Anda di halaman 1dari 21

ASKEP ANAK BRONKITIS

Aditiya P
P.13320614013
Apa bronkitis itu?
bronkhitis adalah suatu penyakit yang ditanda oleh
adanya inflamasi bronkus. Secara klinis pada ahli
mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau
gangguan respiratorik dengan batuk merupakan gejala
yang utama dan dominan. Ini berarti bahwa bronkitis
bukan penyakit yang berdiri sendiri melainkan bagian
dari penyakit lain tetapi bronkitis ikut memegang
peran.( Ngastiyah, 1997 )
Bronkhitis dapat diklasifikasikan sebagai :
1. Bronkhitis Akut
Bronkhitis akut biasanya diikuti dengan
trakheitis, merupakan penyakit infeksi saluran
nafas akut (ISNA) bawah yang sering dijumpai.
Penyebab utama penyakit ini adalah virus.
2.Bronkhitis Kronis atau Batuk Berulang(BKB)
ialah disebabkan berbagai penyebab dengan
gejala batuk yang berlangsung sekurang-
kurangnya 2 minggu berturut-turut dan atau
berulang paling sedikit 3 kali dalam 3 bulan,
dengan atau tanpa disertai gejala respiratorik
dan non respiratorik lainnya
ETIOLOGI
1. Kelainan kongenital
Factor genetic atau factor pertumbuhan dan
factor perkembangan fetus memegang peran
penting. Bronchitis yang timbul congenital ini
mempunyai ciri sebagai berikut :
a. Bronchitis mengenai hampir seluruh
cabang bronkus pada satu atau kedua
paru.
b. Bronchitis konginetal sering menyertai
penyakit-penyakit konginetal lainya
Lanjutan...
2. Kelainan didapat
Kelaianan didapat merupakan akibat proses
berikut :
a. Infeksi
terjadi sesudah seseorang menderita
pneumonia yang sering kambuh dan
berlangsung lama,
b. Obstruksi bronkus
Obstruksi bronkus disini dapat disebabkan
oleh berbagai macam sebab : korpus alineum,
karsinoma bronkus atau tekanan dari luar
terhadap bronkus
PATHOFISIOLOGI
• Virus (penyebab tersering infeksi) - Masuk saluran
pernapasan - Sel mukosa dan sel silia - Berlanjut -
Masuk saluran pernapasan(lanjutan) -
Menginfeksi saluran pernapasan - Bronkitis -
Mukosa membengkak dan menghasilkan lendir -
Pilek 3 – 4 hari - Batuk (mula-mula kering
kemudian berdahak) - Riak jernih - Purulent -
Encer - Hilang - Batuk - Keluar - Suara ronchi
basah atau suara napas kasar - Nyeri subsernal -
Sesak napas - Jika tidak hilang setelah tiga minggu
- Kolaps paru segmental atau infeksi paru
sekunder (pertahanan utama)
Gejala awal Bronkhitis, antara lain :
• 1) Batuk membandel
• 2) Sulit disembuhkan
• 3) Terjadi kapan saja
Tanda dan gejala yaitu:
• a. Biasanya tidak demam, walaupun ada tetapi
rendah
• b. Keadaan umum baik, tidak tampak sakit, tidak
sesak
• c. Mungkin disertai nasofaringitis atau
konjungtivitis
• D. Pada paru didapatkan suara napas yang kasar
(Gunadi Santoso dan Makmuri (1994)
KOMPLIKASI
a) Bronkitis Akut yang tidak ditangani cenderung
menjadi Bronkitis Kronik
b) Pada anak yang sehat jarang terjadi komplikasi,
tetapi pada anak dengan gizi kurang dapat terjadi
Othithis Media, Sinusitis dan Pneumonia
c) Bronkitis Kronik menyebabkan mudah terserang
infeksi
d) Bila sekret tetap tinggal, dapat menyebabkan
atelektasisi atau Bronkietaksis
e) Gagal jantung kongestif
f) Pneumonia
KOMPLIKASI
• Foto Thorax : Tidak tampak adanya kelainan
atau hanya hyperemia

• Laboratorium : Leukosit > 17.500

• Pemeriksaan fungsi paru

• Analisa gas darah


PENCEGAHAN
untuk mengurangi gangguan tersebut perlu diusahakan
agar batuk tidak bertambah parah.
• a. Membatasi aktivitas anak
• b. Tidak tidur di kamar yang ber AC atau gunakan
baju dingin, bila ada yang tertutup lehernya
• c. Hindari makanan yang merangsang
• d. Jangan memandikan anak terlalu pagi atau terlalu
sore, dan mandikan anak dengan air hangat
• e. Jaga kebersihan makanan dan biasakan cuci tangan
sebelum makan
• f. Menciptakan lingkungan udara yang bebas polusi
• g. Jangan mengkonsumsi makanan seperti telur
ayam, karena bisa menambah produksi lendirnya.
ASUHAN KEPERAWATAN
• PENGKAJIAN

a. Riwayat penyakit masa lalu

b. Pemeriksaan fisik

c. Faktor pertumbuhan dan psikososial

d. Pengetahuan klien dan keluarga


DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan
dengan bronchospasme, edema mukosa, akumulasi
mukus.
b. Resiko gangguan keseimbangan cairan (defisit)
berhubungan dengan penurunan intake oral,
dyspnoe, tacypnoe.
c. Hipertermi berhubungan dengan bakterimia, viremia
d. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan rasa nausea, vomiting, malaise.
e. Kecemasan berhubungan dengan rasa sesak,
penggunaan alat-alat medis yang asing (tak dikenal).
f. Kurang pengetahuan (pengobatan asthma, olah raga,
alergen) berhubungan dengan terbatasnya inform
ASUHAN KEPERAWATAN
a. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan bronchospasme,
edema mukosa, akumulasi mukus.
Tujuan :
Jalan nafas bersih setelah mendapat tindakan keperawatan
Kriteria hasil :
1) Pada saat bernafas tidak menggunakan otot-otot bantu
2) frekwensi nafas dalam batas normal
3) suara nafas normal
Intevensi :
1) Jelaskan pada klien dan keluarga beberapa tindakan yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan proses pengeluaran sekret.
2) Anjurkan kepada klien dan keluarga agar memberikan minum lebih
banyak dan hangat kepada klien
3) Lakukan fisioterapi nafas dan latihan batuk efektif
4) Kolaborasi dalam pemberian ekspektoran.
5) Observasi: Pernafasan (rate, pola, penggunaan otot bantu, irama, suara nafas,
cyanosis), tekanan darah, nadi, dan suhu
Implementasi :
1) Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan
yang perlu dilakukan untuk memudahkan dalam
pengeluaran sekret
2) Menganjurkan kepada keluarga untuk minum lebih banyak
agar sekret menjadi mudah keluar
3) Mengajarkan kepada pasien batuk efektif dan menerapkan
fisioterapi nafas
4) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberisan ekspetoran
5) Melakukan pemeriksaan fisik khsusnya pada pernafasan
dengan cara melakukan auskultasi suara nafas, inspeksi
adanya tarikan otot dinding dada, irama dan juga tanda
tanda vital.
Evaluasi :
Nafas pasien lebih efektif, tidak terdapat tarikan otot
dinding dada, irama bagus dan tidak terdapat suara
tambahan pada saat ekspirasi ataupun inspirasi
b. Resiko gangguan keseimbangan cairan (defisit)
berhubungan dengan penurunan intake oral,
dyspnoe, tacypnoe.
Tujuan:
Tidak terjadi gangguan keseimbangan cairan
selama dalam masa perawatan
Kriteria Hasil :
1) Produksi urine dalam batas normal
2) Denyut nadi dalam batas normal dan teraba
penuh
3) Ubun ubun besar, datar
4) Mata tidak cowong
Intervensi :
1) Jelaskan kepada klien dan keluarga tentang manfaat dari
pemberian minum yang adekuat
2) Anjurkan kepada keluarga untuk memberi minum yang
adekuat
3) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan
parenteral
4) Observasi intake dan output
Implementasi :
1) Mejelaskan arti pentingnya minum untuk kesehatan tubuh
2) Melakukan kolaborasi dengan timmedis dalam pemberian
cairan parenteral
3) Melakukan pemeriksaan tanda tanda vital setiap 4 jam
sekali.
Evaluasi :
Keseimbangan cairan intake dan output pasien normal dengan
ditandai tanda tanda vital yang normal dan tidak terdapat
panas
c. Hipertermi berhubungan dengan bakterimia, viremia
Tujuan :
Suhu tbuh dalam batas normal setelah mendapat tindakan
keperawatan
Kriteria hasil :
1) Suhu tubuh dalam batas normal,
2) Tekanan darah dalam batas normal dan respirasi dalam
batas normal
Intervensi :
1) Jelaskan kepada keluarga tindakan perawatan yang akan
dilakukan
2) Berikan kompres
3) Anjurkan kepada keluarga dan klien untuk minum lebih
banyak
4) Anjurkan kepada keluarga dan klien memakaikan baju yang
tipis dan menyerap keringat klien
5) Kolaborasi dengan timmedis dalam pemberian antipiretik
6) Melakukan observasi tanda tanda vital setiap 4 jam sekali
• Implementasi :
1) Jelaskan kepada keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan dengan kata kata yang jelas
2) Berikan kompres (6 tempat) bila panas
3) Menganjurkan kepada keluarga untuk minum lebih
banyak
4) Anjurkan kepada keluarga dan klien untuk minum
lebih banyak akrena dapat mengurangi panas dalam
tubuh
5) Memberiikan terapi sesuai dengan advis tim medis
sesuai dengan kondisi pasien
6) Melakuakan observasi tanda tanda vial setiap 4 jam
sekali.
Evaluasi :
Pasien tidak panas dan tanda tanda vitral pasien dalam
batas normal
TRIMAKASIH
SEMUANYA.

Anda mungkin juga menyukai