Anda di halaman 1dari 59

IMPLEMENTASI PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

DALAM PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN PASIEN


RAWAT JALAN DI UPTD PUSKESMAS NAMOHALU
ESIWA KABUPATEN NIAS UTARA
TAHUN 2020

SKRIPSI

OLEH :

YUSMEIMAN ZAI
180203096

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2020
IMPLEMENTASI PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
DALAM PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN PASIEN
RAWAT JALAN DI UPTD PUSKESMAS NAMOHALU
ESIWA KABUPATEN NIAS UTARA
TAHUN 2020

SKRIPSI

OLEH :

YUSMEIMAN ZAI
180203096

Untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Di


Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Farmasi dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2020
Skripsi dengan Judul:

IMPLEMENTASI PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL


DALAM PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN PASIEN
RAWAT JALAN DI UPTD PUSKESMAS NAMOHALU
ESIWA KABUPATEN NIAS UTARA
TAHUN 2020

Yang dipersiapkan oleh:

YUSMEIMAN ZAI
180203096

Telah Diperiksa dan Disetujui Untuk Dipresentasikan:


Medan, 09 September 2020

Dosen Pembimbing,

(Jasmen Manurung, SKM, M.Kes)


Pembimbing

Diketahui,
Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat
FakultasFarmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Indonesia

(Jasmen Manurung, SKM, M.Kes)


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

1. Nama : Yusmeiman Zai


2. NIM : 180203096
3. Tempat/Tanggal Lahir : Lasara, 15 Mei 1993
4. Agama : Kristen Protestan
5. Anak ke : 1 dari 4 Bersaudara
6. Nama Ayah : Juliaro Zai
7. Nama Ibu : Yaani Gea
8. Alamat : Desa Lasara Kec. Namohalu Esiwa Kab.
Nias Utara
9. Email : yusmeimanz@yahoo.com

I. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. 1999-2005 : SD No. 075110 Lasara Berua


2. 2005-2008 : SMP Ngeri 1 Namohalu Esiwa
3. 2008-2011 : SMK Negeri 2 Gunungsitoli
4. 2011-2014 : Akper Gunungsitoli Pemkab Nias
5. 2018-2020 : Universitas Sari Mutiara Indonesia
ABSTRAK

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi
kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang – Undang Nomor 40
Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau
iurannya dibayar oleh Pemerintah. Tujuan penelitian yaitu Untuk mengetahui Implementasi
pelaksanaan jaminan kesehatan nasional dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan pasien
rawat jalan di UPTD Puskesmas Namohalu Esiwa Kabupaten Nias Utara Tahun 2020.
Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN resmi diluncurkan pada tanggal 1 Januari 2014.
Jenis Penelitian ini yaitu menggunakan metode kualitatif dengan rancangan studi
kasus. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Namohaluesiwa Kabupaten Nias
Utara. Metode Pengambilan Sampel pada penelitian ini adalah metode Purposive Sampling
dimana informan penelitian ditentukan oleh peneliti sendiri.
Komunikasi pelayanan kesehatan pasien JKN rawat jalan di UPTD Puskesmas Namohalu
Esiwa Kabupaten Nias Utara Tahun 2020, masih sangat kekurangan dimana dari hasil
penelitian ini menyimpulkan, Tenaga Kesehatan dalam mengkomunikasikan pemberian
Pelayanan di UPTD Puskesmas Namohalu Esiwa masih kurang, dimana masih ada tenaga
kesehatan jika pasien datang berobat tidak mengkomunikasikan layanan yang akan
diberikan kepada pasien dan Sumber Daya saat melakukan proses pelaksanaan JKN pada
pemanfaatan pelayanan kesehatan pasien rawat jalan di UPTD Puskesmas Namohalu Esiwa
Kabupaten Nias Utara Tahun 2020, masih kurang dimana Sumber Daya Kesehatan di
Puskesmas Namohalu Esiwa masih belum memadai sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan No.75 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, dengan hal tersebut maka untuk
kedepan Puskesmas Namohalu Esiwa perlu penambahan sumber daya kesehatan untuk
menunjang peningkatan pelayanan dalam mengimplementasikan pelaksanaan Jaminan
Kesehatan Nasional dalam Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Pasien Rawat Jalan di UPTD
Puskesmas Namohalu Esiwa.

Kata Kunci : Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional, Pemanfaatan


ABSTRACT

The National Health Insurance (JKN) is part of the National Social Security System (SJSN)
which is organized by using a mandatory social health insurance mechanism based on Law
Number 40 of 2004 concerning SJSN with the aim of meeting the basic needs of proper
public health. which is given to every person who has paid contributions or whose
contributions have been paid by the Government. The research objective is to determine the
implementation of the implementation of national health insurance in the utilization of
outpatient health services at the UPTD Namohalu Esiwa Community Health Center, North
Nias Regency in 2020. The National Health Insurance or JKN was officially launched on
January 1, 2014. This type of research uses qualitative methods with a design case study.
The location of this research was conducted at the Namohaluesiwa Health Center, North
Nias Regency. The sampling method in this research is purposive sampling method in
which the research informants are determined by the researcher himself.

Communication on outpatient JKN health services at the UPTD Namohalu Esiwa


Puskesmas, North Nias Regency in 2020, is still very lacking where the results of this study
conclude, Health Workers in communicating service delivery at UPTD Puskesmas
Namohalu Esiwa are still lacking, where there are still health workers if the patient comes
treatment does not communicate the services that will be provided to patients and resources
when carrying out the JKN implementation process on the utilization of outpatient health
services at the UPTD Namohalu Esiwa Health Center, North Nias Regency in 2020, is still
lacking where the Health Resources at the Namohalu Esiwa Health Center are still
inadequate according to Minister of Health Regulation No.75 concerning Community
Health Centers, with this in mind, for the future Puskesmas Namohalu Esiwa needs
additional health resources to support service improvements in implementing the
implementation of National Health Insurance in Utilization Outpatient Health Services at
UPTD Puskesmas Namohalu Esiwa.

Keywords : Implementation of National Health Insurance, Utilization


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
berkat rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan proposal ini. Tujuan
penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh
sidang skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat program S1
Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Uversitas Sari Mutiara Indonesia.

Penulisan skripsi ini peneliti mengambil judul “Implementasi pelaksanaan


jaminan kesehatan nasional dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan pasien rawat
jalan di UPTD Puskesmas Namohalu Esiwa Kabupaten Nias Utara Tahun 2020”.

Mengingat keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan


penulisan, skripsi ini tidak luput dari kekurangan dan belum sempurna, namun
peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya
serta bagi semua pihak yang berkenan memanfaatkannya.

Pada proses penyusunan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
peneliti menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada Bapak Jasmen
Manurung, SKM, M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu serta memberikan bimbingan dan pengarahan sampai
terselesaikan skripsi ini.

Selain itu juga peneliti mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes., selaku Rektor Uversitas Sari
Mutiara Indonesia.
2. Ibu Taruli Rohana Sinaga, SP, MKM., selaku Dekan Fakultas Farmasi dan
Ilmu Kesehatan Uversitas Sari Mutiara Indonesia.

3. Bapak Jasmen Manurung, SKM, M.Kes., selaku ketua Jurusan/Program


Studi Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat Uversitas Sari Mutiara
Indonesia.
4. Ibu Sri Asnawati Muthe, SKM, M.Kes., selaku Sekretaris
Jurusan/Program Studi Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat Uversitas
Sari Mutiara Indonesia.

5. Bapak, ibu dosen dan seluruh staf pengajar Jurusan Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Uversitas Sari Mutiara
Indonesia.

6. Orangtua tersayang, yang telah sering mengingatkan dan mendoakan


untuk kelulusan kuliah.

7. Ibu Erniwati Telaumbanua, A.Md.Keb, selaku Kepala UPTD Puskesmas


Namohalu Esiwa yang telah memberikan kesempatan ijin untuk
melakukan penelitian.

8. Teman-teman Jalur Khusus Nias Utara, terima kasih telah banyak


membantu.

Serta semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, terima kasih
atas bantuan, nasehat dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga amal ibadah, dan dorongan serta do’a yang diberikan kepada peneliti
dengan tulus dan iklas mendapatkan Rahmat dan karunia dari Tuhan Yang Maha
Esa.

Medan, Agustus 2020

Peneliti
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1


1.1. Latar Belakang .................................................................. 1
1.2. Rumusan Penelitian ........................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian............................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 7


2.1. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).................................. 7
2.1.1. Defenisi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)....... 8
2.1.2. Manfaat dan Iuran JKN.......................................... 8
2.1.3. Prinsip Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)....................................................... 10
2.1.4. Peserta dan Kepersertaan dalam JKN.................... 12
2.1.5. Fasilitas Kesehatan di Era Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)....................................................... 13
2.1.6. Keuangan Pada JKN............................................... 13
2.1.7. Pelayanan Kesehatan Pada JKN............................. 14
2.1.8. Pembiayaan ........................................................... 14
2.2. Implementasi...................................................................... 15
2.3. Pelayanan Kesehatan ......................................................... 16
2.3.1. Defenisi Pelayanan Kesehatan ................................ 16
2.3.2. Tujuan Pelayanan Kesehatan .................................. 17
2.3.3. Stratifikasi Pelayanan Kesehatan ............................ 17
2.4. Kerangka Berpikir.............................................................. 19
2.5. Kerangka Konsep............................................................... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 20


3.1. Jenis Penelitian................................................................... 20
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................. 20
3.2.1. Lokasi Penelitian ..................................................... 20
3.2.2. Waktu Penelitain ..................................................... 20
3.3. Informan Penelitian............................................................ 21
3.4. Metode Pengumpulan Data................................................ 21
3.5. Defenisi Operasional.......................................................... 22
3.6. Analisa Data....................................................................... 23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 25


4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.................................. 25
4.1.1. Gambaran Umum Lokasi UPTD Puskesmas
Namohalu Esiwa ...................................................... 25
4.1.2. Letak Geografis Lokasi UPTD Puskesmas
Namohalu Esiwa ...................................................... 25
4.2. Karakteristik Responden.................................................... 26
4.3. Hasil Penelitian.................................................................. 27
4.3.1. Komunikasi ............................................................. 27
4.3.2. Sumber Daya ........................................................... 29
4.4. Pembahasan........................................................................ 31
4.4.1. Komunikasi ............................................................. 31
4.4.2. Sumber Daya ........................................................... 32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 35


5.1. Kesimpulan........................................................................ 35
5.2. Saran .................................................................................. 36

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Prinsip dasar pelayanan kesehatan dalam JKN mengacu pada konsep

“managed care”, yaitu keterpaduan antara pelayanan kesehatan yang bermutu dan

pembiayaan yang terkendali. Pelayanan kesehatan meliputi promotif, preventif,

kuratif dan rehabilitatif dengan pola pembiayaan yang dapat mengendalikan

kenaikan biaya pelayanan antara lain dengan prospective payment dan pelayanan

kesehatan berjenjang dimana dalam pelayanan JKN dimulai dari fasilitas

kesehatan tingkat pertama (Perpres No.72 Tahun 2012).

Pelayanan kesehatan untuk setiap masyarakat diberikan pemerintah

melalui fasilitas pelayanan kesehatan primer meliputi pelayanan rawat jalan dan

rawat inap bersifat holistic. Berdasarkan Permenkes No.71 tahun 2013, tentang

pelayanan kesehatan pada JKN menegaskan bahwa jaminan kesehatan adalah

jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat

pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar

kesehatan diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau

iurannya dibayar oleh pemerintah.

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem

Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan

mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan


Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk

memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan

kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh

Pemerintah. JKN dimulai sejak 1 Januari tahun 2014 yang secara bertahap menuju

cakupan menyeluruh (Kemenkes RI, 2013).

Jaminan kesehatan tidak hanya sekedar memberikan layanan kuratif

kepada setiap orang yang sakit, tetapi jaminan kesehatan universal idealnya harus

mencakup seluruh kebutuhan kesehatan dasar masyarakat, dan juga perlu

menciptakan syarat-syarat untuk menciptakan dan mempertahankan derajat

kesehatan masyarakat yang berkualitas. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan yang tertuang peraturan BPJS No 24 tahun 2011 merupakan salah satu

program yang menjamin pelayanan kesehatan mayarakat, terutama masyarakat

miskin dan dak mampu yang tergolong sebagai Penerima Bantuan Iuran (PBI).

Namun dalam prateknya terdapat masalah sosial yang dak sesuai dengan unsur-

unsur hukum yang ideal. Hal tersebut dapat dilihat dari masih banyaknya pasien

penerima bantuan Iuran yang ditolak oleh Rumah Sakit, karena menggunakan

kartu BPJS (Pangestu, 2016).

Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan terhadap pasien BPJS

masih bermasalah. Jika pelayanan kesehatan merupakan pelayanan kesehatan

yang dipandang sebagai sesuatu yang menyeluruh yang melipu pada pelayanan

biologis/fisik, psikososial, dan kultural, sehingga penerapkan dari badan

penyelenggara jaminan sosial kesehatan dak hanya dilihat dari satu sudut pandang

yakni hanya memprioritaskan pelayanan kuraf. Dalam implementasi badan


penyelenggara jaminan sosial cenderung lebih banyak pada faktor kuratif, maka

pelayanan yang terdapat dalam BPJS hanya mengutamakan pelayanan secara

fisik/biologis. Hal ini membukkan bahwa mutu pelayanan kesehatan belum

terpenuhi secara maksimal, seperti masih adanya pembedaan dalam pemberian

pelayanan terhadap pasien BPJS dengan pasien umum (Pertiwi, 2017).

Hasil penelitian (Lamadang, dkk., 2018) tentang implementasi jaminan

kesehatan nasional di kabupaten buol menunjukkan bahwa regulasi yang telah

dibuat namun tujuan regulasi belum tercapai, perbedaan data kepesertaan, kriteria

dalam menentukan kepesertaan, Kurangnya tenaga kesehatan dipuskesmas masih

menjadi kendala utama dalam proses Implementasi. Komunikasi, koordinasi dan

sosialisasi, karateristik organisasi yang berbeda sala satu penghambat proses

implementasi sehingga Luaran Kinerja Implementasi masih menyimpang dari

masyarakat yang bukan menjadi sasaran Penerima Bantuan Iuran Jaminan

Kesehatan Nasional.

Hasil data yang didapatkan saat melakukan studi pendahuluan di UPTD

Puskesmas Namohalu Esiwa bahwa Jumlah Penduduk 16.876 orang, dari jumlah

penduduk tersebut Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) sebanyak 12.041 peserta

sedangkan Peserta Non Penerima Bantuan Iuran (Non PBI) sebanyak 3.876

peserta. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh penulis pada saat

melakukan studi pendahuluan dengan narasumber Ibu Erniwati Telaumbanua,

sebagai Kepala Puskesmas Namohalu Esiwa didapatkan informasi jika

pendapatan puskesmas setelah adanya program JKN ini semakin meningkat,

dalam proses pelayanan pasien Puskesmas Namohalu Esiwa telah memberikan


yang terbaik kemudian kesadaran masyarakat yang sudah cukup tinggi. Namun

pada saat penulis melakukan studi pendahuluan dengan salah seorang pasien

umum yang tidak memiliki Kartu JKN mengatakan bahwa pelayanan masih

kurang, dimana sarana dan prasarana puskesmas belum lengkap, serta prosedur

untuk memiliki kartu JKN sangat rumit. Disamping itu juga pasien menjalaskan

bahwa sangat sulit untuk mendapatkan kartu JKN yang di biayai oleh pemerintah.

Kemudian studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Namohalu

Esiwa dengan narasumber dr. Indra Setiawan Harefa sebagai Dokter umum

Puskesmas Namohalu Esiwa didapatkan informasi dalam pelayanan kesehatan

pada peserta JKN menekankan pelayanan basic need (kebutuhan dasar) dan bukan

kenyamanan. Menurut Ratih (2019) Keselamatan pasien merupakan upaya yang

harus diutamakan dalam penyediaan pelayanan kesehatan. Pasien harus

memperoleh jaminan keselamatan selama mendapatkan perawatan atau

pelayanan pada lembaga pelayanan kesehatan, yakni terhindar dari berbagai

kesalahan tindakan medis (medical eror) maupun kejadian yang tidak diharapkan.

