Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Reklamasi secara pengertian umum adalah suatu pekerjaan/usaha memanfaatkan
kawasan atau lahan yang relatif tidak berguna atau masih kosong dan berair menjadi lahan
berguna dengan cara dikeringkan. Misalnya di kawasan pantai, daerah rawa-rawa, di lepas
pantai/di laut, di tengah sungai yang lebar, ataupun di danau. Reklamasi digunakan untuk
mensejahterahkan masyarakat melalui permberdayaan teknologi dan juga reklamasi ini
hanya benar-benar difokuskan pada lahan yang berkualitas rendah dan kurang produktif.
Macam-macam reklamasi diantaranya adalah
- Reklamasi rawa pasut dan rawa lebak untuk persawahan.
- Reklamasi lahan bekas tambang dan industri
- Reklamasi daerah pantai untuk industri, pemukiman, pariwisata, dll.

Kota Palembang yang ibukota Provinsi Sumatera Selatan dengan jumlah penduduk ±
1.500.000 jiwa merupakan kota yang mempunyai pertumbuhan relatif tinggi. Pertumbuhan
ini tercermin dari perubahan-perubahan fisik kota, yaitu sebagai akibat dari meningkatnya
kebutuhan akan ruang, baik untuk perumahan maupun untuk fasilitas perkotaan yang
lainnya, sehingga arah pengembangan Kota Palembang difokuskan ke daerah rawa lebak.
Luas keseluruhan daerah rawa kota Palembang Tahun 2002 adalah : 11.754,4 hektar atau
sekitar 32,22% dari luas wilayah kota Palembang yang luasnya adalah 400,6 km². Dari
luas total lahan rawa tersebut, sekitar 48,42% merupakan rawa yang dapat direklamasi
untuk kegiatan sektor perkotaan. sedangkan sisanya merupakan rawa konservasi, yang
dapat dibudidayakan untuk kegiatan pertanian lahan basah dengan persyaratan tertentu
atau sebagai ruang terbuka. Pelaksanaan konservasi rawa berdasarkan azas kemanfaatan
untuk umum, keseimbangan dan kelestarian untuk melindungi dan mengamankan fungsi
dan manfaat rawa. Salah satunya daerah Tanjung Senai yang berada di kabupaten Ogan
Ilir yang sebagian besar merupakan dataran rendah atau daerah rawa lebak.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu reklamasi rawa ?
2. Dimana diadakan reklamasi rawa ?
3. Kapan reklamasi rawa itu terjadi ?
4. Siapa yang melakukan reklamasi & siapa yeng merasakan dampak reklamasi
tersebut ?
5. Mengapa diadakanya reklamasi ?
6. Metode Reklamasi ?
7. Bagaimana dampak reklamasi tersebut ?
8. Bagaimana analisis SWOTnya ?
1.3 Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari reklamasi rawa
2. Untuk mengetahui daerah yang dilakukan reklamasi
3. Untuk mengetahui kapan reklamasi itu dilakukan
4. Untuk mengetahui siapa yang merasakan dampak reklamasi
5. Untuk mengetahui latar belakang diadakanya reklamasi
6. Untuk mengetahui bagaimana dampak reklamasi
7. Untuk mengetahui analisis SWOTnya
1.4 Manfaat Makalah
Dengan diselesaikanya makalah ini, kami dapat memberikan manfaat antara lain
1. Dapat mengetahui pengertian reklamasi rawa
2. Dapat mengetahui analisis SWOT mengenai reklamasi rawa
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Reklamasi Rawa


Reklamasi rawa adalah upaya meningkatkan fungsi dan pemanfaatan rawa untuk
kepentingan masyarakat luas dengan cara membangun jaringan reklamasi rawa,
mengeringkan rawa, dan menimbun rawa.

Reklamasi daerah rawa akan terdiri atas 4 langkah penting, serta 4 kondisi yang
mengikutinya:

- Penurunan elevasi muka air tanah.


- Peningkatan kemampuan infiltrasi air.
- Pelindihan dan pengenceran bahan toxic dari dalam tanah.
- Pengelolaan tanah yang cerdas.

