Anda di halaman 1dari 14

Pembinaan Rumah Sehat di Dusun Batumadeg

Tanggal Pelayanan 13-07-2022

Data Dasar Pasien Nama KK: Tn. KW

Agama: Hindu

Alamat: Dsn. Batumadeg

Jumlah Anggota Keluarga: 3

Latar belakang

Organisasi kesehatan dunia WHO mendefinisikan ilmu kesehatan lingkungan sebagai ilmu
dan keterampilan untuk mengendalikan semua faktor lingkungan fisik di sekitar manusia yang
diperkirakan akan menimbulkan gangguan atau akan menimbulkan kerugian pada
perkembangan fisik manusia, kesehatan atau kelangsungan hidup manusia. Suatu definisi lagi
yang dikenalkan oleh P. Walton Purdom sebagai berikut: Environmental health is that aspect of
public health that is concerned with those forms of life, subtances, forces, and conditions in the
surrounding of man that may exert an influence on human health and well-being.

Upaya kesehatan lingkungan di tujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat,
baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat
kesehatan setinggi-tingginya. Lingkungan yang sehat mencakup lingkungan pemukiman, tempat
kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum. Lingkungan sehat harus bebas dari
unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain: limbah cair, limbah padat,
limbah gas, sampah yang tidak di proses, binatang pembawa penyakit, zat kimia berbahaya,
kebisingan yang melebihi ambang batas, air yang tercemar, udara yang tercemar dan makanan
yang terkontaminasi.

Nilai-nilai kesehatan lingkungan di Indonesia saat ini masih relative rendah, terlihat dari
beberapa data berikut. Hasil Riskesdas tahung 2018 memperlihatkan proporsi pembuanan air
limbah utama dari kamar mandi/tempat cuci di rumah tangga sebagian besar langsung ke
got/kali/sungai (51,8%) dan 18,9% tidak mempunyai penampungan air atau langsung ke tanah.
Pada tahun 2019 sebesar 78,73% rumah tangga memiliki tempat pembuangan akhir tinja dengan
tangka septic berarti masih terdapat 20,44% rumah tangga yang tidak memiliki septic tank untuk
pembuangan akhir tinja (0,83% rumah tangga menggunakan instalasi pembuangan air limbah
terpadu. Dari data persentase rumah tangga dengan tempat pembuangan akhir tinja dengan
tangka septic pada tahun 2019, didapatkan Bali sebagai provinsi dengan persentase tertinggi
yaitu 95,67%.

Berdasarkan data persentase rumah tangga yang memiliki akses air minum layak tahun
2019 berdasarkan provinsinya Bali menduduki posisi kedua tertinggi dengan persentase 96,84%.
Riskesdas 2018 memperlihatkan hanya 49,8% penduduk umur ≥10 tahun yang berperilaku benar
dalam mencuci tangan dengan kisaran provinsi antara 26,7% (Papua) sampai 67,4% (Bali).
Proporsi perilaku benar buang air besar (menggunakan jamban) berdasarkan Riskesdas 2018
sebesar 88,2% dengan kisaran provinsi antara 55,8% (Papua) dan 97,6% (DKI Jakarta). Masih
terdapat penduduk usia ≥ 3 tahun buang air besar selain di jamban yang dapat mencemari tanah
dan air.

Gambaran pelaksanaan

Kegiatan pembinaan keluarga sehat dilaksanakan oleh penanggung jawab Program


Kesehatan Lingkungan di UPTD. Puskesmas Nusa Penida III bersama dengan dokter. Dimulai
dengan penilaian sarana air bersih/minum, jamban keluarga dan tempat pengelolaan sampah,
dan sarana pengelolaan air limbah dari tiap keluarga. Selanjutnya, dilakukan pembinaan dan
edukasi kepada tiap keluarga mengenai keluarga sehat terkhusus kesehatan lingkungan.
Hasil penilaian keluarga sehat:
Sarana air bersih : Memiliki, PDAM
Jamban keluarga : Memiliki, memenuhi syarat
Tempat pengelolaan sampah : Memiliki, memenuhi syarat
SPAL : Memiliki, memenuhi syarat (jarak >10 m dari sumber air)
Pembinaan Rumah Sehat di Dusun Batumadeg
Tanggal Pelayanan 13-07-2022

Data Dasar Pasien Nama KK: Tn. MPD

Agama: Hindu

Alamat: Dsn. Batumadeg

Jumlah Anggota Keluarga: 3

Latar belakang

Organisasi kesehatan dunia WHO mendefinisikan ilmu kesehatan lingkungan sebagai ilmu
dan keterampilan untuk mengendalikan semua faktor lingkungan fisik di sekitar manusia yang
diperkirakan akan menimbulkan gangguan atau akan menimbulkan kerugian pada
perkembangan fisik manusia, kesehatan atau kelangsungan hidup manusia. Suatu definisi lagi
yang dikenalkan oleh P. Walton Purdom sebagai berikut: Environmental health is that aspect of
public health that is concerned with those forms of life, subtances, forces, and conditions in the
surrounding of man that may exert an influence on human health and well-being.

Upaya kesehatan lingkungan di tujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat,
baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat
kesehatan setinggi-tingginya. Lingkungan yang sehat mencakup lingkungan pemukiman, tempat
kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum. Lingkungan sehat harus bebas dari
unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain: limbah cair, limbah padat,
limbah gas, sampah yang tidak di proses, binatang pembawa penyakit, zat kimia berbahaya,
kebisingan yang melebihi ambang batas, air yang tercemar, udara yang tercemar dan makanan
yang terkontaminasi.

Nilai-nilai kesehatan lingkungan di Indonesia saat ini masih relative rendah, terlihat dari
beberapa data berikut. Hasil Riskesdas tahung 2018 memperlihatkan proporsi pembuanan air
limbah utama dari kamar mandi/tempat cuci di rumah tangga sebagian besar langsung ke
got/kali/sungai (51,8%) dan 18,9% tidak mempunyai penampungan air atau langsung ke tanah.
Pada tahun 2019 sebesar 78,73% rumah tangga memiliki tempat pembuangan akhir tinja dengan
tangka septic berarti masih terdapat 20,44% rumah tangga yang tidak memiliki septic tank untuk
pembuangan akhir tinja (0,83% rumah tangga menggunakan instalasi pembuangan air limbah
terpadu. Dari data persentase rumah tangga dengan tempat pembuangan akhir tinja dengan
tangka septic pada tahun 2019, didapatkan Bali sebagai provinsi dengan persentase tertinggi
yaitu 95,67%.

Berdasarkan data persentase rumah tangga yang memiliki akses air minum layak tahun
2019 berdasarkan provinsinya Bali menduduki posisi kedua tertinggi dengan persentase 96,84%.
Riskesdas 2018 memperlihatkan hanya 49,8% penduduk umur ≥10 tahun yang berperilaku benar
dalam mencuci tangan dengan kisaran provinsi antara 26,7% (Papua) sampai 67,4% (Bali).
Proporsi perilaku benar buang air besar (menggunakan jamban) berdasarkan Riskesdas 2018
sebesar 88,2% dengan kisaran provinsi antara 55,8% (Papua) dan 97,6% (DKI Jakarta). Masih
terdapat penduduk usia ≥ 3 tahun buang air besar selain di jamban yang dapat mencemari tanah
dan air.

Gambaran pelaksanaan

Kegiatan pembinaan keluarga sehat dilaksanakan oleh penanggung jawab Program


Kesehatan Lingkungan di UPTD. Puskesmas Nusa Penida III bersama dengan dokter. Dimulai
dengan penilaian sarana air bersih/minum, jamban keluarga dan tempat pengelolaan sampah,
dan sarana pengelolaan air limbah dari tiap keluarga. Selanjutnya, dilakukan pembinaan dan
edukasi kepada tiap keluarga mengenai keluarga sehat terkhusus kesehatan lingkungan.
Hasil penilaian keluarga sehat:
Sarana air bersih : Memiliki, PDAM
Jamban keluarga : Memiliki, memenuhi syarat
Tempat pengelolaan sampah : Memiliki, memenuhi syarat
SPAL : Memiliki, memenuhi syarat (jarak >10 m dari sumber air)
Pembinaan Rumah Sehat di Dusun Batumadeg
Tanggal Pelayanan 13-07-2022

Data Dasar Pasien Nama KK: Tn. WS

Agama: Hindu

Alamat: Dsn. Batumadeg

Jumlah Anggota Keluarga: 2

Latar belakang

Organisasi kesehatan dunia WHO mendefinisikan ilmu kesehatan lingkungan sebagai ilmu
dan keterampilan untuk mengendalikan semua faktor lingkungan fisik di sekitar manusia yang
diperkirakan akan menimbulkan gangguan atau akan menimbulkan kerugian pada
perkembangan fisik manusia, kesehatan atau kelangsungan hidup manusia. Suatu definisi lagi
yang dikenalkan oleh P. Walton Purdom sebagai berikut: Environmental health is that aspect of
public health that is concerned with those forms of life, subtances, forces, and conditions in the
surrounding of man that may exert an influence on human health and well-being.

Upaya kesehatan lingkungan di tujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat,
baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat
kesehatan setinggi-tingginya. Lingkungan yang sehat mencakup lingkungan pemukiman, tempat
kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum. Lingkungan sehat harus bebas dari
unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain: limbah cair, limbah padat,
limbah gas, sampah yang tidak di proses, binatang pembawa penyakit, zat kimia berbahaya,
kebisingan yang melebihi ambang batas, air yang tercemar, udara yang tercemar dan makanan
yang terkontaminasi.

Nilai-nilai kesehatan lingkungan di Indonesia saat ini masih relative rendah, terlihat dari
beberapa data berikut. Hasil Riskesdas tahung 2018 memperlihatkan proporsi pembuanan air
limbah utama dari kamar mandi/tempat cuci di rumah tangga sebagian besar langsung ke
got/kali/sungai (51,8%) dan 18,9% tidak mempunyai penampungan air atau langsung ke tanah.
Pada tahun 2019 sebesar 78,73% rumah tangga memiliki tempat pembuangan akhir tinja dengan
tangka septic berarti masih terdapat 20,44% rumah tangga yang tidak memiliki septic tank untuk
pembuangan akhir tinja (0,83% rumah tangga menggunakan instalasi pembuangan air limbah
terpadu. Dari data persentase rumah tangga dengan tempat pembuangan akhir tinja dengan
tangka septic pada tahun 2019, didapatkan Bali sebagai provinsi dengan persentase tertinggi
yaitu 95,67%.

Berdasarkan data persentase rumah tangga yang memiliki akses air minum layak tahun
2019 berdasarkan provinsinya Bali menduduki posisi kedua tertinggi dengan persentase 96,84%.
Riskesdas 2018 memperlihatkan hanya 49,8% penduduk umur ≥10 tahun yang berperilaku benar
dalam mencuci tangan dengan kisaran provinsi antara 26,7% (Papua) sampai 67,4% (Bali).
Proporsi perilaku benar buang air besar (menggunakan jamban) berdasarkan Riskesdas 2018
sebesar 88,2% dengan kisaran provinsi antara 55,8% (Papua) dan 97,6% (DKI Jakarta). Masih
terdapat penduduk usia ≥ 3 tahun buang air besar selain di jamban yang dapat mencemari tanah
dan air.

Gambaran pelaksanaan

Kegiatan pembinaan keluarga sehat dilaksanakan oleh penanggung jawab Program


Kesehatan Lingkungan di UPTD. Puskesmas Nusa Penida III bersama dengan dokter. Dimulai
dengan penilaian sarana air bersih/minum, jamban keluarga dan tempat pengelolaan sampah,
dan sarana pengelolaan air limbah dari tiap keluarga. Selanjutnya, dilakukan pembinaan dan
edukasi kepada tiap keluarga mengenai keluarga sehat terkhusus kesehatan lingkungan.
Hasil penilaian keluarga sehat:
Sarana air bersih : Memiliki, PDAM
Jamban keluarga : Memiliki, memenuhi syarat
Tempat pengelolaan sampah : Memiliki, memenuhi syarat
SPAL : Memiliki, tidak memenuhi syarat (jarak <10 m dari
sumber air)
Pembinaan Rumah Sehat di Dusun Batumadeg
Tanggal Pelayanan 13-07-2022

Data Dasar Pasien Nama KK: Tn. GPR

Agama: Hindu

Alamat: Dsn. Batumadeg

Jumlah Anggota Keluarga: 4

Latar belakang

Organisasi kesehatan dunia WHO mendefinisikan ilmu kesehatan lingkungan sebagai ilmu
dan keterampilan untuk mengendalikan semua faktor lingkungan fisik di sekitar manusia yang
diperkirakan akan menimbulkan gangguan atau akan menimbulkan kerugian pada
perkembangan fisik manusia, kesehatan atau kelangsungan hidup manusia. Suatu definisi lagi
yang dikenalkan oleh P. Walton Purdom sebagai berikut: Environmental health is that aspect of
public health that is concerned with those forms of life, subtances, forces, and conditions in the
surrounding of man that may exert an influence on human health and well-being.

Upaya kesehatan lingkungan di tujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat,
baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat
kesehatan setinggi-tingginya. Lingkungan yang sehat mencakup lingkungan pemukiman, tempat
kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum. Lingkungan sehat harus bebas dari
unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain: limbah cair, limbah padat,
limbah gas, sampah yang tidak di proses, binatang pembawa penyakit, zat kimia berbahaya,
kebisingan yang melebihi ambang batas, air yang tercemar, udara yang tercemar dan makanan
yang terkontaminasi.

Nilai-nilai kesehatan lingkungan di Indonesia saat ini masih relative rendah, terlihat dari
beberapa data berikut. Hasil Riskesdas tahung 2018 memperlihatkan proporsi pembuanan air
limbah utama dari kamar mandi/tempat cuci di rumah tangga sebagian besar langsung ke
got/kali/sungai (51,8%) dan 18,9% tidak mempunyai penampungan air atau langsung ke tanah.
Pada tahun 2019 sebesar 78,73% rumah tangga memiliki tempat pembuangan akhir tinja dengan
tangka septic berarti masih terdapat 20,44% rumah tangga yang tidak memiliki septic tank untuk
pembuangan akhir tinja (0,83% rumah tangga menggunakan instalasi pembuangan air limbah
terpadu. Dari data persentase rumah tangga dengan tempat pembuangan akhir tinja dengan
tangka septic pada tahun 2019, didapatkan Bali sebagai provinsi dengan persentase tertinggi
yaitu 95,67%.

Berdasarkan data persentase rumah tangga yang memiliki akses air minum layak tahun
2019 berdasarkan provinsinya Bali menduduki posisi kedua tertinggi dengan persentase 96,84%.
Riskesdas 2018 memperlihatkan hanya 49,8% penduduk umur ≥10 tahun yang berperilaku benar
dalam mencuci tangan dengan kisaran provinsi antara 26,7% (Papua) sampai 67,4% (Bali).
Proporsi perilaku benar buang air besar (menggunakan jamban) berdasarkan Riskesdas 2018
sebesar 88,2% dengan kisaran provinsi antara 55,8% (Papua) dan 97,6% (DKI Jakarta). Masih
terdapat penduduk usia ≥ 3 tahun buang air besar selain di jamban yang dapat mencemari tanah
dan air.

Gambaran pelaksanaan

Kegiatan pembinaan keluarga sehat dilaksanakan oleh penanggung jawab Program


Kesehatan Lingkungan di UPTD. Puskesmas Nusa Penida III bersama dengan dokter. Dimulai
dengan penilaian sarana air bersih/minum, jamban keluarga dan tempat pengelolaan sampah,
dan sarana pengelolaan air limbah dari tiap keluarga. Selanjutnya, dilakukan pembinaan dan
edukasi kepada tiap keluarga mengenai keluarga sehat terkhusus kesehatan lingkungan.
Hasil penilaian keluarga sehat:
Sarana air bersih : Memiliki, PDAM
Jamban keluarga : Memiliki, memenuhi syarat
Tempat pengelolaan sampah : Memiliki, memenuhi syarat
SPAL : Memiliki, tidak memenuhi syarat (jarak <10 m dari
sumber air)
Pembinaan Rumah Sehat di Dusun Batumadeg
Tanggal Pelayanan 13-07-2022

Data Dasar Pasien Nama KK: Tn. PS

Agama: Hindu

Alamat: Dsn. Batumadeg

Jumlah Anggota Keluarga: 3

Latar belakang

Organisasi kesehatan dunia WHO mendefinisikan ilmu kesehatan lingkungan sebagai ilmu
dan keterampilan untuk mengendalikan semua faktor lingkungan fisik di sekitar manusia yang
diperkirakan akan menimbulkan gangguan atau akan menimbulkan kerugian pada
perkembangan fisik manusia, kesehatan atau kelangsungan hidup manusia. Suatu definisi lagi
yang dikenalkan oleh P. Walton Purdom sebagai berikut: Environmental health is that aspect of
public health that is concerned with those forms of life, subtances, forces, and conditions in the
surrounding of man that may exert an influence on human health and well-being.

Upaya kesehatan lingkungan di tujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat,
baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat
kesehatan setinggi-tingginya. Lingkungan yang sehat mencakup lingkungan pemukiman, tempat
kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum. Lingkungan sehat harus bebas dari
unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain: limbah cair, limbah padat,
limbah gas, sampah yang tidak di proses, binatang pembawa penyakit, zat kimia berbahaya,
kebisingan yang melebihi ambang batas, air yang tercemar, udara yang tercemar dan makanan
yang terkontaminasi.

Nilai-nilai kesehatan lingkungan di Indonesia saat ini masih relative rendah, terlihat dari
beberapa data berikut. Hasil Riskesdas tahung 2018 memperlihatkan proporsi pembuanan air
limbah utama dari kamar mandi/tempat cuci di rumah tangga sebagian besar langsung ke
got/kali/sungai (51,8%) dan 18,9% tidak mempunyai penampungan air atau langsung ke tanah.
Pada tahun 2019 sebesar 78,73% rumah tangga memiliki tempat pembuangan akhir tinja dengan
tangka septic berarti masih terdapat 20,44% rumah tangga yang tidak memiliki septic tank untuk
pembuangan akhir tinja (0,83% rumah tangga menggunakan instalasi pembuangan air limbah
terpadu. Dari data persentase rumah tangga dengan tempat pembuangan akhir tinja dengan
tangka septic pada tahun 2019, didapatkan Bali sebagai provinsi dengan persentase tertinggi
yaitu 95,67%.

Berdasarkan data persentase rumah tangga yang memiliki akses air minum layak tahun
2019 berdasarkan provinsinya Bali menduduki posisi kedua tertinggi dengan persentase 96,84%.
Riskesdas 2018 memperlihatkan hanya 49,8% penduduk umur ≥10 tahun yang berperilaku benar
dalam mencuci tangan dengan kisaran provinsi antara 26,7% (Papua) sampai 67,4% (Bali).
Proporsi perilaku benar buang air besar (menggunakan jamban) berdasarkan Riskesdas 2018
sebesar 88,2% dengan kisaran provinsi antara 55,8% (Papua) dan 97,6% (DKI Jakarta). Masih
terdapat penduduk usia ≥ 3 tahun buang air besar selain di jamban yang dapat mencemari tanah
dan air.

Gambaran pelaksanaan

Kegiatan pembinaan keluarga sehat dilaksanakan oleh penanggung jawab Program


Kesehatan Lingkungan di UPTD. Puskesmas Nusa Penida III bersama dengan dokter. Dimulai
dengan penilaian sarana air bersih/minum, jamban keluarga dan tempat pengelolaan sampah,
dan sarana pengelolaan air limbah dari tiap keluarga. Selanjutnya, dilakukan pembinaan dan
edukasi kepada tiap keluarga mengenai keluarga sehat terkhusus kesehatan lingkungan.
Hasil penilaian keluarga sehat:
Sarana air bersih : Memiliki, PDAM
Jamban keluarga : Memiliki, memenuhi syarat
Tempat pengelolaan sampah : Memiliki, memenuhi syarat
SPAL : Memiliki, tidak memenuhi syarat (jarak <10 m dari
sumber air)
Pembinaan Rumah Sehat di Dusun Batumadeg
Tanggal Pelayanan 13-07-2022

Data Dasar Pasien Nama KK: Tn. KDP

Agama: Hindu

Alamat: Dsn. Batumadeg

Jumlah Anggota Keluarga: 5

Latar belakang

Organisasi kesehatan dunia WHO mendefinisikan ilmu kesehatan lingkungan sebagai ilmu
dan keterampilan untuk mengendalikan semua faktor lingkungan fisik di sekitar manusia yang
diperkirakan akan menimbulkan gangguan atau akan menimbulkan kerugian pada
perkembangan fisik manusia, kesehatan atau kelangsungan hidup manusia. Suatu definisi lagi
yang dikenalkan oleh P. Walton Purdom sebagai berikut: Environmental health is that aspect of
public health that is concerned with those forms of life, subtances, forces, and conditions in the
surrounding of man that may exert an influence on human health and well-being.

Upaya kesehatan lingkungan di tujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat,
baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat
kesehatan setinggi-tingginya. Lingkungan yang sehat mencakup lingkungan pemukiman, tempat
kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum. Lingkungan sehat harus bebas dari
unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain: limbah cair, limbah padat,
limbah gas, sampah yang tidak di proses, binatang pembawa penyakit, zat kimia berbahaya,
kebisingan yang melebihi ambang batas, air yang tercemar, udara yang tercemar dan makanan
yang terkontaminasi.

Nilai-nilai kesehatan lingkungan di Indonesia saat ini masih relative rendah, terlihat dari
beberapa data berikut. Hasil Riskesdas tahung 2018 memperlihatkan proporsi pembuanan air
limbah utama dari kamar mandi/tempat cuci di rumah tangga sebagian besar langsung ke
got/kali/sungai (51,8%) dan 18,9% tidak mempunyai penampungan air atau langsung ke tanah.
Pada tahun 2019 sebesar 78,73% rumah tangga memiliki tempat pembuangan akhir tinja dengan
tangka septic berarti masih terdapat 20,44% rumah tangga yang tidak memiliki septic tank untuk
pembuangan akhir tinja (0,83% rumah tangga menggunakan instalasi pembuangan air limbah
terpadu. Dari data persentase rumah tangga dengan tempat pembuangan akhir tinja dengan
tangka septic pada tahun 2019, didapatkan Bali sebagai provinsi dengan persentase tertinggi
yaitu 95,67%.

Berdasarkan data persentase rumah tangga yang memiliki akses air minum layak tahun
2019 berdasarkan provinsinya Bali menduduki posisi kedua tertinggi dengan persentase 96,84%.
Riskesdas 2018 memperlihatkan hanya 49,8% penduduk umur ≥10 tahun yang berperilaku benar
dalam mencuci tangan dengan kisaran provinsi antara 26,7% (Papua) sampai 67,4% (Bali).
Proporsi perilaku benar buang air besar (menggunakan jamban) berdasarkan Riskesdas 2018
sebesar 88,2% dengan kisaran provinsi antara 55,8% (Papua) dan 97,6% (DKI Jakarta). Masih
terdapat penduduk usia ≥ 3 tahun buang air besar selain di jamban yang dapat mencemari tanah
dan air.

Gambaran pelaksanaan

Kegiatan pembinaan keluarga sehat dilaksanakan oleh penanggung jawab Program


Kesehatan Lingkungan di UPTD. Puskesmas Nusa Penida III bersama dengan dokter. Dimulai
dengan penilaian sarana air bersih/minum, jamban keluarga dan tempat pengelolaan sampah,
dan sarana pengelolaan air limbah dari tiap keluarga. Selanjutnya, dilakukan pembinaan dan
edukasi kepada tiap keluarga mengenai keluarga sehat terkhusus kesehatan lingkungan.
Hasil penilaian keluarga sehat:
Sarana air bersih : Memiliki, PDAM
Jamban keluarga : Memiliki, memenuhi syarat
Tempat pengelolaan sampah : Memiliki, memenuhi syarat
SPAL : Memiliki, memenuhi syarat (jarak >10 m dari sumber air)
Pembinaan Rumah Sehat di Dusun Batumadeg
Tanggal Pelayanan 13-07-2022

Data Dasar Pasien Nama KK:

Agama: Hindu

Alamat: Dsn. Batumadeg

Jumlah Anggota Keluarga:

Latar belakang

Organisasi kesehatan dunia WHO mendefinisikan ilmu kesehatan lingkungan sebagai ilmu
dan keterampilan untuk mengendalikan semua faktor lingkungan fisik di sekitar manusia yang
diperkirakan akan menimbulkan gangguan atau akan menimbulkan kerugian pada
perkembangan fisik manusia, kesehatan atau kelangsungan hidup manusia. Suatu definisi lagi
yang dikenalkan oleh P. Walton Purdom sebagai berikut: Environmental health is that aspect of
public health that is concerned with those forms of life, subtances, forces, and conditions in the
surrounding of man that may exert an influence on human health and well-being.

Upaya kesehatan lingkungan di tujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat,
baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat
kesehatan setinggi-tingginya. Lingkungan yang sehat mencakup lingkungan pemukiman, tempat
kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum. Lingkungan sehat harus bebas dari
unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain: limbah cair, limbah padat,
limbah gas, sampah yang tidak di proses, binatang pembawa penyakit, zat kimia berbahaya,
kebisingan yang melebihi ambang batas, air yang tercemar, udara yang tercemar dan makanan
yang terkontaminasi.

Nilai-nilai kesehatan lingkungan di Indonesia saat ini masih relative rendah, terlihat dari
beberapa data berikut. Hasil Riskesdas tahung 2018 memperlihatkan proporsi pembuanan air
limbah utama dari kamar mandi/tempat cuci di rumah tangga sebagian besar langsung ke
got/kali/sungai (51,8%) dan 18,9% tidak mempunyai penampungan air atau langsung ke tanah.
Pada tahun 2019 sebesar 78,73% rumah tangga memiliki tempat pembuangan akhir tinja dengan
tangka septic berarti masih terdapat 20,44% rumah tangga yang tidak memiliki septic tank untuk
pembuangan akhir tinja (0,83% rumah tangga menggunakan instalasi pembuangan air limbah
terpadu. Dari data persentase rumah tangga dengan tempat pembuangan akhir tinja dengan
tangka septic pada tahun 2019, didapatkan Bali sebagai provinsi dengan persentase tertinggi
yaitu 95,67%.

Berdasarkan data persentase rumah tangga yang memiliki akses air minum layak tahun
2019 berdasarkan provinsinya Bali menduduki posisi kedua tertinggi dengan persentase 96,84%.
Riskesdas 2018 memperlihatkan hanya 49,8% penduduk umur ≥10 tahun yang berperilaku benar
dalam mencuci tangan dengan kisaran provinsi antara 26,7% (Papua) sampai 67,4% (Bali).
Proporsi perilaku benar buang air besar (menggunakan jamban) berdasarkan Riskesdas 2018
sebesar 88,2% dengan kisaran provinsi antara 55,8% (Papua) dan 97,6% (DKI Jakarta). Masih
terdapat penduduk usia ≥ 3 tahun buang air besar selain di jamban yang dapat mencemari tanah
dan air.

Gambaran pelaksanaan

Kegiatan pembinaan keluarga sehat dilaksanakan oleh penanggung jawab Program


Kesehatan Lingkungan di UPTD. Puskesmas Nusa Penida III bersama dengan dokter. Dimulai
dengan penilaian sarana air bersih/minum, jamban keluarga dan tempat pengelolaan sampah,
dan sarana pengelolaan air limbah dari tiap keluarga. Selanjutnya, dilakukan pembinaan dan
edukasi kepada tiap keluarga mengenai keluarga sehat terkhusus kesehatan lingkungan.
Hasil penilaian keluarga sehat:
Sarana air bersih : Memiliki, PDAM
Jamban keluarga : Memiliki, memenuhi syarat
Tempat pengelolaan sampah : Memiliki, memenuhi syarat
SPAL : Memiliki, tidak memenuhi syarat (jarak <10 m dari
sumber air)

Anda mungkin juga menyukai