Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH

PSIKOSOSIAL & BUDAYA DALAM KEPERAWATAN

DOSEN PENGAMPU

Novia Heriani, Ns., M.Kep

DISUSUN OLEH :

Nama : Emy Pratama


NPM : 1614201110074
Kelas : 3B

FAKULTAS KEPERAWATAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

S1 KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2016/2017

1
KONSEP CEMAS, STRESS DAN ADAPTASI

KONSEP CEMAS

Pengertian cemas secara umum adalah rasa khawatir , taku yang tidak jelas sebab nya .
kecemasan adalah kondisi jiwa yang penuh dengan kekhawatiran atau ketakutan akan apa
yang mungkin terjadi , baik berkaitan dengan permasalahan yang terbatas maupun hal-hal
yang aneh

Tingkatan rasa cemas ada 4 ,yaitu :

1. Rasa cemas ringan yaitu ketegangan yang dialami sehari - hari


2. Rasa cemas sedang yaitu individu terfokus hanya pada pikiran yang menjadi
perhatiannya
3. Rasa cemas berat yaitu individu yang lapangan persepsi nya sempit (tidak bisa
berpikir tentang hal lain ,selain kecemasannya )
4. Panik yaitu individu kehilangan kendali diri

Rasa cemas (anxiety) merupakan reaksi emosional terhadap penilaian individu yang
subyektif.

Penyebab rasa cemas dapat dikelompokkan pula menjadi tiga faktor, yaitu :

a. Faktor biologis/fisiologis, berupa ancaman akan kekurangan makanan, minuman,


perlindungan dan keamanan.
b. Faktor psikososial, yaitu ancaman terhadap konsep diri, kehilangan orang/benda yang
dicintai, perubahan status sosial/ekonomi.
c. Faktor perkembangan, yaitu ancaman pada perkembangan masa bayi, anak, remaja.

Gejala-gejala kecemasan ditandai pada tiga aspek :

a. Aspek biologis/fisiologis, seperti peningkatan denyut nadi dan tekanan darah, tarikan
nafas menjadi pendek dan cepat, berkeringat dingin, termasuk di telapak tangan, nafsu
makan hilang, mual/muntah, sering buang air kecil, nyeri kepala, tak bisa tidur,
mengeluh, pembesaran pupil dan gangguan pencernaan.
b. Aspek intelektual/kognitif; seperti ketidakmampuan berkonsentrasi, penurunan
perhatian dan keinginan, tidak bereaksi terhadap rangsangan lingkungan, penurunan
produktivitas, pelupa, orientasi lebih ke masa lampau daripada masa kini/masa depan.
c. Aspek emosional dan perilaku; seperti penarikan diri, depresi, mudah tersinggung,
mudah menangis, mudah marah dan apatisme.

Pembagian rasa cemas

1. Rasa cemas ringan: berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi sehari-hari.


Keadaan ini akan meningkatkan persepsi individu, yang mengakibatkan orang akan
berhati-hati/waspada dan mendorong manusia untuk belajar serta kreatif.

2
2. Rasa cemas sedang: lapangan persepsi terhadap lingkungan menurun.
Individu lebih memfokuskan hal yang penting saat itu saja dan mengesampingkan hal
lainnya.
3. Rasa cemas berat: lapangan persepsi sangat menurun.
Orang hanya memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal lainnya.
Individu tak mampu berpikir lagi, dia sudah harus diberi pertolongan/tuntunan.
4. Panik: lapangan persepsi sudah sangat sempit. Individu tidak dapat mengendalikan
diri lagi.

Bila manusia salah orientasi; ketika menghadapi masalah pelik; rasa dan periksa tidak
berfungsi; Disebut orang sedang panik.

STRESS

Stress adalah suatu ketidakseimbangan diri/jiwa dan realitas kehidupan setiap hari yang tidak
dapat dihindari à perubahan yang memerlukan penyesuaian Sering dianggap sebagai kejadian
atau perubahan negatif yang dapat menimbulkan stress, seperti cedera, sakit atau kematian
orang yag dicintai, putus cinta Perubahan positif juga dapat menimbulkan stress, seperti naik
pangkat, perkawinan, jatuh cinta

Jenis Stress

1. Stress fisik
2. Stress kimiawi
3. Stress mikrobiologis
4. Stress fisiologis
5. Stress proses tumbuh kembang
6. Stress psikologis atau emosional
7. Pengalaman stress dapat bersumber dari :Lingkungan, Diri dan tubuh Pikiran

Reaksi Psikologis terhadap stress

a. Kecemasan
Respon yang paling umum Merupakan tanda bahaya yang menyatakan diri dengan
suatu penghayatan yang khas, yang sukar digambarkan Adalah emosi yang tidak
menyenangkan à istilah “kuatir,” “tegang,” “prihatin,” “takut”fisik à jantung berdebar,
keluar keringat dingin, mulut kering, tekanan darah tinggi dan susah tidur
b. Kemarahan dan agresi Adalah perasaan jengkel sebagai respon terhadap kecemasan
yang dirasakan sebagai ancaman.Merupakan reaksi umum lain terhadap situasi stress
yang mungkin dapat menyebabkan agresi, Agresi ialah kemarahan yang meluap-luap,
dan orang melakukan serangan secara kasar dengan jalan yang tidak wajar.Kadang-
kadang disertai perilaku kegilaan, tindak sadis dan usaha membunuh orang
c. Depresi Keadaan yang ditandai dengan hilangnya gairah dan semangat. Terkadang
disertai rasa sedih

Respon Fisiologi Terhadap Stress

3
Hans Selye (1946,1976) telah melakukan riset terhadap 2 respon fisiologis tubuh terhadap
stress : Local Adaptation Syndrome (LAS) dan General Adaptation Syndrome (GAS).

1. Local Adaptation Syndrom (LAS)


Tubuh menghasilkan banyak respons setempat terhadap stress. Respon setempat ini
termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka, akomodasi mata terhadap cahaya,
dll. Responnya berjangka pendek.
Karakteristik dari LAS :
a. Respon yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua system
b. Respon bersifat adaptif; diperlukan stressor untuk menstimulasikannya.
c. Respon bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus.
d. Respon bersifat restorative.

Mungkin anda bertanya, “ apa saja yang termasuk ke dalam LAS ?”. sebenarnya
respon LAS ini banyak kita temui dalam kehidupan kita sehari – hari seperti yang
diuraikan dibawah ini :

a. Respon inflamasi
Respon ini distimulasi oleh adanya trauma dan infeksi. Respon ini
memusatkan diri hanya pada area tubuh yang trauma sehingga penyebaran
inflamasi dapat dihambat dan proses penyembuhan dapat berlangsung cepat.
Respon inflamasi dibagi kedalam 3 fase :
 Fase Pertama :
adanya perubahan sel dan system sirkulasi, dimulai dengan
penyempitan pembuluh darah ditempat cedera dan secara bersamaan
teraktifasinya kini,histamin, sel darah putih. Kinin berperan dalam
memperbaiki permeabilitas kapiler sehingga protein, leucosit dan
cairan yang lain dapat masuk ketempat yang cedera tersebut.
 Fase Kedua :
pelepasan eksudat. Eksudat adalah kombinasi cairan dan sel yang telah
mati dan bahan lain yang dihasilkan ditempat cedera.
 Fase Ketiga :
Regenerasi jaringan dan terbentuknya jaringan parut.
b. Respon refleks nyeri
respon ini merupakan respon adaptif yang bertujuanmelindungi tubuh dari
kerusakan lebih lanjut. Misalnya mengangkat kaki ketika bersentuhan
dengan benda tajam.

Bagaimana dengan GAS. Gas merupakan respon fisiologis dari seluruh tubuh
terhadap stres. Respon yang terlibat didalamanya adalah sistem saraf otonom dan
sistem endokrin. Di beberapa buku teks GAS sering disamakan dengan Sistem
Neuroendokrin.

2. General Adaptation Syndrom (GAS)


a. Fase Alarm ( Waspada)

4
Melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh dan pikiran untuk
menghadapi stressor. Reaksi psikologis “fight or flight” dan reaksi fisiologis.
Tanda fisik : curah jantung meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer dan
gastrointestinal mengalir ke kepala dan ekstremitas. Banyak organ tubuh
terpengaruh, gejala stress memengaruhi denyut nadi, ketegangan otot dan daya
tahan tubuh menurun
Fase alarem melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh seperti
pengaktifan hormon yang berakibat meningkatnya volume darah dan akhirnya
menyiapkan individu untuk bereaksi. Hormon lainnya dilepas untuk meningkatkan
kadar gula darah yang bertujuan untuk menyiapkan energi untuk keperluan
adaptasi, teraktifasinya epineprin dan norepineprin mengakibatkan denyut jantung
meningkat dan peningkatan aliran darah ke otot. Peningkatan ambilan O2 dan
meningkatnya kewaspadaan mental.
Aktifitas hormonal yang luas ini menyiapkan individu untuk melakukan “ respons
melawan atau menghindar “. Respon ini bisa berlangsung dari menit sampai jam.
Bila stresor masih menetap maka individu akan masuk ke dalam fase resistensi.

b. Fase Resistance (Melawan)


Individu mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan psikologis dan
pemecahan masalah serta mengatur strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan
kondisi fisiologis sebelumnya kepada keadaan normal dan tubuh mencoba
mengatasi faktor-faktor penyebab stress. Bila teratasi à gejala stress menurun àtau
normal tubuh kembali stabil, termasuk hormon, denyut jantung, tekanan darah,
cardiac out put. Individu tersebut berupaya beradaptasi terhadap stressor, jika ini
berhasil tubuh akan memperbaiki sel – sel yang rusak. Bila gagal maka individu
tersebut akan jatuh pada tahapa terakhir dari GAS yaitu : Fase kehabisan tenaga.

c. Fase Exhaustion (Kelelahan)


Merupakan fase perpanjangan stress yang belum dapat tertanggulangi pada fase
sebelumnya. Energi penyesuaian terkuras. Timbul gejala penyesuaian diri terhadap
lingkungan seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, dll. Bila
usaha melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka kelelahan dapat mengakibatkan
kematian.
Tahap ini cadangan energi telah menipis atau habis, akibatnya tubuh tidak mampu
lagi menghadapi stres. Ketidak mampuan tubuh untuk mepertahankan diri terhadap
stressor inilah yang akan berdampak pada kematian individu tersbut.

KONSEP ADAPTASI
Faktor penting yang mempengaruhi tingkah laku manusia :

1. Kebutuhan
Kebutuhan badaniah
Kebutuhan psikologis

5
2. Dorongan
Menjamin agar manusia berusaha
memenuhi kebutuhannya.

Stress terjadi jika orang dihadapkan dengan peristiwa yang dirasakan sebagai mengancam
fisik atau psikologisnya peristiwanya di sebut stressor
Reaksi orang terhadap peristiwa tersebut dinamakan respon stress
Adaptasi adalah proses dimana dimensi fisiologis dan psikososial berubah dalam berespon
terhadap stress. Karena banyak stressor tidak dapat dihindari, promosi kesehatan sering
difokuskan pada adaptasi individu, keluarga atau komunitas terhadap stress.
Ada banyak bentuk adaptasi. Adaptasi fisiologis memungkinkan homeostasis fisiologis.
Namun demikian mungkin terjadi proses yang serupa dalam dimensi psikososial dan dimensi
lainnya.
Suatu proses adaptif terjadi ketika stimulus dari lingkungan internal dan eksternal
menyebabkan penyimpangan keseimbangan organisme. Dengan demikian adaptasi adalah
suatu upaya untuk mempertahankan fungsi yang optimal. Adaptasi melibatkan refleks,
mekanisme otomatis untuk perlindungan, mekanisme koping dan idealnya dapat mengarah
pada penyesuaian atau penguasaan situasi (Selye, 1976, ; Monsen, Floyd dan Brookman,
1992).
Stresor yang menstimulasi adaptasi mungkin berjangka pendek, seperti demam atau
berjangka panjang seperti paralysis dari anggota gerak tubuh. Agar dapat berfungsi optimal,
seseorang harus mampu berespons terhadap stressor dan beradaptasi terhadap tuntutan atau
perubahan yang dibutuhkan. Adaptasi membutuhkan respons aktif dari seluruh individu.

