KONSEP RENCANA
PENYUSUNAN MASTERPLAN
B. KONSEP REKLAMASI
C. KONSEP PENGUKURAN
Pengukuran ini ditentukan oleh sebuah titik Bench Mark (titik nol) yang
dipasang ditengah dan berfungsi sebagai pusat kontrol dari keseluruhan titik -
titik pengukuran yang ada. Kemudian dari titik - titik pengukuran ini dapat
diprediksi kondisi kontur, jarak, penghitungan luas, ketinggian elevasi untuk
menduga berapa tinggi timbunan dan batas area perencanaan.
D. KONSEP PENZONINGAN
a. Tourism Zone
b. Business Zone
Adalah zona yang difungsikan sebagai pusat kegiatan ekonomi. Dalam zona
tersebut terdapat beberapa distribusi kegiatan ekonomi, meliputi: distribusi
barang dan jasa yang merupakan bagi pertumbuhan ekonomi kota Ambon.
c. Industry Zone
d. Aquaculture Zone
e. Ecology Zone
Adalah rancangan alami atau buatan yang dapat berupa taman, kawasan
rekreasi dan kawasan alam yang dapat diakses bebas bagi masyarakat.
Zona ini dirancang secara efektif yaitu responsive, demokratis dan
bermakna. Responsif maksudnya dapat memenuhi kebutuhan bagi individu ,
demokratis artinya ruang public dapat memberikan perlindungan terhadap
hak-hak invidividu, serta bermakna maksudnya ruang publik dapat
memberikan kesempatan bagi individu untuk berhubungan dengan
kehidupan pribadinya dengan lingkungan yang luas.
E. KONSEP LANDUSE
Dalam RTRW Kota Ambon telah ditetapkan guide line penyusunan dan
pemanfaatan Tata Guna Lahan (Landuse), yaitu :
a. Wai Batu Merah, wai Tomu, Wai Batu Gajah, Wai Batu
Gantung (sub Wilayah Pusat Kota)
d. Wai Hatu Tengah, Wai Pia Besar, Wai Lawa, Wai Wesa, Wai
Weti dan Wai Pia Kecil (Sub wilayah Laha-Tawiri).
a. Wai Nitu
d. Wai Pompa
e. Air Panas
Pantai hutan bakau, kawasan pesisir laut yang merupakan habitat alami
hutan bakau (mangrove) yang berfungsi memberikan perlindungan
kepada kehidupan pantai dan lautan, yang berada sepanjang Teluk
Ambon (Desa Passo, Lateri, Waiheru, Hunuth, Poka dan desa Tawiri);
1. Kawasan Pemukiman
Adanya kendala fisik dasar berupa topografi yang berbukit dan bergunung
pada sebagian besar wilayah Kota Ambon, menjadikan kawasan pesisir yang
lebih datar, menjadi pilahan utama untuk kegiatan permukiman.
Pengembangan areal permukiman ini diarahkan sepanjang pesisir Desa
Tawiri, Hatiwe Besar, Rumah Tiga, Poka, Hunuth, Waiheru, Nania, Negeri
Lama, dan Passo, serta membatasi pengembangan permukiman pada areal
padat penduduk.
2. Kawasan Pariwisata
3. Kawasan Industri
Kota Ambon termasuk salah satu kawasan industri yang potensial dalam
Zona Industri Seram (ZIS). Pengembangannya diarahkan untuk orientasi
eksport denga memanfaatkab sumberdaya dan sumberdaya manusia,
dengan jenis industri yang tidak membahayakan lingkungan. Industri yang
potensial dikembangkan adalah industri pengolahan ikan, industri makanan,
dan industri kerajinan. Rencana pemanfaatan ruang untuk kawasan industri
diarahkan pengembangannya ke kawasan Batugong dan sekitarnya
(Kecamatan Teluk Ambon Baguala). Pengembangan yang dilakukan dengan
meningkatkan dan memanfaatkan fasilitas yang sudah ada. Dipilahnya
Batugong tidak terlepas dari sudah adanya fasilitas pelabuhan dan
pergudangan mili industri plywood serta keberadaan industri kecil yang
banyak berlokasi dilokasi ini. Disamping itu, Batugong lokasinya bedekatan
dengan Passo yang merupakan satu-satunya pintu gerbang perhubungan
darat dengan Kabupaten lain (Kabupaten Maluku Tengah) dan perhubungan
laut khusus untuk barang. Pengembanga industri juga diarahkan di Desa
Galala dan Desa Hunuth untuk industri hasil perikanan. Sementara industri
kerajinan berada di Desa Batu Merah, serta di pusat Kota Ambon sebagai
industri makanan ringan. Dimasa datang diproyeksikan kawasan industri
Passo dapat ditunjang dengan keberadaan industrial complex dan
perkampungan industri kecil.
Prinsip dasar tersebut kemudian menjadi entry point dalam Pembuatan rencana
Landuse daerah pesisir dan pantai Ambon . Adapun rencana land use tersebut
berdasarkan pembagian 12 coastal code:
Jenis pondasi ini cocok digunakan daerah berlumpur dan kondisi tanah yang
labil, dimana kedalaman tanah lunak cukup dalam, misalnya daerah rawa.
Pondasi ini merupakan konstruksi yang kuat dan cocok untuk daerah tepian
pantai, sehingga konstruksi inilah yang menjadi konstruksi akhir pada tepi
Term of Reference (TOR) merupakan acuan awal yang menjadi bench mark
penyusunan Perencanaan Masterplan Ambon Water Front City ini.