Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PLEURITIS

Dosen Pengampu:
Ns. I Putu Artha Wijaya, S.Kep., M.Kep

Oleh:
Alia Santika Sari
(2230095) / IIIC

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA USADA BALI
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
1. KONSEP PENYAKIT
A. Pengertian Pleuritis
Penyakit saluran pernafasan adalah suatu penyebab kesakitan dan
kematian yang paling sering. Pleuritis adalah radang pleura, dan kondisi ini
umumnya disebut pleurisi, yang dapat bersifat fibrinosa (kering) atau basah
(akumulasi cairan didalam ruang pleura). peradangan pada pleura (selaput
yang menyelubungi permukaan paru-paru). Radang pleura dapat
berlangsung secara subakut, akut atau kronis, dengan ditandai perubahan
proses pernafasan yang intensitasnya tergantung pada beratnya proses
radang. Pada yang berlangsung subakut proses radang biasanya dibarengi
dengan empyema (penumpukan nanah dirongga pleura) serta
mengakibatkan layunya sebagian paru-paru, hingga pernafasan akan
mengalami kesulitan (dispnea).
Biasanya pernafasan bersifat cepat dan dangkal. Pada yang
berlangsung akut penderita mengalami kesakitan waktu bernafas hingga
pernafasan jadi dangkal, cepat serta bersifat abdominal. Kondisi ini
umumnya terjadi pada infeksi baik oleh virus maupun bakteri, seperti
tuberculosis atau pneumonia pada pleura. Yang berlangsung kronis, pada
waktu istirahat tidak tampak adanya perubahan pada proses pernafasannya
(Halim. 2009).
Bila disertai dengan penimbunan cairan di rongga pleura maka
disebut efusi pleura tetapi bila tidak terjadi penimbunan cairan di rongga
pleura, maka disebut pleurisy kering. Setelah terjadi peradangan, pleura bisa
kembali normal atau terjadi perlengketan.(Akhmad Yuli Hermawan et al.,
2011)

B. Etiologi
Pleuritis disebabkan oleh cidera (trauma atau mekanis, seperti
torakotomi) pada dinding dada, atau menginhalasi iritan (misalnya, asbestos)
yang menghasilkan inflamasi.
1) Virus dan mikoplasma
Jenis-jenis virusnya adalah: ECHO virus, Coxsackie group,
Rickettsia dan mikroplasma.
2) Bakteri piogenik
Bakteri yang sering ditemukan adalah: aerob dan anaerob. Bakteri-
bakteri aerob meliputi Streptucocus pneumonia, Streptococus mileri,
Stafilococus aureus, Hemofilus spp. E.koli. Klebsiela, Pseudomonas
spp. Bakteri-bakteri anaerob meliputi Bakteroides spp.
Peptostreptococus, Fusobakterium.
3) Tuberkulosa
Selain komplikasi tuberkulosa, dapat juga disebabkan oleh
robeknya rongga pleura atau melalui aliran getah bening.
4) Fungi
Pleuritis karena fungi amat jarang. Biasanya terjadi karena
penjalaran infeksi fungi dari jaringan paru-paru. Jenis fungsi penyebab
Pleuritis adalah aktinomikosis, koksidioidomikosis, aspergillus,
kriptokokus, histoplasmosis, blastomikosis dan lain-lain.
5) Parasit.
Parasit yang menginvasi ke dalam rongga pleura hanyalah amoeba
dalam bentuk tropozoit.

C. Klasifikasi
1) Pleuritis kering (fibrosa)
Peradangan pada pleura tanpa atau hanya sedikit pengeluaran cairan.
2) Pleuritis basah (setofirosa)
Terjadinya penimbunan cairan dibuang pleura disebut juga pleura
efusi cairan yang berisi di pleyra dapat berupa:
- exudate
- transudate

D. Komplikasi Pada Penderita Pleuritis


Adapun komplikasi dari pleuritis ialah:
1) Efusi Pleura yaitu penumpukan cairan di dalam paru-paru.
Biasanya kondisi terjadi pada kasus pleuritis yang disebabkan oleh
infeksi bakteri atau emboli paru. Seseorang yang menderita efusi
pleura akan merasakan gejala sesak nafas yang semakin
memburuk.
2) Pneumotorax (pengumpulan udara dalam rongga dada/thorax).
3) Piopneumotoraks (penumpukan nanah pada rongga pleura).
4) Gagal nafas

