Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

TONSILOFARINGITIS

RIKA AMELIA WULANDARI

BT20010 53

CI LAHAN CI INSTITUSI

AKADEMI KEPERAWATAN BATARITOJA


WATAMPONE TAHUN 2022
I. KONSEP MEDIS
A. Definisi
Penyakit tonsilitis merupakan peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh infeksi
bakteri atau virus. Selain virus dan bakteri, penyakit ini juga bisa disebabkan karena
kegagalan atau ketidaksesuaian pemberian antibiotik pada saat pertama kali
menderita (tonsilitis akut) sehingga penyakit ini semakin meradang jika timbul untuk
kedua kalinya dan menjadi tonsilitis kronis. Penyakit ini dapat mengenai semua umur
namun umumnya menyerang pada anak-anak (Ramadhan et al., 2017)

B. Etiologi
Gejala umum tonsilitis kronis yaitu sakit tenggorok, disfagia, dan demam.
Penyakit tonsil mempengaruhi struktur terkait anatomi lainnya seperti celah telinga
tengah, sinus paranasal, dan gabungan saluran pernafasan dengan bagian atas saluran
pencernaan. Anak-anak yang mengalami tonsilitis kronis memiliki pembesaran tonsil
dan pembuluh darah membesar pada permukaan tonsil (Triola, Zuhdi, & Vani, 2020).
Tanda-tanda maupun gejala tonsilitis yang sering ditemukan diantaranya
perasaan mudah lelah dan lesu, sulit berkonsentrasi, rasa tidak enak pada
tenggorokan, sulit menelan hingga rasa sakit saat menelan, nafas atau mulut berbau
serta terkadang muncul juga gangguan pada telinga dan siklus tidur seseorang.
Pengaruh non mikroba juga menjadi penyebab dari penyakit ini seperti refluks
esofagus, imunomodulator dan radikal bebas. Radikal bebas sendiri merupakan
molekul tidak stabil dan sangat reaktif sehingga bisa menyebabkan kerusakan
jaringan terutama di membrane sel (Liwikasari, 2018).
Peradangan tonsil akan mengakibatkan pembesaran yang menyebabkan
kesulitan menelan atau seperti ada yang mengganjal di tenggorok. Pada anak biasanya
keadaan ini juga dapat mengakibatkan keluhan berupa ngorok saat tidur karena
pengaruh besarnya tonsil mengganggu pernafasan bahkan keluhan sesak nafas juga
dapat terjadi apabila pembesaran tonsil telah menutup jalur pernafasan. Jika 7
peradangan telah ditanggulangi, kemungkin tonsil kembali pulih seperti semula atau
bahkan tidak dapat kembali sehat seperti semula. Apabila tidak terjadi penyembuhan

yang sempurna pada tonsil, dapat terjadi infeksi berulang. Apabila keadaan ini
menetap, bakteri patogen akan bersarang di dalam tonsil dan terjadi peradangan yang
kronis atau yang disebut dengan tonsilitis kronis (Maulana Fakh, Novialdi, &
Elmatris, 2016).

C. Patofisilogi
Bakteri dan virus masuk dalam tubuh melalui saluran nafas bagian atas akan
menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar melalui system
limfa ke tonsil. Adanya bakteri dan virus patogen pada tonsil menyebabkan terjadinya
proses inflamasi dan infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat menghambat keluar
masuknya udara. Infeksi juga dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada
faring serta ditemukannya eksudat bewarna putih keabuan pada tonsil sehingga
menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri nelan, demam tinggi, bau mulut
serta otalgia.

D. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala tonsilofaringitis akut adalah :
1. Nyeri tenggorok
2. Nyeri telan
3. Sulit menelan
4. Demam
5. Mual
6. Anoreksia
7. Kelenjar limfa leher membengkak
8. Faring hiperemis
9. Edema faring
10. Pembesaran tonsil
11. Tonsil hyperemia

12. Mulut berbau


13. Otalgia ( sakit di telinga )
14. Malaise

E. Komplikasi
Komplikasi yang dapat muncul bila tonsilofaringitis akut tidak tertangani dengan baik
adalah :
1. Tonsilofaringitis kronis
2. Otitis media

F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuat diagnosa
tonsilofaringitis akut adalah pemeriksaan laboratorium meliputi :
1. Leukosit : terjadi peningkatan
2. Hemoglobin : terjadi penurunan
3. Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat

G. Penatalaksanaan medis
Penanganan pada anak dengan tonsilofaringitis akut adalah :
1. Penatalaksanaan medis
a. Antibiotik baik injeksi maupun oral seperti cefotaxim, penisilin, amoksisilin,
eritromisin dll
b. Antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol, ibuprofen.
c. Analgesik
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Kompres dengan air hangat
b. Istirahat yang cukup
c. Pemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangat
d. Kumur dengan air hangat
e. Pemberian diit cair atau lunak sesuai kondisi pasien

3. Pada umumnya penyakit yang bersifat akut dan disertai demam sebaiknya tirah
baring, pemberian cairan adekuat, dan diet ringan.
a. Sistemik
Antibiotik golongan penisilin atau sulfonamidaantipiretik.
b. Pengobatan oral
obat kumur atau obat isap yang mengandung desinfektan.
c. Tonsilektomi
Tonsilektomi dilakukan hanya bila anak menderita serangan yang berat dan
berulang-ulang yang mengganggu kehidupannya. Tindakan ini harus
dilakukan bila disertai abses peritonsilar. Tidak boleh dilakukan 3 minggu
setelah serangan tonsilitis akut, pada palatoskisis, atau pada waktu ada
epidemi poliomielitis.
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengakajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan utnuk
mengumpulkan data atau informasi tentang klien, agar dapat mengidentifikasi,
mengenai masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien baik fisik,
mental, sosial dan lingkungan (Maulana, M. I., 2018).
1. Identitas Klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, pekerjaan, tanggal MRS,
diagnosa medis dan nomor register.
2. Riwayat Keperawatan
a. Alasan dirawat
b. Keluhan Utama
sakit tenggorokan, nyeri telan, demam dll
c. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan klien, hal yang dilakukan untuk mengurangi
keluhan. Daerah yang terserang baik atas atau bawah sehingga klien pergi
kerumah sakit serta hal atau tindakan yang dilakukan saat klien dirumah
sakit. Serangan, karakteristik, insiden, perkembangan, efek terapi dll
d. Riwayat kesehatan lalu
Masalah-masalah yang pernah dialami oleh klien sebelum mrs, penyakit-
penyakit yang sebelumnya perna diderita klien sehingga klien dapat mrs.
1) Riwayat kelahiran
2) Riwayat imunisasi
3) Penyakit yang pernah diderita ( faringitis berulang, ispa, otitis media)
4) Riwayat hospitalisasi
e. Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi penyakit-penyakit yang pernah diderita oleh keluarga baik penyakit
yang sama dengan klien, penyakit keturunan seperti diabetes meletus,
hipertensi  maupun penyakit menular seperti hepatitis, tb paru.
3. Riwayat psikososial dan spiritual.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Pengkajian umum
1) Usia, tingkat kesadaran, antopometri, tanda – tanda vital dll
b. Pernafasan
1) Kesulitan bernafas, batuk
2) Ukuran besarnya tonsil dinyatakan dengan :
a) T0 : bila sudah dioperasi
b) T1 : ukuran yang normal ada
c) T2 : pembesaran tonsil tidak sampai garis tengah
d) T3 : pembesaran mencapai garis tengah
e) T4 : pembesaran melewati garis tengah
c. Nutrisi
1) Sakit tenggorokan, nyeri telan, nafsu makan menurun, menolak makan
dan minum, turgor kurang
d. Aktifitas / istirahat
1). Anak tampak lemah, letargi, iritabel, malaise
e. Keamanan / kenyamanan
1). Kecemasan anak terhadap hospitalisasi

B. Diagnosis keperawatan
1. Hipetermi berhubungan dengan proses penyakit
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pacendera fissiologis
3. Resiko defisit nutrisi ditandai dengan ketidak mampuan mencerna makanan
4. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi
C. Intervensi keperawatan

No Diagnosis Tujuan dan kriteria hasil Intervensi keperawatan


keperawatan
1. Hipetermia Setelah diberikan Manajemen hipetermia
berhubungan dengan tindakan keperawatan O:
proses penyakit 1x8 jam di harapkan - Monitor suhu tubuh
termoregulasi membaik - Monitor komplikasi
dengan kriteria hasil: akibat hipertermia
a. Suhu tubuh T:
membaik - Sediakan
b. Suhu kulit membaik lingkungan yang
c. Pucat menurun dingain
- Longgarkan atau
lepasakan pakaian
E:
- Anjurkan tirah
baring
K:
- Kolaborasi
pemberian cairan
dan elektrolit
intravena

2. Nyeri akut Setelah diberikan Manajemen nyeri


berhubungan dengan tindakan keperawatan O:
agen pacendera 1x8 jam di harapkan - Identifikasi lokasi
fisiologis tingkat nyeri menurun nyeri
dengan kriteria hasil : - Identifikasi lokasi
a. Keluhan nyeri nyeri
menurun T:
b. Meringis menurun - Memberikan teknik
c. Tekanan darah nonfarmakologis
membaik untuk mengurangi
nyeri
- Fasilitasi istirahat
dan tidur
E:
- Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
K:
- Kalaborasi
pemeberian
analgetik jika perlu
3. Resiko defisit nutrisi Setelah diberikan Manajemen gangguan
ditandai dengan tindakan keperawatan makan
ketidakmampuan 1x8 jam di harapkan O:
mencerna makanan status nutrsi membaik - Monitor asupan dan
dengan kriteria hasil: keluarnya makanan
a. Frekuensi makan dan cairan serta
membaik kebutuhan kalori
b. Nafsu makan T:
membaik - Lakukan kontrak
c. Nyeri abdomen perilaku
menurun - Berikan penguatan
d. Porsi makan yang positif terhadap
dihabiskan keberhasilan target
meningkat dan perubahan
perilaku
E:
- Ajarkan pengaturan
diet yang tepat
K:
- Kalaborasi dengan
ahli gizi tentang
target berat badan,
kebutuhan kalori dan
pilihan
4. Ansietan berhubungan Setelah diberikan Reduksi ansietas
dengan kurang tindakan keperawatan O:
terpapar informasi 1x8 jam di harapkan - Monitor tanda-tanda
tingkat ansietas ansietas
menurun dengan kriteria T:
hasil: - Pahami situasi yang
a. Verbilisasi khawatir membuat ansietas
akibat kondisi yang E:
dihadapi menurun - Anjurkan keluarga
b. Konsentrasi tetap bersama
membaik pasien, jika perlu
K:
- Kolaborasi
pemberian obat
ansietas, jika perlu
D. Implementasi keperawatan
Disesuaikan dengan intervensi keperawatan yang telah disusun.

E. Evaluasi keperawatan
Evaluasi dilakukan dalam bentuk evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi
dilakukan sesuai dengan kriteria hasil yang telah disusun.
DAFTAR PUSTAKA

Ramadhan, F. S. I. K., 2017. Analisa Faktor Risiko Kejadian Tonsilitis Kronik Pada
Anak Usia 5 - 11 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan, Volume 2.
Liwikasari, N. 2018. “Medical Hospitalia”
Triola, S., Zuhdi, M., & Vani, A. T. (2020). Hubungan Antara Usia Dengan Ukuran
Tonsil Pada Tonsilitis Kronis Di Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang
Sumatera Barat Pada Tahun 2017 - 2018. Health & Medical Journal
Maulana Fakh, I., Novialdi, N., & Elmatris, E. (2016). Karakteristik Pasien Tonsilitis
Kronis pada Anak di Bagian THT-KL RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal
Kesehatan Andalas,
Maulana, M. I., Dokter, P. P., Kedokteran, F., & Maret, U. S. (2018). Analisis
Pendekatan Dokter Terhadap Orang Tua Anak Penderita Tonsilitis di Klinik
Afiat Temanggung.
PPNI DPP SDKI Pokja Tim, 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Edisi 1 : jakarata DPP PPNI
PPNI DPP SLKI Pokja Tim, 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Edisi 1 : jakarata DPP PPNI
PPNI DPP SIKI Pokja Tim, 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Edisi 1 : jakarata DPP PPNI
Pathway

Invasi kuman pathogen (bakteri/virus)

Penyebaran infogen

Faring dan tonsil

Proses inflamasi

Tansilofaringitis akut Hipetermi

Edema faring dan tonsil


Pembesaran tonsil

Nyeri telan Nyeri akut


Tonsilektomi
Sulit makan dan minum

Kurang pengetahuan
Resiko defisit nutrisi

Ansietas

Anda mungkin juga menyukai