Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1 Latar belakang
Masalah gizi terjadi disetiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam

kandungan (janin), bayi, anak, dewasa dan usia lanjut. Priode dua tahun

pertama kehidupan merupakan masa kritis, karna pada masa ini terjadi

pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Gangguan gizi yang

terjadi pada priode ini bersifat permanen, tidak dapat dipulihkan walaupun

kebutuhan gizi pada masa selanjutnya terpenuhi.1


Perkembangan masalah gizi di Indonesia semakin kompleks saat

ini, selain masih menghadapi masalah kekurangan gizi, masalah kelebihan

gizi juga menjadi persoalan yang harus kita tangani dengan serius. Dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2014-2014, perbaikan

status gizi masyarakat merupakan salah satu prioritas dengan menurunkan

prevalensi balita gizi kurang (underweight) menjadi 15% dan prevalensi

balita pendek (stunting) menjadi 32% pada tahun 2014.2 Dan pada Rencana

Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan melalui

Keputusan Menteri Kesehatan R.I Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015.

Sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatkan derajat kesehatan dan

status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan

masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan

pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok

pembangunan kesehatan pada RPJMN 2015-2019 yaitu :1) Meningkatnya

status kesehatan dan gizi masyarakat melalui dua indikator keluaran

pembinan gizi yang harus dicapai yaitu : (a) 85% balita ditimbang berat

1
badannya (D/S), dan (b) 100% balita gizi buruk mendapat perawatan, 2)

Meningkatnya pengendalian penyakit menular dan tidak menular, 3)

Meningkatnya pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan, 4)

Meningkatnya perlindungan finansial, ketersediaan, penyebaran dan mutu

obat serta sumber daya kesehatan.3

Cakupan anak ditimbang/subjek (D/S) merupakan indikator

tinggi/rendahnya partisipasi masyarakat dan cakupan naiknya berat badan

balita (N/D) merupakan indikator keberhasilan program, secara nasional

menunjukkan tercapainya target kinerja kementrian kesehatan dan

merupakan indikator terkait cakupan pelayanan gizi pada balita, khususnya

imunisasi serta prevalensi gizi kurang. D/S merupakan persentase balita

yang ditimbang diposyandu dibanding seluruh balita yang ada diwilayah

kerja posyandu dan N/D merupakan balita yang naik berat badannya

dibading dengan seluruh balita yang ditimbang berat badannya yang datang

ke posyandu.4

Di Puskesmas Rawat Inap Kedaton Bandar Lampung angka

pencapaian balita ditimbang berat badannya (D/S) dan balita naik berat

bedannya (N/D) masih dibawah target yaitu 62,16% dan 54,16% dengan

target yang diberikan 73,24% untuk D/S dan 66,80% untuk N/D pada tahun

2016.3,5

2 Rumusan Masalah

2
Bagaimana evaluasi program Pencapaian target cakupan balita ditimbang

berat badannya (D/S) dan naik berat badannya (N/D) Di Puskesmas Rawat

Inap Kedaton Bandar Lampung?

3 Tujuan
1 Tujuan Umum
Mengetahui Bagaimana evaluasi program Pencapaian target cakupan balita

ditimbang berat badannya (D/S) dan naik berat badannya (N/D) Di

Puskesmas Rawat Inap Kedaton Bandar Lampung


2 Tujuan Khusus
1 Mengetahui pelaksanaan program Pencapaian target cakupan balita

ditimbang berat badannya (D/S) dan naik berat badannya (N/D) Di

Puskesmas Rawat Inap Kedaton Bandar Lampung.


2 Mengetahui masalah dalam pelaksanaan program Pencapaian target

cakupan balita ditimbang berat badannya (D/S) dan naik berat

badannya (N/D) Di Puskesmas Rawat Inap Kedaton Bandar Lampung.


3 Mengetahui penyebab masalah dalam pelaksanaan program

Pencapaian target cakupan balita ditimbang berat badannya (D/S) dan

naik berat badannya (N/D) Di Puskesmas Rawat Inap Kedaton Bandar

Lampung.
4 Dirumuskannya alternatif penyelesaian masalah bagi pelaksanaan

program Pencapaian target cakupan balita ditimbang berat badannya

(D/S) dan naik berat badannya (N/D) Di Puskesmas Rawat Inap

Kedaton Bandar Lampung.


4 Manfaat
1 Manfaat Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa sebagai sarana pembelajaran mengenai cara melakukan

evaluasi program puskesmas. Selain itu melatih kemampuan dalam

menilai suatu pelaksanaan program, menambah kemampuan dan

3
kecermatan dalam mengindentifikasi, menganalisa dan menetapkan

prioritas permasalahan, mencari alternatif penyelesaian dari suatu masalah

dan memutuskan penyelesaiannya.


2 Manfaat Bagi Puskesmas
Sebagai suatu bahan evaluasi program Pencapaian target cakupan balita

ditimbang berat badannya (D/S) dan naik berat badannya (N/D) Di

Puskesmas Rawat Inap Kedaton Bandar Lampung yang telah

berlangsung, sehingga dapat mengefektifkan dan memberi alternatif

penyelesaian masalah pelaksanaan program dan juga dapat memandu

dalam meningkatkan pencapaian program.


3 Manfaat Bagi Universitas
Merealisasikan tridharma perguruan tinggi dalam melaksanakan fungsi

dan tugasnya sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan,

penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai