Disusun Oleh:
PENDAHULUAN
kanker, gangguan jiwa dan kecelakaan (Halawa, 2017). Hal ini berkaitan
dengan ketidak mampuan serta invaliditas tidak baik secara individu maupun
produktif dan tidak efisien. Salah satu jenis gangguan jiwa psikososial
264 juta jiwa menderita depresi, sekitar 45 juta jiwa diseluruh dunia
seperti biologis, psikologis dan sosial. Hal ini mengakibatkan jumlah kasus
gangguan skizofrenia mencapai 6,7% atau 282.654 orang jiwa. Jawa Barat
menempati posisi pertama mencapai 55.133 orang atau 5,0% penduduk
depresi pada penduduk umur diatas 15 tahun sebesar 7,8 dengan prevalensi
tertinggi berada direntan usia 65-74 sebesar 12,11 dengan prevalensi tertinggi
berada direntan usia 75 tahun keatas. (Profil Kesehatan Jawa Barat, 2020).
jiwa yang berdampak pada penurunan produktivitas dan beban negara untuk
(Samudro, 2020) Gejala yang paling sering muncul pada pasien skizofrenia
suara-suara jelas maupun tidak jelas. Hal tersebut yang biasanya ditandai
berhubungan dengan hal nyata yang orang lain tidak mendengarnya, selain itu
analisis dan melakukan evaluasi sesuai hasil yang diharapkan oleh pasien
(Pratiwi, 2017)
halusinasinya ditandai dengan kondisi lebih tenang dan nyaman serta pasien
sudah tidak menyendiri ditempat tidur, sudah tidak mendengarkan suara-suara
Penelitian lain yang dilakukan oleh Bate (2013) di Rumah Sakit Jiwa
dibawah ini
Table 1.1 Data Klien Halusinasi Di Panti Rehabilitasi Bumi Kaheman
Diagnosa Jumlah
Halusinasi Pendengaran dan 11
Penglihatan
Halusinasi Pendengaran 8
Halusinasi Penglihatan 7
Halusinasi Penciuman -
Halusinasi Pengecapan -
Halusinasi Sentuhan -
Halusinasi Temporer -
Jumlah 26
1. Tujuan Umum
Pendengaran.
2. Tujuan Khusus
Sensori Halusinasi;
Sensori Halusinasi;
d. Melakukan implementasi atau tindakan keperawatan
dengan Halusinasi;
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
a. Bagi Mahasiswa
skizofrenia
b. Bagi Institusi Pendidikan
lebih baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Skizofrenia
a. Pengertian Skizofrenia
inkoherensi.
skizofrenia yaitu:
meyakini kebenarannya.
menunjukkan ekspresi.
dreaming).
pendiam.
c. Etiologi
diantaranya adalah :
1) Faktor Biologis
a) Komplikasi kelahiran
terhadap skizofrenia
skizofrenia.
c) Hipotesis Dopamine
d) Struktur Otak
2) Faktor Genetik
2. Halusinasi
a. Pengertian Halusinasi
b. Jenis-jenis Halusinasi
gerakan tangan.
rasa darah, urin, atau feses. Perilaku yang muncul antara lain
adanya aliran listrik dari tanah, objek mati atau orang, merasa
kecil dan makhluk yang tak kasat mata. Perbuatan yang timbul
c. Etiologi
1. Faktor predisposisi
a. Faktor perkembangan
percaya diri.
b. Faktor sosialkultural
otak.
d. Psikologis
alam khayal.
e. Sosial Budaya
perilaku klien.
memburuk.
d. Rentang Respon Halusinasi
2021)
1. Respon Adaptif
kenyataan
2. Respon Maladaptif
dari hati.
e. Fase Halusinasi
anatar lain senyum atau tawa yang tidak tepat, bibir bergerak tanpa
psikotik).
g. Mekanisme koping
menanggulangi kecemasan.
h. Penatalaksanaan Halusinasi
1) Terapi Farmakologi
a) Haloperidol
pada anak-anak.
otak.
(4) Kontraindikasi
b) Clorpromazin
(2) Indikasi
dan medulla.
(4) Kontraindikasi
1. Terapi aktivitas
a) Terapi music
pasien.
b) Terapi seni
c) Terapi menari
2. Terapi relaksasi
kehidupan.
3. Terapi sosial
4. Terapi kelompok:
kegiatan terjadwal
dan denklasi
5. Terapi lingkungan
a. Definisi
1) Proses keperawatan
pikir.
b) Tahap perkenalan/Orientasi
perawatan).
c) Tahap kerja
d) Tahap terminasi
1. Pengkajian
1) Identitas Klien
pengkajian, alamat.
c. Faktor Predisposisi
3) Faktor Biokimia
4) Faktor Psikologis
halusinasi.
5) Faktor Genetik
d. Faktor Presipitasi
1) Biologis
menanggapi rangsangan.
2) Lingkungan
halusinogen.
