Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU

HAMIL DENGAN NYERI PERSALINAN

Disusun oleh Kelompok 1 :


A.Arief Budianto G2A220008
Setyo Prabowo G2A220009
Purwanto G2A220010
Nova Destianingsih G2A220012
Anita Kusuma Wardani G2A220038
PENDAHULUAN

• Nyeri merupakan bagian integral dari persalinan dan melahirkan. Rasa nyeri
saat persalinan merupakan hal yang normal terjadi. Penyebabnya meliputi
faktor fisiologis dan psikis.
• Faktor fisiologis yang dimaksud adalah kontraksi yaitu Gerakan otot ini
menimbulkan rasa nyeri karena saat itu otot-otot rahim memanjang dan
kemudian memendek. Servik juga akan melunak, menipis dan mendatar
kemudian tertarik. Saat itulah kepala janin menekan mulut rahim dan
membukanya. Jadi kontraksi merupakan upaya membuka jalan lahir

Sari et al., 2018)


DEFINISI

• Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan,


bersifat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal
skala atau tingkatannya, dan hanya orang itulah yang dapat menjelaskan dan
mengevaluasi rasa nyeri yang dialami
(Ilmiah, 2015).
• Menurut Judha dkk (2012, hal. 75) rasa nyeri dalam persalinan adalah
manifestasi dari adanya kontraksi otot rahim. Kontraksi inilah yang
menimbulkan rasa sakit pada pinggang daerah perut dan menjalar kearah
paha. Kontraksi ini menyebabkan adanya pembukaan mulut rahim (servik).
Menurut (Sukarni dan Wahyu P . 2013) , bentuk
persalinan di bagi menjadi 4 yaitu :
1. Persalinan normal yaitu proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu Lahir spontan dengan Presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18-24 jam tanpa komplikasi baik
pada ibu maupun bayi.
2. Persalinan spontan yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri dan melalui jalan lahir
3. Persalinan buatan yaitu persalinan yang dibantu dengan, tenaga dari luar
misalnya setiocasaria (SC).
4. Persalinan anjuran yaitu persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya
tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban.. pemberian pitoon
atau prostaglandin.
ETIOLOGI DARI NYERI :

• Trauma
• Neoplasma
• Gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah
• Peradangan
• Penyebab nyeri juga disebabkan karena tindakan pembedahan
ETIOLOGI NYERI PERSALINAN

• Dilatasi serviks

• Pengeluaran janin
Menurut Manurung (2011), faktor – faktor yang mempengaruhi respon nyeri saat persalinan:

• Usia
• Kultur
• Makna nyeri
• Ansietas
• Pola Koping
• Support keluarga dan social
Menurut (Robani dkk. 2011) faktor-faktor yang
mempengaruhi nyeri persalinan yaitu:

• Power (Tenaga Kekuatan)


• Passage (Jalan Lahir)
• Passenger (Janin dan Plasenta)
• Psikis ( Psikologi)  
• Peran dari penolong persalinan
MANIFESTASI KLINIK
Rasa nyeri pada persalinan adalah manifestasi dari adanya kontraksi
(pemendekan) otot rahim.Kontraksi inilah yang ditimbulkan nyeri.
Nyeri akan bertambah dengan adanya kontraksi isometrik pada uterus yang
melawan hambatan oleh leher rahim/uterus dan perineum.
Selama persalinan bilamana serviks uteri/leher rahim dilatasi sangat lambat
atau bila mana posisi fetus (janin) abnormal dapat menimbulkan distorsi
mekanik,yang menyebabkan kontraksi yang kuat disertai nyeri hebat. Hal ini
karena uterus berkontraksi isometrik dan melawan obstruksi. Karena
Kontraksi uterus yang kuat merupakan sumber nyeri pada roses persalinan
(Andarmoro & Suharti 2013).
KOMPLIKASI

Berdasarkan Ni Putu Wardani (2014), komplikasi nyeri ada 2:

a. Gangguan pola istralat tidur


b. Syok neurogenik
PENATALAKSANAAN
Mengatasi nyeri selama persalinan ada 2 cara farmakologis dan
nonfarmakologis

FARMAKOLOGIS
1) Analgesik Narkotik
Analgesik narkotik seperti morfin dan kodein
2) Analgesik Non Narkotik
Analgesik non narkotik seperti aspirin dan ibuprofen
NON FARMAKOLOGI

