Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penderita gangguan jiwa di dunia sekitar 20 juta jiwa termasuk skizofrenia
(WHO, 2019). Secara global, kontributor terbesar beban penyakit skizofrenia
sebesar 14,4%. Kondisi untuk Asia Tenggara tidak berbeda dengan kondisi
global, sama-sama memiliki kontributor terhadap penyakit skizofrenia yaitu
13,5% (KemenKes, 2019, hal: 2).
Hasil Riskesdas menunjukkan Skizofrenia sejak rentang usia (15-24 tahun),
dengan prevalensi 6,2%. Pola prevalensi Skizofrenia semakin meningkat seiring
bertambahnya usia, tertingii pada umur 75+ tahun sebesar 8,9%, 65-74 tahun
sebesar 8,0% dan 55-64 tahun sebesar 6,5% (KemenKes, 2019, hal:3).
Peningkatan ini terlihat dari kenaikan prevalensi rumah tangga yang
penderita skizofrenia di Indonesia sebesar 7,0%. Prevalensi Kalbar meningkat
menjadi 8,0%, dan unttuk prevalensi Pontianak sebesar 9,47% (Riskesdas, 2018,
hal: 112).
Halusinasi adalah distorsi persepsi palsu yang terjadi pada respons
neurobiologis maladaptif. Klien sebenernya mengalami distorsi sensorik sebagai
hal yang nyata dan meresponya (stuart,2016, hal:298). Tanda dan gejala
halusinasi, antara lain: Berbicara, tertawa dan tersenyum sendiri; bersikap seperti
mendengarkan sesuatu; berhenti berbicara sesaat ditengah-tengah kalimat untuk
mendengarkan sesuatu; disorientasi; tidak mampu atau kurang konsentrasi; cepat
berubah pikiran; menarik diri; sering melamun (Azizah, 2016, hal:296).
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh pasien yang mengalami halusinasi
adalah kehilangan kontrol dirinya. Dalam situasi ini pasien dapat melakukan
bunuh diri,membunuh orang lain,bahkan merusak lingkungan. Untuk
memperkecil dampak yang ditimbulkan,dibutuhkan penanganan halusinasi yang
tepat (harkomah,2019:283).
Oleh karena itu, dalam hal ini kelompok mengangkat masalah halusinasi
dalam isi makalah agar kedepannya dapat mengurangi angka kejadian halusinasi
serta dapat memberikan informasi kepada siapa saja ketika mereka bertemu
dengan orang-orang yang berisiko mengalami halusinasi.
B. Tujuan
1. Tujuan Utama
Mahasiswa/i mampu menjelaskan tentang Asuhan Keperawatan Halusinai
dan Aplikasi Kasus terhadap Halusinasi.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa/i mampu menjelaskan tentang Konsep Dasar Asuhan
Keperawatan Halusinasi
b. Mahasiswa/i mampu menjelaskan tentang Asuhan Keperawatan Teoritis
Halusinasi
c. Mahasiswa/i mampu menjelaskan tentang Aplikasi Kasus Halusinasi
C. Ruang Lingkup
Untuk memperjelas masalah yang akan dibahas dan agar tidak terjadi
pembahasan yang meluas atau menyimpang,maka perlu kiranya dibuat suatu
batasan masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam
penulisan makalah ini, yaitu hanya pada lingkup seputar Asuhan Keperawatan
Halusinasi. Ruang lingkup yang dibahas dalam makalah ini mengenai:
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang Konsep dasar asuhan keperawatan
halusinasi
2. Untuk mengatahui dan memahami tentang Asuhan Keperawatan teoritis
halusinasi
3. Untuk mengetahui dan memahami tentang Aplikasi kasus halusinasi
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, kelompok menggunakan metode deskriptif
yaitu dengan penjabaran masalah-masalah yang ada dengan menggunakan studi
keperpusakaan yang ada di perpustakaan, jurnal edisi online maupun edisi cetak,
dan artikel ilmiah yang bersumber dari internet.
E. Sistematika Penulisan
Dalam makalah ini dipergunakan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang Latar belakang, Tujuan umum dan tujuan khusus,
Ruang lingkup, Metode penulisan, serta Sistematika penulisan yang digunakan.

BAB II Pembahasan
Bab ini berisi tentang Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Halusinasi dan
Asuhan Keperawatan Teoritis Halusinasi.

BAB III Aplikasi Kasus


Bab ini berisi tentang Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Rencana
Keperawatan, dan Strategi Pelaksanaan Komunikasi (Role Play).

BAB IV Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang diperoleh dari aplikasi sistem pakar
yang telah dibuat serta untuk pengembangan yang lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai