DISUSUN OLEH :
NPM : 1914201110029
Gangguan eliminasi urine adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau beresiko
mengalami disfungsi eliminasi urine. Eliminasi urine merupakan salah satu dari proses
metabolik tubuh yang bertujuan untuk mengeluarkan bahan sisa dari tubuh. Eliminasi urine
ini sangat tergantung kepada fungsi ginjal,ureter, kandung kemih, dan uretra. Ginjal
menyaring produk limbah dari darah untuk membentuk urin. Ureter bertugas mentranspot
urin dari ginjal ke kandung kemih. Kandung kemih dalam kondisi normal dapat menampung
urin sebanyak 600ml. Akan tetapi, keinginan untuk berkemih dapat dirasakan pada saat
kandung kemih terisi urine dalam jumlah yang lebih kecil (150-200 ml pada orang dewasa).
B. PATHWAY
Diagnosa keperawatannya adalah gangguan eliminasi
C. Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium
1) Analisa urine : terdapat leukosit, eritrosit, crystal, pus, bskteri dan pH meningkat.
2. Urine kultur :
a) Menentukan jenis kuman atau penyebab infeksi saluran kemih misalnya:
stareptococcus, E.coli, dll
b) Menentukan jenis antibiotik yang akan diberikan
3. Cystoscopy: mengetahui kerusakan dari serabut serabut otot pada kandung kemih.
D. Pelaksanaan tindakan keperawatan.
1. Pengumpulan urin untuk bahan pemeriksaan. Mengingat tujuan pemeriksaan dengan
bahan urine berbeda-beda maka pengambilan/pengumpulan urine juga dibedakan
sesuai dengan tujuannya.
2. Menolong buang air kecil dengan menggunakan urinal. Menolong buang air kecil
dengan menggunakan urinal merupakan tindakan keperawatan dengan membantu
pasien yang tidak mampu buang air kecil sendiri dikamar kecil menggunakan alat
penampung (urinal) dengan tujuan menampung urine dan mengetahui kelainan dari
urine (warna dan jumlah).
3. Melakukan kateterisasi. Merupakan tindakan keperawatan dengan cara memasukkan
kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan membantu memenuhi
kebutuhan eliminasi dan sebagai pengambilan bahan pemeriksaan.
4. Menggunakan kondom kateter. Menggunakan kondom kateter merupakan tindakan
keperawatan dengan cara memberikan kondom kateter pada pada pasien yang tidak
mampu mengontrol berkemih. Cara ini bertujuan agar pasien dapat berkemih dan
mempertahankannya.
Daftar Pustaka