BAB IV
POLA RUANG
A. Sempadan Pantai
Sempadan pantai adalah kawasan sepanjang garis pantai, yang mempunyai
manfaat untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai. Perlindungan terhadap
sempadan pantai diperlukan untuk melindung laut/pantai dari kegiatan manusia yang
dapat merusak kualitas air pantai dan kondisi fisik pesisir pantai.
Kawasan yang ditetapkan sebagai sempadan pantai berada di daerah Meuraksa
Kecamatan Blang Mangat mengingat daerah ini mengalami dampak yang cukup besar
akibat bencana tsunami pada tahun 2004. Sempadan pantai ini ditetapkan selebar
minimal 100 (seratus) meter (sesuai dengan PP 26 tahun 2008 tentang RTRWN) dari titik
pasang tertinggi ke arah darat. Pemanfaatan kawasan sempadan pantai dapat dilakukan
sebagai Ruang Terbuka Hijau dengan penanaman tanaman mangrove (bakau) dan
kegiatan wisata sepanjang tidak mengganggu fungsinya. Namun dengan telah
berkembangnya kegiatan permukiman di kawasan sempadan pantai di Kota
Pola Ruang | IV - 1
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Lhokseumawe 2012-2032
Pola Ruang | IV - 2
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Lhokseumawe 2012-2032
B. Sempadan Sungai
Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang garis sungai yang mempunyai
manfaat untuk mempertahankan kelestarian fungsi ekologis sungai. Perlindungan
terhadap sempadan sungai diperlukan untuk melindung sungai dari kegiatan manusia
yang dapat merusak kualitas air pantai dan kondisi fisik sungai. Pemanfaatan pada
kawasan sempadan sungai ini dapat dilakukan sepanjang tidak mengganggu fungsi
ekologis sungai.
Kawasan yang ditetapkan sebagai sempadan sungai berada di daerah sepanjang
Krueng Buloh, Kreung Cunda dan Krueng Alu Raya. Kawasan sempadan sungai (Krueng)
Buloh terdapat di sebelah selatan Kota Lhokseumawei hingga barat yaitu di Kecamatan
Blang Mangat, Muara Dua, dan Muara Satu yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten
Aceh Utara. Kawasan sempadan sungai (Krueng) Cunda terdapat di perbatasan antara
Kecamatan Banda Sakti dan Muara Dua. Sedangkan kawasan sempadan sungai (Krueng)
Alu Raya terdapat di Kecamatan Blang Mangat. Luas sempadan sungai ini adalah 109,79
Ha.
Ketentuan sempadan sungai di daerah sepanjang Krueng Buloh, Krueng Cunda dan
Krueng Alu Raya, adalah:
a. sempadan sungai bertanggul ditetapkan dengan lebar minimal 5 meter dari sebelah
luar sungai sepanjang tanggul;
b. sempadan sungai tidak bertanggul ditetapkan dengan lebar minimal 15 meter dari
sebelah luar sungai dan diperkirakan cukup untuk membangun jalan inspeksi;
Rencana pemanfaatan sempadan sungai di luar kawasan permukiman adalah:
a. Mempertahankan fungsi perlindungan setempat dengan penanaman vegetasi yang
mempunyai perakaran kuat, sehingga dapat mempertahankan dinding atau fisik
pinggir sungai. Vegetasi atau tanaman tersebut dapat merupakan tanaman yang
menghasilkan seperti tanaman keras atau holtikultura yang pengambilan hasilnya
tidak mengganggu fungsi perlindungan sempadan sungai tersebut.
Pola Ruang | IV - 3
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Lhokseumawe 2012-2032
b. Membangun konstruksi khusus pada lokasi yang mengalami kerusakan atau potensial
mengalami kerusakan.
c. Menjadikan sebagai kawasan wisata dengan tidak mengganggu fungsi perlindungan
setempat.
Rencana pemanfaatan sempadan sungai di dalam kawasan permukiman, adalah :
a. Mempertahankan fungsi perlindungan setempat, dengan mendahulukan prinsip fungsi
perlindungannya apabila kriteria penetapannya tidak dapat memenuhi.
b. Membangun jalan di tepi sungai/jalan inspeksi yang akan membatasi antara
permukiman dengan badan sungai, serta bangunan permukiman ditata menghadap ke
badan sungai (water front settlement).
c. Membangun konstruksi khusus pada lokasi yang mengalami kerusakan, seperti
pembangunan dinding penahan (retaining wall), tanggul, dan sebagainya.
Pola Ruang | IV - 4
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Lhokseumawe 2012-2032
Pola Ruang | IV - 5
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Lhokseumawe 2012-2032
Pola Ruang | IV - 6
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Lhokseumawe 2012-2032
Pola Ruang | IV - 7
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Lhokseumawe 2012-2032
Toko Modern yang didukung oleh adanya jalan Arteri untuk memudahkan pencapaian dari
semua daerah. Selain itu untuk mengurangi aktifitas di Kecamatan Banda Sakti. Kawasan
perdagangan yang memiliki skala pelayanan kecamatan dilayani oleh pasar tradisional
dan pertokoan. Pada wilayah Kecamatan Banda Sakti dilayani oleh Pasar Inpres di Jalan
Listrik dan Pasar Kota di Kota. Pada wilayah Kecamatan Muara Satu dilayani oleh Pasar
Batuphat. Pada wilayah Kecamatan Muara Dua dilayani oleh Pasar Keudeu Cunda. Pada
wilayah Kecamatan Blang Mangat dilayani oleh Pasar Keudeu Penteut.
Selain kawasan perdagangan dan jasa yang bentuknya memusat/sentral,
dikembangkan pula kawasan perdagangan dan jasa yang bentuknya memanjang/linear.
Kawasan perdagangan dan jasa yang bentuknya memanjang berada di sepanjang jalan
Arteri Banda Aceh - Medan. Untuk pengembangan wilayah di sebelah selatan, maka
diletakan kawasan perdagangan dan jasa yang berupa pasar tradisional dan pusat
perbelanjan (grosir) pada jalur jalan Elak yang didukung oleh adanya rencana jalan Bebas
Hambatan (Highway) dan rel kereta api.
Pola Ruang | IV - 8
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Lhokseumawe 2012-2032
Lhokseumawe dan sebagian wilayah Kabupaten Aceh Utara sebagai PKN (Pusat Kegiatan
Nasional).
Kawasan Industri Lhokseumawe (KIL) yang berada Kota Lhokseumawe terdiri dari
kawasan industri pengolahan dan kawasan permukiman. Luas lahan industri besar
tersebut adalah 763,81 Ha. Luasan tersebut merupakan luasan instalasi pabrik, tidak
termasuk lahan permukiman industri besar dan fasilitas lainnya.
Pola Ruang | IV - 9
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Lhokseumawe 2012-2032
Pola Ruang | IV - 10
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Lhokseumawe 2012-2032
Pola Ruang | IV - 11
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Lhokseumawe 2012-2032
Pola Ruang | IV - 12
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Lhokseumawe 2012-2032
Jalur penangkapan ikan IA, meliputi perairan pantai sampai dengan 2 (dua) mil laut
yang diukur dari permukaan air laut pada surut terendah;
Jalur penangkapan ikan IB, meliputi perairan pantai di luar 2 (dua) mil laut sampai
dengan 4 (empat) mil laut;
Wilayah Panglima Laot Lhok yang tersebar di Kota Lhokseumawe.
Kegiatan perikanan tangkap ini dilakukan dengan peralatan yang tidak
membahayakan kelestarian lingkungan dan kelestarian sumberdaya perikanan.
Penggunaan pukat harimau, bahan beracun berbahaya (B3), alat tangkap berarus listrik,
dan bahan peledak atau kegiatan lain yang membahayakan tidak diperbolehkan.
Pola Ruang | IV - 13
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Lhokseumawe 2012-2032
Sakti. Selain itu terdapat TPI (Tempat Pelelangan Ikan) yang dilengkapi dengan dermaga
tambat yang terletak di Meuraksa (Kecamatan Blang Mangat), di Ujong Blang (Kecamatan
Banda Sakti), dan di Pusong Baru (Kecamatan Muara Satu). Luas kawasan ini adalah 2,77
Ha.
E. Waduk/Situ/Embung
Waduk/situ/embung yang ada di Kota Lhokseumawe merupakan kawasan reservoir
yang digunakan sebagai pengendali banjir. Tersebar di daerah Mon Geudong, Kecamatan
Pola Ruang | IV - 14
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Lhokseumawe 2012-2032
Banda Sakti dan Jeulikat, Seuneubok, Mane Kareung diKecamatan Blang Mangat. Luas
total adalah 74,23 Ha.
F. Sungai
Sungai yang didelineasikan adalah Krueng Cunda. Sungai ini yang memisahkan
Kecamatan Banda Sakti dan Kecamatan Muara Dua. Luas sungai ini adalah 80,43 Ha.
Pola Ruang | IV - 15
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Lhokseumawe 2012-2032
Tabel IV.1
Pola Ruang Kota Lhokseumawe
Tahun 2011-2031
Pola Ruang | IV - 16
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Lhokseumawe 2012-2032
Gambar 4.1
Peta Pola Ruang
Pola Ruang | IV - 17