Dimensi Adaptasi

Stres dapat mempengaruhi dimensi fisik, perkembangan, emosional, intelektual, sosial dan
spiritual. Sumber adaptif terdapat dalam setiap dimensi ini. Oleh karenanya, ketika mengkaji
adaptasi klienterhadap stress, perawat harus mempertimbangkan individu secara menyeluruh.

Adaptasi Fisiologis

Indikator fisiologis dari stress adalah objektif, lebih mudah diidentifikasi dan secara umum
dapat diamati atau diukur. Namun demikian, indicator ini tidak selalu teramati sepanjang
waktu pada semua klien yang mengalami stress, dan indicator tersebut bervariasi menurut
individunya. Tanda vital biasanya meningkat dan klien mungkin tampak gelisah dan tidak
mampu untuk beristirahat aberkonsentrasi. Indikator ini dapat timbul sepanjang tahap stress.
Durasi dan intensitas dari gejala secara langsung berkaitan dengan durasi dan intensitas
stressor yang diterima. Indikator fisiologis timbul dari berbagai sistem. Oleh karenanya
pengkajian tentang stress mencakup pengumpulan data dari semua sistem.Hubungan antara
stress psikologik dan penyakit sering disebut interaksi pikiran tubuh. Riset telah
menunjukkan bahwa stress dapat mempengaruhi penyakit dan pola penyakit. Pada masa
lampau,penyakit infeksi adalah penyebab kematian paling utama, tetapi sejak ditemukan
antibiotic, kondisi kehidupan yang meningkat, pengetahuan tentang nutrisi yang meningkat,

6
dan metode sanitasi yang lebih baik telah menurunkan angka kematian. Sekarang penyebab
utama kematian adalah penyakit yang mencakup stressor gaya hidup.

Indikator fisiologis stress

1 Kenaikan tekanan darah


2 Peningkatan ketegangan di leher, bahu, punggung.
3 Peningkatan denyut nadi dan frekwensi pernapasan
4 Telapak tangan berkeringat Tangan dan kaki dingin
5 Postur tubuh yang tidak tegap
6 Keletihan
7 Sakit kepala
8 Gangguan lambung
9 Suara yang bernada tinggi
10 Mual,muntah dan diare.
11 Perubahan nafsu makan
12 Perubahan berat badan
13 Perubahan frekwensi berkemih
14 Dilatasi pupil
15 Gelisah, kesulitan untuk tidur atau sering terbangun saat tidur

Adaptasi Psikologis

Emosi kadang dikaji secara langsung atau tidak langsung dengan mengamati perilaku klien.
Stress mempengaruhi kesejahteraan emosional dalam berbagai cara. Karena kepribadian
individual mencakup hubungan yang kompleks di antara banyak faktor, maka reaksi terhadap
stress yang berkepanjangan ditetapkan dengan memeriksa gaya hidup dan stresor klien yang
terakhir, pengalaman terdahulu dengan stressor, mekanisme koping yang berhasil di masa
lalu, fungsi peran, konsep diri dan ketabahan yang merupakan kombinasi dari tiga
karakteristik kepribadian yang di duga menjadi media terhadap stress. Ketiga karakteristik ini
adalah rasa kontrol terhadap peristiwa kehidupan, komitmen terhadap aktivitas yang berhasil,
dan antisipasi dari tantangan sebagai suatu kesempatan untuk pertumbuhan (Wiebe dan
Williams, 1992 ; Tarstasky, 1993).
Indikator emosional / psikologi dan perilaku stress :
Ansietas
Depresi
Kepenatan
Peningkatan penggunaan bahan kimia
Perubahan dalam kebiasaan makan, tidur, dan pola aktivitas.
 Kelelahan mental
 Perasaan tidak adekuat
 Kehilangan harga diri
 Peningkatan kepekaan
 Kehilangan motivasi.
 Ledakan emosional dan menangis.

