PENDAHULUAN
Kota Palembang yang ibukota Provinsi Sumatera Selatan dengan jumlah penduduk ±
1.500.000 jiwa merupakan kota yang mempunyai pertumbuhan relatif tinggi. Pertumbuhan
ini tercermin dari perubahan-perubahan fisik kota, yaitu sebagai akibat dari meningkatnya
kebutuhan akan ruang, baik untuk perumahan maupun untuk fasilitas perkotaan yang
lainnya, sehingga arah pengembangan Kota Palembang difokuskan ke daerah rawa lebak.
Luas keseluruhan daerah rawa kota Palembang Tahun 2002 adalah : 11.754,4 hektar atau
sekitar 32,22% dari luas wilayah kota Palembang yang luasnya adalah 400,6 km². Dari
luas total lahan rawa tersebut, sekitar 48,42% merupakan rawa yang dapat direklamasi
untuk kegiatan sektor perkotaan. sedangkan sisanya merupakan rawa konservasi, yang
dapat dibudidayakan untuk kegiatan pertanian lahan basah dengan persyaratan tertentu
atau sebagai ruang terbuka. Pelaksanaan konservasi rawa berdasarkan azas kemanfaatan
untuk umum, keseimbangan dan kelestarian untuk melindungi dan mengamankan fungsi
dan manfaat rawa. Salah satunya daerah Tanjung Senai yang berada di kabupaten Ogan
Ilir yang sebagian besar merupakan dataran rendah atau daerah rawa lebak.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu reklamasi rawa ?
2. Dimana diadakan reklamasi rawa ?
3. Kapan reklamasi rawa itu terjadi ?
4. Siapa yang melakukan reklamasi & siapa yeng merasakan dampak reklamasi
tersebut ?
5. Mengapa diadakanya reklamasi ?
6. Metode Reklamasi ?
7. Bagaimana dampak reklamasi tersebut ?
8. Bagaimana analisis SWOTnya ?
1.3 Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari reklamasi rawa
2. Untuk mengetahui daerah yang dilakukan reklamasi
3. Untuk mengetahui kapan reklamasi itu dilakukan
4. Untuk mengetahui siapa yang merasakan dampak reklamasi
5. Untuk mengetahui latar belakang diadakanya reklamasi
6. Untuk mengetahui bagaimana dampak reklamasi
7. Untuk mengetahui analisis SWOTnya
1.4 Manfaat Makalah
Dengan diselesaikanya makalah ini, kami dapat memberikan manfaat antara lain
1. Dapat mengetahui pengertian reklamasi rawa
2. Dapat mengetahui analisis SWOT mengenai reklamasi rawa
BAB II
PEMBAHASAN
Reklamasi daerah rawa akan terdiri atas 4 langkah penting, serta 4 kondisi yang
mengikutinya:
( Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul Mawardi Akan Jadikan Objek Wisata
Pesona Rawa Tanjung Senai, http://palembang.tribunnews.com/2015/01/16/mawardi-akan-
jadikan-objek-wisata-pesona-rawa-tanjung-senai.
Penulis:BeriSupriyadi
Editor: Tarso )
Dari survey tersbut dapat kita lihat, bahwa banyak masyarakat yang setuju dengan
diadakanya reklamasi di daerah tanjung senai dengan demikian berarti masyarakat lebih
banyak merasakan keuntungan dibandingkan kerugian.
Sistem kanalisasi
Yaitu membuat kanal-kanal atau saluran drainase ( kondisi tertentu dilengkapi pintu ) bertujuan
untuk menurunkan muka air sehingga lahan bisa dimanfaatkan. Sebagai contoh adalah
perkebunan kelapa sawit di daerah gambut.
Sistem Polder
Dalam sistem polder melingkupi suatu lahan basah (genangan) dengan tanggul yang
diusahakan kedap air dan menurunkan tinggi muka air tanah di dalam areal tersebut,
selanjutnya mengendalikan tinggi muka air supaya selalu berada di bawah ambang batas yang
dikehendaki, sehingga lahan cukup kering dan siap untuk dimanfaatkan untuk pertanian,
perindustrian dan lain-lainnya. Keberhasilan dari sistem ini adalah menjaga atau
mempertahankan kondisi muka air tanah sehingga diperlukan kemampuan pompa untuk
mengatur muka air tersebut. Keuntungan sistem ini adalah volume tanah urugan sangat kecil
terutama jika lahan tidak perlu ditinggikan. Kekurangannya adalah diperlukan biaya cukup
besar untuk pembuatan tanggul, sistem kanal dan saluran serta sistem pompa. Selain itu
diperlukan waktu yang cukup panjang untuk penyiapan lahan reklamasi tersebut.
Sistem Urugan
Sistem reklamasi dengan jalan mengurug lahan yang akan direklamasi kemudian diikuti
dengan langkah-langkah perlindungan dari sistem perbaikan tanahnya ( tanah urug reklamasi ).
