelompok fungi (jamur) yang bersimbiosis dengan tumbuhan tingkat tinggi
(tumbuhan berpembuluh, tracheophyta), khusus pada sistem perakaran. Terdapat juga fungi
bersimbiosis dengan fungi lain. Namun sebutan mikoriza biasa untuk mereka yang menginfeksi akar.
Mikoriza memerlukan akar tumbuhan untuk melengkapi daur hidup. Sebaliknya, beberapa tumbuhan
bahkan ada yang tergantung pertumbuhan dengan mikoriza, termasuk anggrek.
Anggrek agar bisa tumbuh baik di tempat lain harus berada di lingkungan dengan iklim dan
kelembaban sama dengan habitat asli. Ia juga membutuhkan mikoriza ini. Berarti pengambilan anggrek
harus disertai membawa serta sebagian pohon yang menjadi inang. Maka penebangan pohon pun
menjadi tak terhindarkan
Halaman 5
KEANEKARAGAMAN HAYATI UKBM/BIO/X/1/3.2
Mengapa anggrek-anggrek langka seperti “Puspa pesona” dan “Anggrek tebu” terancam
punah?
Bagaimana cara untuk menyelamatkan anggrek-anggrek langka ini agar tidak punah?
Apakah Anggrek-angrek langka tersebut bisa disilangkan dengan spesies anggrek lain yang
mudah berkembangbiak sehingga anggrek- anggrek langka tersebut tidak muudah punah?
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
Tidak bisa, karena memerlukan iklim dan kelembapan yang sama seperti habitat asli
dan anggrek juga membutuhkan mikoriza ini. Faktor media tanam, iklim dan perawatan.
Halaman 6
KEANEKARAGAMAN HAYATI UKBM/BIO/X/1/3.2
3. Pada suatu hari Irfan Hakim bertamasya ke Kebun Binatang Surabaya, ketika disana
dia melihat berbagai macam hewan seperti unta, beruang kutub, macan tutul, jerapah,
beruang hitam, dan rubah. Irfan menjadi penasaran bagaimana hewan-hewan tersebut
bertahan hidup di kebun binatang. Uraikan upaya pihak kebun binatang dalam
mempersiapkan habitat buatan untuk unta, beruang kutub, macan tutul,
jerapah, beruang hitam, dan rubah agar dapat beradaptasi di Indonesia!
Sertakan karakteristik setiap ekosistemnya!
Membuat habitat hewan-hewan tersebut semirip mungkin dengan habitat aslinya.
Unta= bioma Gurun dengan pasir dan kaktus, Beruang kutub= bioma Tundra dengan
salju dan tidak memiliki pepohonan, Macan tutul dan Jerapah= bioma Sabana dengan
padang rumput yang terdiri atas pohon-pohon yang tumbuh dengan jarang, Beruang
hitam= bioma Taiga dengan satu jenis pohon yang mengisi hutan dengan cuaca
ekstrim.
Halaman 7
KEANEKARAGAMAN HAYATI UKBM/BIO/X/1/3.2
b. Air Laut. Karakteristik= Salinitas tinggi terutama di daerah tropis, Mineral air laut 75%
berupa NaCl (garam dapur), Pada bagian yang lebih dalam, hampir tidak ada perbedaan
suhu, Jumlah energi cahaya yang diterima air laut dipergunakan untuk fotosintesis
organisme autotrofik, Aliran air laut menyebarkan senyawa kimia yang diperlukan
organisme yang hidup di laut serta mempengaruhi suhu dan kadar garam, Aliran air laut
di pengaruhi oleh pola angin dan putaran bumi.
Menarik Kesimpulan
(Generalization)
Buatlah kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah dan hipotesis yang telah
kalian tuliskan sebelumnya.
Kesimpulan !
Mengapa anggrek-anggrek langka seperti “Puspa pesona” dan “Anggrek tebu” terancam punah?
Karena akibat penebangan dan pembakaran hutan serta perburuan tanaman anggrek
Bagaimana cara untuk menyelamatkan anggrek-anggrek langka ini agar tidak punah?
Dengan cara membuat peraturan yang ketat sehingga mengurangi banyaknya pemburu liar serta
penebang hutan illegal sehingga habitat anggrek-anggrek ini bisa terjaga
Apakah Anggrek-anggrek langka tersebut bisa disilangkan dengan spesies anggrek lain yang
mudah berkembangbiak sehingga anggrek- anggrek langka tersebut tidak mudah punah? Halaman 8
Mungkin, karena yang mempengaruhi hal ini adlah teknologi dan spesies anggrek yang ideal
untuk disilangkan dengan anggrek endemik tersebut. Mungkin kita akan menemukan
jawabannya di masa yang akan dating.
KEANEKARAGAMAN HAYATI UKBM/BIO/X/1/3.2
LUAR BIASA!!!
KALIAN BEKERJA SANGAT
BAIK
2.Kesulitan/pertanyaan/
permasalahan yang belum bisa
saya pecahkan…
Halaman 10