Disusun oleh :
Awaliyah Wahdah Safitri
210326015
A. Definisi persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus
melalui vagina ke dunia luar. Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan disusul dengan pengeluaran
plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
Intranatal adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi atau pengeluaran janin yang
cukup bulan yang dapat hidup diluar kandungan dan disusul dengan pengeluaran plasenta
baik secara spontan maupun bantuan(Sondakh, 2013).
Persalinan merupakan pengeluaran hasil konsepsi yang bisa hidup dari dalam uterus
melalui vagina ke dalam dunia luar pada (janin atau uri) yang telah terjadi pada kehamilan
yang cukup bulan yaitu dengan kehamilan (37-42 minggu) dan ditandai adanya kontraksi
uterus yang bisa mengakibatkan terjadi persalinan, dilatasi serviks dan mendorong janin
keluar mencapai jalan lahir dengan presentase belakang kepala tanpa menggunakan alat dan
bantuan (lahir spontan) dan tidak adanya komplikasi pada ibu dan bayinya (Fitriana &
Nurwiandani, 2018).
B. Penyebab
Penyebab Terjadinya Persalinan berdasarkan Teori .
Adapun penyebab-penyebab terjadinya suatu persalinan yang harus dipahami oleh ibu hamil
yang akan melahirkan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada saat proses
persalinan. Dibawah ini ada beberapa Faktor yang memegang peranan penting sehingga
menyebabkan persalinan menurut Beberapa Teori.
Penyebab Persalinan menurut Teori – teori tersebut diantaranya :
b. Pengaruh janin.
Hipofyse dan kelenjar suprarenal janin memegang peranan oleh karena pada anencephalus
kehamilan sering lebih lama dari biasa.
1. Teori Prostaglandin.
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua, menjadi salah satu penyebab permulaan
persalinan.
2. Teori Plasenta menjadi tua.
Menurut teori ini, plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan
progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan
kontraksi rahim.
3. Teori Iritasi Mekanik.
Di belakang serviks terdapat ganglion servikale (fleksus frankenhauser). Bila ganglion ini
digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin, maka akan timbul kontraksi.
C. Tanda-tanda persalinan
Tanda persalinan
Pada kebanyakan wanita, proses melahirkan dimulai antara minggu ke 39 dan 41 usia
kehamilan. Namun karena lama kehamilan setiap orang berbeda-beda, tidak sedikit bayi
yang dilahirkan pada salah satu minggu tersebut tanpa menunjukkan tanda-tanda premature.
Pada buolam-bulan akhir kehamilan, tubuh akan memproduksi progesteron yang bertujuan
melunakkan jaringan disekitar serviks (leher Rahim menghubungkan uterus dan vagina) dan
pelvis atau panggul untuk persiapan melahirkan. Berbeda dari persalinan dengan cara
operasi Caesar, kita dapat merencanakan waktu kelahiran, melahirkan secara normal
memerlukan kejelian dalam memahami tanda-tanda persalinan yang dikirmkan oleh tubuh.
Berikut tanda-tanda persalinan yang bisa dijadikan rambu untuk mempersiapkan sebuah
kelahiran :
Menurut muchtar (2015) beberapa tanda pendahuluan persalinan yaitu lightening atau
setting atau dropping atau (kepala turun memasuki pintu atau panggul); perut kelihatan lebih
melebar dan fundus uteri turun; sering buang air kecil atau sulit berkemihn (polakisuria)
karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin; perasaan nyeri diperut dan
dipinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lenth uterus; kandang-kandang disebut "false
labor pains" sera serviks menjadi lembek (mulai mendatar, dan sekresinya bertambah,
mungkin bercampur darah).
Ketika persalinan mendekat, kepala janin sudah mulai turun ke area tulang panggul,
Kejadian menurunnya kepala janin yaitu akibat dari melunaknya uterus. Turunnya kepala
janin dari bagian panggul terjadi sejak dua hingga empat minggu sebelum janin benar-benar
lahir. Beberapa ciri lain yang menunjukkan janin masuk panggul sehingga ibu bisa siap
untuk melahirkan, yaitu ibu akan lebih sering buang air kecil, mengalami gangguan
pencernaan, perubahan bentuk ibu, sakit pinggang yang berat, serta sakit kepala area rectum,
dan vagina
Keputihan merupakan tanda proses persalinan untuk ibu hamil yang sudah dekat. Terjadinya
keputihan merupakan akibat dari melunaknya rahim. Cairan yang keluar pada keputihan
berwarna putih, dan kadang berwarna merah muda. Keputihan yang berwarna kuning atau
yang berbusa, biasanya merupakan tanda terjadinya infeksi. Beritahukan kepada dokter
apabila keputihan kepada ibu hamil terjadi perubahan warananya.
Keputihan atau cairan yang keluar dari vagina terdiri dari sekresi leher Rahim, sel-sel dari
dinding vagina, dan flora pada bakteri normal. Keputihan umumnya biasanya berwarna
putih atau putih pudar, dan volumenya akan meningkat menjelang tanggal taksiran
persalinan
d) Nesing Intinct
Nesting instinct merupakan tanda awal persalinan, yang biasanya ditandai dengan kegiatan
membereskan lemari. membersihkan kamar mandi, serta kegiatan-kegiatan membersihkan
lainnya.
f) Diare
Pelepasan suatu unsur kimia dalam tubuh disebut dengan prostaglandin yang terjadi pada
proses awal suatu persalinan. Pemicu ini dapat mengakibatkan meningkatnya aktivitas usus.
Pecah ketuban merupakan tanda awal pada persalinan yang paling umum terjadi. Jika
ketuban telah pecah, maka dapat diduga bahwa persalina akan terjadi selama 24 jam. Ketika
ketuban pecah, kontraksi biasnaya akan terjadi lebih intensif, dan bayi yang akan semakin
dekat kearah pelebaran Rahim. Cairan ketuban pada umumnya berwaran bening dan tidak
berbau, cairan ketuban akan terus keluar sampai saat melahirkan. h) Kontraksi Reguler
Tanda pada persalinan yang sering terjadi dan menjadi salah satu cara untuk mengetahui
bahwa persalinan akan segera terjadi adalah konsistensi kontraksi. Leher Rahim yang telah
melunak akan semakin melebar dan akan terus berlanjut hingga proses pada persalinan
selesai.
D. Tahapan Persalinan
Pada kala I serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm. Proses membukanya serviks
dibagi dalam 2 macam:
a. Fase Laten
Berlangsung selama 7-8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran
diameter 3 sm.
b. Fase Aktif
Fase ini berlangsung selama 6 jam dan dibagi menjadi 3 macam:
1) Fase Akselerasi
Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
3) Fase Deselerasi
Pembukaan menjadi lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat. Beberapa
menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya.
Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau
dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah,
kira-kira 100-200 cc.
Pengawasan selama 1-2 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu
terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum.32 Observasi yang dilakukan pada kala IV
adalah sebagai berikut.
c. Kontraksi uterus.
d. Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi
400-500 cc.
E. Macam-macam His
Pembagian His dan Sifat-sifatnya Menurut Manuaba (2016) pembagian his dan sifatnya
dibedakan menjadi:
(1) His pembukaan (Kala I): menyebabkan pembukaan serviks, semakin kuat, teratur dan
sakit.
(2) His pengeluaran (Kala II): untuk mengeluarkan janin, sifat hisnya adalah sangat kuat,
teratur, simetris, terkoordinir dan lama. His ini memiliki koordinasi bersama antara
kontraksi otot perut, diafragma dan ligament.
(3) His pelepasan uri (kala III): kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirkan plasenta
(4) His pengiring (Kala IV): kontraksi lemah, masih sedikit nyeri (merian), terjadi
pengecilan rahim dalam beberapa jam atau hari.
1. Power (Kekuatan/Tenaga)
Kekuatan yang mendorong janin saat persalinan adalah his. kontraksi otot-otot perut,
kontraksi diafragma dan aksi dari ligamen.
Jalan lahir terdiri atas bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul) dan bagian
lunak (otot-otot, jaringan-jaringan dan ligamen-ligamen).
Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepalu
dapat mempengaruhi jalan persalinan. Pada persalinan, karena tulang-tulang masih dibatasi
fontanel dan sutura yang belum keras, maka pinggir tulang dapat menyisip antara tulang
satu dengan tulang yang lain (molase), sehingga kepala bayi bertambah kecil. Biasanya jika
kepala janin sudah lahir maka bagian-bagian lain janin akan dengan mudah menyusul.
