Masalah
Kurang nya kesadaran penderita hipertensi terhadap penyakit nya sehingga kurang nya
keinginan untuk memeriksakan diri secara berkala ke puskesmas atau ke tempat pelayanan
kesehatan terdekat untuk berobat
Intervensi
Melakukan penyuluhan terutama pada usia lanjut (lansia) merupakan salah satu metode yang
di gagas oleh kementerian kesehatan untuk memberantas penyakit tidak menular yang salah
satu nya hipertensi. Pemberian obat obatan teratur untuk penderita hipertensi juga salah satu
intervensi yang dilakukan mencegah penyakit ini ke tahap yang lebih serius.
Pelaksanaan
Penyuluhan mengenai penyakit Hipertensi ini dilakukan di ruang pertemuan Puskesmas Koto
Katik dalam program Prolanis yang dilaksanakan pada tanggal 16 Februari 2019 dimulai
pukul 10.00 WIB – selesai.
Monev
kegiatan berjalan dengan lancer, tepat waktu, dihadiri oleh masyarakat, petugas
puskesmas, dan PIDI.
Perhatian masyarakat terhadap kegiatan penyuluhan cukup baik dan masyarakat
cukup antusias dalam partisipasi kegiatan.
Diharapkan dengan adanya penyuluhan ini masyarakat khususnya para lansia lebih
memahami dan berpartisipasi dalam pencegahan penyakit dan pengobatan penyakit.
2. UKS (F1)
18/02/2019
Latar belakang
UKS merupakan saluran utama pendidikan kesehatan yang ada di sekolah untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat,
yang nantinya akan menghasilkan kesehatan peserta didik secara optimal. Program UKS
adalah program pemerintah yang wajib ada dan dilaksanakan di sekolah dalam pelayan dan
pendidikan 2 kesehatan atau kebiasaan hidup sehat di sekolah dan diterapkan di lingkungan
sekitar. UKS wajib dilaksanakan pada semua tingkatan pendidikan, baik sekolah negeri
maupun swasta mulai dari tingkat SD hingga SMA.
Penyelenggaraan program kesehatan yang baik dapat menghasilkan anak didik yang
berkualitas. Peningkatan kualitas manusia Indonesia memerlukan berbagai upaya yang
diantaranya melalui upaya pendidikan dan kesehatan yang baik di sekolah maupun luar
sekolah. UKS adalah saluran utama untuk pendidikan kesehatan, diharapkan bukan hanya
masyarakat sekolah saja yang menjalankan hidup sehat, tetapi masyarakat sekitar juga akan
menjalankan hidup sehat. Tujuan dari pelayanan kesehatan di sekolah adalah mengikuti
pertumbuhan dan perkembangan anak didik, mengetahui gangguan/kelainan kesehatan sedini
mungkin, pencegahan penyakit menular, pengobatan secepat-cepatnya dan rehabilitasi.
Diharapkan sarana dan prasarana yang lengkap serta penanganan dalam UKS yang optimal
dapat membantu anak dalam membentuk kebiasaan hidup yang sehat baik untuk dirinya
sendiri atau untuk lingkungan sekitar. Berdasarkan pemaparan di atas sudah dapat diketahui
bahwa pendidikan kesehatan melalui UKS adalah sangat penting dan harus digalakkan.
Masalah
Secara epidemiologis penyebaran penyakit berbasis lingkungan di kalangan anak usia sekolah
di Indonesia masih tinggi. Populasi kelompok anak usia sekolah (7-18 tahun) merupakan
komponen yang cukup penting dalam masyarakat, sepertiga dari total populasi Indonesia,
diantaranya + 46 juta jiwa merupakan anak usia sekolah. Oleh sebab itu, upaya pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan yang ditujukan kepada anak usia sekolah merupakan salah satu
mata rantai yang penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Intervensi
- Melakukan penyuluhan kesehatan pada anak-anak usia sekolah (7-18 tahun)
- Melakukan skrining kesehatan pada anak-anak usia sekolah (7-18 tahun)
Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan di SMAN 2 Padang Panjang pada kelas XI IPA 1,2,3,4 dan kelas IPS
1,2,3, dimana masing-masing kelas terdiri dari 35 siswa/i. Kegiatan dimulai pukul 09.00 –
selesai. Pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh petugas puskesmas dan peserta PIDI.
- penyuluhan kesehatan untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat, kebersihan perorangan
dan lingkungan
- pemeriksaan kesehatan telinga
- pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut
- pemeriksaan kesehatan mata
- memberikan edukasi mengenai pola hidup sehat, kesehatan jasmani, serta tingginya risiko
anemia pada remaja putri
Monev
- Pelaksanaan kegiatan UKS berjalan lancar
- proses perizinan kegiatan di sekolah mudah dan pihak sekolah mendukung kegiatan
ini
- partisipasi siswa/i sangat baik selama kegiatan berlangsung
- siswa/i cukup kooperatif selama pemeriksaan kesehatan
- Kegiatan UKS ini sudah dilaksanakan secara berkala
Masalah
Kurangnya pengetahuan masyarakat khusus nya para lansia tentang penyakit arthritis
gout atau asam urat
Masih banyaknya masyarakat khusus nya para lansia yang belum bisa membedakan
dan mengenali tanda tanda penyakit arthritis gout dengan penyakit reumatik lainnya
Kurangnya kesadaran masyarakat khusus nya para lansia penderita penyakit arthritis
gout untuk melakukan screening berkala serta kurangnya kesadara penderita untuk
menjaga pola makan dan gaya hidup guna mengurangi perburukan penyakit.
Intervensi
Melakukan penyuluhan pada para masyarakat khusus lansia mengenai
penyakit arthritis gout ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat serta merupakan upaya memberdayakan masyarakat untuk
andil dalam pencegahan munculnya angka penyakit baru dan pencegahan perburukan
penyakit bagi penderita.
Pelaksanaan
Penyuluhan mengenai penyakit artritis gout ini dilakukan di ruang pertemuan
Puskesmas Koto Katik dalam program Prolanis yang dilaksanakan pada tanggal 16 Maret
2019 dimulai pukul 10.00 WIB – selesai.
Monev
Kegiatan berjalan dengan lancer, tepat waktu, dihadiri oleh masyarakat, petugas
puskesmas, dan PIDI.
Perhatian masyarakat terhadap kegiatan penyuluhan cukup baik dan masyarakat
cukup antusias dalam partisipasi kegiatan.
Diharapkan dengan adanya penyuluhan ini masyarakat khususnya para lansia lebih
memahami dan berpartisipasi dalam pencegahan penyakit dan pengobatan penyakit.
Masalah
Pada siswa sekolah dasar (SD), masalah kesehatan yang dihadapi terkait dengan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang belum diterapkan dengan baik, sehingga
menimbulkan permasalahan kesehatan, seperti masalah cacingan, diare dan saluran
pernafasan akut (ISPA). Menurut data dari Departemen Kesehatan menyebutkan bahwa
diantara 1000 penduduk terdapat 300 orang yang terjangkit penyakit diare sepanjang tahun
dan berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) setiap tahunnya
ada 100.000 anak di Indonesia meninggal akibat diare.
Intervensi
- Penyuluhan tentang pentingnya mencuci tangan sebelum dan setelah makan
- Memberikan contoh mencuci tangan yang benar, dan langsusng dipraktekan oleh
siswa-siswi
Pelaksanaan
Penyuluhan tentang manfaat dan cara mencuci tangan yang benar di SDN 14 Koto Katik
dimulai pukul 10.00 - selesai. Jumlah anak yang diberikan penyuluhan sekitar 30 orang.
Monev
- Pemberian informasi tentang manfaat dan cara mencuci tangan yang benar berjalan
dengan baik.
- Partisipasi siswa-siswi cukup baik
Masalah
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi adanya peningkatan jumlah penyandang DM
yang menjadi salah satu ancaman kesehatan global. WHO memprediksi kenaikan jumlah
penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada
tahun 2030. Laporan ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah penyandang DM sebanyak
2-3 kali lipat pada tahun 2035. Sedangkan International Diabetes Federation (IDF)
memprediksi adanya kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 9,1 juta pada tahun
2014 menjadi 14,1 juta pada tahun 2035.
Data-data diatas menunjukkan bahwa jumlah penyandang DM di Indonesia sangat besar.
Dengan kemungkinan terjadi peningkatan jumlah penyandang DM di masa mendatang akan
menjadi beban yang sangat berat untuk dapat ditangani sendiri oleh dokter
spesialis/subspesialis atau bahkan oleh semua tenaga kesehatan yang ada. Penyakit DM
sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia dan berdampak pada peningkatan
biaya kesehatan yang cukup besar.
Intervensi
Baik masyarakat maupun pemerintah, seharusnya ikut serta secara aktif dalam usaha
penanggulangan DM, khususnya dalam upaya pencegahan. Salah satu upaya pencegahan
adalah berupa penyuluhan tentang penyakit diabetes mellitus.
Pelaksanaan
Penyuluhan Diabetes mellitus ini dilakukan di ruang pertemuan Puskesmas Koto Katik dalam
program prolanis pada tanggal 20 April 2019. Kegiatan dimulai pukul 09.00 – selesai.
Monev
kegiatan berjalan dengan lancer, tepat waktu, dihadiri oleh masyarakat, petugas
puskesmas, dan PIDI.
Perhatian masyarakat terhadap kegiatan penyuluhan cukup baik dan masyarakat
cukup antusias dalam partisipasi kegiatan.
Diharapkan dengan adanya penyuluhan ini masyarakat khususnya para lansia lebih
memahami dan berpartisipasi dalam pencegahan penyakit dan pengobatan penyakit.
6. TOSS TB (F1)
F2
Diperkirakan lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia terkena skabies. Prevalensi
cenderung lebih tinggi di daerah perkotaan terutama di daerah yang padat penduduk. Skabies
mengenai semua kelas sosial ekonomi, perempuan dan anak-anak mengalami prevalensi lebih
tinggi. Prevalensi meningkat di daerah perkotaan dan padat penduduk.
Masalah
Di Indonesia pada tahun 2011 jumlah penderita skabies sebesar 6.915.135 (2,9%) dari
jumlah penduduk 238.452.952 jiwa. Jumlah ini meningkat pada tahun 2012 yang jumlah
penderita skabies sebesar 3,6 %dari jumlah penduduk. Pada tawal tahun 2019 didapatkan
laoran kasus skabies pada sekelompok pelajar asrama di salah satu pesantren yang masuk
kedalam wilayah kerja Puskesmas Koto Katik.
Intervensi
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut perlu dilakukan pengecekan
pada asrama – asrama pesantren di wilayah kerja Puskesmas Koto Katik untuk melakukan
upaya kuratif dan rehabilitatif terhadap kejadian skabies tersebut dan promotif untuk
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat.
Pelaksanaan
Kegiatan ini berupa kunjungan ke Asrama SMA Muhammadiah Padang Panjang di wilayah
kerja Puskesmas Koto Katik pada tanggal 9 Maret 2019.
Kegiatan dimulai dengan melakukan pengecekan terhadap kamar – kamar asrama para santri,
wawancara terhadap beberapa santri yang terkena penyakit rabies, lalu diakhiri dengan
penyuluhan mengenai penyakit skabies dan prilaku apa yang harus dilakukan pernderita
untuk membantu penyembuhan dan memutus penularan penyakit skabies.
Monev
- Perizinan pengecekan dengan pihak sekolah cukup baik dan mendukung pelaksanaan
kegiatan
- Masih kurangnya kesadaran berprilaku hidup bersih dan sehat para santri terlihat dari
konsisi kamar, kamar mandi, dan pengelolaan pakaian pakaian kotor santri.
- Banyak santri yang menderita penyakit skabies dan tidak berobat
- Para santri kooperatif dalam mendengarkan penyuluhan dan mau melakukan
pengobatan dan pemutusan penularan penyakit skabies.
Masalah
- Berdasarkan data yang diperoleh Badan POM, sekolah dasar merupakan tempat kedua
setelah rumah tangga yang menjadi tempat kejadian keracunan. Keracunan yang
terjadi pada sekolah dasar, sebagian besar disebabkan oleh jajanan (BPOM, 2011).
- Penyakit yang dapat ditularkan melalui makanan atau yang biasa disebut dengan
foodborne diseases, dapat digolongkan menjadi dua yaitu food infection dan food
poisoning.
- Kondisi sanitasi dan higiene yang masih rendah, penggunaan bahan kimia berbahaya
secara ilegal, adanya kandungan cemaran mikroba dan kimia, serta penambahan
bahan tambahan pangan yang melebihi ambang batas pada makanan jajanan anak
sekolah akan sangat membahayakan kesehatan jutaan anak-anak sekolah.
Intervensi
- Pemeriksaan higiene dan sanitasi kantin dan lingkungan kantin (air bersih, sampah,
limbah, tikus, ventilasi, dan pencahayaan kantin)
Pelaksanaan
Kegiatan inspeksi kantin sekolah dilaksanakan di beberapa sekolah dasar di wilayah
kerja Puskesmas Koto Katik, yaitu SDN 14 KTP, SDN 18 KTP, SDN 02 TPL, SDIT Ma’arif
menggunakan form penilaian dan metode interview kepada pemilik kantin
Monev
- Dari beberapa kantin yang diperiksa didapatkan penjamah kantin yang memiliki kuku
panjang sehingga mempengaruhi higienitas.
- Ada beberapa kantin yang lokasi tempat sampahnya berada didekat makanan.
- Masih ada kantin yang membiarkan makanan tidak tertutup sehingga debu atau lalat
bisa menempel pada makanan.
- Diharapkan kepada pihak sekolah agar lebih mengawasi keamanan dan kesehatan
makanan di kantin.
Masalah
Air minum yang terkontaminasi merupakan penyumbang utama untuk masalah penyakit diare
pada anak di seluruh dunia. Diare tercatat mengakibatkan 1,7 juta kematian, dari kematian
tersebut hampir semua terjadi pada anak-anak dan di negara berkembang (Ashbolt 2004).
Pada tahun 2012, diare tercatat mengakibatkan 2,5 juta kematian per tahun di seluruh dunia,
untuk itu dilakukan pengujian kualitas air menggunakan indikator mikroba yakni Escherichia
Coli, Enterococci dan Somatic Coliphage untuk mendeteksi sekaligus mengendalikan
penyakit infeksi akibat air minum dan hasilnya menunjukkan bahwa hanya bakteri
Escherichia Coli yang cocok dijadikan indikator kualitas air minum
Intervensi
- Pemeriksaan berkala depot air minum 6 bulan sekali
Pelaksanaan
- Pemeriksaan dilakukan di Depot Air Minum Rezka, Depot Air Minum Rizky Fresh,
Depot Air Minum Berkah Water, pemeriksaan meliputi mengenai pengecekan higiene
dan sanitasi lingkungan meliputi ruangan kerja, fasilitas yang dipakai, badan dan
pakaian pekerja, serta lingkungan sekitar depot.
Monev
- Dari ketiga depot air yang diperiksa didapatkan 1 depot yang kurang memenuhi
standard higiene dan sanitasi
- Pemilik depot cukup kooperatif selama proses pemeriksaan.
Ny. Nurcaya berumur 78 tahun, status perkawinan janda, dan sudah tidak bekerja. Ny.
Nurcaya tinggal berdua bersama anak perempuannya yang bekerja sebagai koki catering di
salah satu sekolah asrama Padang Panjang.
Ny. Nurcaya dan keluarga tinggal di rumah milik sendiri, yaitu rumah semi permanen
satu lantai, luas 10x5 meter2, terdiri dari 2 kamar, ruang tamu, dapur, dan kamar mandi.
Lantai rumah semen, dinding rumah sebagian semen dan sebagian lagi triplek, dicat.
Penerangan di dalam rumah ada, jendela rumah ada namun minimal, ventilasi ada, listrik ada,
sumber air dari mata air, air minum dimasak. Kamar mandi di dalam rumah, jamban di
dalam kamar mandi, limbah dibuang ke septic tank. Rumah tidak memiliki halaman, jarak
antar rumah berdekatan, dan pencahayaan matahari yang masuk ke rumah minimal.