7
 Penurunan produktivitas dan kualitas kinerja pekerjaan.
 Kecendrungan untuk membuat kesalahan (mis. buruknya penilaian).
 Mudah lupa dan pikiran buntu
 Kehilangan perhatian terhadap hal-hal yang rinci.
 Preokupasi (mis. mimpi siang hari )
 Ketidakmampuan berkonsentrasi pada tugas.
 Peningkatan ketidakhadiran dan penyakit
 Letargi
 Kehilangan minat
 Rentan terhadap kecelakaan.

8
Adaptasi Perkembangan

Stres yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kemampuan untuk menyelesaikan tugas


perkembangan. Pada setiap tahap perkembangan, seseorang biasanya menghadapi tugas
perkembangan dan menunjukkan karakteristik perilaku dari tahap perkembangan tersebut.
Stress yang berkepanjangan dapat mengganggu atau menghambat kelancaran menyelesaikan
tahap perkembangan tersebut. Dalam bentuk yang ekstrem, stress yang berkepanjangan dapat
mengarah pada krisis pendewasaan.Bayi atau anak kecil umumnya menghadapi stressor di
rumah . Jika diasuh dalam lingkungan yang responsive dan empati, mereka mampu
mengembangkan harga diri yang sehat dan pada akhirnya belajar respons koping adaptif yang
sehat (Haber et al, 1992).
Anak-anak usia sekolah biasanya mengembangkan rasa kecukupan. Mereka mulai mnyedari
bahwa akumulasi pengetahuan dan penguasaan keterampilan dapat membantu mereka
mencapai tujuan , dan harga diri berkembang melalui hubungan berteman dan saling berbagi
di antara teman. Pada tahap ini, stress ditunjukkan oleh ketidakmampuann atau
ketidakinginan untuk mengembangkan hubungan berteman.Remaja biasanya
mengembangkan rasa identitas yang kuat tetapi pada waktu yang bersamaan perlu diterima
oleh teman sebaya. Remaja dengan sistem pendukung sosial yang kuat menunjukkan suatu
peningkatan kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap stressor, tetapi remaja tanpa
sistem pendukung sosial sering menunjukkan peningkatan masalah psikososial (Dubos,
1992).
Dewasa muda berada dalam transisi dari pengalaman masa remaja ke tanggung jawab orang
dewasa. Konflik dapat berkembang antara tanggung jawab pekerjaan dan keluarga. Stresor
mencakup konflik antara harapan dan realitas.

Manajemen Stress
Manajemen stress kemungkinan melihat promosi kesehatan sebagai aktivitas atau intervasi
atau mengubah pertukaran rrespon terhadap penyakit. Fokusnya tergantung pada tujuan dari
intervensi keperawatan berdasarkan keperluan pasien. Perawat bertanggung jawab pada
implemenetasi pemikiran yang dikeluarkan pada beberapa daerah perawatan.

Manajemen stress untuk klien


—Reguler Exercise
—Diet dan Nutrisi
—Support Sistem
—Time Management
—Humor
—Istirahat
—Tehnik Relaksasi
—Spiritualitas

9
Cara Penyesuaian Diri
Bila seseorang mengalami stress maka segera ada usaha untuk mengatasinya. Hal ini dikenal
sebagai Homeostasis yaitu usaha organisme yang terus menerus melakukan pertahanan agar
keadaan keseimbangan selalu tercapai. Stress dapat terjadi pada bidang badaniah ( stress fisik
atau somatik ).

