Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH PROJEK

KERAGAMAN TUMBUHAN DI LINGKUP GEDUNG


BIOLOGI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Sains

Oleh

Offering G Kelompok 6

Aisyatul Mufidah (220342605026)

Anggis Abella (220342600658)

M. Iqbal Nuhayif Fibrian (220342609886)

DOSEN PENGAMPU : Dr. Sueb, M.Kes


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ALAM
DEPARTEMEN BIOLOGI
PRODI S1 BIOLOGI
Oktober 2022

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat-Nya, maka pada hari ini makalah yang berjudul
“Keragaman Tumbuhan di Lingkup Gedung Biologi” dapat diselesaikan. Secara
garis besar, makalah ini berisi tentang macam jenis tumbuhan yang ada di
lingkup gedung biologi beserta ciri tumbuhan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Dr. Sueb, M.Kes,
sebagai dosen pengampu mata kuliah Dasar Sains yang telah memberikan
arahan dan pemahaman dalam penugasan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga
apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Malang, 31 Oktober 2022

Penyusun
A. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki
keragaman hayati tinggi. Indonesia terletak di daerah tropis, ini menyebabkan
memiliki tingkat curah hujan yang cukup tinggi. Sehingga memiliki
keragaman hayati yang tinggi dibandingkan dengan daerah yang subtropis
(iklim sedang) dan kutub (iklim kutub). Tingginya keragaman hayati di
Indonesia ini terlihat dari berbagai macam ekosistem yang ada di Indonesia.
Dalam buku Melestarikan Alam Indonesia (2008) karya Jatna Supriatna,
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai "mega
diversity" jenis hayati dan merupakan "mega center" keragaman hayati dunia.
Keragaman hayati (biological diversity atau biodiversity) merupakan
istilah yang digunakan untuk menerangkan keragaman ekosistem dan
berbagai bentuk variabilitas hewan, tumbuhan, serta jasad renik di alam.
Dengan demikian keragaman hayati mencakup keragaman ekosistem
(habitat), jenis (spesies) dan genetik (varietas/ras). Konvensi tentang
Keragaman Hayati (Convention on Biological Diversity, CBD)
mendefinisikan bahwa keragaman hayati sebagai variasi yang terdapat
diantara makhluk hidup dari semua sumber termasuk diantaranya
ekosistem daratan, lautan, dan ekosistem perairan lain, serta kompleks
ekologis yang merupakan bagian dari keragamannya (Dahuri, 2003).
Keragaman tumbuhan sudah dikenal manusia sejak berada di bumi dan
sampai saat ini kajian tentang keragaman tumbuhan masih terus dipelajari
dan dikembangkan (Loveless, 1989).
Universitas Negeri Malang merupakan salah satu tempat yang di
dalamnya memiliki berbagai jenis tumbuhan, khususnya di lingkup Gedung
Biologi. Rencana projek yang kita buat merupakan mengamati beberapa
keragaman tumbuhan yang ditujukan untuk mempelajari keragaman hayati,
pada intinya adalah untuk mendukung kelangsungan hidup manusia karena
keragaman hayati mempunyai nilai antara lain ekonomi dan konsumtif yang
dapat dimanfaatkan untuk manusia dan lingkungannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan macam dan ciri tumbuhan di lingkup gedung biologi?
2. Jelaskan apa yang membedakan kualitas dari setiap tumbuhan di
lingkup gedung biologi?
3. Bagaimana sumber variasi keragaman tumbuhan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui macam dan ciri tumbuhan di lingkup gedung biologi
2. Mengetahui hal yang membedakan kualitas dari setiap tumbuhan di
lingkup gedung biologi
3. Mengetahui sumber variasi keragaman tumbuhan

B. KAJIAN PUSTAKA

a. Keragaman Hayati

Keragaman hayati merupakan variabilitas antar mahluk hidup dari semua


sumber daya, termasuk di daratan, ekosistem perairan dan kompleks ekologis
termasuk juga keragaman dalam spesies di antara spesies dan ekosistemnya.
Sepuluh persen dari ekosistem alam berupa suaka alam, suaka marga satwa,
taman nasional, hutan lindung, dan sebagian lagi untuk kepentingan budidaya
plasma nutfah yang dialokasikan sebagai kawasan yang dapat memberi
perlindungan bagi keragaman hayati (Arief 2001)