Monev
Setelah dilakukan pemantauan pada rumah Ny. Nurcaya didapatkan: sirkulasi udara
yang lancar, penerangan sinar matahari ke rumah kurang memadai, air yang bersih,
pembuangan limbah yang terkontrol.
F3
Masalah
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal sebagaimana tercantum pada pasal 3 Undang Undang No. 23 tahun 1992
tentang kesehatan dan Dalam permenkes RI No. 741/menkes/per/VII/2008 tentang standar
pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota pada bab 2 pasal 2 ayat 2a dijelaskan
bahwa cakupan kunjungan ibu hamil k4 95 % pada tahun 2015, cakupan komplikasi
kebidanan yang ditangani 80 % pada tahun 2015, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 90 % pada tahun 2015, cakupan pelayanan
nifas 90 % pada tahun 201, cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 80 % pada
tahun 2010, cakupan kunjungan bayi pada tahun 2010, cakupan desa/kelurahan universal
child immunization 100 % pada tahun 2010, cakupan pelayan anak balita 90 % pada tahun
2010, cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 bulan 100 % pada
tahun 2010, cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100 % pada tahun 2010, cakupan
peserta KB aktif 70 % pada tahun 2010.
Dengan melihat indikator di atas tentu hal ini akan membutuhkan suatu upaya-upaya
yang strategis yang harus segera dilakukan secepatnya. Dan salah satunya adalah
pemberdayaan masyarakat melalui Upaya Kesehatan bersumber Daya Masyarakat (UKBM)
yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar
untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi yakni pos pelayanan terpadu
(Posyandu).
Intervensi
- Kader lebih aktif lagi dalam mengajak masyarakat untuk mengikuti Posyandu
- Dilakukan kegiatan jemput bola bagi balita yang tidak datang Posyandu
Pelaksanaan
Kegiatan posyandu balita dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Koto Katik dimulai pukul
11.00 - selesai. Jumlah balita yang datang dalam kegiatan ini adalah sekitar 20 orang.
Kegiatan posyandu balita ini terdiri dari
- Penimbangan tinggi dan berat badan Anak serta pemantauan tumbuh kembang anak
- Memantau dan melakukan pelayanan imunisasi.
- Pengobatan Umum anak
- Pelayanan tambahan seperti memberi edukasi ibu mengenai pemantauan tumbuh
kembang anak
Monev
- Posyandu balita berjalan cukup lancar
- Partisipasi kunjungan peserta cukup baik.
Masalah
- Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI), Angk Kematian Neonatus (AKN) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) di Indonesia selama kehamilan dan persalinan
- Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pemeriksaan kehamilan secara rutin ke pusat
pelayanan kesehatan
- Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai asuhan perawatan pasca bersalin,
nifas, bayi baru lahir dan kesehatan bayi/balita
Intervensi
- Memberikan penyuluhan mengenai kehamilan, persalinan, nifas, KB pasca bersalin,
pencegahan komplikasi perawatan bayi baru lahir, dan aktivitas fisik/senam ibu hamil
- Memberikan motivasi dan dukungan kepada peserta kelas ibu hamil selama
kehamilan dan menghadapi persalinan
- Memberikan edukasi mengenai pentingnya pemeriksaan deteksi dini HIV, hepatitis B,
dan rubela pada awal kehamilan
- Memberikan edukasi kesehatan gigi pada ibu hamil
- Memberikan edukasi kepada anggota keluarga ibu hamil untuk turut serta membantu,
bekerja sama dan memberi dukungan kepada ibu hamil selama kehamilan dan
persalinan
Pelaksanaan
Kegiatan kelas Ibu Hamil dilaksanakan di Poskeskel Koto Katik. Kelas Ibu Hamil ini dihadiri
oleh 7 orang ibu hamil, 1 orang kader, 1 orang bidan kelurahan, 1 orang dokter, 1 orang
bidan, dan 1 orang perawat gigi. Kegiatan dimulai pukul 08.30 – 11.00 WIB.
Agenda kegiatan :
- Pertemuan I : materi kehamilan dan perawatan/kesehatan kehamilan
- Pertemuan II : materi persalinan dan perawatan nifas
- Pertemuan III : Perawatan bayi baru lahir, penyakit menular (pemeriksaan labor)
- Pertemuan IV : Senam Ibu Hamil
Monev
- Kelas Ibu Hamil di Poskeskel Koto Katik sudah terlaksana dengan baik, namun
sasaran ibu hamil disini masih kurang
- Sebaiknya pada pelaksanaan kelas ibu hamil ini dihadiri oleh suami/anggota keluarga
yang lain
- Antusiasme ibu-ibu hamil dalam mengikuti kelas ibu hamil sudah cukup baik, namun
saat diskusi masih banyak ibu-ibu hamil yang tidak aktif
- Diharapkan dengan adanya kelas ibu hamil ini, ibu hamil dan keluarga lebih paham
mengenai kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi
Masalah
Banyak ibu hamil yang tidak melakukan senam hamil dikarenakan ragu-ragu dan takut akan
kehamilannya jika melakukan senam hamil.
Intervensi
Pelaksanaan
Kegiatan senam hamil dilaksanakan di Poskeskel Gumala. Kelas Ibu Hamil ini dihadiri oleh
11 orang ibu hamil, 1 orang kader, 1 orang bidan kelurahan, 1 orang dokter, 1 orang bidan.
Kegiatan dimulai pukul 08.30 – 11.00 WIB.
Monev
- Kegiatan senam hamil di Poskeskel Gumala sudah terlaksana dengan baik
- Antusiasme ibu-ibu hamil dalam mengikuti senam hamil sudah cukup baik
- Diharapkan dengan adanya senam ibu hamil ini, ibu hamil rutin melakukannya secara
mandiri di rumah
Masalah
Cakupan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Koto Katik belum maksimal. Hal ini
disebabkan pemahaman yang kurang tentang pentingnya imunisasi.
Intervensi
Monev
- Partisipasi kunjungan anak untuk pemberian imunisasi masih kurang
- Penting untuk memberikan informasi tentang imunisasi kepada ibu anak
F4
Masalah
Cacingan mempengaruhi asupan (intake), pencernaan (digestive), penyerapan
(absorbsi), dan metabolisme makanan. Secara kumulatif, infeksi cacing atau Cacingan dapat
menimbulkan kerugian terhadap kebutuhan zat gizi karena kurangnya kalori dan protein,
serta kehilangan darah. Selain dapat menghambat perkembangan fisik, kecerdasan dan
produktifitas kerja, dapat menurunkan ketahanan tubuh sehingga mudah terkena penyakit
lainnya.
indikator pencapaian target program Penanggulangan Cacingan berupa penurunan
prevalensi Cacingan sampai dengan di bawah 10% (sepuluh persen) di setiap kabupaten/kota.
Intervensi
Penanggulangan Cacingan adalah tindakan yang ditujukan untuk menurunkan
prevalensi serendah mungkin dan menurunkan risiko penularan Cacingan di suatu wilayah.
Dasar utama untuk Penanggulangan Cacingan adalah memutuskan mata rantai penularan
Cacingan. Oleh karena itu, upaya Penanggulangan Cacingan diarahkan pada pemutusan
rantai penularan Cacingan, yaitu kelompok usia balita dan anak usia sekolah, dengan 1)
pemberian obat massal pencegahan Cacingan kelompok rentan untuk menghentikan
penyebaran telur cacing dari Penderita ke lingkungan sekitarnya, 2) peningkatan higiene
sanitasi, dan 3) pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat melalui promosi kesehatan.
Cacingan merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan maka selain pemberian
obat perhatian terhadap sanitasi lingkungan perlu ditingkatkan.
Pelaksanaan
Kegiatan pemberian obat cacing kepada anak dan balita dilaksanakan di Posyandu
Balita Koto Panjang. Kegiatan diikuti oleh masyarakat sekitar kelurahan Koto Panajng
sebanyak 20 anak dan balita. KEgiatan dimulai pukul 10.00 - selesai. Selain pemberian
obatcacing juga dilakukan pemberian edukasi terhadap orangtua anak dan balita mengenai
perilaku bersih dan sehat (PHBS) di rumah maupun lingkungan sekitar.
Monev
- Kegiatan beerjalan lancar, tepat waktu, dihadiri oleh perwakilan Puskesmas, kader, peserta
PIDI, dan masyarakat
- Partisipasi masyarakat dalam kegiatan ini cukup baik
- Pemberian pbat cacing lebih efektif karena obat cacing yang diberikan dikemas dengan rasa
dan bentuk yang menarik bagi anak-anak, sehingga obat diminumkan langsung oleh anak dan
balita, serta diawasi langsung oleh petugas.
Intervensi
- Pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil untuk mencukupi kebutuhan zat gizi
ibu hamil
Pelaksanaan
Kegiatan PMT Ibu Hamil ini dilaksanakan di Pustu Koto Katik. Sasaran ibu hamil yang
mendapatkan PMT pada bulan ini adalah 10 orang. Kegiatan ini dihadiri oleh 8 orang ibu
hamil. Selain pemberian PMT, juga diberikan edukasi dan konseling mengenai gizi ibu
hamil.
Monev
- Kegiatan pemberian makan tambahan bagi ibu hamil sudah baik dan berjalan lancar
- Sasaran ibu hamil yang datang belum mencapai target
- Antusiasme ibu hamil dalam mendapatkan edukasi dan makanan tambahan cukup
baik
Masalah
Menurut data Riskesdas 2018, proporsi status gizi buruk dan gizi kurang pada balita
di Indonesia mencapai angka 17,7% dengan angka prevalensi provinsi Sumatera Barat
sebesar 19%. Untuk pervelensi status gizi Kota Padang Panjang tahun 2016 ke 2017 menurut
Pemantauan Status Gizi (PSG) 2018, Status gizi balita kurus di Kota Padang Panjang yaitu
dari 4,7% menjadi 4%. Sedangkan prevalensi balita dengan gizi kurang yaitu 11,8% menjadi
11,7%. Prevalensi balita kurus danbalita kurang gizi berdasarkan kecamatan tahun 2017,
kecamatan Padang panjang Barat memiliki prevalensi balita kurus 4,7% dan balita gizi
kurang 12,8% sedangkan Kecamatan Padang Panjang Timur memiliki prevalensi balita kurus
2,8% dan balita kurang gizi 9,6%.
Intervensi
Usia balita merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat.
Oleh karena itu, kelompok usia balita perlu mendapat perhatian, karena merupakan kelompok
yang rawan terhadap kekurangan gizi. Untuk mengatasi kekurangan gizi yang terjadi pada
kelompok usia balita, perlu diselenggarakan Pemberian Makanan Tambahan (PMT). PMT
bagi balita usia 6 - 59 bulan dimaksudkan sebagai tambahan, bukan sebagai pengganti
makanan utama sehari-hari.
Pelaksanaan
Kegiatan PMT Balita ini dilaksanakan di Pustu Koto Panjang. Sasaran Balita yang
mendapatkan PMT pada bulan ini adalah 20 anak. Kegiatan ini dihadiri oleh petugas
puskesmas, kader, dan PIDI. Selain pemberian PMT, juga diberikan edukasi dan konseling
mengenai gizi pada ibu-ibu balita.
Monev
- Kegiatan pemberian makan tambahan balita sudah baik dan berjalan lancar
- Sasaran balita yang datang belum mencapai target
- Antusiasme para ibu dalam mendapatkan edukasi dan makanan tambahan cukup baik
Masalah
Masih kurangnya partisipasi orang tua dalam kegiatan deteksi tumbuh kembang balita yang
biasanya dilakukan di posyandu setiap bulan.
Intervensi
- Memberikan penyuluhan tentang pentingnya deteksi tumbuh kembang
- Kader lebih aktif lagi dalam mengajak masyarakat untuk mengikuti kegiatan Posyandu
- Dilakukan kegiatan jemput bola bagi balita yang tidak datang Posyandu
Pelaksanaan
Deteksi tumbuh kembang balita ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan posyandu balita
di Pustu Koto Panjang dimulai pukul 10.00 - selesai. Jumlah balita yang datang dalam kegiatan ini
adalah sekitar 20 orang. Agenda kegiatan deteksi tumbuh kembang balita ini terdiri dari penimbangan
berat dan tinggi badan anak, screening tumbuh kembang anak, dan edukasi orangtua mengenai
tumbuh kembang anak.
Monev
- Kegiatan deteksi tumbuh kembang anak ini berjalan sesuai perencanaan
- Namun sasaran balita yang datang belum mencapai target
- Sehingga tumbuh kembang balita di wilayah kerja Puskesmas Koto Katik khususnya
wilayah Koto Panjang belum dapat disimpulkan karena masih kurangnya partisipasi
masyarakat untuk mengantarkan balitanya deteksi tumbuh kembang.
F5
1. SENAM JANTUNG
09/03/2019
10/03/2019
Latar belakang
Kanker payudara merupakan salah satu prevalensi kanker tertinggi di Indonesia, yaitu
50 per 100.000 penduduk dengan angka kejadian tertinggi di D.I Yogyakarta sebesar 24 per
10.000 penduduk sesuai informasi dari Riset Kesehatan Dasar yang dilakukan oleh
Kementerian Kesehatan RI tahun 2013. Sementara itu, kanker payudara termasuk dalam 10
penyebab kematian terbanyak pada perempuan di Indonesia dengan angka kematian 21,5 per
100.000 penduduk.
Faktor yang dapat memicu kanker payudara antara lain perokok aktif dan pasif; pola
makan buruk; usia haid pertama di bawah 12 tahun; perempuan tidak menikah; perempuan
menikah tidak memiliki anak; melahirkan anak pertama pada usia 30 tahun; tidak menyusui;
menggunakan kontrasepsi hormonal dan atau mendapat terapi hormonal dalam waktu lama;
usia menopause lebih dari 55 tahun; pernah operasi tumor jinak payudara; riwayat
radiasi dan riwayat kanker dalam keluarga.
Kanker payudara sangat berbahaya dan harus diwaspadai sejak dini. Meskipun
demikian, kanker payudara dapat dicegah dengan perilaku hidup sehat, rutin melakukan
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) yang dilakukan oleh setiap perempuan dan
Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) oleh tenaga kesehatan terlatih.
Masalah
Riset Penyakit Tidak Menular (PTM) 2016 menyatakan perilaku masyarakat dalam
deteksi dini kanker payudara masih rendah. Tercatat 53,7% masyarakat tidak pernah
melakukan SADARI, sementara 46,3% pernah melakukan SADARI; dan 95,6% masyarakat
tidak pernah melakukan SADANIS, sementara 4,4% pernah melakukan SADANIS.
Intervensi
Melakukan SADANIS
Pelaksanaan
Monev
11/03/2019
Latar belakang
Masalah
Globocon (2012) mencatat insiden kanker serviks di dunia sebesar 19,3% dengan kematian
sebesar 17% dan insiden kanker serviks di Indonesia mencapai 13 % dengan kematian
sebesar 10,3%. Berdasarkan Riskesdas (2013), penyakit kanker serviks merupakan penyakit
kanker dengan prevalensi tertinggi di Indonesia dengan prevalensi sebesar 0,8 per mil.
Provinsi Sumatera Barat menempati urutan ketujuh di Indonesia dengan prevalensi sebesar
0,9 per mil.
Intervensi
Pelaksanaan
Monev
Masalah
Saat ini permasalahan kesehatan yang dihadapi cukup kompleks, upaya kesehatan belum
dapat menjangkau seluruh masyarakat meskipun puskesmas telah ada di setiap kecamatan. Prioritas
sasaran adalah yang mempunyai masalah kesehatan terkait dengan masalah kesehatan
prioritas daerah yaitu belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan atau sudah
memanfaatkan tetapi memerlukan tindak lanjut. Fokus utama pada keluarga rawan kesehatan
yaitu keluarga miskin yang rentan dan keluarga yang termasuk resiko tinggi.4 Keluarga yang
tidak mendapat pelayanan perkesmas merupakan beban sosial dan ekonomi serta dapat
berdampak buruk terhadap masyarakat lainnya. Pemerintah memiliki tanggung jawab
melindungi kesehatan masyarakat dan memberikan akses ke pelayanan kesehatan terutama
bagi keluarga yang memiliki hambatan untuk mencapai pusat-pusat pelayanan kesehatan.
Penduduk rawan ini telah menjadi salah satu bagian sasaran program Perkesmas di
Puskesmas
Intervensi
Pelaksanaan
Kegiatan perkesmas dilakukan pada tanggal 01 april 2019, pukul 08.00-selesai. Dilakukan kunjungan
rumah sebanyak 9 rumah, yang terdiri dari pasien-pasien diabetes mellitus, stroke, kejiwaan,
hipertensi, lansia, dan lain-lain.
Monev
Kegiatan perkesmas berjalan lancar
Masalah
Data-data diatas menunjukkan bahwa jumlah penyandang DM di Indonesia sangat besar.
Dengan kemungkinan terjadi peningkatan jumlah penyandang DM di masa mendatang akan
menjadi beban yang sangat berat untuk dapat ditangani sendiri oleh dokter
spesialis/subspesialis atau bahkan oleh semua tenaga kesehatan yang ada. Penyakit DM
sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia dan berdampak pada peningkatan
biaya kesehatan yang cukup besar.
Intervensi
Berdasarkan latar belakang dan masalah yang di paparkan sebelumnya, maka
diadakan sebuah program rutin screening kesehatan dan penyuluhan mengena penyakit
menular dan tidak menular di Puskesmas Koto Katik. Screening dan Penyuluhan DM ini
merupakan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular.
Pelaksanaan
Kegiatan berupa screening gula darah dan penyuluhan DM yang dilakukan di ruang
pertemuan Puskesmas Koto Katik dalam program prolanis pada tanggal 20 April 2019.
Kegiatan dihadiri oleh masyarakat dengan jumlah 17 orang. Kegiatan dimulai pukul 09.00 –
selesai.
Monev
Kegiatan berjalan lancar, tepat waktu, dihadiri oleh masyarakat, dan PIDI
Partisipasi masyarakat dalam kegiatan ini cukup baik
F6
Masalah
Angka kesakitan (morbiditas) merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk
mengukur derajat kesehatan penduduk. Semakin tinggi angka kesakitan, menunjukkan derajat
kesehatan penduduk semakin buruk.
Intervensi
- melakukan pelayanan pengobatan kesehatan terhadap para lansia
Pelaksanaan
Kegiatan posyandu lansia dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Koto Katik dimulai
pukul 11.00 - selesai. Jumlah lansia yang datang dalam kegiatan ini adalah sekitar 20 orang.
Kegiatan posyandu lansia ini terdiri dari anamnesis dan pengobatan dasar yang dilakukan
oleh dokter.
Monev
- Posyandu lansia berjalan cukup lancar
- Partisipasi kunjungan peserta lansia masih kurang
- Edukasi kurang efektif dikarenakan kendala komunikasi dengan para lansia akibat
usia yang terlalu tua dan tidak ada pendamping yang ikut menemani saat pelayanan
Masalah
Keterampilan dan bakat pembalappembalap di Indonesia sangat memerlukan
pembinaan sebagai olah raga otomotif di Indonesia dalam satu wadah pendidikan agar bakat
dan keterampilan membalap dapat terarah dengan baik. Kegiatan road race yang sering
diadakan didaerah yang merupakan potensi awal dari karier seorang pembalap untuk
melangkah ketingkat nasional maupun internasional. Namun mengingat jenis olahraga ini
cukup berbahaya, maka dibutuhkan partisipasi Puskesmas untuk pelayanan kesehatan dan
upaya pengobatan.
Intervensi
Berdasarkan latar belakang dan masalah diatas, maka puskesmas turut serta sebagai
Tim Medis guna pelayanan kesehatan dan pengobatan pada acara Race Road Festival Padang
Panjang 2019.
Pelaksanaan
Acara Road Race Festival Padang Panjang 2019 ini dilaksanakan pada tanggal 24
Maret 2019. Acara ini di ikuti oleh 30 club motor padang panjang. Kejurda ini hadiri oleh
Wakil Walikota Padang Panjang, Ketua DPRD Padang Panjang, Ketua KONI Sumbar, Ketua
IMI Sumbar, Kadihub Padang Panjang, Ketua KONI Padang Panjang, Kasat Lantas Padang
Panjang, Tim Medis dari beberapa Puskesmas Padang panjang, dan masyarakat.
Monev
Kegiatan berjalan sesuai perencanaan
Pada pelaksanaannya tidak ada cidera serius pada peserta kejuaraan, namun ada
penonton yang mengalami cidera berat.
Pengamanan peserta kejuaraan dan penonton sebaiknya lebih diperketat untuk
kegiatan selanjutnya.
Masalah
Kader PKK berperan penting sebagai mitra kerja pemerintah sekaligus tombak
penggerak pemberdayaan kesejahteraan keluarga. Maka dari itu diperlukan sebuah kegiatan
pemersatu kader sebagai wadah edukasi dan informasi guna pemberdayaan kesejahteraan
keluarga yang optimal.
Kegiatan yang diperuntkkan kepada kader PKK ini diharapkan dapat memperluas
wawasan kader sekaligus menjadi wadah silaturahmi bagi para kader. Sehingga diperlukan
turut serta puskesmas sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat dalam acara
tersebut.
Intervensi
Berdasarkan latar belakang dan masalah tersebut maka pemerintah bersama masyarakat
membuat program kegiatan Jambore Kader PKK yang dihadiri oleh tim medis sebagai penyelenggara
kesehatan masyarakat dalam kegiatan tersebut.
Pelaksanaan
Acara Jambore ini dilaksanakan di komplek Mifan Water Park & Resort
Padangpanjang pada tanggal 26 – 29 Maret 2019, dan diisi dengan berbagai macam lomba.
Acara ini dihadiri oleh Walikota dan Wakil Walikota, kader PKK Padangpanjang, Tim
Medis, masyarakat, dan lain-lain.
Monev
Acara Jambore kader PKK berjalan lancar karena dukungan dari berbagai pihak.
Partisipasi kader PKK terhadap acara ini sangat tinggi
Peran Tim Medis sebagai pelayanan kesehatan masyarakat dalam kegiatan tersebut
berjalan lancer.
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta
anak prasekolah.
Tujuan Pelayanan Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan
hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya
untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya
derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan
landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Sedangkan tujuan khusus pelayanan KIA adalah :
1. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan , sikap dan perilaku), dalam mengatasi
kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya
pembinaan kesehatan keluarga, paguyuban 10 keluarga, Posyandu dan sebagainya.
2. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri
di dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga, Posyandu, dan Karang Balita serta
di sekolah Taman Kanak-Kanak atau TK.
3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, dan ibu meneteki.
4. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu meneteki,
bayi dan anak balita.
5. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan seluruh
anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah, terutama
melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.
Masalah
Masih adanya angka kesakitan pada ibu dan anak, masih adanya kematian bayi saat
persalinan, hal ini bisa disebabkan karena kurang lengkapnya ANC saat kehamilan sehingga
tidak diketahui apakah kehamilan berjalan dengan baik atau mengalami keadaan risiko tinggi
dan komplikasi obstetrik yang dapat membahayakan kehidupan ibu atau janinnya.
Intervensi
Upaya kesehatan ibu dan anak meliputi kegiatan peningkatan, pencegahan, pengobatan dan
pemulihan kesehatan ibu dan anak.
Pelaksanaan
Upaya kesehatan ibu dan anak salah satunya dilakukan pada poli ibu dan anak di Puskesmas
Koto Katik. Pada poli ibu dan anak dapat dilakukan pengobatan dasar ibu dan anak, ANC,
perawatan nifas, pelaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem
rujukan, kontrasepsi, dan lain-lain
Monev
Pelayanan poli KIA Puskesmas Koto Katik berjalan dengan baik dengan jumlah pasien sekitar 10-20
pasien per hari.
Latar belakang
Poli umum merupakan tempat pelayanan yang bertugas melakukan pemeriksaan pasien
secara umum dengan melihat indikasi atau gejala – gejala yang di derita oleh pasien.
Pengunjung dilayani oleh Dokter Umum dan Perawat yang bertugas melakukan anamnesa
dan diagnosa awal terhadap pasien. Petugas d poli umum bertanggung jawab atas setiap
pasien yang diperiksa agar dapat memberikan pelayanan yang sesuai setandar dan dapat di
pertanggung jawabkan dalam mendiagnosa setiap keluahan setiap pasien yang berkunjung di
poliklinik tersebut.
Masalah
Banyak masalah kesehatan yang perlu ditatalaksana oleh tenaga medis. Penatalaksanaan
secara medis bisa didapatkan pada poli umum.
Intervensi
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan
preventif
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada individu, kelompok
dan masyarakat
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan pasien, petugas dan pengunjung
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerjasama
inter dan antar profesi
Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem rujukan
Pelaksanaan
Pelayanan poli umum di puskesmas Koto Katik setiap hari kecuali hari libur.
Monev
Pelayanan poli umum di puskesmas Koto Katik berjalan dengan baik dengan jumlah pasien
sekitar 30-50 pasien per hari.
Permasalahan
- Meningkatnya pergaulan bebas dan kegiatan yang tidak bermanfaat bagi pelajar di
indonesia terutama di kota padang panjang
- meningkatnya penderita obesitas dikalangan pelajar
- meningkatnya kebiasaan bermain menggunakan handphone seluler dalam waktu yang lama
di kalangan pelajar
Intervensi
Pemerintah Kota Padang Panjang Menyelenggarakan sesuatu kegiatan yang bermanfaat dan
menyehatkan kebugaran jasmani bagi pelajar maka di buat lah suatu kejuaraan yang
dinamakan Liga Pelajar Indonesia Se Kota Padang Panjang
Pelaksanaan
Kegiatan Liga Pelajar Indonesia ini dilaksanakan di Lapangan Anar Karim Kota Padang
Panjang dimulai pada tanggal 25 Februari-12 April 2019. Jumlah SMP dan SMA sederajat
yang ikut kompetisi ini sekitar 23 SMP dan SMA sederajat dan berjumlah 92 pertandingan.
Monev
- Liga Pelajar Indonesia ini berjalan lancar, aman dan tertib karena di dukung juga oleh
pihak keamanan dan pihak kesehatan
- Partisipasi kunjungan peserta liga dan suporter masing-masing sekolah sangat tinggi
- ketidaktepatan waktu dari peserta masih menjadi kendala dalam beberapa
pertandingan