Misalnya : bila terjadi infeksi atau penyakit, menggerakkan mekanisme penyesuaian somatik,
terjadi reaksi :
•Pembentukan zat anti kuman, zat anti racun
•Mobilisasi leukosit ke tempat-tempat invasi kuman
•Lebih banyak melepaskan kortisol, adrenalin dan sebagainya

Usaha tubuh untuk mencapai keseimbangan kembali

Berorientasi pada tugas : Bertujuan menghadapi stressor secara sadar, realistik, objektif,
rasional
Pembelaan ego
Melindungi individu dari kecemasan
Meringankan penderitaan bila mengalami suatu kegagalan
Menjaga harga diri

Misalnya : seseorang yang menghadapi kegagalan è kemungkinan bereaksi :

 penyesuaian diri berupa serangan (bekerja lebih keras) atau menghadapi secara
terang-terangan
 menarik diri dan tidak mau tau lagi (tidak berusaha)
 kompromi atau mengurangi keinginannya lalu memilih jalan tengah

Reaksi tersebut menunjukkan langkah-langkah :

a. Mempelajari dan menentukan persoalan


b. Menyusun alternatif penyelesaian
c. Menentukan tindakan yang mempunyai kemungkinan besar akan berhasil
d. Bertindak
e. Menilai hasil tindakan dan dapat mengambil langkah yang lain bila kurang
memuaskan

Mekanisme Pembelaan EGO

Bila digunakan terus menerus akibatnya ego bukannya mendapat perlindungan, melainkan
lama kelamaan akan mendapat ancaman/bencana. Oleh karena mekanisme ini Tidak realistik
Mengandung banyak unsur penipuan diri sendiri Distorsi realitas pemutarbalikan realitas)

Mekanisme Pembelaan EGO

1 IDENTIFIKASI
Ingin menyamai seorang figur yang diidealkan, dimana salah satu ciri atau segi
tertentu dari figure itu ditransfer pada dirinya. Dengan demikian ia merasa harga
10
dirinya bertambah tinggi.
Contoh : Teguh, 15 tahun mengubah model rambutnya menirukan artis idolanya yang
ia kagumi.
2 INTROJEKSI
Merupakan bentuk sederhana dari identifikasi, dimana nilai-nilai, norma-norma dari
luar diikuti atau ditaati, sehingga ego tidak lagi terganggu oleh ancaman dari luar.
Contoh : Rasa benci atau kecewa terhadap kematian orang yang dicintai dialihkan
dengan cara menyalahkan diri sendiri.
3 PROJEKSI
Hal ini berlawanan dengan introjeksi, dimana menyalahkan orang lain atas kelalaian
dan kesalahan-kesalahan atau kekurangan diri sendiri, keinginan keinginan, impuls-
impuls sendiri.
Contoh : Seorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia mempunyai perasaan
seksual terhadap rekan sekerjanya, berbalik menuduh bahwa temannya tersebut
mencoba merayunya
4 REPRESI
Penyingkiran unsur psikik (sesuatu afek, pemikiran, motif, konflik) sehingga menjadi
nirsadar dilupakan/tidak dapat diingat lagi). Represi membantu individu mengontrol
impuls-impuls berbahaya.Contoh :Suatu pengalaman traumatis menjadi terlupakan
5 REGRESI
Kembali ke tingkat perkembangan terdahulu (tingkah laku yang bersifat primitif).
Contoh : Seorang anak yang mulai berkelakuan seperti bayi, ketika seorang adiknya
dilahirkan.
Esvi yang berumur 4 tahun mulai mengompol lagi sejak adiknya yang baru lahir
dibawa pulang dari rumah sakit
6 REACTION FORMATION
Bertingkah laku berlebihan yang langsung bertentangan dengan keinginan-keinginan,
perasaan yang sebenarnya. Mudah dikenal karena sifatnya ekstrim dan sukar diterima.
Misalnya :
Seorang wanita yang tertarik pada teman suaminya, akan memperlakukan orang
tersebut dengan kasar.
7 UNDOING
Meniadakan pikiran-pikiran, impuls yang tidak baik, seolah-olah menghapus suatu
kesalahan.
Misalnya :
Seorang ibu yang menyesal karena telah memukul anaknya akan segera
memperlakukannya penuh dengan kasih sayang
8 DISPLACEMENT
Mengalihkan emosi, arti simbolik, fantasi dari sumber yang sebenarnya (benda, orang,
keadaan) kepada orang lain, benda atau keadaan lain.
Misalnya :
Seorang pemuda bertengkar dengan pacarnya dan sepulangnya ke rumah marah-
marah pada adik-adiknya