E. Pathway

virus bakteri fungi parasit

Masuk ke saluran nafas sampai ke


rongga pleura

Terjadi proses hipersensitivitas


dan peningkatan permeabilitas
lapisan pleura

F. Manifestasi Klinis
Selain bunya ciutan saat pleura saling bergesekan, nyeri dada
merupakan tanda khas pleuritis:
1) Awitan nyeri mendadak yang tajam seperti tertusuk, yang
memburuk saat dinding dada bergerak sewaktu mengambil nafas
dalam, batuk, bersin.
2) Nyeri mereda dengan menahan nafas.
3) Nyeri dapat menjalar ke abdomen atas, leher, atau bahu.
4) Nyeri menurun saat cairan terakumulasi karena lapisan pleura tidak
lagi bergesekan.

G. Penatalaksanaan
Tujuan tindakan ini untuk menemukan kondisi utama yang
meyebabkan pleuritis dan untuk meredakan nyeri dengan diatasinya
penyakit dasar (pnemounia dan infeksi) peradangan pleuritis biasanya
menghilang. Penatalaksanaan Medis. Tujuan pengobatan adalah untuk
menemukan kondisi dasar yang menyebabkan pleurisi, dan untuk
menghilangkan nyeri. Dengan diatasinya penyakit dasar (pneumonia,
infeksi), inflamasi pleuritis biasanya menghilang. Pada waktu yang sama,
penting artinya untuk memantau tanda-tanda dan gejala-gejala efusi pleural,
seperti sesak napas, nyeri, dan penurunan ekskursi dinding dada.
Analgesik yang diresepkan dan aplikator topikal panas atau dingin
akan memberikan peredaan simptomatik. Indometasin, obat anti-inflamasi
nonsteroidal, dapat memberikan peredaan nyeri sambil memungkinkan
pasien rahan gejala batuk secara efektif. Jika nyerinya sangat hebat,
diberikan blok interkostal prokain.
Adapun obat – obat yang dapat digunakan pada penderita dengan
masalah pleuritis sebagai berikut:
1. Analgesic
2. Antibiotic
3. Antidiuretic
4. Pemasangan wsd untuk mengeluarkan cairan

2. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses
keperawatan. Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan
perumusan kebutuhan atau masalah klien. Data yang dikumpulkan meliputi
data biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. ( Taqiyyah & Mohamad,
2013 )
1) Identitas pasien
Pada tahap ini perlu mengetahui tentang nama, usia, jenis
kelamin,alamat rumah, agama atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa
yang dipakai, status pendidikan dan pekerjaan pasien.
2) Keluhan utama
Keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien
mencari pertolongan atau berobat ke rumah sakit. biasanya pada pasien
dengan pleuritis didapatkan keluhan berupa sesak nafas, batuk kering,
hilang nafsu makan.
3) Riwayat kesehatan sekarang
Pasien dengan pleuritis biasanya akan diawali dengan adanya
tanda-tanda seperti sesak nafas, sakit di salah satu sisi dada,batuk kering
Perlu juga ditanyakan mulai kapan keluhan itu muncul. apa tindakan
yang telah dilakukan untuk menurunkan atau menghilangkan keluhan-
keluhannya tersebut.
4) Riwayat penyakit dahulu
Tanyakan kepada pasien apakah pasien pernah menderita penyakit
seperti TB paru, pneumonia, gagal jantung, trauma asietas,asma dan
sebagainya. Hal ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
faktor predisposisikn
5) Riwayat kesehatan keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita
penyakit-penyakit yang diketahui sebagai penyebab pleuritis seperti TB
Paru, liver,jantung,dan lain sebagainya.
6) Kebutuhan dasar
a. Pola makan
b. Pola minum
c. Pola tidur
d. Pola Aktivitas
7) Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum klien
b. Tanda-tanda vital
1. Sistem pernapasan
• Inspeksi :
Tingkat kesadaran pasien,ekspresi wajah, perilaku
untuk mengetahui tingkat kecemasan dan ketenagan
pasien.Pergerakan dinding dada tertinggal pada dada
yang sakit,inspeksi adanya sianosis kedalaman
pernapasan. Penggunaan otot aksesoris pernapasan dan
ekspansi dada.
• Palpasi:
Pergerakan dinding dada tertinggal pada dada yang
sakit. Cocal fremitus menurun di dada yang sakit, Palpasi
suhu tubuh jika dingin berarti berarti terjadi kegagalan
transport oksigen.
• Perkusi:
Suara perkusi redup sampai pekak tergantung
jumlah cairanya.
• Auskultasi:
Suara napas menurun sampai menghilang pada dada
yang sakit.
a) Sistem kardiovaskuler
b) Sistem gastrointestinal
c) Sistem urinarius
d) Sistem neurologis

8) Data penunjang
a. Foto thorax dada, dan lateral
b. CT scan/MRI
c. Bronchoscope
d. Sitologi: TTB,biopsy kelenjar getah bening leher. (Taqiyyah &
Mohamad, 2013)(KADEK DIKA SASMAYA DEWI, 2018)

B. Diagnosis Keperawatan
1) Pola nafas tidak efektif
2) Gangguan pertukaran gas
3) Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis
(keengganan untuk makan)
4) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
5) Intoleransi aktifitas

C. Intervensi
NO Standar diagnosis Standar Luaran Standar Intervensi
keperawatan Indonesia Keperawatan Indonesia Keperawatan Indonesia
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
1 Pola nafas tidak efektif Dalam Standar Luaran Manajemen jalan nafas
(SDKI, 2016 D.0005) Keperawatan Indonesia
(SLKI), luaran utama Observasi:
Definisi : untuk diagnosis pola a) Monitor pola
Inspirasi dan/atau nafas tidak efektif nafas
ekspirasi yang tidak adalah: b) Monitor bunyi
memberikan ventilasi nafas
adekuat “ekspirasi ventilasi c) Monitor adanya
adekuat membaik” sputum
Penyebab fisiologis: Terapeutik:
dengan kriteria hasil a) Pertahankan
1) Depresi pusat yaitu kepatenan jalan
nafas
pernapasan a) Ventilasi b) Posisikan semi
2) Hambatan semenit fowler
meningkat c) Lakukan
upaya napas b) Kapasitas vital fisioterapi dada
(mis. nyeri saat meningkat d) Berikan oksigen
bernapas, c) Tekanan Edukasi:
ekspirasi a) Anjurkan
kelemahan otot meningkat asupan cairan
pernapasan) d) Dispnea 2000 ml/hari
menurun b) Ajarkan teknik
batuk efektif
3) Deformitas e) Penggunaan otot
bantu nafas
dinding dada. menurun
4) Deformitas f) Pernafasan
cuping hidung
tulang dada. menurun
5) Gangguan
neuromuskular.
6) Gangguan
neurologis (mis
elektroensefalog
ram [EEG]
positif, cedera
kepala ganguan
kejang).
7) maturitas
neurologis.
8) Penurunan
energi.
9) Obesitas.
10) Posisi tubuh
yang
menghambat
ekspansi paru.
11) Sindrom
hipoventilasi.
12) Kerusakan
inervasi
diafragma
(kerusakan saraf
CS ke atas).
13) Cedera pada
medula spinalis.
14) Efek agen
farmakologis.
15) Kecemasan.
2 Gangguan pertukaran Dalam Standar Luaran Pemantauan Respirasi
gas Keperawatan Indonesia
(SDKI, 2016 D0003) (SLKI), luaran utama Observasi:
untuk 1) Monitor pola
Definisi: diagnosis Gangguan nafas
Kelebihan atau pertukaran gas adalah: 2) Monitor saturasi
kekurangan oksigenasi oksigen
dan atau eleminasi “Pola Napas Membaik” 3) Monitor nilai
karbondioksida pada AGD
membran alveolus- dengan kriteria hasil 4) Berikan oksigen
kapiler. yaitu 5) Jelaskan tujuan
dan prosedur
Penyebab fisiologis: 1) Dispnea pemantauan
1) Ketidakseimban menurun Teraupetik:
gan ventilasi- 2) Penggunaan otot
perfusi. bantu napas 1) Atur interval
2) Perubahan menurun pemantauan
membran 3) Frekuensi nafas respirasi sesuai
alveolus-kapiler membaik (12- kondisi pasien
20x/menit) 2) Dokumentasika
4) Gelisah n hasil
menurun 5. pemantauan
Napas cuoing
hidung menurun Edukasi:

1) Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
2) Informasikan
hasil
pemantauan,
jika perlu

3 Resiko defisit nutrisi Dalam Standar Luaran Manajemen Nutrisi


berhubungan dengan Keperawatan Indonesia
faktor psikologis (SLKI), luaran utama Observasi:
(keengganan untuk untuk 1) identifikasi
makan) Diagnosis risiko defisit status nutrisi
nutrisi adalah 2) identifikasi
(SDKI, 2016 D.0032) makanan yang di
sukai
Definisi: “Asupan nutrisi 3) monitor asupan
Berisiko mengalami membaik makanan
asupan nutrisi tidak 4) monitor hasil
cukup untuk memenuhi dengan kriteria hasil pemeriksaan
kebutuhan metabolism yaitu laboratorium