2.2 Tempat Reklamasi Rawa


Tanjung Senai, Indralaya Kab. Ogan Ilir

( Kondisi Sebelum dilakukan reklamasi )


( Kondisi setelah dilakukan reklamasi )

2.3 Peresmian Reklamasi Rawa Tanjung Senai


Peresmian reklamasi rawa Tanjung Senai ini sejak bulan Januari 2015. Awalnya
daerah tanjung senai merupakan daerah rawa namun setelah diadakanya reklamasi dan
peresmian, kini daerahnya dapat dimanfaatkan sebagai daerah perkantoran dan juga sebagai
tempat wisata bagi warga lokal sampai sekarang.
Sejak diresmikannya Komplek Perkantoran Terpadu (KPT) Ogan Ilir (OI), Tanjung Senai
Indralaya, Kamis (8/1) belum membuat Bupati Mawardi Yahya berpuas diri.
Pasalnya, Ir Mawardi Yahya selain memprioritaskan pembangunan pusat pemerintahan bumi
“caram seguguk”, juga dalam waktu dekat ini, akan menambah pembangunan objek wisata
yang dinamakan “Pesona Tanjung Senai”.
“Pembangunan demi pembangunan saat ini, masih terus berjalan di komplek perkantoran
Tanjung Senai, selain pembangunan fasilitas pemerintahan. Kita pun, akan membangun
masjid raya, yang diatasnya terbuat dari bahan gubah emas sekaligus pembangunan jembatan
penghubung Desa Tanjung Putus,” tutur Mawardi, Jumat (16/1).
Dikatakan Mawardi, apabila telah selesainya pembangunan masjdi raya Ogan Ilir yang
berpusat diatas lahan seluas 80 hektar di Tanjung Senai Indralaya. Lanjutnya, tentu saja akan
menambah daya tarik tersendiri bagi para wisatawan asing maupun wisatawan domestik yang
akan berkunjung ke Kabupaten OI.
“Iya, rencananya akan kita bangun objek wisata pesona tanjung senai,” jelasnya.

( Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul Mawardi Akan Jadikan Objek Wisata
Pesona Rawa Tanjung Senai, http://palembang.tribunnews.com/2015/01/16/mawardi-akan-
jadikan-objek-wisata-pesona-rawa-tanjung-senai.
Penulis:BeriSupriyadi
Editor: Tarso )

2.4 Tanggapan Masyarakat


Setelah diadakanya reklamasi di Tanjung Senai ini, lebih dari 50% warga
memberikan tanggapan postif dengan adanya pengalihfungsian daerah rawa yang sebelumnya
kurang bermanfaat ini.
Berikut hasil survey yang kami lakukan terhadap warga sekitar kawasan tersebut :

Dari survey tersbut dapat kita lihat, bahwa banyak masyarakat yang setuju dengan
diadakanya reklamasi di daerah tanjung senai dengan demikian berarti masyarakat lebih
banyak merasakan keuntungan dibandingkan kerugian.

2.5 Alasan Diadakanya Reklamasi


Tanjung Senai terletak di Kabupaten Ogan Ilir, dimana daerah ini sendiri masih
mengalami perkembangan perekonomian yang cukup lambat atau kurangnya penyebaran
pemerataan kesejahteraan di lingkungan tersebut. Oleh karena itu pemerintah ingin
melakukan reklamasi di daerah tersebut yang bertujuan untuk memberikan potensi pada
daerah tersebut sesuai dengan tujuan dari reklamasi itu sendiri, yaitu :
- Pengembangan produksi pertanian
- Mendukung transmigrasi
- Pengembangan wilayah produktif
- Mendukung Hankamnas
- Peningkatan Kualitas Lingkungan.

2.6 Bagaimana Sistem Reklamasi Rawa

Secara umum, bentuk reklamasi ada dua, yaitu:


1. Reklamasi menempel pantai daratan induk Bentuk menempel pantai dapat dilakukan pada
pantai dengan kondisi drainase yang baik, sehingga kegiatan reklamasi tidak menimbulkan
dampak dalam pengelolaan drainase dan reklamasi terpisah dari pantai daratan induk.
2. Reklamasi bentuk terpisah dari pantai Bentuk terpisah dari pantai dilakukan pada kondisi
system drainase relative buruk, sehingga jika dilakukan reklamasi menempel pantai akan
meningkatkan potensi banjir.
Keuntungan reklamasi menempel pantai adalah adanya kemudahan pembuatan prasarana dan
jaringan transportasi, sedangkan kerugiannya akan menghalangi atau memperpanjang system
jaringan drainase yang ada sehingga meningkatkan elevasi muka air di muara yang
berdampak meningkatkan potensi banjir di daerah hulu. Menurut Prof.Ir. Hang Tuah Salim
M. OcE,PhD., guru besar teknik kelautan ITB, idealnya reklamasi pantai tidak langsung
terhubung, harus ada jarak dengan daratan dan berbentuk pulau-pulau.