1. Distraksi, mengalikan perhatian pada pusat nyeri

2. Relaksasi, teknik untuk mencapai kondisi rileks yang membuat seluruh system
saraf, organ tubuh, dan panca indra kita beristirahat untuk melepaskan
ketegangan yang ada.
Contoh : teknik relasasi napas dalam
3. Pemijatan/masase, masase adalah bentuk stimulasi kulit yang digunakan
selama proses persalinan dalam menurunkan nyeri secara efektif.
(Puspitasari and Astuti, 2017; Rahman et al., 2017)

4. Hipnoterapi, suatu proses sederhana agar diri kita berada pada kondisi rileks,
tenang dan terfokus guna mencapai suatu hasil atau tujuan.
(Dewi, 2018)
PEGKAJIAN KEPERWATAN

1) Identitas pasien
2) Data kesehatan
3) Riwayat obstetri dan ginekologi
4) Riwayat penyakit
5) Pola kebutuhan sehari-hari
PEMERIKSAAN FISIK
Mengkaji keadaan umum pasien terlebih dahulu seperti Glasgow coma
scale (GCS), tingkat kesadaran, tanda-tanda vital (TTV). Kemudian,
dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan fisik head to toe dari :
1. Kepala : pemeriksaan pada rambut, telinga, mata, mulut, dan leher.
Apakah ada kelainan pada bagian tertentu, ada benjolan atau tidak,
ada edema atau tidak.
2. Dada : pemeriksaan pada mamae, areola.
3. Abdomen : pemeriksaan leopold, tinggi fundus uteri (TFU), detak
jantung janin (DJJ).
4. Genetalia dan perineum : pemeriksaan dalam seperti vaginal
toucher (VT), status portio, warna air ketuban.
5. Ekstremitas atas dan bawah : lihat dan raba apakah ada tanda-tanda
edema, varises, dan sebagiannya.
PENGKAJIAN NYERI

• Pengkajian nyeri yang faktual dan akurat di butuhkan untuk menetapkan data
dasar, untuk menentukan terapi yang cocok dan mengevaluasi respons klien
terhadap terapi.

1. Penentuan ada tidaknya nyeri


Dalam memulai pengkajian terhadap nyeri pada klien, hal terpenting yang
perlu diperhatikan oleh perawat adalah menentukan ada tidaknya nyeri pada
klien.
Perawat harus mempercayai ketika klien melaporkan adanya
ketidaknyamanan (nyeri) walaupun dalam observasi perawat tidak
menemukan cedera maupun luka.
Setiap nyeri yang dilaporkan oleh klien adalah nyata adanya tetapi ada
beberapa klien menyembunyikan rasa nyerinya untuk menghindari
2. Klasifikasi Pengalaman Nyeri

Hal lain yang perlu diperhatikan oleh perawat adalah pengalaman


nyeri yang dialami oleh pasien, karena hal ini akan sangat membantu
untuk mengetahui pada fase apa nyeri yang dirasakan oleh pasien.
Fase tersebut antara lain
1) fase antisipasi,
2) fase sensasi
3) fase akibat.
Fase tersebut mempengaruhi jenis terapi yang memiliki
kemungkinan paling besar untuk mengatasi nyeri (Potter & Perry,
2005).
3. Ekspresi terhadap nyeri
Amati cara verbal dan nonverbal klien dalam
mengomunikasikan rasa ketidaknyamanan.
Perawat dapat melakukan pengkajian dengan
mengamati secara verbal melalui kata-kata yang keluar
dari klien seperti, “aduh”, “ouhh”, atau “sakit”.
Selain itu perawat dapat mengamati ekspresi nonverbal
dari klien seperti meringis, menekuk salah satu bagian
tubuh, dan poster tubuh yang tidak lazim

(Sulistiyo & Andarmoyo, 2013).


4. Karakteristik nyeri
Untuk membantu klien dalam mengutarakan masalah atau keluhannya secara
lengkap, pengkajian yang bisa dilakukan oleh perawat untuk mengkaji
karakteristik nyeri bisa menggunakan pendekatan analisis symptom.
Komponen pengkajian analisis symptom meliputi (PQRST).
•P : (paliatif atau provocative) merupakan yang
menyebabkan timbulnya masalah,
• Q : (quality dan quantitiy) merupakan kualitas dan
kuantitas nyeri,
•R :(region) merupakan lokasi nyeri,
•S : (severity) adalah keparahan dan
•T : (timing) merupakan waktu

(Sulistiyo & Andarmoyo, 2013).


Diagnosa nyeri yang mungkin muncul pada pasien
intranatal menurut NANDA adalah :

1. Kala I : Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (kontraksi)

2. Kala II : Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis


( proses meneran )
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai