Anda di halaman 1dari 7

KONDISI TUTUPAN KARANG PULAU KAPOPOSANG, KABUPATEN

PANGKAJENE KEPULAUAN, PROVINSI SULAWESI SELATAN

Adelfia Papu1)
1)
Program Studi Biologi FMIPA Universitas Sam Ratulangi Manado 95115

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk menentukan kondisi tutupan karang di Pulau Kapoposang,
Kabupaten Pangkajene, Provinsi Sulawesi Selatan. Pulau Kapoposang merupakan salah satu
Daerah Perlindungan Laut (DPL) di Indonesia dan data kondisi tutupan karang merupakan
informasi yang sangat penting untuk mengontrol kondisi laut tersebut. Sampling dengan
menggunakan metode transek garis menunjukkan bahwa rata-rata persentase tutupan karang
sebesar 48,53% dan tergolong tutupan sedang.
Kata kunci: Tutupan karang, Pulau Kapoposang

CORAL COVERING CONDITION IN KAPOPOSANG ISLAND, DISTRICT OF


PANGKAJENE KEPULAUAN, SOUTH SULAWESI

ABSTRACT
A research was carried out to determine the condition of Coral covering in Kapoposang Island,
District of Pangkajene Kepulauan, South Sulawesi. Kapoposang Island is one of Marine
Protected Area (MPA) in Indonesia and data of coral covering condition is very important
information to control the marine area. Transect line method for sampling showed that average
percentage of coral covering was 48,53% and it was classified as moderate coral reef covering.
Keywords: Coral covering, Kapoposang Island

PENDAHULUAN organisme penyusun rantai makanan pada


ekosistem perairan tersebut mulai dari
Latar Belakang
produsen primer, konsumen tingkat pertama
Pulau Kapoposang merupakan salah
seterusnya sampai mangsa, pemangsa,
satu Daerah Perlindungan Laut (DPL) yang
pengurai dan top karnivora masih cukup
terdapat di dalam gugusan Kepulauan
lengkap. Berbagai jenis binatang mencari
Spermonde. Pulau Kapoposang Terletak di
makan dan berlindung di ekosistem ini
Kecamatan Liukang Tupabiring Selatan.
(Soekarno, 2003; Timotius, 2003; Barnes,
µ.DSRSRVDQJ¶ diambil bahasa Bugis berarti;
2005).Kondisi ekosistem terumbu karang
kepulauan ini dianggap menempati posisi
tersebut menjadikan Pulau Kapoposang
relatif paling ujung yaQJ µSHQJKDELVDQ¶ atau
sebagai Taman Wisata Alam Laut (TWAL).
\DQJ µWHUDNKLU¶. Pulau ini juga dikelilingi oleh
Taman Wisata Alam laut (TWAL)
substrat yang sebagian besar berupa terumbu
Kapoposang merupakan salah satu tipe
karang, dan sebagian kecil lamun.
perwakilan terumbu karang tepi/datar, lamun
Tipe ekosistem yang ada di perairan
dan mangrove di Sulawesi. Terumbu karang
Pulau Kapoposang adalah ekosistem terumbu
tepi merupakan ekosistem utama yang
karang dengan keanekaragaman jenis flora
mengelilingi perairan Kapoposang. Terumbu
dan fauna yang cukup tinggi dengan tingkat
tersebut membentuk daratan (reef flat)
keterwakilan sekitar 55% dan 70%. Menurut
sampai sejauh 200 meter sampai tubir,
BKSDA (1997) ekosistem terumbu karang
dengan kedalaman 1-10 meter pada saat air
merupakan salah satu ekosistem yang rapuh
surut (Faizal, 2010).
sehingga tergolong ke dalam ekosistem yang
Terumbu karang merupakan koloni
laju kepunahannya relatif cepat bila mendapat
karang yang menjadi struktur di dasar laut
gangguan. Laju kepunahan flora adalah 45%
berupa deposit kalsium karbonat (CaCO3) di
sedangkan untuk fauna 65%; komposisi
laut yang dihasilkan terutama oleh hewan
3DSX .RQGLVL 7XWXSDQ .DUDQJ «« 7