Ada beberapa sistem yang menyangkut pertimbangan-pertimbangan untuk mencapai


tujuan reklamasi, kondisi dan lokasi lahan, serta ketersediaan sumber daya. Beberapa sistem
tersebut adalah sebagai berikut:

 Sistem kanalisasi

Yaitu membuat kanal-kanal atau saluran drainase ( kondisi tertentu dilengkapi pintu ) bertujuan
untuk menurunkan muka air sehingga lahan bisa dimanfaatkan. Sebagai contoh adalah
perkebunan kelapa sawit di daerah gambut.

 Sistem Polder

Dalam sistem polder melingkupi suatu lahan basah (genangan) dengan tanggul yang
diusahakan kedap air dan menurunkan tinggi muka air tanah di dalam areal tersebut,
selanjutnya mengendalikan tinggi muka air supaya selalu berada di bawah ambang batas yang
dikehendaki, sehingga lahan cukup kering dan siap untuk dimanfaatkan untuk pertanian,
perindustrian dan lain-lainnya. Keberhasilan dari sistem ini adalah menjaga atau
mempertahankan kondisi muka air tanah sehingga diperlukan kemampuan pompa untuk
mengatur muka air tersebut. Keuntungan sistem ini adalah volume tanah urugan sangat kecil
terutama jika lahan tidak perlu ditinggikan. Kekurangannya adalah diperlukan biaya cukup
besar untuk pembuatan tanggul, sistem kanal dan saluran serta sistem pompa. Selain itu
diperlukan waktu yang cukup panjang untuk penyiapan lahan reklamasi tersebut.

Sistem Polder ini dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu :


 Polder Dalam
Air yang disedot dari polder tidak langsung dibuang ke laut akan tetapi ke waduk-waduk
tampungan atau ke suatu saluran yang ada di luar polder untuk kemudian dialirkan ke laut.
 Polder Luar
Air dari polder langsung dibuang ke laut

 Sistem Urugan
Sistem reklamasi dengan jalan mengurug lahan yang akan direklamasi kemudian diikuti
dengan langkah-langkah perlindungan dari sistem perbaikan tanahnya ( tanah urug reklamasi ).
Sistem ini berkembang didukung dengan berbagai jenis alat-alat besar seperti alat penggalian
tanah, alat pengambilan dan pengeruk tanah, alat-alat transport, perlengkapan penebaran
bahan-bahan tanah urug, dan alat perlengkapan pemadatan tanah. Pada sistem ini dibedakan
dua macam cara kerja yaitu:
HYDRAULIC FILL: Dibuat tanggul terlebih dahulu baru kemudian dilakukan pengurugan.
BLANKET FILL: Tanah di urug lebih dahulu baru kemudian tanggul atau sistem perlindungan
dibuat belakangan.
Sumber Material
Kebutuhan material bahan timbunan reklamasi yang akan digunakan umumnya meliputi
jumlah jutaan ton dan diusahakan letaknya tidak terlalu jauh dari lokasi lahan reklamasi. Lokasi
sumber
material dapat berada di daratan ( on shore ) maupun yang bersumber dari dasar laut.

 Sumber Material Daratan

Sumber material daratan dapat berupa bukit atau deposit datar. Sumber material yang berupa
bukit umumnya berupa batuan beku (Andesit) dan tanah urugan (Soil Cover). Sedangkan
sumber material deposit datar pada umumnya berupa material pasir ( endapan alluvial ).
Sumber material dari bukit dapat digali dengan wheel – dredger, yaitu alat pengeruk yang mana
pengerukannya terpasang pada suatu roda yang diputar. Sedangkan yang dari deposit datar
digali dengan mempergunakan jenis alat penggalian seperti excavator. Bahan yang sudah digali
dengan wheel-dredger, kemudian diangkut ke tempat (terminal) pemuat dengan menggunakan
ban berjalan (belt conveyor). Sebagai tempat penampungan biasanya mempergunakan
tongkang berukuran besar baru kemudian diangkut ke lokasi lahan reklamasi menggunakan
tongkang - tongkang kecil.

 Sumber Material di Laut

Sebagai alternatif bahan timbunan diambil dari sumber yang berlokasi di laut yaitu berupa pasir
endapan di dasar laut. Pengambilan pasir endapan tersebut untuk kapasitas besar menggunakan
cutter suction dredger yang dimuatkan di kapal itu sendiri (hopper dredger) atau ketongkang
kemudian dibawa ke lokasi dimana material tersebut dipompakan kelahan yang akan di urug.
Selain itu pengambilannya bisa menggunakan grab-dredger yang dipasang di atas suatu
tongkang besar.