11
9 SUBLIMASI
Mengganti keinginan atau tujuan yang terhambat dengan cara yang dapat diterima
oleh masyarakat. Impuls yang berasal dari Id yang sukar disalurkan oleh karena
mengganggu individu atau masyarakat, oleh karena itu impuls harus dirubah
bentuknya sehingga tidak merugikan individu/masyarakat sekaligus mendapatkan
pemuasan
Misalnya :
Impuls agresif disalurkan ke olah raga, usaha-usaha yang bermanfaat
10 ACTING OUT
Langsung mencetuskan perasaan bila keinginan terhalang.
Misalnya :
Mengatasi problem dengan jalan paling sedikit bertengkar
11 DENIAL
Menolak untuk menerima atau menghadapi kenyataan yang tidak enak.
Misalnya :
Seorang gadis yang telah putus dengan pacarnya, menghindarkan diri dari
pembicaraan mengenai pacar, perkawinan atau kebahagiaan
12 KOMPENSASI
Menutupi kelemahan dengan menonjolkan kemampuannya atau kelebihannya.
Misalnya :
Saddam yang merasa fisiknya pendek sebagai sesuatu yang negatif, berusaha dalam
hal menonjolkan prestasi pendidikannya
13 RASIONALISASI
Memberi keterangan bahwa sikap/tingkah lakunya menurut alasan yang seolah-olah
rasional, sehingga tidak menjatuhkan harga dirinya.
Misalnya :
Munawir yang menyalahkan cara mengajar dosennya ketika ditanyakan oleh orang
tuanya mengapa nilai semesternya buruk.
14 FIKSASI
Berhenti pada tingkat perkembangan salah satu aspek tertentu (emosi atau tingkah
laku atau pikiran, dsb) sehingga perkembangan selanjutnya terhambat.
Misalnya :
Seorang gadis yang tetap berbicara kekanak-kanakan atau seseorang yang tidak dapat
mandiri dan selalu mengharapkan bantuan dari orang tuanya dan orang lain.
15 SIMBOLISASI
Menggunakan benda atau tingkah laku sebagai simbol pengganti suatu keadaan atau
hal yang sebenarnya
Misalnya :
Seorang anak remaja selalu mencuci tangan untuk menghilangkan
kegelisahannya/kecemasannya. Setelah ditelusuri, ternyata ia pernah melakukan
masturbasi sehingga perasaan berdosa/cemas dan merasa kotor
16 DISOSIASI
Pemisahan suatu kelompok proses mental atau perilaku dari kesadaran /identitasnya.
Keadaan dimana terdapat dua atau lebih kepribadian pada diri seorang individu.

12
Misalnya :
Seorang laki-laki yang dibawa ke ruang emergensi karena mengamuk ternyata tidak
mampu menjelaskan kembali kejadian tersebut (ia lupa sama sekali)
17 KONVERSI
Adalah transformasi konflik emosional ke dalam bentuk gejala-gejala jasmani.
Misalnya :
Seorang mahasiswa yang tidak mengerjakan tugas-tugasnya tiba-tiba merasa sakit
sehingga tidak masuk kuliah

13

Anda mungkin juga menyukai