Lembaga pelayanan kesehatan kesehatan tidak hanya reaktif terhadap kebutuhan,

tetapi harus dapat mengantisipasi kebutuhan pelanggan dan mampu menyediakan

pelayanan yang dibutuhkan. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan

penelitian mengenai implementasi pelaksanaan jaminan kesehatan nasional dan

pemanfaatan pelayanan kesehatan pasien rawat jalan di UPTD Puskesmas

Namohaluesiwa Kabupaten Nias Utara Tahun 2020.

1.2. Rumusan Masalah


Kegiatan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas

Namohalu Esiwa sangat disayangkan ketika ternyata masih banyak lapisan

masyarakat yang tidak memahami prosedur dan cara berobat dengan

menggunakan layanan BPJS akibat kurang terpapar informasi. Terdapatnya

beberapa kondisi faktual yang dapat ditemui di lapangan yakni belum sepenuhnya

masyarakat mengetahui prosedur pemanfaatan JKN pada pelayanan kesehatan

khususnya pada instalasi rawat jalan yang bergulir di masyarakat. Kemudian

anggapan masyarakat jika hanya berobat dirawat jalan tidak membutuhkan BPJS

kesehatan, selain prosedur pembuatannya yang merepotkan juga pengeluaran uang

yang dibayarkan setiap bulan untuk peserta non PBI dianggap terbuang sia-sia.

Permasalahan lain yang muncul adalah kurang pahamnya pasien dimana harus

dilayani dan masih ditemukannya kartu yang belum ada pemberi pelayanan

kesehatan (PPK) nya. Berdasarkan hal tersebut maka rumusan masalah penelitian

adalah bagaimana implementasi pelaksanaan jaminan kesehatan nasional dalam

pemanfaatan pelayanan kesehatan pasien rawat jalan di UPTD Puskesmas

Namohalu Esiwa Kabupaten Nias Utara Tahun 2020?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Implementasi pelaksanaan jaminan

kesehatan nasional dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan pasien

rawat jalan di UPTD Puskesmas Namohalu Esiwa Kabupaten Nias

Utara Tahun 2020.


1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui Komunikasi pelayanan kesehatan pasien JKN

rawat jalan di UPTD Puskesmas Namohalu Esiwa Kabupaten Nias

Utara Tahun 2020.

2. Untuk mengetahui Sumber Daya saat melakukan proses

pelaksanaan JKN pada pemanfaatan pelayanan kesehatan pasien

rawat jalan di UPTD Puskesmas Namohalu Esiwa Kabupaten Nias

Utara Tahun 2020.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi puskesmas tentang

gambaran kesiapan dalam implementasi kebijakan jaminan kesehatan nasional

sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam perbaikan penyelenggaraan JKN.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

2.2.1 Definisi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN resmi diluncurkan pada tanggal 1

Januari 2014 yang merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial

yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun

2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar

iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.

Thabrany (2014) menyebutkan bahwa dalam kondisi dimana layanan

kesehatan menjadi komoditas dagang, bahkan oleh pemerintah dan pemerintah

daerah

yang sudah berlangsung selama puluhan tahun, solusi yang paling rasional dan

realistis adalah membangun suatu sistem yang mampu “membelikan” layanan

kesehatan yang dibutuhkan oleh rakyat, itulah sistem yang kini kenal dengan

Jaminan Kesehatan Nasional, JKN.

Peraturan Presiden RI Nomor 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan

menyebutkan bahwa Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan


kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan

perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada

setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.

2.1.2 Manfaat dan Iuran JKN

Adapun manfaat jaminan kesehatan yang bersifat pelayanan kesehatan

perorangan mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif

termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan

medis yang diperlukan. Manfaat Jaminan Kesehatan sebagaimana dimaksud

terdiri atas manfaat medis dan manfaat non medis.

Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputipemberian pelayanan:

a. Penyuluhan kesehatan perorangan

b. Imunisasi dasar

c. Keluarga berencana; dan

d. Skrining kesehatan

Iuran jaminan kesehatan bagi peserta PBI Jaminan Kesehatan dibayar oleh

Pemerintah. Iuran jaminan kesehatan bagi peserta pekerja penerima upah dibayar

oleh

pemberi kerja dan pekerja. Iuran jaminan kesehatan bagi peserta pekerja bukan

penerima upah dan peserta bukan pekerja dibayar oleh peserta yang bersangkutan

yang mana besaran iuran diatur dengan Peraturan Presiden.

2.1.3 Prinsip Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)


Dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) mengacu pada

prinsip prinsip sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 40

Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), yaitu :

a. Kegotongroyongan

Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), prinsip gotong royong berarti

peserta yang mampu membantu peserta yang kurang mampu, peserta yang

sehat membantu yang sakit. Hal ini terwujud karena kepesertaannya bersifat

wajib untuk seluruh penduduk.

b. Nirlaba

Dana yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

(BPJS Kesehatan) adalah dana amanah yang dikumpulkan dari masyarakat

secara nirlaba bukan untuk mencari laba (for profit oriented). Tujuan

utamanya adalah untuk memenuhi sebesar-besarnya kepentingan peserta.

c. Keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas. Prinsip

manajemen ini mendasari seluruh kegiatan pengelolaan dana yang berasal dari

iuran peserta dan hasil pengembangannya.

d. Portabilitas

Prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan jaminan

yang berkelanjutan kepada peserta sekalipun mereka berpindah pekerjaan atau

tempat tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

5. Kepesertaan bersifat wajib


Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi peserta sehingga

dapat terlindungi.Meskipun kepesertaan bersifat wajib bagi seluruh rakyat,

penerapannya tetap disesuaikan dengan kemampuan ekonomi rakyat dan

pemerintah, serta kelayakan penyelenggaraan program.

6.  Dana Amanah

Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan kepada badan

penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalam rangka mengoptimalkan

dana

tersebut untuk kesejahteraan peserta.

7.   Hasil pengelolaan dana Jaminan Sosial

Dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar

besar kepentingan peserta.

2.1.4 Peserta dan Kepesertaan dalam JKN

Peserta Jaminan Kesehatan meliputi PBI Jaminan Kesehatan dan bukan

PBI Jaminan Kesehatan. Peserta PBI Jaminan Kesehatan meliputi orang yang

tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu yang ditetapkan dengan ketentua

peraturan perundang-undangan.Peserta bukan PBI Jaminan Kesehatan merupakan

peserta yang

tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu yang terdiri atas :

1. Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya, yang terdiri dari

a. Pegawai Negeri Sipil


b. Anggota TNI

c. Anggota Polri

d. Pejabat Negara

e. Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri

f. Pegawai swasta

g. Pekerja yang tidak termasuk nomor 1 sampaidengan nomor 6 yang

menerima upah.

2. Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya

a. Pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri dan

b. Pekerja yang tidak termasuk nomor 1 yang bukanpenerima Upah

3. Bukan Pekerja dan anggota keluarganya :

a. Investor

b. Pemberi kerja

c. Penerima pension

d. Veteran

e. Perintis kemerdekaan

f. Bukan pekerja yang tidak termasuk nomor 1 sampaidengan nomor 5 yang

mampu membayar iuran.

Selanjutnya menyangkut kepesertaan Jaminan Kesehatan bersifat wajib

dan dilakukan secara bertahap sehingga mencakup seluruh penduduk. Pentahapan

sebagaimana dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Tahap pertama mulai tanggal 1 Januari 2014 paling sedikit meliputi :

a. PBI Jaminan Kesehatan


b. Anggota TNI/Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Pertahanan

dan anggota keluarganya

c. Anggota Polri/Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Polri dan anggota

keluarganya

d. Peserta asuransi kesehatan Perusahaan Persero (Persero) Asuransi

Kesehatan Indonesia (ASKES) dan anggota keluarganya

e. Peserta Jaminan Pemeliharaan KesehatanPerusahaan Persero (Persero)

Jaminan SosialTenaga Kerja (JAMSOSTEK) dan anggota keluarganya

2. Tahap kedua meliputi seluruh penduduk yang belum masuk sebagai Peserta

BPJS

 Kesehatan paling lambat pada tanggal 1 Januari 2019.

