DISUSUN OLEH:
NIM: 19180039
TK:II SEMESTER:III
T.A 2019/2020
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS ISPA
Pengkajian
Pengkajian
Riwayat kesehatan:
Pemeriksaan fisik :
a. Inspeksi
cuping hidung.
b. Palpasi
– Adanya demam
c. Perkusi
d. Auskultasi
Riwayat Kesehatan
Dua hari sebelumnya klien mengalami demam mendadak, sakit kepala, badan lemah, nyeri
otot dan sendi, nafsu makan menurun, batuk,pilek dan sakit tenggorokan.
Menurut anggota keluarga ada juga yang pernah mengalami sakit seperti penyakit klien
tersebut.
5) Riwayat sosial:
Klien mengatakan bahwa klien tinggal di lingkungan yang berdebu dan padat penduduknya
Pemeriksaan Persistem
B1 (Breath) :
1) Inspeksi:
Membran mucosa hidung faring tampak kemerahan
Tonsil tanpak kemerahan dan edema
Tampak batuk tidak produktif
Tidak ada jaringna parut pada leher
Tidak tampak penggunaan otot- otot pernapasan tambahan,pernapasan cuping hidung,
tachypnea, dan hiperventilasi
2) Palpasi
Adanya demam Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher / nyeri tekan
pada nodus limfe servikalis
Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid
3) Perkusi
Suara paru normal (resonance)
4) Auskultasi
Suara napas vesikuler / tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru
B3 (Brain) : penginderaan Pupil isokhor, biasanya keluar cairan pada telinga, terjadi
gangguan penciuman
B5 (Bowel) : pencernaan Nafsu makan menurun, porsi makan tidak habis Minum sedikit,
nyeri telan pada tenggorokan
Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan kultur/ biakan kuman (swab); hasil yang didapatkan adalah biakan kuman
(+) sesuai dengan jenis kuman,
2) Pemeriksaan hitung darah (deferential count); laju endap darah meningkat disertai
dengan adanya leukositosis dan bisa juga disertai dengan adanya thrombositopenia
Diagnosa keperawatan
normal.
B. Biokimia:
C. Clinis:
3) Nyeri akut b.d inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil
Intervensi
Intervensi:
c. Anjurkan klien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan dapat menyerap keringat
seperti pakaian dari bahan katun.
– Antipiretika
Rasionalisasi:
a. Pemantauan tanda vital yang teratur dapat menentukan perkembangan perawatan
selanjutnya
c. Proses hilanganya panas akan terhalangi untuk pakaian yang tebal dan tidak akan
menyerap keringat.
Intervensi:
b. Berikan makan porsi kecil tapi sering dan dalam keadaan hangat.
d. Kolaborasi: konsultasi ke ahli gizi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan klien.
Rasionalisasi:
c. Nafsu makan dapat dirangsang pada situasi rileks, bersih, dan menyenangkan.
e. Metode makan dan kebutuhan kalori didasarkan pada situasi atau kebutuhan
individu untuk memberikan nutrisi maksimal.
Intervensi:
a.Teliti keluhan nyeri, catat intensitasnya (dengan skala 0 – 10 ), faktor yang memperburuk
atau meredakan nyeri, lokasi, lama, dan karakteristiknya.
b. Anjurkan klien untuk menghindari alergen/iritan terhadap debu, bahan kimia, asap
rokkok, dan mengistirahatkan/meminimalkan bicara bila suara serak.
c. Anjurkan untuk melakukan kumur air hangat
d. Kolaborasi: berikan obat sesuai indikasi (steroid oral, IV, dan inhalasi, & analgesik)
Rasionalisasi:
a. Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan merupakan suatu hal yang
amat penting untuk memilih intervensi yang cocok dan untuk mengevaluasi keefektifan dari
terapi yang diberikan.
c. Peningkatan sirkulasi pada daerah tenggorokan serta mengurangi nyeri tenggorokan.
Intervensi:
d.Tingkatkan daya tahan tubuh, terutama anak dibawah usia 2 tahun,lansia, dan
penderita penyakit kronis. Konsumsi vitamin C, A dan mineral seng atau anti oksidan
jika kondisi tubuh menurun/asupan makanan berkurang.
Rasionalisasi:
e. Dapat diberikan untuk organisme khusus yang teridentifikasi dengan kultur dan
sensitifitas atau diberikan secara profilaktik karena risiko tinggi.
Implementasi Keperawatan
III . Nyeri akut b.d inflamasi pada membrane mukosa faring dan tonsil
1. Tingkatkan istirahat
2. Berikan informasi tentang nyeri kepada keluarga anak ,seperti penyebab nyeri
berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidak nyamanan dari prosedur
3. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic pertama kali.
1. Membatasi pengunjung
2. Mempertahankan teknik isolasi
3. Memperbanyak istirahat
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi addalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam
pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau
intervensi keperawatan ditetapkan (Brooker, 2001).
Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan myocarditis (Doenges, 1999) adalah :
FKUI. 1999. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1. FKUI : Jakarta
http://mantelbangetsatuaskep.blogspot.com/2012/06/askep-ispa.html