2.7 Bagaimana Sistem Reklamasi Rawa Tanjung Senai


Seperti yang kita ketahui reklamasi rawa adalah upaya meningkatkan fungsi dan
pemanfaatan rawa untuk kepentingan masyarakat luas dengan cara membangun jaringan
reklamasi rawa, mengeringkan rawa, dan menimbun rawa.
Untuk Sistem reklamasi rawa Tanjung Senai ini menggunakan sistem drainase.
Dikarenakan rawa Tanjug Senai masih termasuk rawa pasang surut. Sistem ini banyak
dipakai untuk wilayah pesisir yang datar dan relatif rendah dari wilayah lain di sekitarnya,
tetapi elevasi muka tanahnya masih tinggi dari pada elevasi muka air laut. Wilayah ini bisa
berupa daerah rawa pasang surut. Biaya yang digunakan jauh lebih murah karena tidak
menggunakan alat pompa dan material yang digunakan tidak terlalu banyak. Namun bisa
meningkatkan potensi Banjir

2.6 Dampak Reklamasi


Jika dilihat dari hasil survey tersebut, dampak yang dirasakan oleh masyarakat sudah
sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh pemerintah, yaitu untuk menjadikan daerah Tanjung
Senai sebagai kawasan wisata di Ogan Ilir. Selain itu, masyarakat juga sudah mulai merasakan
adanya perkembangan perekonomian yang cukup baik di daerah tersebut setelah adanya
reklamasi yang dilakukan oleh pemerintah.

Dampak reklamasi rawa tersebut tentunya tidak hanya berdampak postif pada sistem
pariwisata di daerah tersebut, namun juga bisa berdampak negatif bagi daerah yang
direklamasi. Seperti terjadinya banjir akibat adanya reklamasi. Banjir ini terjadi karena
awalnya rawa tersebut berfugsi untuk menanpung jumlah air cukup besar ketika hujan datang,
namun kini berubah menjadi perkantoran dan tempat hiburan, yang menjadikan lahanya
semakin sempit untuk menampung volume air dalam jumlah besar. Namun dengan terjadinya
banjir di kawasan Tanjung Senai ini, justru semakin meningkatkan wisatawan datang ke
Tanjung Senai, karena kondisi banjir ini belum pernah terjadi di daerah Kabupaten Ogan Ilir.
2.7 Analisis SWOT
Metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan
(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam
suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim
SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats).
a. Strength (Kekuatan)
- Terdapat Akses jalan yang memadai.
- Potensi Pariwisata yang tinggi.
- Seluruh tata Pemerintahan yang dibutuhkan sudah tersedia dalam satu
jangkauan.

b. Weakness (Kelemahan)
– Rawan Bencana akibat luapan sungai Ogan.
– Kualitas air rawa yang mempunyai pH yang rendah(asam).
– Jauh dari pusat Kota.

c. Opportunities (Peluang)

Peluang yang ada :

1.Sebagian besarlahan berperpotensi,dijadikan sebagai lahan perikanan tambak yang


di lakukan pada musim penghujan dan di jadikan sebagai lahan pertanian padi pada
musim kemarau.

2. Sektor Pariwisata juga menjadi salah satu peluang yang menjanjikan.

3. Selain sector diatas , Potensi-potensi sumber daya manusia masyarakat dapat


di jadikan sumber tenaga ahli dalam pembangunan Desa.

d. Threats (Ancaman)
- Akses untuk pengembangan daerah rawa yang sulit dan terbatas.
- Tingkat Kriminal Tinggi
- Ketepatan Pengolahan Air dan Lahan.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
1. Reklamasi rawa Tanjung Senai sudah sesuai dengan tujuan reklamasi, yaitu
untuk memperbaiki dan pemulihan kawasan berair yang tidak berguna bisa
menjadi bermanfaat.
2. Reklamasi rawa Tanjung Senai berpotensi besar menjadi tempat wisata,
karena sudah banyak wisatawan lokal yang berkujung ke sana.
3. Reklamasi rawa Tanjung Senai memberikan kemajuan perkembangan
perekonomian di daerah sekitar reklamasi.
4. Adanya sistem reklamasi yang harus diperbaiki, agar tidak terjadinya banjir.

b. Saran
Dengan berpindahnya pusat pemerintahan Kabupaten Ogan Ilir ke daerah
Tanjung Senai, diharapkan kedepanya Tanjung Senai ini bisa menjadi daerah yang
lebih maju karena dekat dengan pemerintahan dan dengan dibangunya reklamasi yg
cukup besar ada baiknya Indralaya bisa berkembang menjadi wilayah kota.
Pengembangan wilayah ini, semakin bisa memperkuat potensi yang ada di wilayah
tersebut. Contohnya seperti pemerintahan Malaysia yang telah sukses
memindahkan pusat pemerintahan dari Kuala Lumpur ke Putrajaya. Putrajaya juga
merupakan daerah reklamasi yang dibuat oleh Malaysia.

Anda mungkin juga menyukai