Oleh
DokterPendamping
1
HALAMAN PENGESAHAN MINI PROJECT
Gambaran Tingkat
PengetahuanPengetahuanIbuTerhadapPentingnyaImunisasi Dasar di
PuskesmasKedokan BunderPeriode November 2019
Disusun Oleh:
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirrobil’alamin, segala puji dan syukur atas segala nikmat, karunia, dan
rahmat yang diberikan Allah SWT dalam menempuh Internship di Puskesmas Kedokan
Bunder. Atas ridho-Nya pula, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan Mini
Project dengan judul “GambaranTingkat PengetahuanIbuTerhadapPentingnyaImunisasi
Dasar pada Balita di PuskesmasKedokan BunderPeriode November 2019” untuk
memenuhi salah satu syarat program Internship di Puskesmas Kedokan Bunder, Kabupaten
Indramayu.
Terima kasih kami ucapkan kepada :
1. H. Wartubi, SKM selaku Kepala Puskesmas Kedokan Bunder.
2. Budi Prasetyo, dr. sebagai dokter pendamping Puskesmas Kedokan Bunder.
3. Rekan – rekan dokter Internship.
4. Para ibu yang mau menjadi responden mini project ini.
Demikian, agar Mini Project ini bisa bermanfaat bagi yang membacanya.
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................2
KATA PENGANTAR........................................................................................................3
DAFTAR ISI.......................................................................................................................4
1. PENDAHULUAN........................................................................................................6
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................6
1.2.Pernyataan Masalah................................................................................................7
1.3.Tujuan.....................................................................................................................7
1.4.Manfaat...................................................................................................................8
2. TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................9
A. Imunisasi.................................................................................................................9
2.1.PengertianImunisasi................................................................................................9
2.2.Manfaat dan Tujuan................................................................................................9
2.3.JenisImunisasi.......................................................................................................10
2.4.SyaratPemberianImunisasi...................................................................................12
2.5.SasaranImunisasi..................................................................................................12
2.6.JadwalImunisasi....................................................................................................14
2.7.Beberapapenelitiantentangfaktor yang mempengaruhiimunisasi.........................16
2.8.KejadianIkutanPascaImunisasi.............................................................................18
3. METODE....................................................................................................................21
3.1. Desain Penelitian..................................................................................................21
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................................21
3.3. Populasi dan sampel..............................................................................................21
3.4 KriteriaPenelitian...................................................................................................21
4
3.5 VariabelPenelitian..................................................................................................22
3.6 MetodePengumpulan Data.....................................................................................22
3.7 Batas operasional...................................................................................................22
3.8 Alur Penelitian.......................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. RumusanMasalah
Berdasarkanlatarbelakangtersebut,
makapertanyaandalampenelitianiniadalahBagaimanatingkatpengetahuanibuterhadappent
ingnyaimunisasidasar pada balita di PuskesmasKedokanbunderperiode November?
1.3. Tujuan
1.3.1 TujuanUmum
7
Mengetahuigambaranpengetahuanibumengenaipentingnyaimunisasidasar pada balita
di PuskesmasKedokanbunderperiode November .
1.3.2 TujuanKhusus
Mengetahui gambaran status imunisasi dasar di PuskesmasKedokanbunder, Indramayu.
Mengetahuigambaran pengetahuan ibu mengenai imunisasi dasar di Puskesmas
Kedokanbunder, Indramayu
Dapatmeningkatkanpengetahuanibuterhadappentingnyaimunisasidasarsecaralengkap
pada balita di PuskesmasKedokanbunder, Indramayu.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat bagi Penulis
Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan penulis lebih
mendalam tentang tingkatpengetahuanibuterhadappentingnyaimunisasidasar pada balita,
sehinggadapatmeningkatkankemampuankomunikasiedukasipenulisterhadapibu yang
memilikibalita.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat Penyakit yang Dapat
Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)11 .
b. Tujuan Khusus11
- Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI) yaitu cakupan imunisasi
lengkap minimal 93% secara merata pada bayi di seluruh desa atau kelurahan.
- Tervalidasinya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (insiden di bawah 1 per
1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun).
- Eradikasi polio.
- Tercapainya eliminasi campak.
- Terselenggaranya pemberian imunisasi yang aman serta pengelolaan limbah medis
(safety injection practise and waste disposal management).
9
Sedangkanmanfaatimunisasiantara lain :
- Untukanak:mencegahpenderitaanyangdisebabkanolehpenyakitdan kemungkinan
cacat ataukematian.5
- Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologipengobatan bila anak
sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua
yakinbahwaanaknyaakanmenjalanimasakanak-kanakyangnyaman.5
- Untuk negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa
yangkuatdanberakaluntukmelanjutkanpembangunannegara.
2.3 JenisImunisasi
2.3.1 ImunisasiWajib
Imunisasiwajibmerupakanimunisasi yang diwajibkan oleh
pemerintahuntukseseorangsesuaidengankebutuhannyadalamrangkamelindungi yang
bersangkutan dan masyarakatsekitarnyadaripenyakitmenulartertentu.
Imunisasiwajibterdiriatasimunisasirutin, imunisasitambahan, dan imunisasi khusus12.
a. ImunisasiRutin
Imunisasirutinmerupakankegiatanimunisasi yang dilaksanakansecaraterus-
menerussesuaijadwal. Imunisasirutinterdiri atas12 :
- Imunisasidasar
Jenisimunisasidasar : Vaksin BCG, DPT, Hepatitis B, Polio, dan Campak.
Namun berdasarkan kajian oleh WHO yang kemudian diikuti dengan adanya
Kampanye Global MR (Measles,Rubella), Kementrian Kesehatan memutuskan
imunisasi rutin perlu ditambah dengan imunisasi Rubella (R) yang digabung
dengan imunisasi Campak (M = Measless). Mulai agustus 2017 di pulau Jawa
dilakukan imunisasi MR untuk anak sekolah, pada September 2017 untuk anak
mulai usia 9 bulan dan yang belum bersekolah walaupun mereka sudah pernah
imunisasi campak/ rubella atau sakit campak/ rubella. Setelah itu MR akan
masuk ke program imunisasi rutin untuk menggantikan imunisasi campak pada
10
umur 9 bulan, 18 bulan, dan 6 tahun. Imunisasi MR serentak dalam satu periode
pada semua anak umur 9 bulan sampai < 15 tahun akan menghasilkan
kekebalan yang merata dan tinggi sehingga virus tersebut sulit menyebar dan
bermanfaat menurunkan kejadian wabah, sakit berat, cacat atau kematian
karena campak dan rubella, dan diharapkan target global tahun 2020 Indonesia
bersama negara lain akan mengeliminasi campak di masyarakat dan
mengendalikan rubella/ Congenital Rubella Syndrome.12
- Imunisasilanjutan
Imunisasilanjutanmerupakanimunisasiulanganuntukmempertahankantingkatkek
ebalanatauuntukmemperpanjang masa perlindungan.
Imunisasilanjutandiberikankepadaanakusiabawahtigatahun (Batita),
anakusiasekolahdasar, dan wanitausia subur.12
Jenisimunisasilanjutan : DPT-HB-HiB, Campak, DT, Td, dan TT.
b. ImunisasiTambahan
Imunisasitambahandiberikankepadakelompokumurtertentu yang paling
berisikoterkenapenyakitsesuaikajianepidemiologis pada periodewaktutertentu.
Yang termasukdalamkegiatanimunisasitambahanadalahBacklog fighting, Crash
program, PIN (PekanImunisasi Nasional), Sub-PIN, Catch up Campaigncampak
dan ImunisasidalamPenanganan KLB (Outbreak Response Immunization/ORI)12.
c. ImunisasiKhusus
Imunisasikhususmerupakankegiatanimunisasi yang
dilaksanakanuntukmelindungimasyarakatterhadappenyakittertentu pada
situasitertentu. Situasitertentuantara lain persiapankeberangkatancalonjemaah
haji/umrah, persiapanperjalananmenuju negara endemispenyakittertentu dan
kondisikejadianluarbiasa. Jenisimunisasikhusus, antara lain terdiriatasImunisasi
Meningitis Meningokokus, ImunisasiDemamKuning, dan Imunisasi Anti-Rabies12.
2.3.2 ImunisasiPilihan
Imunisasipilihanmerupakanimunisasi yang
dapatdiberikankepadaseseorangsesuaidengankebutuhannyadalamrangkamelindungi
yang bersangkutandaripenyakitmenulartertentu, yaituvaksin MMR, Hib, Tifoid,
11
Varisela, Hepatitis A, Influenza, Pneumokokus, Rotavirus, Japanese Ensephalitis, dan
HPV12.
2.4 SyaratPemberianImunisasi
2.5SasaranImunisasi
12
Tabel 2.SasaranImunisasi pada Anak Batita5
13
2.6 JadwalPemberianImunisasi
Hepatitis B
14
Imunisasi hepatitis B idealnya diberikan sedini mungkin (<12 jam) setelah lahir,
lalu dianjurkan pada jarak 4 minggu dari imunisasi pertama. Jarak imunisasi ke-3
dengan ke-2 minimal 2 bulan dan terbaik setelah 5 bulan. Apabila anak belum pernah
mendapat imunisasi hepatitis B pada masa bayi, ia bisa mendapat serial imunisasi kapan
saja saat berkunjung. Hal ini dapat dilakukan tanpa harus memeriksa kadar anti hepatitis
B.6
BCG
Imunisasi lain adalah imunisasi BCG. Indonesia saat ini merupakan negara ke-3
tertinggi di dunia untuk penyakit TBC, setelah India dan Tiongkok. Imunisasi BCG
terbaik diberikan pada usia 2-3 bulan karena pada bayi usia <2 bulan sistem imun anak
belum matang. Pemberian imunisasi penyokong (booster) tidak dianjurkan. 6
DPT
Imunisasi DPT juga termasuk komitmen global dalam rangka eliminasi tetanus.
Imunisasi DPT diberikan 3 kali sebagai imunisasi dasar, dilanjutkan dengan imunisasi
ulangan 1 kali (interval 1 tahun setelah DPT3). Pada usia 5 tahun, diberikan ulangan
lagi (sebelum masuk sekolah) dan pada usia 12 tahun berupa imunisasi Td. Pada wanita,
imunisasi TT perlu diberikan 1 kali sebelum menikah dan 1 kali pada ibu hamil, yang
bertujuan untuk mencegah tetanus neonatorum (tetanus pada bayi baru lahir).6
Apabila imunisasi DPT terlambat diberikan, berapa pun interval
keterlambatannya, jangan mengulang dari awal, tetapi lanjutkan imunisasi sesuai
jadwal. Bila anak belum pernah diimunisasi dasar pada usia <12 bulan, lakukan
imunisasi sesuai imunisasi dasar baik jumlah maupun intervalnya. Bila pemberian DPT
ke-4 sebelum ulang tahun ke-4, pemberian ke-5 paling cepat diberikan 6 bulan
sesudahnya. Bila pemberian ke-4 setelah umur 4 tahun, pemberian ke-5 tidak diperlukan
lagi.6
Polio
Vaksin polio oral (OPV) diberikan saat lahir, usia 2, 4, 6, 18 bulan (atau usia 2,
3, 4 bulan sesuai program pemerintah), sedangkan untuk vaksin polio suntik (IPV)
diberikan pada usia 2, 4, 6-18 bulan dan 6-8 tahun. Apabila imunisasi polio terlambat
diberikan, jangan mengulang pemberiannya dari awal, tetapi lanjutkan dan lengkapi
15
sesuai jadwal, tidak peduli berapa pun interval keterlambatan dari pemberian
sebelumnya.6
Campak
Imunisasi campak diberikan pada usia 9 bulan dan dosis ulangan (second
opportunity pada crash program campak) pada usia 6-59 bulan serta saat SD kelas 1-6.
Terkadang, terdapat program PIN (Pekan Imunisasi Nasional) campak yang bertujuan
sebagai penguatan (strengthening). Program ini bertujuan untuk mencakup sekitar 5
persen individu yang diperkirakan tidak memberikan respon imunitas yang baik saat
diimunisasi dahulu. Bagi anak yang terlambat/belum mendapat imunisasi campak: bila
saat itu anak berusia 9-12 bulan, berikan kapan pun saat bertemu. Bila anak berusia >1
tahun, berikan MMR.6
MMR
Vaksin MMR diberikan pada usia 15-18 bulan dengan minimal interval 6 bulan
antara imunisasi campak dengan MMR. MMR diberikan minimal 1 bulan sebelum atau
sesudah penyuntikan imunisasi lain. Apabila seorang anak telah mendapat imunisasi
MMR pada usia 12-18 bulan dan diulang pada usia 6 tahun, imunisasi campak
(monovalen) tambahan pada usia 6 tahun tidak perlu lagi diberikan. Bila imunisasi
ulangan (booster) belum diberikan setelah berusia 6 tahun, berikan vaksin
campak/MMR kapan saja saat bertemu. Pada prinsipnya, berikan imunisai campak 2
kali atau MMR 2 kali.6
16
prinsip dan kaidah suatu objek dan merupakan hasil stimulasi untuk terjadinya
perubahan perilaku. Pengetahuan ibu tentang imunisai akan mempengaruhi keyakinan
dan sikap ibu dalam kepatuhannya terhadp imunisasi.7 Kepatuhan terhadap perilaku
pencegahan yang berkaitan dengan dunia medis merupakan fungsi dari
keyakinantentang kesehatan, ancaman yang dirasakan, persepsi kekebalan,
pertimbangan mengenaihambatan atau kerugian (misalnya biaya dan waktu), serta
keuntungan yaitu efektivitas dari anjuran medis tersebut . Menurut WHO tentang
analisis penyebab seseorang berperilaku tertentu salah satunya yaitu pengetahuan.
Apabila suatu program interventif seperti imunisasi ingin dilaksanakan secara serius
dalam menjawab perubahan pola penyakit maka perbaikan dalam evaluasi perilaku
kesehatan masyarakat dan peningkatan pengetahuan sangat dibutuhkan.7
Pendidikan Ibu
Ibu yang berpendidikanmempunyaipengertianlebihbaiktentangpencegahanpenyakit
dan kesadaranlebihtinggiterhadapmasalah-masalahkesehatan yang
sedikitbanyaktelahdiajarkan di sekolah. Oleh karenaituibu yang
memilikitingkatpendidikan yang
telahtinggiakanmemberikanimunisasilebihlengkapkepadaanaknyadibandingkanibuden
ganpendidikan rendah.8
Tradisi
Berdasarkan hasil analisis pengaruh antara tradisi dengan kelengkapan
imunisasi terdapat adanya pengaruh antara tradisi terhadap kelengkapan status
imunisasi pada bayi atau balita. Hal ini dapat terjadi karena pada hasil penelitian
terlihat adanya kecenderungan pada responden yang memiliki bayi atau balita dengan
status imunisasi lengkap menyatakan bahwa dikeluarga mereka terbiasa memberikan
imunisasi pada bayi atau balita mereka, sedangkan responden yang memiliki bayi
atau balita dengan status imunisasi tidak lengkap menyatakan bahwa dikeluarga
mereka terbiasa tidak memberikan imunisasi pada bayi atau balita mereka.9
DukunganKeluarga
Keluarga merupakan bagian terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan anggota keluarga lainnya yang bertempat tinggal di dalam satu rumah karena
adanya hubungan darah maupun ikatan pernikahan, sehingga terdapat interaksi antara
17
anggota keluarga satu dengan anggota keluarga lainnya, apabila salah satu dari
anggota keluarga memperoleh masalah kesehatan, maka akan dapat berpengaruh
kepada anggota keluarga lainnya.9
Status ekonomi
Kontribusi yang mempengaruhi rendahnya imunisasi adalah penghasilan
keluarga/status ekonomi. Hal
inidikarenakanmenyebabkanketerbatasanaksesketempatpelayanankesehatan. Hal
inidapatmemberatkankeluarga yang
penghasilannyahanyadapatmemenuhikebutuhanseharihari. 10
AnggotaKeluarga
Semakinbanyaknyajumlahanakdalamkeluarga,
makasemakinbesarkemungkinantidakdiimunisasinyaanak yang paling kecil. Begitu
juga dengananak yang tinggaldengan orang tuatunggal,
dikarenakankurangnyadukungan keluarga.10
SikapPetugas
Sebuah program dapatgagalapabilatidakterciptanyahubunganbaikantarapetugas dan
pasien. Hal itu juga dapatmempengaruhiinformasi yang seharusnyadiberikanterhadap
pasien.10
2.8 KejadianIkutanPascaImunisasi
Kejadianikutanpascaimunisasi (KIPI) adalahsuatu kejadian sakit yang terjadi setelah
menerima imunisasi yang diduga disebabkan oleh imunisasi. Untuk mengetahui hubungan
antara pemberian imunisasi dengan KIPI diperlukan pelaporan dan pencatatan semua
reaksi yang tidak diinginkan yang timbul setelah pemberian imunisasi. Surveilans KIPI
sangat membantu program imunisasi, khususnya untuk memperkuat keyakinan masyarakat
akan pentingnya imunisasi sebagai upaya pencegahan penyakit paling efektif. Tidak semua
kejadian KIPI yang diduga itu benar. Sebagian besar ternyata tidak ada hubungannya
dengan imunisasi. 13
Oleh karena itu untuk menentukan KIPI diperlukan keterangan mengenai berapa besar
frekuensi kejadian KIPI pada pemberian vaksin tertentu; bagaimana sifat kelainan tersebut,
lokal atau sistemik; bagaimana derajat kesakitan resipien, apakah memerlukan perawatan,
18
apakah menyebabkan cacat, atau menyebabkan kematian; apakah penyebab dapat
dipastikan, diduga, atau tidak terbukti; dan akhirnya apakah dapat disimpulkan bahwa KIPI
berhubungan dengan vaksin, kesalahan produksi, atau kesalahan pemberian. Berdasarkan
data yang diperoleh, maka KIPI dapat diklasifikasikan dalam: 13
Klasifikasi Gejala
Abses pada tempat suntikan
ReaksiLokal Limfadenitis
Reaksi lokal lain yang berat, misalnya
selulitis, BCG-itis
Kelumpuhan akut
19
Reaksi SSP Ensefalopati
Ensefalitis
Meningitis
Kejang
Reaksi alergi: urtikaria, dermatitis,
Reaksi Lain edem
Reaksi anafilaksis (hipersensitivitas)
Syok anafilaksis
Artralgia
Demam
Episod hipotensif hiporesponsif
Osteomielitis
Menangis menjerit yang terus
menerus
Sindrom syok toksik
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
21
3.4.1 Kriteria inklusi
Ibu yang memiliki balita umur 0-5 tahun yang berkunjungkePoli MTBS
PuskesmasKedokanbunder
Ibubersediamengisikuisioner
3.4.2 Kriteria eksklusi
Ibu menolak mengisi kuesioner
Pendampingpasienanakselainibu yang datangkePoli MTBS PuskesmasKedokan
Bunder
22
3.7.4 Imunisasi dasar
Yang termasuk imunisasi dasar adalah imunisasi hepatitis B, polio, BCG, DPT,
dancampak.
3.7.5 Kelengkapan imunisasi dasar
Kriteria kelengkapan imunisasi dasar ialah anak mendapatkan imunisasi dasar
secara lengkap, yaitu imunisasi hepatitis B dilakukan 3 kali, imunisasi polio dilakukan
minimal 3 kali (Polio-0 tidak dihitung), imunisasi BCG dilakukan 1 kali, imunisasi DTP
dilakukan 3 kali, dan imunisasi campak dilakukan 1 kali.
3.7.6 Pengetahuan
Pengetahuan adalah fakta atau ide yang didapat dengan proses observasi, belajar
atau penelitian. Pengetahuan responden pada penelitian ini adalah pengetahuan
pentingnyaimunisasidasarlengkap. Total skor yang didapat adalah 75, dan dilakukan
pengkategorian sebagai berikut :
a. Baik; apabila jawaban benar >80% (total skor >60)
b. Sedang; apabila jawaban benar antara 60% - 80% (total skor 45-60)
c. Kurang; apabila jawaban benar <60% (total skor <45)
Subjek terpilih dan meminta persetujuan / informed consent untuk mengisi kuesioner
BAB IV
Penyampaian dan presentasi hasil
penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. GambaranUmumPuskesmas
4.1.1 Keadaan Geogarafi
Kecamatan Kedokan Bunder adalah salah satu Kecamatan dalam wilayah kabupaten
Indramayu yang berjarak ± 30 Km dari pusat Pemerintahan Kabupaten Indramayu, dan
merupakan Daerah /wilayah yang berada di bagian timur Kabupaten Indramayu dan
merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Karangampel, membawahi 7 ( Tujuh ) Desa,
34 Rukun Warga (RW) dan 130 Rukun Tetangga (RT) dengan batas-batas wilayah sebagai
berikut :
Sebelah Utara : Kecamatan Karangampel
Sebelah Timur : Kecamatan Krangkeng
Sebelah Selatan : Kecamatan Gegesik – Kab Cirebon
Sebelah Barat : Kecamaatan Kertasmaya
Pemukiman 488,613 Ha
Perkebunan 130,404 Ha
Tambak 15,000 Ha
Jumlah 2,900,741 Ha
Jumlah penduduk pada Kecamatan Kedokan Bunder adalah sebanyak 70.110 dengan komposisi
pria sebanyak 34.987 dan perempuan 35.123.
24
Gambar 2. Kecamatan Kedokan Bunder
25
Tabel 6. menggambarkan distribusi usia responden, pekerjaan dan tingkat
pendidikan ibu di wilayah kerja Puksesmas Kedokan Bunder.
Karakteristik Frekuensi %
Tidaktamat SD 5 13,9
Tamat SD 13 36,1
Karyawan 0 0,0
Guru 0 0,0
Wiraswasta 8 22,2
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner diperoleh data sebagai berikut:
26
Kurang 15 41,6
Total 36 100
27
Tabel9.Distribusi Tingkat Pengetahuan RespondenberdasarkanUsia
Pengetahuan
UsiaIbu Jumlah (n) kurang % cukup % Baik %
<20 tahun 5 4 80% 1 20% 0 0%
20 – 25 tahun 9 6 67% 0 0% 3 33%
26 – 30 tahun 6 2 33% 3 50% 1 17%
31 – 35 tahun 12 2 17% 7 58% 3 25%
36 – 40 tahun 3 1 33,3% 1 33,3% 1 33,3%
>40 tahun 1 0 0% 1 100% 0 0%
Total 36 15 41,6% 13 36,2% 8 22,2%
28
BAB V
5.1 Simpulan
1. Distribusi umur sampel terbanyak yaitu kelompok umur 31 – 35 tahunsebanyak
33,3 %.
2. Distribusi pendidikan sampel sebanyak 36,1% hanya menamatkan sekolah SD.
3. Distribusi pekerjaan 66,7 %sampel sebagai ibu rumah tangga
4. Hasil penelitian kuesioner
Tingkat Pengetahuan : Baik 8 responden(22,2%), cukup 13 responden(36,2%),
kurang 15 responden (41,6%)
5.2 Saran
1. Penelitian ini sebaiknya dilakukan di tempat yang lebih kondusif dan nyaman. Dan
dilakukan pada ibu yang anaknya tidak sedang sakit parah. Agar ibu dapat menjawab
pertanyaan dengan lebih santai dan tidak terburu-buru.
2. Sebaiknya peneliti yang ingin melakukan penelitian seperti ini memiliki kemampuan
lebih dalam komunikasi. Agar lebih mudah menyampaikan maksud dan tujuan dari
pertanyaan-pertanyaan kuisioner. Dan ibu juga lebih mudah dalam memahami
pertanyaan yang diajukan peneliti.
3. Sebaiknya penelitian ini dilakukan dalam waktu yang lebih lama, agar mendapatkan
hasil yang lebih maksimal. Sampel yang dapat diambil akan lebih banyak dan lebih
menggambarkan daerah yang sedang diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
30
LAMPIRAN 1
KuisionerPenelitian
Data responden
Nama responden (Orangtua) :
Umur :
Nama anak : Usia anak:
Alamat lengkap :
No. Telp/HP :
Pekerjaanibu :
Pendidikan terakhiribu :
32
7. Bagaimana cara kerja imunisasi?
a. Meningkatkan daya tahan tubuh (5)
b. Meningkatkan nafsu makan (1)
c. Menyembuhkan penyakit (2)
d. Membunuh kuman penyakit (1)
e. Tidak tahu (1)
8. Imunisasi apakah yang pemberiannya diteteskan ke mulut?
a. Hepatitis B (1)
b. BCG (1)
c. Polio (5)
d. DPT (1)
e. Tidak tahu (1)
9. Apakah Anda setuju jika anak anda diimunisasi?
a. Ya (5)
b. Tidak (1)
c. Ragu-ragu (3)
10. Apakah Anda setuju bahwa imunisasi itu penting untuk kesehatan anak?
a. Ya (5)
b. Tidak (1)
c. Ragu-ragu (3)
33
11. Apakah Anda setuju bahwa manfaat yang didapat dari imunisasi lebih besar daripada
kerugiannya (efek samping)?
a. Ya (5)
b. Tidak (1)
c. Ragu-ragu (3)
12. Jika Anda mendengar laporan mengenai efek samping yang terjadi setelah imunisasi
dari orang lain, apakah Anda masih memberikan anak anda diimunisasi?
a. Ya (5)
b. Tidak (1)
c. Ragu-ragu (3)
13. Jika anak anda mengalami demam setelah imunisasi, apakah Anda masih akan
memberikan imunisasi selanjutnya kepada anak anda?
a. Ya (5)
b. Tidak (1)
c. Ragu-ragu (3)
14. Jika pelayanan kesehatan yang menyediakan layanan imunisasi
(RS/puskesmas/posyandu/praktek dokter) jauh dari rumah Anda, apakah Anda mau
mengantarkan anak anda diimunisasi?
a. Ya (5)
b. Tidak (1)
c. Ragu-ragu (3)
15. Apa yang diberikansaatimunisasi ?
a. Kuman yang dilemahkan (5)
b. Vitamin (1)
c. Antibiotik (2)
d. Obat (3)
e. Tidaktahu (1)
34
LAMPIRAN 2
Dokumentasi
35
BERITA ACARA PRESENTASI MINI PROJECT
Pada hari ini tanggal 10 Januari 2020 telah dipresentasikan Mini Project oleh:
Penda
drBudi Prasetyo
36