2.1.5 Fasilitas Kesehatan di Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Menurut  Permenkes Nomor 71 tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan

Pada Jaminan Kesehatan Nasional Fasilitas Kesehatan adalah fasilitas pelayanan

kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan

perorangan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan

oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau Masyarakat. Adalah hal yang baru

dan inofatif dalam era JKN dimana Fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan untuk peserta JKN disebut dengan Fasilitas Kesehatan

Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan

(FKRTL). FKTP dimaksud adalah :

1. Puskesmas atau yang setara


2. Praktik Dokter

3. Praktik dokter gigi

4. Klinik Pratama atau yang setara,

5. Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara

Dari hal di atas kita sudah dapat melihat bahwa kedudukan dan posisi

puskesmas di era JKN ini benar-benar sudah harus merevitalisasi diri menghadapi

tantangan yang ada menyangkut pelayanan kesehatan yang maksimal dan

ketersediaan alat kesehatan yang memadai sesuai standard.

2.1.6 Keuangan pada JKN

Menurut Permenkes Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan

Jaminan Kesehatan Nasional dimana diatur tentang :

1. Dana Kapitasi ; adalah besaran pembayaran per bulan yang dibayar di muka

kepada FKTP oleh BPJS Kesehatan berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar

tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan.

2. Pengelolaan Dana Kapitasi ; adalah tata cara penganggaran, pelaksanaan,

penata usahaan dan pertanggungjawaban dana kapitasi yang diterima oleh

FKTP dari BPJS Kesehatan.

2.1.7 Pelayanan Kesehatan pada JKN

Manfaat jaminan yang diberikan kepada peserta dalam bentuk pelayanan

kesehatan yang bersifat menyeluruh (comprehensive) berdasarkan kebutuhan

medis yang diperlukan. Pelayanan kesehatan dalam program JKN diberikan


secara berjenjang, efektif dan efisien dengan menerapkan prinsip kendali mutu

dan kendali biaya. Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang dimulai

dari pelayanan kesehatan tingkat pertama. Pelayanan kesehatan tingkat kedua

hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat pertama.

Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya dapat diberikan atas rujukan dari

pelayanan kesehatan tingkat kedua atau tingkat pertama, kecuali pada keadaan

gawat darurat, kekhususan permasalahan kesehatan pasien, pertimbangan

geografis, dan pertimbangan ketersediaan fasilitas.

2.1.8. Pembiayaan

1. Iuran

2. Iuran jaminan kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur

oleh peserta, pemberi kerja, dan/atau pemerintah untuk program jaminan

kesehatan (Pasal 16, Perpres No. 12/2013) tentang jaminan kesehatan.

3. Pembayar Iuran

a. Bagi peserta PBI, iuran dibayar oleh pemerintah

b. Bagi peserta penerima upah, iuran dibayar oleh pemberi kerja dan pekerja

c. Bagi peserta pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan pekerja iuran

dibayar oleh peserta yang bersangkutan

d. Besarnya iuran ditetapkan melalui peraturan presiden dan ditinjau ulang

secara berkala sesuai dengan perkembangan sosial, ekonomi, dan

kebutuhan dasar hidup yang layak

4. Pembayaran Iuran
Setiap peserta wajib membayar iuran yang besarnya ditetapkan berdasarkan

persentase dari upah(untuk pekerja penerima upah) atau suatu jumlah nominal

tertentu (bukan penerima upah dan PBI).

Setiap pemberi kerja wajib memungut iuran dari pekerjanya, menambahkan

iuran peserta yang menjadi tanggung jawabnya, dan membayarkan iurannya

tersebut setiap bulan kepada BPJS kesehatan secara berkala (paling lambat

tanggal 10 setiap bulan).Apabila tanggal 10 jatuh pada hari libur, maka iuran

dibayarkan pada hari kerja berikutnya. Keterlambatan pembayaran iuran JKN

dikenakan denda administratif sebesar 2% (dua persen) perbulan dari total

iuran yang tertunggak dan dibayarkan oleh pemberi kerja.

5. Peserta pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan pekerja wajib

membayar iuran pada setiap bulan yang dibayarkan paling lambat tanggal 10

(sepuluh) setiap bulan kepada BPJS kesehatan. Pembayaran iuran dapat

dilakukan diawal.

2.2 Implementasi

Implementasi kebijakan adalah bagian dari rangkaian proses kebijakan

publik. Proses kebijakan adalah suatu rangkaian tahap yang saling bergantung

yang diatur menurut urutan waktu: penyusunan agenda, formulasi kebijakan,

adopsi kebijakan, dan penilaian kebijakan (Winarno, 2012).

Menurut Van Meter dan Van Horn (1975) dalam Wahab (1991)

merumuskan proses implementasi sebagai “those actions by public or private

individuals (or groups) that are directed at the achievement of objectives set forth
in prior policy decisions” (tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-

individu/pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang

diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan

kebijakan.

Daniel A.Mazmanian dan Paul A. Sabatier (1979) dalam Wahab (1991),

menjelaskan makna implementasi dengan mengatakan bahwa: memahami apa

yang terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau dirumuskan

merupakan fokus perhatian implementasi kebijaksanaan, yakni kejadian-kejadian

dan kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah disahkannya pedoman-pedoman

kebijaksanaan negara, yang mencakup baik usahausaha untuk

mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan akibat/dampak nyata pada

masyarakat atau kejadian-kejadian.

2.3. Pelayanan Kesehatan

2.3.1. Definisi Pelayanan Kesehatan

Menurut Depkes RI (2009) Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang

diselenggarakan sendiri atau secarabersama-sama dalam suatu organisasi untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan

penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan

ataupun masyarakat.

Menurut Notoatmodjo (2007) Pelayanan kesehatan adalah sub sistem

pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif

(pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat.


2.3.2. Tujuan Pelayanan Kesehatan

1. Promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), hal ini diperlukan

misalnya dalam peningkatan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan

2. Preventif (pencegahan terhadap orang yang berisiko terhadap penyakit), terdiri

dari :

a. Preventif Primer. Terdiri dari program pendidikan, seperti imunisasi,

penyediaan nutrisi yang baik, dan kesegaran fisik.

b. Preventif Sekunder . Terdiri dari pengobatan penyakit pada tahap dini

untuk membatasi kecacatan dengan cara mengindari akibat yang timbul

dari perkembangan penyakit tersebut.

c. Preventif Tersier. Pembuatan diagnosa ditunjukan untuk melaksanakan

tindakan rehabilitasi, pembuatan diagnosa dan pengobatan.

d. Kuratif (penyembuhan penyakit).

e. Rehabilitasi (pemulihan), usaha pemulihan seseorang untuk mencapai

fungsi normal atau mendekati normal setelah mengalami sakit fisik atau

mental, cedera atau penyalahgunaan.

2.3.4 Stratifikasi Pelayanan Kesehatan

Stratifikasi pelayanan kesehatan merupakan pengelompokan pemberian

pelayanan kesehatan berdasarkan tingkat kebutuhan subjek layanan

kesehatan.Stratifikasi pelayanan kesehatan yang dianut oleh tiap negara tidaklah


sama. Namun secara umum stratifikasi pelayanan kesehatan dapat dikelompokkan

menjadi tiga macam, yaitu :

1. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan

dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka (promosi

kesehatan).Yang dimaksud pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah

pelayanan kesehatan yang bersifat pokok (basic health services), yang sangat

dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta mempunyai nilai strategis

untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Pada umumnya pelayanan

kesehatan tingkat pertama ini bersifat pelayanan rawat jalan (ambulatory/ out

patient services). Bentuk pelayanan ini di Indonesia adalah puskesmas,

puskesmas pembantu, puskesmas keliling, dan balkemas.

2. Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua

Pelayanan kesehatan tingkat kedua adalah pelayanan kesehatan yang lebih

lanjut

yang diperlukan oleh kelompok masyarakat yang memerlukan rawat inap (in

patient services) yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan

primer dan memerlukan tersedianya tenaga-tenaga spesialis.Bentuk pelayanan

ini misalnya Rumah Sakit kelas C dan D.

3. Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga

Pelayanan kesehatan tingkat ketiga adalah pelayanan kesehatan yang

diperlukan oleh kelompok masyarakat atau pasien yang sudah tidak dapat

ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder, bersifat lebih kompleks dan


umumnya diselenggarakan oleh tenaga-tenaga superspesialis. Bentuk

pelayanan ini di Indonesia adalah Rumah Sakit kelasA dan B (Azwar, 1996).