karang yang merupakan hewan tak bertulang batang yang berpusat atau bertumpu pada
belakang, termasuk dalam Filum Coelenterata satu sisi membentuk sudut atau datar.
(hewan berongga) atau Cnidaria. Yang Pertumbuhan karang dipengaruhi
disebut sebagai karang (coral) mencakup oleh faktor alam dan manusia. Faktor alam
karang dari Ordo scleractinia dan Sub kelas seperti ketersediaan nutrisi, predator, kondisi
Octocorallia (kelas Anthozoa) maupun kelas kimia-fisika laut, jika dalam keadaan sesuai
Hydrozoa. maka dapat membuat kondisi terumbu karang
Satu individu karang atau disebut lebih stabil. Faktor manusia, seperti
polip karang memiliki ukuran yang pengeboman ikan, penggunaan jangkar di
bervariasi mulai dari yang sangat kecil 1 mm daerah terumbu karang yang merusak
hingga yang sangat besar yaitu lebih dari 50 terumbu karang.
cm. Namun yang pada umumnya polip Diketahui bahwa ekosistem terumbu
karang berukuran kecil. Polip dengan ukuran karang dihuni oleh lebih dari 93.000 spesies,
besar dijumpai pada karang yang soliter. bahkan diperkirakan lebih dari satu juta
Salah satu sifat dari karang disebut spesies mendiami ekosistem ini. Ekosistem
akresi. Akresi adalah bentuk pertumbuhan terumbu karang yang sangat kaya akan
koloni dan terumbu ke arah vertikal maupun plasma nutfah ini, kendati tampak sangat
horisontal. Karang dalam pertumbuhannya kokoh dan kuat, namun ternyata sangat rentan
membentuk koloni, yang kemudian koloni terhadap perubahan lingkungan. Penyusun
tersebut berbentuk khas dan unik. utama ekosistem ini adalah hewan karang
Variasi bentuk pertumbuhan koloni dari golongan Coelenterate, yang merupakan
tersebut meliputi: struktur di dasar laut berupa deposit kalsium
a. Bercabang/ branching karbonat di laut. Karang hidup berasosiasi
Koloni ini tumbuh ke arah vertikal maupun dengan organisme lain dalam suatu
horisontal, dengan arah vertikal lebih ekosistem. Pertumbuhan karang dipengaruhi
dominan. Percabangan dapat memanjang atau oleh faktor abiotik dan biotik.
melebar, sementara bentuk cabang dapat Faktor abiotik dapat berupa intensitas
halus atau tebal. Karang bercabang memiliki cahaya, lama penyinaran, suhu, nutrisi,
tingkat pertumbuhan yang paling cepat, yaitu dan sedimentasi. Karang memiliki
bisa mencapai 20 cm/tahun. Bentuk koloni kemampuan hidup dalam perairan
seperti ini, banyak terdapat di sepanjang tepi miskin nutrien dan mampu beradaptasi
terumbu dan bagian atas lereng, terutama terhadap kenaikan nutrien yang bersifat
yang terlindungi atau setengah terbuka. periodik, seperti runoff. Karang tidak
b. Padat/masiv dapat beradaptasi terhadap kenaikan
Pertumbuhan koloni lebih dominan ke arah nutrien secara mendadak dalam jumlah
horisontal daripada vertikal. Karang ini besar.
memiliki permukaan yang halus dan padat; Faktor biotik meliputi predasi,
bentuk yang bervariasi, seperti setengah bola, kompetisi, agresi karang lain, dan
bongkahan batu, dan lainnya; dengan ukuran lainnya.
yang juga beragam. Dengan pertumbuhan < 1
cm/tahun, koloni tergolong paling lambat Tujuan Penelitian
tumbuh. Meski demikian, di alam banyak Penelitian ini bertujuan untuk
dijumpai karang ini dengan ukuran yang mendata bentuk kehidupan terumbu karang
sangat besar. Umumnya ditemukan di dan kondisi tutupan karang untuk selanjutnya
sepanjang tepi terumbu karang dan bagian dijadikan pertimbangan dalam pengelolaan
atas lereng terumbu. dan recovery terumbu karang di Pulau
c. Lembaran/foliose/flat Kapoposang.
Pertumbuhan koloni terutama ke arah
horisontal, dengan bentuk lembaran yang METODE PENELITIAN
pipih. Umumnya terdapat di lereng terumbu
dan daerah terlindung. Waktu dan Lokasi
d. Seperti meja/tabulate Penelitian dilakukan pada bulan
bentuk bercabang dengan arah mendatar dan Maret-Juni 2010 di sekitar Pulau
rata seperti meja. Karang ini ditopang dengan Kapoposang, Pangkep. Analisis data
dilakukan di Laboratorium Fisika dan
8 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 11 No. 1, April 2011