Menurut Wardah (2008) Keragaman hayati, baik secara langsung atau


tidak, sanat berperan dalam kehidupan manusia berupa sandang, , pangan,
papan, obat-obatan, wisata, pengembangan ilmu pengetahuan dan lainnya. Peran
lain dari keragaman hayati yang tidak kalah pentingnya adalah dapat mengatur
proses ekologis sistem penyangga kehidupan termasuk menghasilkan oksigen,
mencegah pencemaran udara dan air, mencegah banjir, erosi dan longsor, dan
menunjang keseimbangan hubungan pemangsa dan yang dimangsa dalam
bentuk pengendalian hama alami.

Menurut Sutoyo (2010) dalam penelitiannya mengenai keragaman hayati


Indonesia bahwa Negara Indonesia merupakan satu diantara pusat keragaman
hayati terkaya di dunia, sehingga Indonesia disebut sebagai negara mega-
biodiversity yang artinya mempunyai banyak keunikan genetiknya, tinggi
keragaman jenis spesies, ekosistem dan endemisnya. Eksploitasi spesies flora
dan fauna yang berlebihan akan menimbulkan kelangkaan dan kepunahan,
penyeragaman varietas tanaman dan ras hewan budidaya menimbulkan erosi
genetik. Ancaman keragaman hayati di Indonesia dapat diatasi dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi, yaitu dengan cara identifikasi dan inventarisasi
keragaman dalam hal sebaran, keberadaan, pemanfaatan, dan sistem
pengelolaannya.

2.2 Ciri Keragaman Hayati

Keragaman hayati menurut World Wildlife Fund dalam Mochamad


Indrawan dkk (2007) adalah jutaan tumbuhan, hewan dan mikroorganisme
termasuk yang mereka miliki serta ekosistem rumit yang mereka bentuk menjadi
lingkungan hidup. Keragaman hayati dapat digolongkan menjadi tiga tingkat
yaitu:

1. Keragaman Spesies

Hal ini mencakup semua spesies di bumi, termasuk bakteri dan


protista serta spesies dari kingdom bersel banyak (tumbuhan, jamur,
hewan yang bersel banyak atau multiseluler). Keragaman spesies
mencakup seluruh spesies yang ditemukan di bumi, termasuk bakteri
dan protista serta spesies dari kingdom bersel banyak (tumbuhan,
jamur, hewan, yang bersel banyak atau multiseluler). Spesies dapat
diartikan sebagai sekelompok individu yang menunjukkan beberapa
karakteristik penting berbeda dari kelompok lain baik secara
morfologi, fisiologi atau biokimia keragaman spesies mencakup
seluruh spesies yang ditemukan di bumi, termasuk bakteri dan
protista serta spesies dari kingdom bersel banyak (tumbuhan, jamur,
hewan, yang bersel banyak atau multiseluler). Spesies dapat diartikan
sebagai sekelompok individu yang menunjukkan beberapa
karakteristik penting berbeda dari kelompokkelompok lain baik
secara morfologi, fisiologi atau biokimia.

2. Keragaman Genetik

Variasi genetik dalam satu spesies baik diantara populasi yang


terpisah secara geografis,maupun diantara individui dalam satu
populasi. Keragaman genetik merupakan variasi genetik dalam satu
spesies baik di antara populasi yang terpisah secara geografik
maupun di antara individu dalam satu populasi. Individu dalam satu
populasi memiliki perbedaan genetik antara satu dengan lainnya.
Variasi genetik timbul karena setiap individu mempunyai bentuk gen
yang khas.

3. Keragaman Komunitas

Komunitas biologi yang berbeda serta asosiasinya dengan


lingkungan fisik (ekosistem) masing-masing.