2.4 Kerangka Pikir

Berdasarkan teori diatas maka kerangka pikir penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Input : Proses :
Output :
1. Sarana dan Implementasi
prasarana Implementasi
2. SDM 1. Komunikasi
kebijakan JKN
3. SOP 2. Sumber daya
di Puskesmas

2.5 Kerangka Konsep

Input : Proses : Output :


4. Sarana dan Implementasi
prasarana Implementasi
5. SDM 3. Komunikasi kebijakan JKN
6. SOP 4. Sumber daya di Puskesmas

Tidak Yang Tidak


Diteliti Diteliti Diteliti
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan rancangan studi

kasus (case studies), yaitu suatu proses pengumpulan data dan informasi

secara mendalam, mendetail, intensif, holistik, dan sistematis tentang orang,

kejadian, social setting (latar sosial), atau kelompok dengan menggunakan

berbagai metode dan teknik serta banyak sumber informasi untuk memahami

secara efektif bagaimana orang, kejadian, social setting itu beroperasi atau

berfungsi sesuai dengan konteksnya. (Yusuf, 2013).

Peneliti menggunakan metode kualitatif karena peneliti ingin

mengetahui secara mendalam dan yang sebenarnya tentang bagaimana

sesungguhnya implementasi pelaksanaan jaminan kesehatan nasional dalam

pemanfaatan pelayanan kesehatan pasien rawat jalan di UPTD Puskesmas

Namohaluesiwa Kabupaten Nias Utara.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Namohaluesiwa

Kabupaten Nias Utara


3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai pada bulan Februari sampai dengan Agustus

Tahun 2020

3.3 Informan Penelitian

Informan penelitian terdiri dari 4 orang yaitu kepala puskesmas,

Dokter/Tenaga Kesehatan, Pasien Peserta PBI dan Pasien Paserta Non PBI

yang berkunjung di Puskesmas. Penentuan sumber data/informan dengan

Purposive Sampling yang pemilihan sampelnya telah dipertimbangkan oleh

peneliti serta kriteria sampelnya telah diketahui sebelumnya. Sumber informasi

dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi 2 kelompok informan yaitu :

Berikut penjelasan dasar pemilihan informan diatas:

1. Informan 1 merupakan pimpinan/kepala puskesmas ditempat serta Dokter

Puskesmas yang menjadi pelaksana pemberi pelayanan kesehatan Jaminan

Kesehatan Nasional.

2. Informan 2 merupakan pasien Peserta PBI, Non PBI/masyarakat selaku pihak

penerima manfaat JKN.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Pengumpulan

data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mendalam serta

percakapan-percakapan infomal. Wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu dengan dua pihak, yaitu pewawancara sebagai pengaju atau

pemberi jawaban atas pernyataan. Wawancara dilakukan pada saat duduk

bersama dengan informan, mereka pada dasarnya sangat senang dan mudah
sekali dimintai keterangan apabila posisi peneliti telah mereka anggap teman.

Proses pendekatan dengan informan semakin mudah apabila peneliti sering

bertemu dengan informan. Peneliti sedapat mungkin berbahasa dengan

bahasa mereka, dengan demikian, informan akan jauh lebih bersemangat

dalam menjawab berbagai pertanyaan peneliti yang lebih familier. Dengan

kondisi yang demikian, segala data yang dibutuhkan peneliti bisa terpenuhi

(Basrowi dan Suwandi, 2008). Wawancara yang dilakukan dalam penelitian

ini adalah wawancara mendalam (in depth interview) melalui wawancara tak

berstruktur dimana perumusan dan urutan pernyataan dapat lebih bebas

sehingga akan lebih dapat mengikuti alur pembicaraan responden. Alat bantu

yang digunakan dalam wawancara adalah alat perekam digital dan

handphone.

3.6. Definisi Konseptual

No Nama Defenisi Sumber Informasi yang Informasi


. Variabel Istilah Data diharapkan Penelitian
1. Komunikasi Adanya Data - Adanya
proses Primer penyampaian
penyampaian informasi
informasi secara
komunikator tersurat
kepada maupun
komunikan. tersirat
(sosialisasi)
dari Kepala
Puskesmas
kepada
masyarakat
atau pasien
peserta JKN
2. Sumber daya Kebijakan Data - Tersedinya
harus Primer Sumber
didukung Daya
oleh sumber Tenaga
daya yang Kesehatan
memadai, jaminan
baik sumber Kesehatan
daya manusia Nasional,
maupun dana,
sumber daya fasilitas
lainnya. Kesehatan
serta adanya
pendidikan
dan pelatihan
kepada
pengelola
JKN di
Puskesmas
Namohaluesi
wa

3.6. Analisa Data

Menurut (Miles dan Hubberman, 1984) bahwa berikut analisis data

dalam penelitian kualitatif yaitu :

1. Reduksi data

Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih,

memfokuskan, membuang dan mengorganisasikan data dalam satu cara,

dimana kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan.

2. Data Display.

Berarti mengatur, menyimpulkan kumpulan informasi yang mengacu

pada pembuatan sebuah konklusi. Sebuah tampilan dapat menjadi bagian

yang panjang dari sebuah teks atau diagram, chart atau matriks yang

menyediakan cara baru mengatur dan berpikir tentang data yang lebih

tekstual, memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi data yang ada dan

mulai mengidentifikasi pola yang sistematis dan keterkaitan.


3. Kesimpulan/Verifikasi

Dalam membuat sebuah kesimpulan yang diperlukan oleh peneliti untuk

mulai menentukan apa makna dari sesuatu hal. Peneliti membuatnya

secara teratur dalam mencatat, pola (perbedaan/ persamaan), penjelasan

konfigurasi yang memungkinkan, arah kausal dan proposisi. Pada waktu

melakukan reduksi data pada hakikinya sudah penarikan kesimpulan, dan

pada waktu penarikan kesimpulan selalu bersumber dari reduksi data atau

data yang sudah direduksi dan dari display data. Verifikasi terkait dengan

membuat kesimpulan, perlu meninjau kembali data sebanyak yang

diperlukan untuk ”cross-check” atau memverifikasi kesimpulan yang

muncul.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi UPTD Puskesmas Namohalu Esiwa

Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Puskesmas Namohalu

Esiwa Kecamatan Namohalu Esiwa Kabupaten Nias Utara dipimpin oleh Ibu

Erniwati Telaumbanua, A.Md.Keb, dan jumlah tenaga kesehatan sebanyak 59

orang yaitu Dokter Umum Sebanyak 2 orang, Perawat sebanyak 24 orang,

Bidan 24 orang, Tenaga Penyuluh 2 orang, Perawat Profesi 1 orang, Perawat

Gigi 1 orang, Tenaga Gizi 1 orang, Rekam Medik 1 orang, Tenaga

Administrasi 1 orang, Supir 1 orang dan Pekarya 1 orang. UPTD Puskesmas

Namohalu Esiwa memiliki 11 Desa wilayah kerja dan sarana pelayanan

memiliki 1 unit Puskesmas, 4 unit Pustu, 9 unit Poskesdes dan 1 unit

Posyandu Plus.

UPTD Puskesmas Namohalu Esiwa memiliki Jumlah penduduk

sebanyak 16.876 jiwa, yang terdiri dari 7.547 laki-laki dan 9.329 perempuan,

dengan luas wilayah sekitar 150,79 Km2. Adapun batas-batas wilayah di

UPTD Puskesmas Namohalu Esiwa sebagai berikut :


4.1.2 Letak Geografis UPTD Puskesmas Namohalu Esiwa

UPTD Puskesmas Namohalu Esiwa terletak di Jalan Simpang

Empat Desa Lasara Kecamatan Namohalu Esiwa Kabupaten Nias Utara.

Lokasi penelitian ini dilakukan di UPTD Puskesmas Namohalu

Esiwa dengan batas-batas wilayah :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah

Puskesmas Awa’ai Kec. Sitolu Ori dan sebagian wilayah Puskesmas

Lotu Kec. Lotu.

2. Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah

Puskesmas Lotu Kec. Lotu dan sebagian wilayah Puskesmas Lahewa

Timur Kec. Lahewa Timur.

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah

Puskesmas Alasa Talu Muzoi, Kecamatan Alasa Talu Muzoi.

4. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kota

Gunungsitoli.