3) Pemicu Gejala
f. Aspek psikososial
(Supardi, 2018).
1) Genogram
yang dialami oleh klien atau tidak, pola komunikasi klien, pola
2) Konsep diri
a) Gambaran Diri
Persepsi klien halusinasi terhadap tubuhnya, bagian tubuh
b) Identitas diri
c) Peran diri
d) Ideal diri
tersebut.
e) Harga diri
3) Hubungan sosial
dilingkungan masyarakat.
4) Spiritual
g. Status mental
bau badan.
2) Pembicaraan
lambat.
3) Aktivitas motorik
yang berkomat-kamit.
4) Alam perasaan
bicara.
7) Persepsi
a) Jenis Halusinasi
b) Waktu
c) Frekuensi
atau menyendiri.
d) Keadaan yang dapat menyebabkan halusinasi
8) Proses pikir
menyadari.
9) Isi pikir
pikiran magis.
10) Tingkat kesadaran
11) Memori
lalu.
contohnya 1-10.
13) Kemampuan penilaian
baik saja, tidak mengetahui apa yang terjadi pada mereka, dan
h. Mekanisme koping
dilakukan klien.
2019.
3. Diagnosa keperawatan
a. Halusinasi
c. Isolasi sosial
SP 1:
SP 2 :
SP 3 :
muncul
SP 4 :
6. Evaluasi Keperawatan
dilakukan
respon
Sesuai kriteria hasil yang sudah ditentukan maka evaluasi pada studi
S:
O:
P : Intervensi dihentikan
BAB III
Kaheman.
dilakukan penegakkan diagnosa yang sesuai dengan data tanda dan gejala
intervensi yang sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan. Lalu akan dilakukan
evaluasi respon klien dan mengevaluasi akhir apakah intervensi tercapai atau
PENGKAJIAN DIAGNOSA
Penerapan Strategi
Pelaksanaan (SP) 1-4
yang dilakukan selama 8
hari dengan setiap SP EVALUASI
dilakukan 2 hari
pertemuan SP 1 : - Mengenali halusinasi dengan cara
menyebutkan isi, waktu, frekuensi,situasi
pencetus, perasaan. Mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik
Subjek yang digunakan dalam studi kasus ini adalah klien dengan masalah
1. Kriteria inklusi
target yang terjangkau dan akan diteliti. Dalam penelitian ini, yang
2. Kriteria eksklusi
kriteria inklusi dari studi karena berbagai alasan. Kriteria eksklusi dalam
pengobatan
D. Fokus Studi
E. Definisi Operasional
untuk mengumpulkan data agar mempermudah dan hasilnya lebih baik, lebih
cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Pada penelitian
ini instrumen penelian studi kasus yang digunakan yaitu lembar wawancara
diajukan secara langsung kepada subyek studi kasus atau disampaikan secara
responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti
atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti
(Rohmani, 2020)
Pada kasus ini data objektif yang dilakukan yaitu mengamati langsung
3. Metode dokumentasi
klinis klien serta pelaporan hasil yang dimiliki perawat dalam melakukan
jawab perawat.
4. Metode kepustakaan
berkaitan dengan norma yang berkembang pada situasi sosial yang akan
dilakukan penelitian
Analisa data adalah suatu interpretasi data untuk memperoleh arti dari
yaitu kumpulan data-data yang diperoleh dari data yang telah dikelompokkan.
Data yang diperoleh dari wawancara terbuka dan observasi disajikan dalam
bentuk tabel dan narasi. Data yang disajikan dalam bentuk teks/narasi
dijelaskan secara rinci disetiap paragraf yang ditulis, sedangkan data yang
disajikan dalam bentuk tabel dicatat dalam lembar wawancara (Luhasri, 2018)
data subjektif dan data objektif kasus dengan hasil penelitian terdahulu
(Meliza, 2017)
3. Confidentiality ( kerahasiaan)
2019)
Berupa hak klien untuk membuat keputusan secara sadar dan dipahami
dengan baik, bebas dari paksaan atau tidak dalam penelitian ini atau
Tindakan penanganan yang adil, hak yang sama untuk dipilih atau
Bagyono, T. (2019). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. CV. Trans
Info Media .
Dermawan, D. &. (2013). Keperawatan Jiwa; Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Gosyen Publishing.
Dermawan, D. &. (2018). Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa. Gosyen Publishing .
Prabowo, E. (2019). Konsep dan Aplikasi Auhan Keperawatan Jiwa. Nuha Medika.
Pusdiklatnakes. (2020). Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa
Masyarakat. Badan BPSDM Kesehatan.
Rikesdas. (2018). Laporan Provinsi Jawa Barat. Rikesdas 2018. Lembaga Penerbit
Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan. 140-151.
Rohmani, R. L. (2020). Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Terhadap Kemampuan
Komunikasi Verbal Klien Halusinasi Di Rumah Sakit Jiwa Abepura. Jurnal
Keperawatan Tropis Papua, 3(1). 151-156.