2.3 Keragaman Tumbuhan di Kampus

Jumlah spesies tumbuhan yang dikenali oleh mahasiswa berbanding


lurus dengan lama studi (Wiryono & Nurliana, 2011). Hal yang hampir mirip
pada mahasiswa di Carolina Selatan hanya sedikit yang mengetahui nama
spesies yang terdapat di lingkungannya (Wagner, 2008). Rendahnya
pengetahuan untuk mengindentifikasi tumbuhan yang terdapat di lingkungan
sekitar menunjukkan bahwa tumbuhan tersebut kurang dimanfaatkan (O’brien,
2010).

C. METODE

a. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode


deskriptif. Metode deskriptif merupakan salah satu macam-macam
metode penelitian kuantitatif dengan suatu rumusan masalah yang
memadu penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret situasi sosial
yang akan diteliti secara menyeluruh, luas, dan mendalam. Macam-
macam metode penelitian kuantitatif seperti deskriptif ini bertujuan untuk
melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu
atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.

b. Lokasi dan Waktu Lokasi:

Lokasi : Penelitian dilakukan di lokasi Universitas Negeri


Malang tepatnya di lingkup Gedung Biologi.

Waktu : 13 September 2022, pada pukul 09.00

c. Sampel dan Teknik Sampel


Sampel : Beberapa tumbuhan yang berada di sekitar Gedung
Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang.

Teknik sampling yang dipilih menggunakan purpose sampling.

d. Alat dan bahan:

 Alat tulis

 Handphone

e. Pengumpulan Data

1. Membuat tabel Checklist untuk mencatat hasil pengamatan.

2. Satu orang bertugas untuk melakukan observasi pada tumbuhan


yang berada di lingkup Gedung Biologi .

3. Satu orang bertugas dalam mengumpulkan data dan mencatat hasil


pengamatan.

4. Satu orang bertugas untuk memotret tumbuhan yang diperlukan.

f. Analisis Data
Untuk memperoleh data berdasarkan variabel di judul adalah dengan
melakukan beberapa pengamatan dan mencari dasar dasar keragaman menurut
beberapa para ahli.
D. HASIL

Tabel 1. Tumbuhan di Gedung Biologi

No Foto Nama Ciri-ciri Jumlah


.
Individu
(%)
1.  Dikenal 2%
Murraya Paniculata
sebagai
L.
Orange
(Bunga Kemuning) Jessamine
 Tumbuh pada
daerah tropis
 Memiliki
wujud pohon
dengan rata-
rata 3-7 meter.
 Batang
berkayu,
beralur, dan
berwarna
kecokelatan.
 Memiliki daun
majemuk
dengan anak
daun 4-7
selebaran
 Permukaan
daun cukup
licin, ujung
serta pangkal
daun yang
runcing, tepi
rata,
pertulangan
menyirip, serta
berwarna hijau
sepanjang
musim.
 Memiliki
bunga
berwarna putih
dan buah
berwarna putih
 Jika berumur
tua akan
menjadi
berwarna
merah dengan
diameter
kurang lebih 1
cm
(Permenkes
RI, 2016).

2. Roystonea regia  Merupakantum 14%


(Palem Raja) buhan biji
tertutup
(Angiosperma
e) biji buahnya
terbungkus
daging.

 Daun palem
raja termasuk
daun yang
sempurna
karena
memiliki
pelepah,
tangkai dan
helaian daun.

 Daunnya
termasuk
majemuk
karena
mempunyai
anak-
anakdaun.

 Bangun daun
memanjang.

 Susunan
tulang daun
berbentuk
menyirip,yaitu
satu ibu tulang
daun
membujur
pada tengah
daun, dari
pangkal
sampai
keujung daun,

 Anak daun
bertulang.

 Akar palem
raja berupa
akar serabut.

 Akar palem
raja tidak
berbuku
ujungnya
runcing dan
berwarna putih
atau keabu-
abuan.

 Batang
berbentuk
bulat besar.
 Batangnya
beruas-ruas
dan tidak
memiliki
kambium

3. Ficus Lyrata Warb.  Ficus lyrata 7%


(Ketapang Biola) atau disebut
Biola Cantik
 Bentuk
daunnya mirip
dengan biola.
 Pohon dapat
tumbuh
setinggi 12-15
meter.
 Memiliki
percabangan
yang mirip
payung dengan
daun yang
lebar.
 Disebut
“Biola” karena
bentuk
daunnya
menyerupai
biola dengan
panjang 30-45
cm, dan bentuk
buah Biola
Cantik adalah
bulat dengan
diameter 2,5-
3,5 cm (Wira
et al., 2019).
 Tumbuhan
hutan hujan
tropis dan
tumbuh
dengan baik di
dataran rendah
hingga tinggi
di seluruh
wilayah
Indonesia.
(Aprilia &
Hendrawan,
2020).
4. Codiaeum variegatum  Puding, atau 36%
kroton adalah
(Puring) tanaman hias
pekarangan
populer

 Berbentuk
perdu dengan
bentuk dan
warna daun
bervariasi.

 Variasi warna
dari hijau,
kuning, jingga,
merah, ungu,
serta
campurannya.

 Bentuk daun
memanjang,
oval, tepi
bergelombang,
helainya
"terputus-
putus", dan
sebagainya.

 Batang
menghasilkan
lateks
berwarna putih
pekat dan
lengket.
5. Chrysalidocarpus  Tanaman hias 10%
Lustencens populer.

(Palem kuning)  Tumbuhan


dapat tumbuh
hingga setinggi
6 m,

 Daun tersusun
majemuk,
menyirip.

 Warna helai
daun hijau
terang,cenderu
ng

 Daun memiliki
pelepah yang
cukup panjang
dan menutupi
batang yang
beruas.

 Jumlah anak
daun sekitar 80
hingga 100
lembar.

 Buah
berdiameter
hingga 2,5m
dan berwarna
kuning hingga
ungu.

6. Carica papaya L.  Tanaman yang 2%


cepat produksi,
(Pepaya)
berbuah
sepanjang
tahun
 Pepaya
memiliki
berbagai
varietas yang
dapat
dibedakan
berdasarkan
bentuk, ukuran
buah, tekstur
dan warna
pada buah
tersebut
(Sobir, 2009).
 Pohon pepaya
tidak
bercabang atau
sedikit
bercabang,
tumbuh
mencapai 5-10
m.
 Daun
berbentuk
spiral pada
batang pohon
bagian atas.
 Daun pepaya
menyirip lima
dengan tangkai
panjang dan
memiliki
lubang
dibagian
tengah.
 Batang
tanaman
berbentuk
bulat lurus, di
bagian
tengahnya
berongga, dan
tidak berkayu.
 Daun pepaya
bertulang
menjari
dengan warna
permukaan
atas hijau-tua,
sedangkan
warna
permukaan
bagian bawah
hijau-muda.
 Pohon ini
biasanya tidak
bercabang,
batang bulat
berongga,
tidak berkayu,
terdapat
benjolan bekas
tangkai daun
yang sudah
rontok.
(Mardiana et
al.,2012).
 Pohon jantan
memiliki malai
bunga yang
bercabang dan
menggantung
dengan bunga
jantan yang
lebat serta
bunganya tidak
memiliki bakal
buah.
 Pohon betina
memiliki
inflorensensia
dengan 3-5
bunga
bertangkai
pendek yang
terletak di
ketiak daun.
 Bunga betina
berukuran
sedang tanpa
adanya pohon
jantan atau
pohon
sempurna,
pohon betina
ini tidak dapat
menghasilkan
buah. (Kalie,
2008).

7. Syszygium  Jambu Air 2%


samarangense umumnya
aqueum berupa perdu
dengan tinggi
(Jambu Air) 3-10 m.

 Memiliki
batang
bengkok dan
bercabang
mulai dari
pangkal
pohon.

 Daunnya
tunggal
berhadapan
dan
bertangkai,
karangan
bunga
berbentuk
malai serta
memiliki
bunga
berwarna
kuning
keputihan.

 Buah jambu
air bertipe
buni,
berbentuk
gasing dengan
pangkal 4 kecil
dan ujung
yang sangat
melebar serta
berwarna putih
sampai pink.
 Daging
buahnya putih
dan berair,
hampir tidak
beraroma, dan
memiliki rasa
asam kadang
sepat (Susilo,
2013)

8. Phoenix roebelenii  Palem phoenix 7%


merupakan
jenis palem
berukuran
kecil
sampai,sedang,
yang tinggi
maksimumnya
hanya sampai
sekitar 2-3
meter, panjang
daunnya bias
mencapai 120
cm.

 Warna daun
hijau keabuan,
jika keluar
bunga akan
berwarna
kekuningan,
dan buahnya
dapat dimakan.

 Pohon yang
tahan terhadap
serangan hama
dan relative
tahan terhadap
kekeringan.

 Menjadi
pembersih
udara di dalam
ruangan
maupun diluar.

9. Agave Angustifolia  Pohon 12%


Haw memiliki satu
sumbu batang
(Agave) tumbuh
terbatas

 Tunas
berkembang
menjadi
perbungaan
yang bersifat
monocaul dan
monocarp

 Berupa herba
kokoh
dankuat, tunas
merayap
didasar tanah

 Daun
berbentuk
bangun pedang
, pipih dan
panjang, daun
tebal dibagian
tengah dantipis
kedua tepinya.

10. Psidium guajava L.  Tumbuh pada 2%


(Tanaman Jambu Biji) tanah gembur
maupun liat,
dan
mengandung
air yang cukup
banyak.
 Jambu biji
berbunga
sepanjang
tahun.
 Perdu atau
pohon kecil,
tinggi 2 m
sampai 10 m,
percabangan
banyak.
 Batangnya
berkayu, keras,
kulit batang
licin, berwarna
coklat
kehijauan.
 Daun jambu
biji tergolong
daun tidak
lengkap hanya
terdiri dari
tangkai
(Petiolus) dan
helaian
(Lamina).
 Memiliki
tulang daun
yang menyirip.
 Memiliki
ujung daun
yang tumpul,
pada umumnya
warna daun
bagian atas
tampak lebih
hijau
 Tangkai daun
berbentuk
selindris dan
idak menebal

11. Plumeria rubra  Kamboja 2%


emiliki warna
(Tanaman Kamboja)
putih dengan
bagian dalam
berwarna
kuning dan
memiliki
kuntum tidak
terbuka penuh
serta
berukuran
kecil
 Memiliki
ukuran sekitar
3-7 m, dan
memilki getah
putih.
 Tumbuh di
dataran rendah
sampai 700
mdpl.
 Batang pokok
besar, ada juga
jenis yang
berbatang
tinggi tumbuh
membengkok,
berkayu keras,
memiliki
banyak cabang
yang besar,
berdaging
 Cabang muda
lunak dan
berair terdapat
tanda bekas
tangkai daun
yang telah
lepas
(Dalimartha,
2003).
Dari tabel 1, dapat kita lihat keanekaragaman tanaman di FMIPA UM. Tabel
diatas hanya memperlihatkan sebagian data yang kami peroleh dari observasi kami.
Data yang sesungguhnya ada dalam lampiran makalah ini. Data yang didapatkan berasal
dari hasil observasi kami. Hal pertama yang kami lakukan adalah menggolongkan
tanaman yang ada di FMIPA UM sesuai dengan yang kami ketahui. Setelah
mengelompokkan tanaman, kami menghitung dan menganalisa tanaman berdasarkan
ciri dan memperoleh spesiesnya. Dari tabel diatas, dapat kita lihat jumlah dari beberapa
spesies tanaman yang kami temukan di FMIPA UM. Tanaman yang pertama adalah
Murraya Paniculata L (1), Roystonea regia (6), Ficus Lyrata Warb (3), Codiaeum
variegatum (15), Chrysalidocarpus Lustencens (4), Carica papaya L (1), Syszygium
samarangense aqueum (1), Phoenix roebelenii (3), Agave Angustifolia Haw (5),
Psidium guajava L (2), Plumeria rubra (1). Dengan persentase jumlah setiap individu
tumbuhan adalah, 2%, 14%, 7%, 36%, 10%, 2%, 2%, 7%, 12%, 5%, dan 2%.

E. PEMBAHASAN

5.1 Tumbuhan di Gedung Biologi


Macam-macam tumbuhan yang ada di lingkup Gedung Biologi
Universitas Negeri Malang terdapat tumbuhan Murraya Paniculata L. (Bunga
Kemuning), Palem, Ficus Lyrata Warb. (Ketapang Biola), Agave Angustifolia
Haw (Agave).