4.2 Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini sebanyak 4 orang yang dipilih

peneliti antara lain yang bertanggungjawab memberi pelayanan serta yang

memberikan pelayanan dan yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di UPT

Puskesmas Namohalu Esiwa yaitu 1 orang kepala puskesmas, 1 orang Dokter,

1 orang peserta PBI dan 1 orang peserta Non PBI.

Tabel 4.1 Karakteristik Informan

No Nama Umur Jabatan Informan


1 Ibu Erniwati 49 Tahun Kepala Kepala
Telaumbanua Puskesmas Puskesmas
Ibu dr. Ruth Hardianty Dokter Dokter
2 31 Tahun
H. Naiborhu Puskesmas Puskesmas
Pasien
3 Bapak Julianus Harefa 33 Tahun Pasien
Peserta PBI
Pasien
Ibu Masaderitawati
4 37 Tahun Pasien Peserta Non
Gea
PBI

4.3 Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai “Implementasi

pelaksanaan jaminan kesehatan nasional dalam pemanfaatan pelayanan

kesehatan pasien rawat jalan di UPTD Puskesmas Namohalu Esiwa

Kabupaten Nias Utara Tahun 2020”. Maka diperoleh hasil sebagai berikut :

4.3.1 Komunikasi

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan

diperoleh hasil bahwa petugas kesehatan sudah melakukan

penyampaian informasi tentang Jaminan Kesehatan Nasional dengan

media leaflet dan banner. Hal ini ditujukan agar pasien dan keluarganya

bisa melihat informasi tersebut pada saat datang berobat. Hal ini

dikemukakan oleh informan yaitu Kepala Puskesmas.

“Media yang digunakan untuk memberikan informasi tentang


program Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas
Namohalu Esiwa yaitu Leaflet dan Baner, selanjutnya
Penerima Informasi Tentang Jaminan Kesehatan Nasional di
Puskesmas Namohalu Esiwa yaitu Pasien sendiri dan keluarga
yang menemani pasien, dan Kebijakan Puskesmas jika
masyarakat berobat tapi belum memiliki Kartu BPJS yaitu
“melayani dengan status pasien umum dan pasien di anjurkan
untuk mengurus secepatnya”.
Informasi yang diberikan oleh informan 2 yaitu Dokter Puskesmas

menyatakan jawaban yang hampir sama, dimana informasi tentang

program JKN di Puskesmas Namohalu Esiwa dilakukan dengan banner

yang ada di depan pintu puskesmas. Selain itu, digunakan juga melalui

media leaflet yang dibagikan kepada pasien yang berkunjung ke

puskesmas.

“Media yang digunakan untuk memberikan informasi tentang


program Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas
Namohalu Esiwa yaitu Baner yang berdiri tegak di depan
pintu puskesmas, dan leaflet kita bagikan bagi pasien yang
berkunjung ke puskesmas, selanjutnya Penerima Informasi
Tentang Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Namohalu
Esiwa yaitu Pasien atau keluarga yang menemani pasien di
puskesmas,dan Kebijakan Puskesmas jika masyarakat berobat
tapi belum memiliki Kartu BPJS yaitu Selama ini kalau pasien
tidak memiliki kartu BPJS/KIS kita tarik biaya umum sambil
kita edukasi pasien supaya mengurus kartu BPJS sehingga
menggurangi biaya dalam berobat”.

Selanjutnya informasi yang diberikan oleh informan 3 yaitu pasien

peserta PBI menyatakan bahwa informasi yang di dapatkan dari

puskesmas masih kurang dimana tenaga kesehatan tidak senyum,

tidak ramah dalam pemberian informasi, dan tidak menyentuh

pasien. Selanjutnya tenaga kesehatan dalam pemberian obat tidak

disertai dengan penjelasan.

“Pelayanan di Puskesmas ini masih kurang, dimana masih


ada petugasnya kalau kami berobat tidak ada yang senyum,
tidak menyentuh pasien dan tidak ramah, juga Berobatnya
gratis dan jarak tempuh ke puskesmas ini dekat, tetapi
Pelayanan menggunakan Kartu BPJS masih kurang, dimana
fasilitas sarana kesehatannya tidak memadai contohnya saja
alat pemeriksaan darah lengkap tidak ada, pemeriksaan gigi
tidak ada dan masih ada lagi yang lain, kemudian
pelayananan dibagian obat masih kurang karena obat yang
diberikan tidak dijelaskan cara menggunakannya secara rinci,
jadi Untuk mengurus Kartu BPJS ini sedikit kami mengalami
kesulitan dimana ada beberapa surat yang mesti kami urus
dan kami lengkapi dan jarak untuk tempat pengurusannya
jauh, tetapi tenaga kesehatan selalu mengarahkan kami untuk
proses pengurusannya jika ada anggota keluarga yang tidak
memiliki kartu BPJS”.

Informasi yang diberikan oleh informan 4 yaitu Pasien Peserta

Non PBI menyatakan jawaban yang hampir sama, dimana

penyampaian informasi kepada pasien kurang tepat.

“Pelayanan di Puskesmas ini masih kurang puas dimana


pemberian informasi tentang pelayanan yang kita inginkan
masih belum diberikan penjelasan dengan baik,karena Jarak
tempuh ke puskesmas ini dekat, dan bisa di jangkau,
Pelayanan menggunakan Kartu BPJS masih kurang, dimana
fasilitas sarana kesehatannya tidak memadai contohnya saja
alat pemeriksaan darah lengkap tidak ada, pemeriksaan gigi
tidak ada dan masih ada lagi yang lain ,juga Pelayananannya
masih kurang karena obat yang diberikan sama dengan obat
yang diberikan saat menggunakan kartu BPJS, Untuk
mengurus Kartu BPJS ini sedikit kami mengalami kesulitan
dimana ada beberapa surat yang mesti kami urus dan kami
lengkapi dan jarak untuk tempat pengurusan jauh, namun
tenaga kesehatan selalu mengarahkan kami untuk proses
pengurusannya jika ada anggota keluarga yang tidak memiliki
kartu BPJS”.

4.3.2 Sumber Daya

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan

diperoleh hasil bahwa Sumber daya kesehatan puskesmas tidak

memenuhi standar pelayanan, Hal ini dikemukakan oleh informan yaitu

Kepala Puskesmas.
“Sampai saat ini sember daya kesehatan masih kurang, dimana
salah satunya kita masih kekurangan dokter gigi dan ada beberapa
yang lain masih kurang, Belum semua mengikuti pelatihan, karena
kondisi anggaran tidak memungkinkan untuk mengikuti pelatihan,
namun semua rencana yang direncanakan puskesmas belum tentu
di ijinkan oleh dinas kesehatan, jadi pelayanan kesehatan terhadap
masyarakat sudah dirasakan tetapi belum sepenuhnya, karena ada
beberapa fasilitas di puskesmas yang masih kurang”.

Informasi yang diberikan oleh informan 2 yaitu Dokter Puskesmas

menyatakan jawaban yang hampir sama, dimana sumber daya di

Puskesmas Namohalu Esiwa tidak memenuhi standar pelayanan (seperti

kekurangan tenaga Apoteker, S1 Keperawatan, dll). Selain itu juga tenaga

belum pernah mengikuti pelatihan.

“Sampai saat ini sumber daya tenaga kesehatan masih kurang,


ada beberapa item yang masih kurang seperti apoteker kita belum
ada, S1 Keperawatan masih kekurangan tenaga dan beberapa juga
yang lain, dan Belum semua mengikuti pelatihan, mungkin sesuai
dengan kondisinya pelatihan jauh, dan juga puskesmas membuat
rencana itu harus di acckan oleh Dinas Kesehatan, dan terkadang
apa rencana puskesmas belun tentu bisa di acckan semua dengan
dinas kesehatan, jadi belum terserap semua dana JKN untuk
puskesmas, Sudah dirasakan tapi belum sepenuhnya terpenuhi
karena fasilitas kita di puskesmas juga masih kurang sampai saat
ini, sarana prasarana kita masih terbatas dalam melayani pasien”.

Selanjutnya informasi yang diberikan oleh informan 3 yaitu pasien peserta

PBI menyatakan bahwa Sumber daya puskesmas namohalu esiwa masih

belum memadai.

“Sarana prasarana masih ada kekurangan, seperti


pemeriksaan mata dan gigi mungkin ada yang lainnya, dimana
fasilitas pelayanan yang cukup baik yang kami rasakan yaitu
saat bersalin, tetapi kami masih belum puas dengan sarana
yang lain dipuskesmas namohalu esiwa”.
Informasi yang diberikan oleh informan 4 yaitu Pasien Peserta Non PBI

menyatakan jawaban yang hampir sama, dimana sumber daya kesehatan

puskesmas namohalu esiwa tidak lengkap.

“Masih sangat kekurangan, dimana salah satunya


laboratorium tidak ada dan ada beberapa hal lain yang masih
sangat kekurangan yang mesti harus dilengkapi, tetapi fasilitas
yang pernah saya rasakan saat berobat di puskesmas ini yaitu
berupa fasilitas saat berobat rawat jalan, Namun masih belum
puas, dimana saat saya berobat gigi, tenaga kesehatan giginya
ada tetapi alat kesehatan gigi tidak ada”.

4.4 Pembahasan

Bedasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 4 orang

responden mengenai “Implementasi pelaksanaan jaminan kesehatan nasional

dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan pasien rawat jalan di UPTD

Puskesmas Namohalu Esiwa Kabupaten Nias Utara Tahun 2020”. Maka

diperoleh hasil sebagai berikut :

4.4.1 Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian dan pemahaman dari

seseorang kepada orang lain (Keith Davis, 2010).

Berdasarkan hasil wawancara dari Kepala Puskesmas dan

Dokter Puskesmas menyatakan bahwa di Puskesmas Namohalu Esiwa

telah tersedianya Banner dan Leaflet yang akan dibagikan setiap

pengunjung di puskesmas, tetapi pada saat mewawancarai Pasien

Peserta PBI dan Peserta Non PBI menyatakan bahwa setiap berobat di

puskesmas ini pelayanan masih kurang, dimana tenaga kesehatan tidak

senyum, tidak menyentuh pasien, tidak ramah, dan pemberian informasi


tentang pelayanan yang kita inginkan masih belum diberikan penjelasan

dengan baik.

Berdasarkan PMK No. No.31 Tahun 2019 tentang Sistem

Informasi Puskesmas menyatakan bahwa untuk penyebarluasan

informasi antara lain, penyuluhan, konseling, bimbingan, seminar,

diskusi, media (cetak, elektronik, sosial, tradisional, dll). Berdasarkan

PMK No. 4 Tahun 2018 tentang Kewajiban Rumah Sakit dan

Kewajiban Pasien menyatakan bahwa pasien berhak memperoleh

layanan yang manusiawi, adil, jujur, tanpa diskriminasi, memperoleh

layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar prosedur

operasional, memperoleh layanan yang efektif/efesien, mengajukan

pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan, mendapat

informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan

tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang

mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta

perkiraan biaya pengobatan.

Maka dengan hal ini peneliti menyatakan bahwa media dan

informasi tentang pelayanan yang dibutuhkan sangat dibutuhkan oleh

pasien untuk memperoleh informasi, maka peneliti menyimpulkan

bahwa Media dan Informasi di Puskesmas Namohalu Esiwa sangat

kurang dan perlu di tingkatkan lagi kedepan.

4.4.2 Sumber Daya


Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Tenaga Kesehatan

Menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dikutip oleh

Adisasmito (2007), SDM kesehatan adalah tatanan yang menghimpun

berbagai upaya perencanaan, pendidikan dan pelatihan serta terpadu

dan saling mendukung, guna menjamin tercapainya derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya.

Berdasarkan PMK No. No.31 Tahun 2019 tentang Sistem

Informasi Puskesmas menyatakan bahwa Untuk mendukung

penyelenggaraan Sistem Informasi Puskesmas dilakukan klasifikasi dan

kodifikasi data Puskesmas, Klasifikasi dan kodifikasi data sebagaimana

dimaksud di antaranya yaitu sumber daya manusia dan sarana dan

prasarana puskesmas.

Berdasarkan Permenkes No.75 Tahun 2014 Tentang Pusat

Kesehatan Puskesmas Bahwa setiap Puskesmas itu harus memiliki

Sumber daya Manusia Puskesmas yang terdiri dari Tenaga Kesehatan

dan Tenaga Non Kesehatan. Tenaga Kesehatan paling sedikit terdiri

atas dokter, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat,

tenaga kesehatan lingkungan, ahli teknologi laboratorium medic, tenaga

gizi, dan tenaga kefarmasian Kesehatan. Tenaga Non Kesehatan

sebagaimana yang dimaksud yaitu harus dapat mendukung kegiatan

ketatausahaan, administrasi keuangan, sistem informasi, dan kegiatan

operasional lain di Puskesmas.


Sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti saat

melakukan penelitian di UPTD Puskesmas Namohalu Esiwa, Kepala

Puskesmas dan Dokter Puskesmas menyatakan juga bahwa di UPTD

Puskesmas Namohalu Esiwa Sumber Daya Kesehatannya masih

kurang, dimana ada beberapa tenaga kesehatan Puskesmas Namohalu

Esiwa salah satunya yaitu tenaga kefarmasian, maka dengan

kekurangan tenaga tersebut maka Puskesmas Namohalu Esiwa

mengalami kendala dalam pemberian dosis obat ke pasien. Jadi, dengan

kendala tersebut, maka dapat menghalangi proses impelementasi

pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional dalam pemanfaatan

pelayanan kesehatan pasien rawat jalan.

Selanjutnya, peneliti juga melakukan wawancara dengan

pasien peserta PBI dan Pasien Peserta Non PBI menyatakan bahwa, di

Puskesmas Namohalu Esiwa pelayanan masih kurang dimana sarana

prasarana masih kurang, diantaranya yang masih kekurangan yaitu

seperti alat-alat pemeriksaan, nah dengan kekurangan salah satu alat

pemeriksaan dipuskesmas yang mestinya harus ada di puskesmas maka

masyarakat merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan. Maka

dengan hal itu untuk meningkatkan kualitas pelayanan maka alat-

pemeriksaan di puskesmas harus dilengkapi.

Maka dengan hal ini, maka peneliti menyimpulkan bahwa

pelayanan di Puskesmas Namohalu Esiwa, masih sangat kekurangan

dalam mengimplementasikan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional


kepada masyarakat berhubung alat-alat pemeriksaan tidak sesuai

dengan standar tempat pelayanan Puskesmas.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

1. Komunikasi pelayanan kesehatan pasien JKN rawat jalan di UPTD

Puskesmas Namohalu Esiwa Kabupaten Nias Utara Tahun 2020, masih

kurang dimana dari hasil penelitian ini menyimpulkan, bahwa Tenaga

Kesehatan dalam menyampaikan informasi terhadap pasien, masih ada

tenaga kesehatan yang tidak memberikan informasi dengan jelas, tidak

senyum, tidak ramah dan tidak menyentuh pasien saat memberikan

pelayanan.

2. Sumber Daya saat melakukan proses pelaksanaan JKN pada pemanfaatan

pelayanan kesehatan pasien rawat jalan di UPTD Puskesmas Namohalu

Esiwa Kabupaten Nias Utara Tahun 2020, masih kurang dimana Sumber

Daya Kesehatan di Puskesmas Namohalu Esiwa masih belum memadai

sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.75 Tentang Pusat

Kesehatan Masyarakat, dengan hal tersebut maka untuk kedepan


Puskesmas Namohalu Esiwa perlu penambahan sumber daya kesehatan

untuk menunjang peningkatan pelayanan dalam mengimplementasikan

pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional dalam Pemanfaatan Pelayanan

Kesehatan Pasien Rawat Jalan di UPTD Puskesmas Namohalu Esiwa.

5.2 Saran

1. Bagi Puskesmas

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

puskesmas untuk memperbaiki pelayanan yang diberikan kepada

pasien/masyarakat khususnya dalam mengimplementasikan pelaksanaan

jaminan kesehatan nasional dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan

pasien rawat jalan.

2. Bagi Pasien/Masyarakat

Dengan penelitian ini pasien/masyarakat dapat menerima pelayanan yang

lebih baik lagi kedepan dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan serta

pasien/masyarakat juga dapat memanfaatkan puskesmas sebagai tempat

pelayanan utama khususnya dibidang kesehatan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dengan penelitian ini, agar bermanfaat bagi peneliti selanjutnya, hasil

penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi


untuk penelitian, dan sebagai bahan pertimbangan untuk lebih

memperdalam penelitian selanjutnya dengan menggunakan metode yang

lain.

DAFTAR PUSTAKA

Afiyanti,
Y, dan Rachmawati, IN., 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam  
Riset Keperawatan. Jakarta: PT. Raja
Azwar, Azrul. 1996. Menuju Pelayanan Kesehatan yang Lebih Bermutu. Yayasan
Penelitian Ikatan Dokter Indonesia: Jakarta.
Basrowi dan Suwandi, 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Rineka Cipta.  
  Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44


Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI.
Lamadang, dkk., 2018. Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Di  
Kabupaten Buol di Kabupaten Buolpropinsi Sulawesi Tengah. Jurnal
Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Republik Indonesia (RI) Nomor 71  
Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN. Jakarta
Kemenkes RI, 2014. Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan  
Nasional. Jakarta
Miles, M.B & Huberman A.M. 1984, Analisis Data Kualitatif. Terjemahan oleh  
Tjetjep Rohendi Rohidi. 1992. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia
Notoatmodjo, 2007. Kesehatan Masyarakat (Ilmu dan Seni). Rineka Cipta.  
Jakarta
Thabrany, Hasbullah, 2014, Jaminan Kesehatan Nasional, Jakarta : PT Raja  
Grafindo Persada.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem
  Kesehatan
Undang-Undang RI No 24 tahun 2011 tentang BPJS (Badan Penyelenggaraan  
Jaminan Sosial). Jakarta

Peraturan Presiden Republik Indonesia No 12 Tahun 2013 tentang Jaminan  


Kesehatan. Jakarta

Peraturan Presiden Republik Indonesia, 2013. Peraturan Presiden Republik  


Indonesia Nomor 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Nasional,  
Jakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman  


Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta

Winarno, Budi. 2005. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta : Media  
Pressindo (Anggota IKAPI).

Wahab, Solichin Abdul.2004. Analisis Kebijaksanaan, Dari Formulasi Ke  


Implementasi Kebijakan Negara. Jakarta : Bumi Aksara.

Yusuf, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan.  


Prenadamedia Group. Jakarta.
PANDUAN WAWANCARA

IMPLEMENTASI PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN


NASIONAL DALAM PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN
PASIEN
RAWAT JALAN DI UPTD PUSKESMAS NAMOHALU ESIWA
KABUPATEN NIAS UTARA

Jawablah pernyataan berikut sesuai dengan yang anda alami :

I. Karakteristik Informan
a. Nama :
b. Umur :
c. Pendidikan :
d. Pekerjaan :

II. Untuk Kepala Puskesmas dan Dokter Puskesmas

1. Komunikasi
a. Apa saja media yang digunakan untuk memberikan informasi tentang
program Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Namohalu Esiwa
b. Siapa saja Penerima Informasi Tentang Jaminan Kesehatan Nasional di
Puskesmas Namohalu Esiwa.
c. Bagaimana Kebijakan Puskesmas jika masyarakat berobat tapi belum
memiliki Kartu BPJS.

2. Sumber Daya
a. Bagaimana mengenai Sumber Daya Tenaga Kesehatan apa sudah
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan.
b. Apakah semua tenaga kesehatan telah mengikuti pelatihan sesuai dengan
tupoksinya masing-masing.
c. Apakah Semua Dana yang diterima dari BPJS sudah dijalankan sesuai
dengan program atau rencana puskesmas
d. Menurut Bapak/ Ibu, bagaimana Sumber Daya Fasilitas Kesehatan dalam
Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas
Namohalu Esiwa sudah di rasakan masyarakat?

III. Untuk Pasien/Masyarakat Penerima PBI dan Non PBI


1. Komunikasi
a. Bagaimana Pelayanan yang Bapak/ibu terima selama berobat di
Puskesmas Namohalu Esiwa?
b. Apa alasan Bapak/ibu berobat ke puskesmas?
c. Menurut Bapak/ibu, bagaimana pelayanan mengunakan kartu BPJS di
Puskesmas?
d. Menurut Bapak/ibu, bagaimana pelayanan tanpa mengunakan kartu
BPJS di Puskesmas?
e. Menurut Bapak/ibu apakah pengurusan kartu BPJS ada
kesulitan/kendala dan apakah di arahkan oleh tenaga kesehatan cara
dan proses pengurusannya?
2. Sumber daya
a. Menurut Bapak/ibu apakah sarana prasarana di puskesmas ini sudah
lengkap?
b. Tolong ibu jelaskan fasilitas apa saja yang telah ibu dapatkan saat
berobat di puskesmas?
c. Apakah bapak/ibu sudah puas dengan sarana yang ada di puskesmas,
alasannya?
LEMBAR KEGIATAN BIMBINGAN PROPOSAL (LKBP)

Hari/ Paraf
No Materi Konsul Saran Pembimbing
Tanggal Pemb.Proposal

Sabtu,
Konsul Judul Mohon dibuat dulu BAB
1 22 Februari
Proposal I, III dan III
2020
Selasa, Silahkan diperbaiki,
Konsul BAB I,
2 03 April sekalian dibuat cover
III dan III
2020 dan daftar isinya.
1. Pedomanwawa
ncarabukankuesion
er,
artinyapedomanwa
wancarahanyaalat
yang
mungkinbisaberub
ah di
lapangansesuaijaw
abanresponden.
Konsul
Senin, 2. Padadefinisikon
Kuesioner dan
3 27 April eptual,
Defenisi
2020 uraikanbagianbagia
Konseptual
nUtamapenelitian
yang
adapadakuesioner
yaitu: komunikasi,
sumberdaya,
danhallainnya.

3. TambahkanKera
ngkaberpikirada di
bab 2
- Pada dasarnya sdh
bisa.
- Silahkan
Konsul
dipersiapkan, baca
Pedoman
Jumat, 15 puku panduan.
4 Wawancara,
Mei 2020 - Di siapkan
dan Kerangaka
administrasinya,
Berpikir
sdh bisa maju,
coba direncanakan
jadwal majunya.
- Coba perhatikan
cara penulisan BAB
4, disesuaikan
dengan standar
Jumat, 04 Konsul BAB IV - Coba diperhatikan
6
September dan BAB V sub bab di BAB 4
- Tolong dibuat
pragraf pendapat
peneliti dari hasi
wawancara
- Spasi tulisan harus
4 cm dari kiri
Perbaikan BAB
Sabtu, 05 - Kerangka konsep
IV dan
7 September penelitian kualitatif
Sistematika
2020 tidak ada variabel
Penulisan
independen dan
dependen
LEMBAR BUKTI KONSUL PROPOSAL
BERITA ACARA PERBAIKAN SEMINAR PROPOSAL
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Pada hari ini Selasa tanggal 02 bulan Juni tahun 2020 telah diadakan seminar proposal
oleh :

Nama : Yusmeiman Zai

NIM : 180203096

Peminatan : AKK

Judul : Implementasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional Dalam


Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Pasien Rawat Jalan Di UPTD
Puskesmas Namohalu Esiwa Kabupaten Nias Utara Tahun 2020.

NO Kritik/Saran Dosen Tanda Tangan

1 - Tambahkan Penguatan
Masalah pelaksanaan Ketua Penguji
JKN untuk
memperkuat latar
belakang.
- Pedoman wawancara (Jasmen Manurung, SKM, M.Kes)
disesuikan dengan
informannya.
- Tambahkan penguatan
latar belakang
- Tambahkan Jumlah Penguji I
Penduduk dan
Kepersetaan PBI dan
Non PBI
- Tambahkan Informan
2
Penelitian (Peserta PBI
dan Non PBI)
- Tambahkan
Keterangan di (Karnirius Harefa, M. Biomed)
kerangka pikir.
- Konsistensi
penggunaan kata JKN
dan BPJS.
- Tambahkan Penguatan Penguji II
Masalah pelaksanaan
JKN untuk
memperkuat latar
belakang.
3
- Konsistensi Penulisan
aspek varibel (Henny Arwina Bangun, SKM, M.Kes)
- Pedoman wawancara
disesuikan dengan
informannya.

Peserta Ujian / Mahasiswa

(Yusmeiman Zai)

Anda mungkin juga menyukai