G. Mekanisme persalinan
Menurut Rukiah (2009) mekanisme persalinan sebenarnya mengacu pada bagaimana janin
menyesuaikan dan meloloskan diri dari panggul ibu.yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
Menurut Sarwono (2014) masuknya kepala melintasi pintu atas panggul dapat dalam
keadaan sinklitismus, ialah bila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu
atas panggul. Dapat pula kepala masuk dalam keadaan asinklitismus, yaitu arah sumbu
kepala janin miring dengan bidang pintu atas panggul. Asinklitismus anterior menurut
Naegele adalah apabila arah sumbu kepala membuat sudut lancip ke depan dengan pitu atas
panggul. Dapat pula asinklitismus posterior menurut Litzman ialah apabila keadaan
sebaliknya dari asinklitismus anterior.
b. Fleksi
Pada permulaan persalinan kepala janin biasanya berada dalam sikap fleksi. Dengan adanya
his dan tahanan dari dasar panggul yang semakin besar, maka kepala janin makin menurun
dan semakin fleksi sehingga dagu janin menekan pada dada dan belakang kepala (oksiput)
menjadi bagian bawah. Keadaan ini dinamakan fleksi maksimal.
Pemutaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan hingga bagian terendahnya
memutar ke bawah simpisis. Pada presentasi belakang kepala, bagian terendah adalah ubun-
ubun kecil dan akan memutar ke depan ke arah simpisis. Rotasi ini sangat penting karena
untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bidang tengah dan
pintu bawah panggul.
d. Ekstensi
Saat kepala janin sampai didasar panggul dan ubun-ubun kecil berada dibawah simpisis,
terjadilah ekstensi dari kepala janin. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu
bawah panggul mengarah ke depan dan ke atas sehingga kepala harus mengadakan fleksi
untuk melewatinya. Sub oksiput yang tertahan pada pinggir bawah simpisis akan menjadi
pusat pemutaran (hypomochion), maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas perineum:
ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut, dan dagu bayi dengan gerakan ekstensi
Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu kepala bayi memutar kembali
ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran
paksi dalam. Bahu melintasi pintu dalam keadaan miring, di dalam rongga panggul, bahu
akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya, bahu mengalami putaran
dalam dimana ukuran bahu (diameter bisa kromial) menempatkan diri dalam diameter
anteroposterior dari pintu bawah panggul. Bersamaan dengan itu kepala bayi juga
melanjutkan putaran hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber iskiadikum sepihak.
f. Ekspulsi
Setelah paksi luar, bahu depan sampai dibawah simpisis dan menjadi hypomochlion untuk
kelahiran bahu belakang. Setelah kedua bahu bayi lahir, selanjutnya seluruh badan bayi
dilahirkan searah dengan sumbu jalan lahir.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN INTARANAL
1. Pengkajian
Menurut Wahyuni (2018), pengkajian merupakan pendekatan yang sistematis untuk
mengumpulkan data, mengelompokkan, dan menganalisis, sehingga didapatkan masalah
dan kebutuhan untuk perawatan ibu. Tujuan utama pengkajian adalah untuk memberikan
gambaran secara terus-menerus mengenai keadaan kesehatan ibu yang memungkinkan
perawat merencanakan asuhan keperawatan, Pengkajian keperwatan tersebut, seperti:
a. Anamnese
Identitas penderita :Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama,pendidikan, pekerjaan,
alamat, status perkawinan, suku bangsa,nomor register, tanggal masuk rumah sakit dan
diagnosa medis. Keluhan Utama/Alasan MRS Keluhan yang dirasakan paling
mengganggu.Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yangmenurun,
adanya luka yang tidak sembuh–sembuh dan berbau,adanya nyeri pada luka.
c. Riwayat kesehatan
Subjektif Objektif
1. Merasa bingung 1. Tampak gelisah
2. Merasa khawatir dengan akibat 2. Tampak tegang
dari kondisi yang dihadapi 3. Sulit tidur
3. Sulit berkonsentrasi
Edukasi
1. Agar klien
mengetahui dengan
kondisinya dari
penyebab nyeri
2. Memberikan
penjelasan akan
menambah
pengetahuan klien
tentang strategi
meredakan nyeri.
4.Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan oleh perawat
maupun tenaga medis lain untuk membantu pasien dalam proses penyembuhan dan
perawatan serta masalah kesehatan yang dihadapi pasien yang sebelumnya disusun dalam
rencana keperawatan (Nursalam, 2016).
Implementasi keperawatan yang dilakukan oleh peneliti yaitu berfokus pada masalah
keperawatan Ansietas berhubungan dengan krisis situasional dan Nyeri akut berhubungan
dengan peningkatan intensitas dan durasi kontraksi dilakukan sesuai SIKI (Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia )
5. Evaluasi Keperawatan
Menurut Nursalam (2016), evaluasi keperawatan terdiri dari dua jenis
yaitu sebagai berikut:
1) Evaluasi formatif: Evaluasi ini disebut juga evaluasi berjalan dimana evaluasi.
dilakukan sampai dengan tujuan tercapai. Pada evaluasi formatif ini penulis menilai
klien mengenai kecemasan sebelum dan setelah dilakukan Tindakan
2) Evaluasi somatif: Merupakan evaluasi akhir dimana dalam metode evaluasi ini
menggunakan SOAP (subjektif, objektif, assessment, perencanaan). Pada evaluasi
somatif ini penulis menilai tujuan akhir dari penerapan tindakan yang penulis
lakukan yaitu ada atau tidaknya perubahan kecemasan setelah dilakukan tindakan
keperawatan untuk menangani ansietas
Pada tahap ini penulis melakukan penilaian secara subjektif melalui ungkapan klien dan
secara objektif. Evaluasi yang dilakukan sesuai dengan kriteria hasil :
Verbalisasi kebingungan
Perilaku gelisah menurun
Perilaku tegang menurun
Adanya penurunan intensitas nyeri
Tidak menunjukan tanda-tanda fisik dan perilaku dalam nyeri
Daftar Pustaka
Sondakh. (2013). ASUHAN KEPERAWATANPERSALINAN DENGAN YASMIN
RSI PKU
MUHAMMADIYAH
Fitriana, Y., & Nurwiandani, W. (2018). Manajemen Asuhan Kebidanan Intranatal
Pada Ny. N dengan Usia Kehamilan Preterm di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tanggal 01 Juli
2018. Jurnal Widwifery, 1(1), 208.
Nurhayati, Eka, S. ST., M. K. (2019). PATOLOGI & FISIOLOGI PERSALINAN.
192.
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi , Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria hasil
Keperawatan , Edisi , Jakarta : DPP PPNI
I. IDENTITAS KLIEN
1. Nama : Ny. A
2. Umur : 26 Tahun
8. Pendidikan : D3 Manajemen
memiliki alergi
10. Frekuensi BAB (masalah) : Tidak ada perubahan dengan BAB dengan
frekuensi BAB 1 kali sehari, tekstur padat, warna kuning kecoklatan.
11. Kebiasaan waktu tidur : Klien mengatakan bisa untuk tidur normal
yaitu 7 jam sehari. (siang 2 jam dan malam 5 jam ).
III. DATA UMUM KEBIDANAN
11. Pelajaran yang diinginkan saat ini : terapi relaksasi, pernapasan/ manfaat
ASI/cara memberikan minum botol
12. Setelah bayi lahir, siapa yang diharapkan membantu: Suami dan Orang tua
2. Keadaan kontraksi
4. Pemeriksaan fisik
e. Paru- paru : bentuk dada simetris, pengembangan paru kanan dan kiri
sama, terdengar bunyi sonor ( normal) dan suara nafas vestikuler
tidak ada edema, tidak ada lesi, perut membuncit(bulat),terdapat nyeri terdengar
suara denyut jantung janin, di perkusi kuadran 1 pekak, teraba Gerakan janin,
TFU: 30 cm.
DJJ : 130x/menit
6. Ketuban (utuh/pecah), jika sudah pecah : ketuban utuh, warna keruh, + 600 cc
KALA PERSALINAN
V. LA I
1. Mulai persalinan : tanggal 15-01-2023 jam 09.30 wib
2. Tanda dan gejala : klien mengatakan kenceng dibagian perut dan kontraksi
uterus
3. TTV :
TD : 120/80 mmhg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,5 C
RR : 20x/menit
His : 20 menit 20 detik
DJJ : 147 permenit
Vt : Pembukaan 3
4. Lama kala 1: 5 jam
5. Keadaan psikososial : terlihat menahan nyeri
6. Tindakan : berjalan-jalan di sekitar ruangan agar mempercepat pembukaan dan
mengajarkan Teknik nafas dalam.
VI. KALAII
1. Kala II mulai : 15-01-2023 jam wib
2. Lama kala II : 30 menit
3. Tanda dan Gejala : ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi
4. Jelaskan upaya meneran : Ny K memahami penjelasan perawat dengan meneran
tidak ada suara, ibu membuka mata dan mengatur nafas
5. Keadaan psikososial : terlihat menahan nyeri
6. Tindakan : mengajarkan meneran dengan benar dan berdoa.
1. Tanda dan gejala : perubahan bentuk uterus penuh dan semburan darah
mendadak dan singkat
VIII. KALA IV
1. Mulai jam : 11.00
5. Bonding ibu dan bayi : dilakukan bonding ibu (tahap reaktif tingkat 1)
4. Alamat tempat persalinan : Jl. Sriamur no 43, Sriamur, Kec. Tambun Utara,
KALA I :
KALA II:
( ) tidak ada
( √ ) Tidak
(√ ) Pemantauan DJJ setiap 5-10 menit selama kala II, hasil normal : 147
permenit
(√ ) Tidak
KALA III:
( ) Tidak, alasan
( ) Ya, alasan
( √ ) Tidak
(√ ) Ya
( ) Tidak, alasan
(√ ) Ya ( ) Tidak, alasan
25. Plasenta lahir lengkap (intact), jika lengkap, tindakan yang dilakukan:
( √ ) Tidak
(√) mengeringkan
(√) menghangatkan
ssPemberian ASI :
( ) Tidak, alasan : Asi tidak keluar dan diberi susu formula SGM dengan takaran 1
sendok susu (30 ml)
KALA IV:
No
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
O: klien tampak
gelisah dan tegang
menunggu kelahiran
anaknya dan suara
bergetar.
Klien menanyakan
kapan akan
melahirkan.
O: sebelum Latihan
dari hasil TTV
TD: 120/80mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR: 20x/menit
DJJ: 147x/menit
S: Klien
mengatakan nyaman
dengan lingkungan
Jam 07.50 3. Ciptakan lingkungan
tenang dan tanpa gangguan O: klien terlihat
dengan pencahayaan dan nyaman dengan
suhu ruangan yang nyaman lingkungan yang
ada di ruang poned.
S: Klien
mengatakan sudah
memahami apa
yang dijelaskan
perawat
O: klien tampak
Jam 07.55 4. jelaskan tujuan, manfaat tenang dan
Teknik nafas dalam mendengarkan
dengan terkesima
penjelasan perawat.
S : Klien
mengatakan posisi
sudah nyaman
O: posisi klien
miring kiri dan
terlihat nyaman
S: klien mengatakan
sudah lebih rileks
Jam 08.00 5. anjurkan mengambil
setelah melakukan
posisi yang nyaman
Teknik yang
diberikan perawat
O: klien kooperatif
melakukan Teknik
nafas dalam dan
bisa mengontrol
kecemasan saat
datengnya
kontraksi.
Hasil TTV :
TD: 120/80
Nadi : 75x/menit
RR : 20x/menit
DJJ : 140x/menit
S: Klien
Jam 08.05 6. ajarkan klien Teknik mengatakan jauh
relaksasi (nafas dalam) lebih rileks dengan
melakukan Teknik
nafas dalam.
Dengan kontraksi
yang berdurasi 7
menit 20 detik
O: klien terlihat
sudah lebih rilkes
jam 08.08 7. anjurkan rileks dan dan sudah terlihat
merasakan sensasi bisa mengontrol
relaksasi kecemasan saat
kontraksi datang.
S : klien
mengatakan nyeri
karena kontraksi
semakin sering
dengan durasi 5
menit 20 detik.