1) Porsi makanan
yang di habiskan
cukup
meningkat
2) Kekuatan otot
menelan
meningkat
3) Porsi makanan
yang di habiskan
cukup
meningkat
4) Kekuatan otot
menelan
meningkat

4 Nyeri akut berhubungan Dalam Standar Luaran Manajemen Nyeri


dengan agen pencedera Keperawatan Indonesia
fisiologis (SLKI), luaran utama Observasi :
(SDKI, 2016 D.0077) untuk
Diagnosis nyeri akut 1) 1. Identifikasi
Definisi: adalah skala nyeri
Pengalaman sensorik 2) identifikasi
atau emosional yang “nyeri Menurun” skala nyeri non
berkaitan dengan verbal
kerusakan jaringan dengan kriteria hasil 3) identifikasi
aktual atau fungsional, yaitu lokasi,
dengan onset mendadak karakteristik,
atau lamat dan 1) Keluhan nyeri durasi,
berintensitas ringan menurun frekuensi,
hingga berat yang 2) Meringis kuantitas,
berlangsung kurang 3 menurun intensitas nyeri
bulan. 3) Gelisah 4) identifikasi
menurun budaya terhadap
4) Kesulitan tidur respon nyeri
menurun Terapeutik:
5) Mual dan 1) Ajarkan non
muntah farmakologis
menurun untuk
mengurangi rasa
nyeri (mis, tarik
nafas dalam,
terapi musik dll)
2) Berikan
analgetik
5 Intoleransi aktifitas Dalam Standar Luaran Intervensi Keperawatan
(SDKI, 2016 D.0056) Keperawatan Indonesia Manajemen Energi
(SLKI), luaran utama (SIKI 1.05178)
Definisi: untuk
Ketidakcukupan energi Diagnosis intoleransi Observasi:
aktivitas adalah: 1) Monitor
untuk melakukan kelelahan fisik
aktivitas sehari hari “Toleransi Aktivitas dan emosional
Meningkat” 2) Berikan
aktivitas
dengan kriteria hasil distraksi yang
yaitu menenangkan
3) Anjurkan tirah
1. Kemudahan baring
dalam
melakukan
aktivitas sehari-
hari
2. Keluhan lelah
menurun
3. Perasaan lemah
menurun
4. Frekuensi napas
membaik (12-
20x/menit)

D. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah berkesinambungan dan interaktif dengan
komponen lain dari proses keperawatan. Selama implementasi, perawat
mengkaji kembali pasien, modifikasi rencana asuhan, dan menuliskan
kembali hasil yang diharapkan sesuai kebutuhan. Untuk implementasi yang
efektif, perawat harus berpengetahuan banyak tentang tipe-tipe intervensi,
proses implementasi dan metode implementasi. Ada tiga fase implementasi
keperawatan yaitu :
a) Fase persiapan, meliputi pengetahuan tentang rencana, validasi
rencana, pengetahuan dan keterampilan mengimplementasikan
rencana, persiapan pasien dan lingkungan.
b) Fase operasional, merupakan puncak implementasi dengan
berorientasi dengn tujuan. Implementasi apat dilakukan dengan
intervensi indeoenden, dependen atau interdependen
c) Fase terminasi, merupakan terminasi perawat dengan pasien setelah
implementasi dilakukan (potter and pery, 2005)

E. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus – menerus dilakukan
untuk menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan bagaimana
rencana keperawatan dilanjutkan, merevisi rencana atau menghentikan
rencana keperawatan (Manurung, 2011).
DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Yuli Hermawan, Erna Achadiyah, & Puji Susanti. (2011). Laporan
Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan “Pleuritis.”

Claudia Ayu Aulia Oktaviana, S. K. (2021). Asuhan Keperawatan Pada Ny. L Dengan
Diagnosa Medis Efusi Pleura Di Ruang Igd Rumkital Dr Ramelan Surabaya Oleh :
Claudia Ayu Aulia Oktaviana, S.Kep. Nim.203.0020 Program Studi Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya 2021.

Kadek Dika Sasmaya Dewi. (2018). Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Pneumonia Dengan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Di Ruang Oleg Rsud
Mangusada Badung. 626, 2–5.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Indikator Diagnostik(1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Tindakan Keperawatan (Ist ed). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan(1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia

Anda mungkin juga menyukai