Sistem ini berkembang didukung dengan berbagai jenis alat-alat besar seperti alat penggalian
tanah, alat pengambilan dan pengeruk tanah, alat-alat transport, perlengkapan penebaran
bahan-bahan tanah urug, dan alat perlengkapan pemadatan tanah. Pada sistem ini dibedakan
dua macam cara kerja yaitu:
HYDRAULIC FILL: Dibuat tanggul terlebih dahulu baru kemudian dilakukan pengurugan.
BLANKET FILL: Tanah di urug lebih dahulu baru kemudian tanggul atau sistem perlindungan
dibuat belakangan.
Sumber Material
Kebutuhan material bahan timbunan reklamasi yang akan digunakan umumnya meliputi
jumlah jutaan ton dan diusahakan letaknya tidak terlalu jauh dari lokasi lahan reklamasi. Lokasi
sumber
material dapat berada di daratan ( on shore ) maupun yang bersumber dari dasar laut.
Sumber material daratan dapat berupa bukit atau deposit datar. Sumber material yang berupa
bukit umumnya berupa batuan beku (Andesit) dan tanah urugan (Soil Cover). Sedangkan
sumber material deposit datar pada umumnya berupa material pasir ( endapan alluvial ).
Sumber material dari bukit dapat digali dengan wheel – dredger, yaitu alat pengeruk yang mana
pengerukannya terpasang pada suatu roda yang diputar. Sedangkan yang dari deposit datar
digali dengan mempergunakan jenis alat penggalian seperti excavator. Bahan yang sudah digali
dengan wheel-dredger, kemudian diangkut ke tempat (terminal) pemuat dengan menggunakan
ban berjalan (belt conveyor). Sebagai tempat penampungan biasanya mempergunakan
tongkang berukuran besar baru kemudian diangkut ke lokasi lahan reklamasi menggunakan
tongkang - tongkang kecil.
Sebagai alternatif bahan timbunan diambil dari sumber yang berlokasi di laut yaitu berupa pasir
endapan di dasar laut. Pengambilan pasir endapan tersebut untuk kapasitas besar menggunakan
cutter suction dredger yang dimuatkan di kapal itu sendiri (hopper dredger) atau ketongkang
kemudian dibawa ke lokasi dimana material tersebut dipompakan kelahan yang akan di urug.
Selain itu pengambilannya bisa menggunakan grab-dredger yang dipasang di atas suatu
tongkang besar.
Dampak reklamasi rawa tersebut tentunya tidak hanya berdampak postif pada sistem
pariwisata di daerah tersebut, namun juga bisa berdampak negatif bagi daerah yang
direklamasi. Seperti terjadinya banjir akibat adanya reklamasi. Banjir ini terjadi karena
awalnya rawa tersebut berfugsi untuk menanpung jumlah air cukup besar ketika hujan datang,
namun kini berubah menjadi perkantoran dan tempat hiburan, yang menjadikan lahanya
semakin sempit untuk menampung volume air dalam jumlah besar. Namun dengan terjadinya
banjir di kawasan Tanjung Senai ini, justru semakin meningkatkan wisatawan datang ke
Tanjung Senai, karena kondisi banjir ini belum pernah terjadi di daerah Kabupaten Ogan Ilir.
2.7 Analisis SWOT
Metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan
(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam
suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim
SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats).
a. Strength (Kekuatan)
- Terdapat Akses jalan yang memadai.
- Potensi Pariwisata yang tinggi.
- Seluruh tata Pemerintahan yang dibutuhkan sudah tersedia dalam satu
jangkauan.
b. Weakness (Kelemahan)
– Rawan Bencana akibat luapan sungai Ogan.
– Kualitas air rawa yang mempunyai pH yang rendah(asam).
– Jauh dari pusat Kota.
c. Opportunities (Peluang)
d. Threats (Ancaman)
- Akses untuk pengembangan daerah rawa yang sulit dan terbatas.
- Tingkat Kriminal Tinggi
- Ketepatan Pengolahan Air dan Lahan.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
1. Reklamasi rawa Tanjung Senai sudah sesuai dengan tujuan reklamasi, yaitu
untuk memperbaiki dan pemulihan kawasan berair yang tidak berguna bisa
menjadi bermanfaat.
2. Reklamasi rawa Tanjung Senai berpotensi besar menjadi tempat wisata,
karena sudah banyak wisatawan lokal yang berkujung ke sana.
3. Reklamasi rawa Tanjung Senai memberikan kemajuan perkembangan
perekonomian di daerah sekitar reklamasi.
4. Adanya sistem reklamasi yang harus diperbaiki, agar tidak terjadinya banjir.
b. Saran
Dengan berpindahnya pusat pemerintahan Kabupaten Ogan Ilir ke daerah
Tanjung Senai, diharapkan kedepanya Tanjung Senai ini bisa menjadi daerah yang
lebih maju karena dekat dengan pemerintahan dan dengan dibangunya reklamasi yg
cukup besar ada baiknya Indralaya bisa berkembang menjadi wilayah kota.
Pengembangan wilayah ini, semakin bisa memperkuat potensi yang ada di wilayah
tersebut. Contohnya seperti pemerintahan Malaysia yang telah sukses
memindahkan pusat pemerintahan dari Kuala Lumpur ke Putrajaya. Putrajaya juga
merupakan daerah reklamasi yang dibuat oleh Malaysia.