5.2 Kualitas Tumbuhan


Kita dapat membedakan kualitas tumbuhan di lingkup gedung biologi
yang disebabkan oleh penempatan beberapa tumbuhan yang kurang strategis,
seperti kurang nya cahaya matahari karena tertutup oleh gedung dan beberapa
kelayuan dalam tumbuhan kecil karena tertutup oleh pohon besar. Macam-
macam tumbuhan yang berada di lingkup gedung biologi dikarenakan antusias
para mahasiswa dalam menanam berbagai macam jenis tumbuhan.

5.3 Sumber Variasi Keragaman Tumbuhan


Sumber variasi keragaman tumbuhan saat ini keragaman dianggap
sebagai in-efisien dan primitif, dimana keseragaman ialah efisien dan modern.
Hal yang sama ini juga terjadi pada 3 keragaman hayati atau sering diistilahkan
sebagai keragaman hayati. Pada saat ini proses penyeragaman sudah terjadi pada
semua aspek, sehingga terjadi penekanan pada perkembangan keragaman
genetik. (Endarwati, 2005). Adapun sumber-sumber variasi keragaman
tumbuhan dijelaskan sebagai berikut:
a. Variasi Perkembangan
Variasi perkembangan ini ditentukan secara genetis. Contoh pada
tanaman cocor bebek (Kalanchoe pinnata) terdapat daun tunggal dan
majemuk menyirip beranak daun tiga pada satu individu tanaman
yang sering disebut heteromorfisme.

b. Variasi yang disebabkan Lingkungan


Tumbuhan beranekaragam dan banyak jenisnya yang menyimpang
dalam pertumbuhannya, sebagai respon terhadap lingkungan.
Perubahan ini disebabkan karena sinar matahari, air, makanan, suhu,
dan tanah. Sebagai contoh adalah tumbuhan kaktus. Daun tanaman
ini berbentuk seperi duri atau jarum dan tebal karena tumbuh di
daerah yang sinar matahari yang berlebihan yaitu di padang pasir
atau gurun. Sehingga agar tidak terjadi transpirasi secara berlebihan
maka bentuk daun pada kaktus tidak melebar seperti daun pada
umumnya. Terdapat pula variasi lingkungan yang menyebabkan
keragaman tumbuhan dalam bentuk :

1) Ketinggian
Perbedaan ketinggian suatu tempat dari garis pantai akan
menyebabkan perbedaan mikro klimat antara lain suhu,
kelembaban, curah hujan, dan lain-lain. Sehingga mengakibatkan
sebaran berbagai jenis tumbuhan berbeda-beda. Ketinggian
tempat juga dapat menyebabkan isolasi jenis.

2) Letak Geografis
Letak geografis menyebabkan perbedaan makro klimat yang
sangat tajam seperti perbedaan musim, curah hujan, kelembaban,
suhu, dan intensitas cahaya matahari.

c. Variasi Genetika

1) Mutasi
Mutasi adalah perubahan yang terjadi secara mendadak
diteruskan ke generasi berikutnya yang bersifat kekal. Keturunan
yang terjadi berbeda, baik bentuk maupun sifatnya dengan induk.
Mutasi dapat terjadi di alam bebas maupun secara buatan.

2) Rekombinasi dan Aliran Gen


Gerakan dan perukaran gen-gen di antara anggota populasi
melukiskan perpindahan gen-gen. Rekombinasi adalah hasil
akibat kombinasi baru dari gen yang telah ada. Perpindahan gen
dan rekomendasi melibatkan gen-gen yang ada dari pembawaan.

Ada banyak upaya untuk menciptakan indeks gabungan yang


menggabungkan ukuran kekayaan dan kelimpahan. Yang paling utama di
antaranya adalah Shannon's keragaman (H ') dan keragaman Simpson (D1)
(Tabel 1), yang berbeda dalam dasar teoritis dan interpretasinya. H ' memiliki
yayasan di teori informasi dan menunjukkan ketidakpastian identitas individu
yang tidak dikenal Dalam yang sangat beragam (dan merata), individu yang
tidak dikenal. Bisa jadi milik spesies apapun, yang menyebabkan tingginya
ketidakpastian dalam prediksi identitasnya (Magurran 2004).

Gambar 1. Rumus Indeks keragaman Shanon-Wiener

Perhitungan yang digunakan dalam observasi kali ini adalah perhitungan


indeks keragaman jenis adalah perhitungan indeks Shannon-Wiener. Dalam
perhitungan ini, kami menggunakan memperhitungkan, jenis tanaman dengan
beberapa spesies, yang ada di gedung biologi FMIPA UM. Dari hasil
perhitungan didapatkan nilai indeks keragaman yang menghasilkan nilai
2.000963787, dimana pada indeks keragaman Shanon-Wiener jika 1<indeks
keragaman>3 maka tempat tersebut memiliki tingkat keragaman sedang. Maka
setiap spesies yang berada di gedung biologi FMIPA UM ini memiliki tingkat
keragaman sedang.
SIMPULAN

Dari pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa, tumbuhan


di gedung biologi terdapat beberapa spesies seperti Murraya Paniculata L. (Bunga
Kemuning), Palem, Ficus Lyrata Warb (Ketapang Biola), Agave Angustifolia Haw
(Agave), Psidium guajava L. (Tanaman Jambu Biji), tanaman kamboja, jambu air, dan
puring. secara jumlah keanekaragam tanaman di gedung biologi FMIPA UM. Jika
dihitung dengan indeks keragaman dari beberapa spesies, dapat dinyatakan bahwa
keragaman spesies di gedung biologi FMIPA UM memiliki keragaman tingkat
sedang.

Tanaman yang ada di daerah kampus, harusnya memiliki keragaman yang


cukup besar, tidak hanya pada beberapa spesies saja namun juga beberapa famili.
Jadi, dengan adanya keragaman tumbuhan tersebut, gedung biologi bisa menjadi
gedung yang hijau, aman dan nyaman bagi setiap orang yang ada didalamnya. Untuk
menjadi kan gedung biologi FMIPA UM menjadi hijau dan nyaman kualitas
tumbuhan dan varietas tumbuhan juga perlu diperhatikan.

Kualitas pada tumbuhan juga dipengaruhi beberapa faktor seperti


penempatannya yang masih dinilai kurang strategis dan juga faktor varietas
tumbuhan karena setiap tumbuhan memiliki varietasnya masing-masing.
DAFTAR RUJUKAN

Ani Mardiastuti. (1999). Keanekaragaman Hayati: Kondisi dan Permasalahannya.

Bogor: Fakultas Kehutanan IPB.

Arief, Arifin. 2001. Hutan & kehutanan. Yogyakarta : Kanisius

Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut. PT Gramedia Pustaka Utama.


Jakarta.

Indrawan. Mohammad, Primack. Richard B., Supriatna. Jatna. 2007. Biologi


Konservasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Jatna Supriatna. (2008). Melestarikan Alam Indonesia. Jakarta : Yayasan Pustaka


Obor Indonesia

Loveless, A. R. 1989. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. Buku


ke-2.Gramedia. Jakarta.

Magurran, A. E. 2004. Measuring Biological Diversity, 2nd Ed. Oxford,


Blackwell Science Ltd, U.K

Nazir. 1988:63. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

O’Brien, C. M. 2010. Do they really “know nothing”? An inquiry into


ethnobotanical knowledge of students in Arizona, USA. Ethnobotani
Research Applied. 8, 036-047

Sutoyo. (2010). Keanekaragaman Hayati Indonesia Suatu Tinjauan Masalah dan


Pemecahannya. Buana Sains. 10(2), 101-106

Wagner, G. E. 2008. Botanical knowledge of a group of college students in


South Caroline, U.S.A. Ethnobotany Research and Applications, 6, 443-
458.

Wiryono & Nurliana, S. 2011. The knowledge of Bengkulu University’s forestry


students of tree diversity in their campus. Nusantara Bioscience, 3(2),
98-103.

Anda mungkin juga menyukai