Laboratorium Ilmu Kelautan Universitas


Hasanuddin, Makassar. Tabel 1. Kriteria penentuan kondisi terumbu
karang berdasarkan persentase
Alat dan Bahan penutupan karang hidup.
Alat selam (SCUBA DIVING), salinometer, KONDISI PERSENTASI PENUTUPAN
thermometer, tali transek. KARANG HIDUP (%)
Sangat Baik 75-100
Pengambilan Data Baik 50-74,9
Penelitian dilakukan di sekitar Pulau Sedang 25-49,9
Kapoposang, Kabupaten Pangkep. Lokasi Rusak 0 - 24,9
penelitian dibagi menjadi empat stasiun,
yaitu: Kondisi terumbu karang akan dikelompokkan
(I) Utara, merupakan daerah sloope, tidak menurut stasiun dan zona terumbu karang
ada pulau terdekat di arah utara, substrat dan disajikan dalam bentuk tabel dan
dominan oleh batuan besar, di daerah dianalisis secara deskriprif.
patahannya terdapat terumbu karang
yang berkembang dengan bagus. HASIL DAN PEMBAHASAN
(II) Timur, merupakan daerah yang
berbatasan dengan beberapa pulau a. Kondisi Substrat
seperti pulau Gondong Bali,
Pamanggangan dan Saranti. Dekat Kondisi substrat berdasarkan hasil
dengan daerah lamun, namun substrat di pengamatan disajikan pada Tabel 2, berupa
stasiun ini banyak berupa pecahan gambaran tutupan karang yang mendominasi
karang dan karang yang ditumbuhi alga. substrat di sekitar Pulau Kapoposang.
(III) Selatan merupakan daerah flat, Pengamatan pada Stasiun I (sebelah
berbatasan dengan pulau terdekat (Pulau Utara) dilakukan di kedalaman 7-15 meter.
Pandangan). Substratnya dominan Pengamatan transek dilakukan di daerah drop
karang. off (Lampiran 1). Secara umum substrat yang
(IV) Barat, berbatasan langsung dengan Selat dominan adalah abiotik (ABT) 54,9%
Makassar, namun masih merupakan diwakili oleh batuan (Rock). Terdapat juga
daerah flat. 24,24% karang hidup (LC) golongan
Terumbu karang didata dengan Scleractina atau hard coral non Acropora.
pengambilan data penutupan karang, dengan Selain itu tutupan substrat juga berupa Other
menggunakan transek garis sepanjang 50m. Fauna (OT) 20,86% (soft coral 2,8%,
Data dicatat dan diukur dengan ketelitian sponge 8,38% dan others 9,68%).
hingga satuan cm. Adapun kategori yang Pengamatan substrat pada Stasiun II
diamati adalah LC = Life Coral, DC = Dead (sisi Timur) dengan kedalaman 5-10 meter.
Coral, A = Algae, OT = Others dan ABT = Daerah ini didominasi oleh Other Fauna
Abiotic. jenis karang lunak (Soft Coral) dengan
Analisis data menggunakan rumus prosentase penutupan 40,43%. Selain jenis
sebagai berikut (English et. al. 1994): karang hidup juga terdapat jenis penutupan
oleh Dead Coral (Dead Coral Algae/DCA)
Li dengan prosentase penutupan 39,96%.
Pc x100%
LTotal Jumlah penutupan oleh Life Coral sebesar
dimana : 14,61% yang diwakili oleh jenis karang
Pc = persen tutupan branching dan massive, Komposisi substrat
Li = panjang tutupan lifeform selanjutnya adalah abiotik diwakili oleh
LTotal = panjang transek Rubble 5%. Di sekitar Stasiun II terdapat
daerah laguna dan merupakan jalur kapal
Penentuan kondisi terumbu karang dilakukan yang singgah di Pulau Kapoposang. Data
berdasarkan penutupan karang hidup dapat dilihat pada Lampiran 2.
(UPMSC, 1979 dalam Brown, 1986)
berdasarkan kriteria pada Tabel 1.
3DSX .RQGLVL 7XWXSDQ .DUDQJ «« 9

Tabel 2. Gambaran substrat Tiap Stasiun


Zona Terumbu Benthic lifeform (%) Kondisi
Stasiun kedalaman karang
Karang LC OT A ABT DC
I Reef Slope 7-15 meter 24,24 20,86 0 54,90 0 sedang
II Reef Flat 5-10 meter 14,61 40,43 0 5,00 39,96 baik
III Reef Flat 3-7 meter 44,32 4,90 5,66 38,56 6,56 baik
IV Reef Flat 1-5 meter 24,24 14,86 0 60,90 0 sedang
Persentase rata-rata 26.85 20.26 1.42 39.84 11.63

Stasiun III (sebelah selatan) dengan SARAN


kedalaman 3-7 meter berada di antara Pulau
Perlunya recovery terumbu karang di
Kapoposang dan Pulau Papandangan.
daerah ini karena kondisinya belum seperti
Substrat yang paling dominan adalah dari
yang diharapkan (kondisi baik atau lebih dari
jenis karang hidup (Life Coral) dengan
50% tutupan karang)
prosentase penutupan sebesar 44,32% selain
itu terdapat juga tutupan dari komponen
DAFTAR PUSTAKA
abiotik yang mendominasi dengan prosentase
penutupan sebesar 38,56% (rubble 21,4%, Barnes, R. D., Edward Ruppert, 1994.
rock 13,26% dan sand 3,9%). Jenis lain yaitu Invertebrate Zoology Sixth Edition,
DCA dengan prosentase penutupan 6,56%, Saunder College Pubh, USA.
Alga sebesar 5,66% (Halimeda 5,42% dan
>BKSDA@ Badan Konservasi Sumber Daya
Coralline Algae 0,24%). Selain itu terdapat
Alam, 1997. Laporan Pelaksanaan
juga other fauna dengan prosentase
Badan Konservasi Sumber Daya Alam
penutupan sebesar 4,9% (soft coral 4,28%,
(BKSDA) Rencana Pengelolaan
sponge 0,42% dan others 0,2%) yang datanya
Taman Wisata Alam Kepulauan
terlampir pada Lampiran 3.
Kapoposang Kabupaten Pangkajene
Pada Stasiun IV (Barat) yang
dan Kepulauan Propinsi Sulawesi
berhadapan dengan Selat Makassar, transek
Selatan. Direktorat Kerjasama Jendral
diletakkan di kedalaman 1-5 m (Lampiran 4).
Pembangunan Daerah dengan
Pada kedalaman tersebut kategori life form
Direktorat Jenderal Perlindungan
Abiotik paling mendominasi dengan
Hutan dan Pelestarian Alam. Hal 1-30.
prosentase penutupan 60,9%, (Rock 54,9%
dan Sand 6%). Karang hidup (LC) menutupi Faizal, A., Jamaluddin J. 2010. Model
sekitar 24,24% dari substrat. Komponen Elevasi Digital untuk Mendeteksi
Other Fauna sebesar 14,86% (soft coral Kerusakan Terumbu Karang di Taman
0,8%, sponge 10,38% dan others 9,68%) juga Wisata Alam Laut Kapoposang,
menutupi permukaan substrat di Stasiun ini. Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmu kelautan
Vol 1 Edisi Khusus: 1-12.
KESIMPULAN
Soekarno, R. 2003. Pengelolaan Perikanan
Tutupan karang di Pulau Kapoposang Terumbu Karang, Artikel trend/
secara umum berada pada kondisi sedang popular Coremap.
(48,53%).
Timotius, S. 2003. Biologi Terumbu
Karang. Makalah Training Course.
http://www.satudunia.oneworld.net/file
s/biologikarang.pdf. Diakses 14
Maret 2008.
10 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 11 No. 1, April 2011

Lampiran 1. Hasil Pengamatan Kondisi Terumbu Rock RCK 54.9


Karang Stasiun I.
Abiotic 54.9
Reef Name P. Kapoposang/utara
Site Description/ Total 100
Transect length Drop OFF/5000 cm
22-Apr-09 / 16.30- Lampiran 2. Hasil Pengamatan Kondisi Terumbu
Date / Time 18.16 Wita Karang Stasiun II.
Reef Name kapoposang/timur
Code Percent Category
Site Description /
Transect length Tubir / 5000 cm
Benthic Lifeform NBR Cover Totals
Hard Corals Date / Time 22-Apr-09 / 08.00-09.10
(Acropora)
Branching ACB 0 Benthic Code Percent Category
Tabulate ACT 0 Lifeform NBR Cover Totals
Encrusting ACE 0 Hard Corals
Submassive ACS 0 (Acropora)
Digitate ACD 0 0 Branching ACB 4.85
Hard Corals Tabulate ACT 0
(Non-Acropora) Encrusting ACE 0
Branching CB 0.38 Submassive ACS 0
Massive CM 1.86 Digitate ACD 0 4.85
Encrusting CE 20.6 Hard Corals
Submassive CS 0 (Non-
Acropora)
Foliose CF 1.4
Branching CB 5.26
Mushroom CMR 0
Massive CM 4.5
Millepora CME 0
Encrusting CE 0
Heliopora CHL 0
Foliose CF 0
Life Coral 24.24
Dead Mushroom CMR 0
Scleractinia Millepora CME 0
Dead Coral DC 0 Heliopora CHL 0 9.76
With Algal Life Coral 24.24
Covering DCA 0 Dead
Dead Coral 0 Scleractinia
Macro MA 0 Dead Coral DC 0
Turf TA 0 With Algal
Covering DCA 39.96
Coralline CA 0
Dead Coral 39.96
Halimeda HA 0
Algae
Algal Assemblage AA 0
Macro MA 0
Algae 0
Turf TA 0
Other Fauna
Coralline CA 0
Soft Corals SC 2.8
Halimeda HA 0
Sponge SP 8.38
Algal
Zoanthids ZO 0 Assemblage AA 0
Other OT 9.68 Algae 0
Others 20.86 Other Fauna
Abiotic Soft Corals SC 40.43
Sand S 0 Sponge SP 0
Rubble R 0 Zoanthids ZO 0
Silt SI 0 Others OT 0
Water WA 0 Others 40.43
3DSX .RQGLVL 7XWXSDQ .DUDQJ «« 11

Abiotic Others OT 0.2


Sand S 0 Others 4.9
Rubble R 5 Abiotic
Sand S 3.9
Silt SI 0
Rubble R 21.4
Water WA 0
Silt SI 0
Rock RCK 0 Water WA 0
Abiotic 5 Rock RCK 13.26
Total 100 Abiotic 38.56
Total 100
Lampiran 3. Hasil Pengamatan Kondisi Terumbu
Karang Stasiun III. Lampiran 4. Hasil Pengamatan Kondisi Terumbu
Reef Name kapoposang/selatan Karang Stasiun IV.
Site Description / Reef Name kapoposang/barat
Transect length flat / 5000 cm Site Description /
22-Apr-09 / 10.15- Transect length Tubir / 5000 cm
Date / Time 11.37 Date / Time 22-Apr-09 / 10.15-11.37

Code Percent Category


Benthic Code Percent Category
Benthic Lifeform NBR Cover Totals
Lifeform NBR Cover Totals
Hard Corals Hard Corals
(Acropora) (Acropora)
Branching ACB 24.32 Branching ACB 0.38
Tabulate ACT 0 Tabulate ACT 1.24
Encrusting ACE 0 Encrusting ACE 0
Submassive ACS 0 Submassive ACS 0
Digitate ACD 0 24.32 Digitate ACD 0 1.62
Hard Corals Hard Corals
(Non-Acropora) (Non-Acropora)
Branching CB 10.76 Branching CB 0
Massive CM 3.84 Massive CM 0.62
Encrusting CE 2.6 Encrusting CE 20.6
Submassive CS 0 Submassive CS 0
Foliose CF 0 Foliose CF 1.4
Mushroom CMR 0 Mushroom CMR 0
Millepora CME 2.8 Millepora CME 0
Heliopora CHL 0 20
Life Coral 44.32 Heliopora CHL 0 22.62
Dead Life Coral 24.24
Scleractinia Dead
Dead Coral DC 0.2 Scleractinia
With Algal Dead Coral DC 0
Covering DCA 6.36 With Algal
Dead Coral 6.56 Covering DCA 0
Algae Dead Coral 0
Macro MA 0 Algae
Turf TA 0 Macro MA 0
Coralline CA 0.24 Turf TA 0
Halimeda HA 5.42 Coralline CA 0
Algal Assemblage AA 0 Halimeda HA 0
Algae 5.66 Algal
Other Fauna Assemblage AA 0 0
Soft Corals SC 4.28 Algae
Sponge SP 0.42 Other Fauna
Zoanthids ZO 0 Soft Corals SC 0.8
12 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 11 No. 1, April 2011

Sponge SP 10.38 Silt SI 0


Zoanthids ZO 0 Water WA 0
Others OT 3.68 Rock RCK 54.9
Others 14.86 Abiotic 60.9
Abiotic Total 100
Sand S 6
Rubble R 0

Lampiran 5. Tabel kondisi lingkungan di Pulau Kapoposang.


Sisi
stasiun suhu (0C) salinitas (ppm) waktu (jam)
sampling 1 I 30 34 16.45 utara
22/04/09 II 32 35 9.41 Timur
III 32 34 12.36 Selatan
IV 32 34 11.58 Barat
sampling 2 I 29.3 32.2 18:05 utara
9/5/09 II 29.7 33 17:31 Timur
III 30.2 32.7 16:49 Selatan
IV 29.1 33.1 18:30 Barat

Anda mungkin juga menyukai