BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10
atau
rangsangan
glukosa
yang
ditandai
dengan
11
insulin
lebih
besar
sehingga
merangsang
12
terkena DM yaitu:
Obesitas
Umur di atas 40 tahun
Tekanan darah tinggi (>140/90 mmHg)
Kelainan profil lipid darah (dislipidemia) yaitu kolesterol HLD
<35
13
rasa
lapar,
gemetar, mengeluarkan
keringat,
14
Ketoasidosis diabetik
Ketoasidosis diabetik disebabkan oleh tidak adanya insulin atau
tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata. Keadaan ini
mengakibatkan
gangguan
pada
metabolisme
karbohidrat,
pemeriksaan elektrokardiogram.
Penyakit serebrovaskuler
Penyakit serebrovaskuler pada penderita diabetes serupa dengan
yang terjadi pada pasien nondiabetes. Gejala yang terjadi seperti
keluhan pusing atau vertigo, gannguan penglihatan, bicara pelo,
dan kelemahan.
Penyakit vaskuler perifer
Tanda dan gejala penyakit
vaskuler
perifer
mencakup
15
3. Komplikasi Mikrovaskuler
a Retinopati
Retinopati diabetik
b
disebabkan
oleh
perubahan
dalam
filtrasi
menyebabkan
ginjal
kebocoran
akan
protein
mengalami
darah
stress
kedalam
yang
urine.
16
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya mencegah atau menghambat
timbulnya penyulit pada penderita DM. Dilakukan dengan
pengobatan yang cukup dan tindakan deteksi dini. Dalam
pencegahan sekunder, program penyuluhan sangatlah penting
untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani program
pengobatan dan dalam menuju prilaku sehat.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier ditujukan pada kelompok penyandang diabetes
yang telah mengalami penyulit agar tidak terjadi kecacatan lebih
lanjut.
2.2 Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
2.2.1 Tujuan penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah meningkatkan kualitas
hidup penyandang diabetes. Terdapat 3 tujuan penatalaksanaan
menurut PERKENI (2011), yaitu:
1. Jangka pendek
Untuk menghilangkan keluhan dan tanda DM, mempertahankan
rasa nyaman, dan mencapai target pengendalian glukosa darah.
2. Jangka panjang
Untuk mencegah dan menghambat progresivitas penyulit
mikroangeopati, dan neuropati.
3. Tujuan akhir
17
DM adalah turunnya
Pemeriksaan
Kadar glukosa
darah sewaktu (mg/dl)
Kadar glukosa
darah puasa (mg/dl)
Bukan DM
Belum pasti DM
DM
Plasma vena
<100
100-199
200
Darah perifer
<90
90-199
200
Plasma vena
<100
100-125
126
Darah perifer
<90
90-99
100
18
<130 gr/hari.
Lemak
19
jenuh tunggal.
Protein
Dibutuhkan sebesar 10_20% total asupan energi. Sumber
protein yang baik adalah ikan, udang, cumi, daging tanpa
lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-
makan).
Serat
Seperti halnya masyarakat umum, penyandang diabetes
dianjurkan mengkonsumsi cukup serat dari kacang-kacangan,
buah, dan sayur. Anjuran konsumsi serat adalah 25 gr/hari.
Selain komposisi makanan, kebutuhan kalori pun perlu
diperhatikan bagi penderita diabetes melitus.
Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang
dibutuhkan penyandang diabetes. Diantaranya adalah dengan
menghitung kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30
kalori/kg berat badan ideal, ditambah atau dikurangi tergantung
pada beberapa faktor seperti: jenis kelamin, umr, aktivitas, berat
badan, dll.penghitungan berat badan ideal (BBI) dengan
20
21
22
berkontraksi
Contohnya:
jalan
dan
kaki,
relaksasi
jogging,
secara
berlari,
teratur.
berenang,
23
yang
sebenarnya,
dengan
tujuan
untuk
meningkatkan
denyut
jantung,
dan
untuk
Tahap
ini
dilakukan
untuk
mencegah
24
1). Sulfonilurea
Obat ini telah digunakan pada penyandang diabetes yang
tidak gemuk. Diabetesi yang tepat diberikan obat ini adalah
penderita diabetes tipe II yang mengalami kekurangan
insulin tetapi masih memiliki sel beta yang dapat berfungsi
dengan baik.
2). Golongan Glinid
Obat dalam golongan ini memicu produksi insulin tetapi
b
dan
pioglitazon.
Obat
golongan
ini
kerja insulin.
Penghambat Enzim alfa glukosidase
Obat jenis ini menghambat penyerapan karbohidrat dengan
menghambat enzim disakarida di usus. Obat ini terutama
25
Diabetes
Mellitus
Keluhan klasik
(poliuria, polidipsi,
polifagia)
26
Jangka pendek:
Jangka panjang:
pengendalian glukosa
darah
Tujuan akhir:
turunnya mordibitas dan mortalitas DM
fakor yang berhubungan dengan kadar gula darah penderita diabetes mellitus
di Klub Senam Diabetes Mellitus Rumah Sakit Advent Bandar Lampung
tahun 2016.
2.6 Hipotesis
Menurut Aprina (2012) hipotesis adalah penjelasan sementara tentang tingkah
laku, gejala-gejala atau kejadian tertentu yang telah terjadi atau yang akan
27
2016.
2. Ada hubungan terapi gizi medis dengan dengan kadar gula darah
penderita diabetes mellitus di Klub Senam Diabetes Melitus
Rumah Sakit Advent Bandar Lampung Tahun 2016.
3. Ada hubungan latihan jasmani dengan dengan kadar gula darah
penderita diabetes mellitus di Klub Senam Diabetes Melitus
Rumah Sakit Advent Bandar Lampung Tahun 2016.
4. Ada hubungan terapi farmakologis dengan dengan kadar gula
darah penderita diabetes mellitus di Klub Senam Diabetes Melitus
Rumah Sakit Advent Bandar Lampung Tahun 2016.