Anda di halaman 1dari 19

KRITIK DALAM ARSITEKTUR

ARS196243
08 OKTOBER 2021

“Tugas 3”
-Contoh Arsitektur dari kutipan
Art and Pleasure-
Dosen Kelas:
-Graham, G. (1997). Philosophy of the Art.-
● Dr. Rumiati Rosaline Tobing, Ir.,
M.T.
● Prof. Dr. Ir.Josef Prijotomo
M.Arch.
Mahasiswa:
Ferry Abriansyah / 8112001021

Gregorius Vincent Sugian / 8112001023


David Hume
• “Artistic tastes do differ greatly, yet broadly speaking, most people like and admire the
same great masterpieces in music, painting, literature or architecture. ... , this shared
tendency on the part of the majority of people merely reveals a common taste, it does
not validate any standard of taste.”

It’s the worst We think that’s


• jadi dapat diartikan, Penilaian dan art ever.... amazing!
selera artistik, dapat dikatakan
berbeda-beda dan sangat beragam,
walaupun seringkali terdapat
penilaian yang bersifat mayoritas
dan penilaian yang sifatnya
minoritas, tapi penilaian mayoritas
ini tidak dapat dijadikan standar
selera setiap orang, melainkan
hanyalah selera mayoritas orang.
minoritas mayoritas
Objek Studi

Is this good architecture?

“Tidak mencerminkan kemajuan peradaban bangsa,


terutama di era digital, dan era bangunan emisi rendah.
Konsep Istana Negara karya Pak Nyoman Nuarta Bangunan gedung istana negara seharusnya menjadi
Sumber: kumparan.com
contoh bangunan yang secara teknis sudah mencirikan
prinsip pembangunan rendah karbon dan cerdas sejak
Nama Projek : Tahun :
perancangan, konstruksi, hingga pemeliharaan
Istana Negara 2021
gedungnya.”
Arsitek : Fungsi :
Nyoman Nuarta Gedung kenegaraan
- Bpk. I Ketut Rana Wiarcha, IAI
Lokasi : Luas :
Kalimantan, Indonesia 40.000 m2
• Bangunan ini merupakan salah satu konsep bangunan yang sempat
menghebohkan publik saat itu, karena berdasarkan penilaian mayoritas,
banyak yang tidak setuju dengan desain istana negara dari Pak Nyoman
Nuarta ini, karena dianggap tidak mencerminkan bangunan maju dengan
emisi rendah di era digitalisasi ini.
• Walaupun mayoritas pendapat publik mengatakan bangunan ini tidak baik,
namun terdapat juga kaum minoritas yang menganggap bangunan ini terlihat
bagus dan keren.
• Sesuai dengan apa yang disebutkan oleh Hume tadi terkait “standard of taste”
pada kasus ini penilaian mayoritas yang mengatakan bangunan ini buruk tidak
dapat dijadikan standar penilaian, melainkan itu hanyalah sebuah penilaian
mayoritas / common taste dari publik terhadap desain karya arsitektur ini.
Oleh karena itu tidak dapat dipaksakan bagi para kaum minoritas untuk
mengatakan bahwa desain ini buruk.
Graham, G. (1997). Philosophy of the Art.

Immanuel Kant
• “An aesthetic judgement is thus to be distinguished as one that falls
between the universally necessary (or ‘logical’) and the merely
personal.”

Logical Aesthetic
Subjective
Judgement
(Universal) (Personal)
Objek Studi

Alpha Omega School


Sumber: archdaily.com

Nama Projek : Tahun : • An aesthetic judgement is thus to be distinguished as one that falls
School of Alfa Omega 2017 between the universally necessary (or ‘logical’) and the merely personal.
Arsitek : Fungsi :
RAW Architect Sekolah
• Penilaian estetika berada di antara penilaian logis (universal) dan
Lokasi : Luas :
penilaian subjektif yang bersifat personal.
Kosambi, Indonesia 3000 m2
• Karya arsitektur ini tidak dapat dinilai secara
personal dari apa yang terlihat saja.
• Penilaian estetika dalam arsitektur ini menurut
kami dapat dinilai secara logis menyesuaikan
teori “Ordering Principles” D.K. Ching:
• Axis
• Simetri
• Hirarki
• Ritme / Repetisi
• Datum
Bird eye view Alpha Omega School • Transformasi
Sumber: archdaily.com
Axis
Axis bangunan terlihat secara jelas secara diagonal yang
terbentuk di antara masa bangunan yang simetrikal.

Ground floor plan School of Alfa Omega


Sumber: archdaily.com

Simetri
Prinsip simetri pada bangunan terlihat dari bentukan massa
yang serupa antara kedua sisi yang terbagi dari axis bangunan.
Satellite view School of Alfa Omega
Sumber: Google Earth
Hirarki
Sekolah Alfa Omega ini memiliki hirarki yang terlihat pada
bangunan serba guna nya yang memiliki bentuk yang berbeda
dari yang lainnya.

Bamboo Structure Alfa Omega School


Sumber: constructionplusasia.com

Section drawing School of Alfa Omega


Sumber: archdaily.com Repetisi
Repetisi pada bangunan Alfa Omega ini terlihat dari
pengulangan massa, dan juga tiang-tiang kolom bambu di
Satellite view School of Alfa Omega sepanjang bangunan.
Sumber: Google Earth
Datum
Datum pada bangunan terlihat
dari penggunaan material,
struktur konstruksi, dan
koridor yang menghubungkan
massa-massa pada bangunan
Sekolah Alfa Omega ini.
Ground floor plan School of Alfa Omega Perspective view Alfa Omega School
Sumber: archdaily.com Sumber: archdaily.com

Transformasi
Tr a n s f or m a s i b e n t u k j u g a d i l a k u k a n p a d a
bangunan ini yang berbentuk dasar persegi
panjang menjadi bentuk yang lebih
Elevation drawing School of Alfa Omega bergelombang.
Sumber: archdaily.com
Menganut Bagaimana
Ordering penilaian
Principles subjektifnya?

Perspective view Alfa Omega School


Sumber: archdaily.com

S e c a r a o b j e k t i f,
bangunan ini indah.

Logical Aesthetic
Subjective
Judgement
(Universal) (Personal)
Tropical architecture
Sumber: orangemagz.com
Traditional architecture
Sumber: arsitur.com

Bamboo construction
Sumber: sahabatbambu.com
Perspective view Alfa Omega School
Sumber: archdaily.com
It’s cool but i I think that’s
dont love it amazing!

Steel frame structure Post modern architecture


Sumber: eticon.co.id Sumber: archidose.org
Graham, G. (1997). Philosophy of the Art.

Hans. G. Gadamer
• “Since imagination lies at the heart of art making, the realization of
the artwork requires an act of imagination on the part of the
observer as well as the maker.”

Starts with
Design process Design product Experiencing the
imagination
imagination
Objek Studi
Nama Projek : Tahun :
Therme Vals 1996
Arsitek : Fungsi :
Peter Zumthor Pemandian air panas
Lokasi : Luas :
Switzerland 3000 m2

Bangunan yang dibangun di tengah-


tengah dari hotel Vals ini dirancang untuk
tamu hotel sebagai tempat pemandian air
panas.

Suasana dalam bangunan ini sangat


tenang, dan terasa seperti di dalam goa di
bukit pegunungan yang menghasilkan
mata air yang hangat.
Therme Vals Interior
Sumber: archdaily.com
Seperti yang dikatakan oleh Gadamer dalam
pembuatan seni, mendesain karya arsitektur juga
memerlukan imajinasi dari arsiteknya.

Seperti pada karya Therme Vals ini, konsep yang


ingin disuguhkan oleh P. Zumthor disini adalah untuk
membuat tempat pemandian air panas dengan
suasana seperti di dalam goa di area pegunungan
berkabut.

Therme Vals outdoor pool


Sumber: archdaily.com
Oleh karena itu, P. Zumthor
mengimajinasikan suasana di dalam goa
tersebut dan di ekspresikannya pada desain
karya arsite ktur ini, yang te rlihat dan
dirasakan pada:
Cave section drawing
Sumber: sayostudio.com
1. Bentuk
Bentuk bangunan Therme Vals ini Therme Vals section drawing
dibuat rendah dan masuk ke dalam Sumber: archdaily.com
tanah, menyesuaikan keadaan goa
yang menyatu dengan tanah.

2. Tekstur
Menyesuaikan dengan tekstur dalam
Inside the cave photography
goa yang berbatu, m ate rial yang Sumber: city-data.com
digunakan pada Therme Vals juga
menggunakan batu alam pada dinding
dan lantainya. Therme Vals quartzite stone
Sumber: pinterest.com
3. Warna
Warna di dalam bangunan ini juga disesuaikan
dengan warna ruang dalam goa yang gelap.
Oleh karena itu warna yang dominan dalam
bangunan ini juga warna hitam.

4. Cahaya
Cahaya dalam bangunan ini juga menyerupai
keadaan dalam goa yang minim cahaya,
sehingga untuk tidak merusak imajinasi
pengguna dalam ruangan, cahaya di dalam
Therme Vals interior atmosphere bangunan juga disediakan dengan sangat
Sumber: archdaily.com
Inside the Therme Vals minim dan secukupnya.
Sumber: moma.org

5. Kabut
Kabut seperti area pegunungan dihadirkan
juga suasananya pada bangunan ini, di mana
elemen kabut tersebut di cerminkan dari asap
uap air yang muncul dari dalam pemandian
air panas, sehingga pengunjung yang datang
dapat mengimajinasikan dirinya berada pada
Therme Vals misty atmosphere
area yang berkabut.
Sumber: archdaily.com Therme Vals hot tub pool
Sumber: archdaily.com
Starts with Experiencing the
imagination imagination
USER

Imagination of Karya Imagination of


being in a hot Arsitektur being in a hot
Interpretasi
spring cave imajinasi “Therme Vals” Interpretasi wujud
spring cave

ARCHITECT

Design process into


architecture product
Thanks.

Anda mungkin juga menyukai