A. Konsep dasar SC
1. Pengertian Sectio Caesarea
Sectio Caesarea adalah suatu persalinan buatan di mana janin dilahirkan
melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat
rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 2009).
Sectio Caesarea adalah tindakan untuk melahirkan janin dengan berat badan
di atas 500 gram melalui catatan pada dinding uterus yang utuh (Gulardi dan
Wiknjosastro, 2006).
Sectio Caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan
membuka dinding perut dan dinding rahim (Mansjoer, 2022).
2. Etiologi
a. CPD (Chepalo Pelvik Dispropotion) : ukuran lingkar pinggul ibu tidak
sesuai dengan ukuran kepala janin yang dapat menyebabkan ibu
tidak dapat melahirkan secara normal.
b. PEB (Pre Eklamasi Berat) : kesatuan penyakit yang langsung
disebabkan oleh kehamilan, sebab terjadinya masih belum jelas.
c. KDP (ketuban pecah dini).
d. Bayi kembar, tak selamanya bayi kembar dilahirkan secara SC
e. Faktor hambatan jalan lahir
f. Kelainan letak janin
3. Patofisiologi
Sectio Caesareame tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di
atas 500 gram dengan sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Indikasi
dilakukan SC adalah kepala panggul, diskusi uterus, distoria jaringan, plasenta
previa dan lain-lain, untuk ibu. Sedangkan untuk janin adalah gawat janin.
Janin besar dan janin lintang setelah dilakukan SC ibu akan mengalami
adaptasi postpartum baik aspek kognitif berupa kurang pengetahuan akibat
kurang informasi dari aspek fisiologis yaitu produk oksitosin yang tidak
Adekuat akan mengakibatkan ASI keluar hanya sedikit, luka dari insisi akan
menjadi post de entris bagi kuman. Oleh karena itu perlu diberikan antibiotik
dan perawatan luka dengan prinsip steril. Nyeri adalah salah satu utama
karena insisi yang mengakibatkan gangguan rasa nnyaman
Sebelum dilakukan operasi pasien perlu dilakukan anestesi bisa
bersifat regional dan umum. Namun anestesi umum lebih banyak
pengaruhnya terhadap janin maupun ibu anestesi sehingga kadang-kadang
bayi lahir dalam keadaan unpao yang tidak dapat diatasi dengan mudah.
Akibatnya janin bisa mati. Sedangkan pengaruhnya anestesi bagi ibu sendiri
yaitu terhadap tonus uteri berupa antonia uteri hingga darah banyak yang
keluar. Untuk pengaruh terhadap pernapasan yaitu jalan nafas yang tidak
efektif.
4. Manifestasi klinis
a. Mual muntah
b. Pusing
c. Nyeri sekitar luka operasi
d. Peristaltik usus menurun
5. Komplikasi
Untuk ibu:
a. Infeksi pureperial (kenaikan suhu selama nifas)
b. Perdarahan
c. Komplikasi komplikasi lainnya seperti kandung kemih dan
embolisme paru
d. Kurang kuatnya perut pada dinding uterus sehingga pada kehamilan
berikutnya bisa terjadi ruptur
6. Pemeriksaan penunjang
a. Elektroensefalogram (EEG) : Untuk membantu menetapkan jenis
dan fokus dari kejang
b. Pemindaian CT: untuk mendeteksi perbedaan kerapatan jaringan
c. Magneti resonance imaging (MRI) : Untuk memperlihatkan daerah-
daerah otak yang tidak jelas terlihat bila menggunakan pemindaian
CT
d. Uji laboratorium: fungsi lumbal, hitung darah lengkap, panel
elektrolit, skrining toksik dari serum dan urine, AGD, kadar kalsium
darah, kadar natrium darah dan kadar magnesium darah
7. Penatalaksanaan
a. Keperawatan: perawatan awal, diet, mobilisasi, fungsi
gastriointestinal, perawatan fungsi kandung kemih dan pembalutan
dan perawatan luka
b. Medis: cairan IV sesuai indikasi, anestesi regional atau general,
perjanjian orang terdekat untuk tujuan tes laboratorium sesuai
indikasi
8. Patway
B. Konsep dasar asuhan keperawatan
1. Pengkajian
Pada pengkajian klien dengan Sectio Caesareada, data yang ditemukan
meliputi distress janin, kegagalan untuk melanjutkan persalinan, malposisi
janin, polaps tali pusat, abrupsio plasenta dan plasenta previa.
a. Identitas atau biodata klien
Meliputi: nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa,
pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, nomor registrasi
dan diagnosa keperawatan
b. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan pasien pada saat ini dikumpulkan untuk
menentukan prioritas intervensi keperawatan, keluhan utama pada
post operasi SC biasanya adalah nyeri di bagian abdomen, pusing
dan sakit pinggang
c. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat pada saat belum impartus didapatkan cairan yang
keluar pervaginaan secara spontan kemudian tidak diikuti
tanda-tanda persalinan
2. Riwayat kesehatan dahulu
Didapatkan data kalian pernah riwayat SC sebelumnya,
penyakit sempit, serta letak bayi sungsangel. Meliputi penyakit
yang lain dapat juga mempengaruhi penyakit sekarang
2. Diagnosa yang mungkin muncul
1. Nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik dibuktikan
dengan tampak meringis
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas
dibuktikan dengan merasa lemah
3. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik
dibuktikan dengan merasa tidak mampu mandi atau
berpakaian secara mandiri
5. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan efek agen
farmakologis (anestesi) dibuktikan dengan fisik lemah
6. Resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan
prosedur pembedahan dibuktikan dengan perdarahan
3. Rencana keperawatan
Diagnosa keperawatan (SDKI) Tujuan dan kriteria hasil (SLKI) Intervensi keperawatan (SIKI)
Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Observasi:
agen cedera fisik dibuktikan keperawatan 1 × 24 jam • Identifikasi lokasi, karakterist
dengan tampak meringis diharapkan tingkat nyeri frekuensi, intensitas nyeri
menurun • Identifikasi skala nyeri
• Identifikasi faktor penyebab
Kriteria hasil nyeri
• Keluhan nyeri menurun • Monitor efek samping
(5) penggunaan analgetik
• Tampak meringis Terapeutik:
menurun (5) • Berikan teknik farmakologis
• Sikap protektif menurun (tarik nafas dalam, kompres
(5) hangat atau dingin)
• Kontrol lingkungan yang
membangun berat rasa nyeri
(suhu pencahayaan
kebisingan)
• Fasilitas istirahat dan tidur
Edukasi:
• Jelaskan penyebab dan pemic
nyeri
• Jelaskan strategi pereda nyer
• Anjurkan teknik melempar
makologis untuk mengurangi
nyeri
Kolaborasi:
• Kolaborasi pemberian
analgetik (jika perlu)
Resiko infeksi berhubungan Setelah melakukan tindakan Observasi:
dengan kerusakan integritas keperawatan 1 × 8 jam • Monitor tanda dan gejala
kulit diharapkan tingkat infeksi infeksi lokal dan sistemik
menurun Terapeutik:
• Batasi jumlah pengunjung
Kriteria hasil: • Berikan perawatan kulit pada
• Kebersihan tangan area edema
meningkat (5) • Cuci tangan sebelum dan
• Kebersihan badan sesudah kontak dengan pasie
meningkat (5) dan lingkungan pasien
• Nyeri menurun(5) • Pertahankan teknik aseptik
pada pasien berisiko tinggi
Edukasi:
• Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
• Ajarkan cuci tangan dengan
benar
• Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
• Anjurkan meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi:
• Kolaborasi pemberian
antibiotik ataupun imunisasi
(jika perlu)
Intoleransi aktivitas Setelah melakukan tindakan Terapeutik:
berhubungan dengan imobilitas keperawatan 1 × 24 jam • Lakukan pengendalian nyeri
dibuktikan dengan klien merasa diharapkan intoleransi aktivitas sebelum memulai latihan
lemah meningkat • Berikan posisi tubuh optimal
untuk gerakan sendi pasif ata
Kriteria hasil: pasif
• Kemudahan dalam • Fasilitas penyusun jadwal
melakukan aktivitas latihan rentang gerak aktif
sehari-hari meningkat (5) atau pasif
• Kecepatan berjalan • Berikan penguatan positif
meningkat (5) untuk melakukan latihan
• Jarak berjalan meningkat bersama
(5) Edukasi:
• Perasaan lemah • Jelaskan kepada pasien atau
menurun (5) keluarga tujuan dan rencana
latihan bersama
• Anjurkan pasien duduk di
tempat tidur, di sisi tempat
tidur (menjuntai) atau di kurs
• Anjurkan melakukan latihan
renang gerak pasif dan aktif
secara sistematis
Defisit perawatan diri Setelah dilakukan tindakan Observasi:
berhubungan dengan tidak keperawatan 1 × 24 jam • Monitor tingkat kemandirian
mampu mandi atau berpakaian diharapkan perawatan diri • Identifikasi kebutuhan alat
secara mandiri meningkat bantu dalam melakukan
kebersihan dirib, berhias, dan
Kriteria hasil: makan
• Kemampuan mandi • Monitor integritas kulit klien
meningkat (5) Terapeutik:
• Kemampuan • Didampingi dalam melakukan
mengenakan pakaian perawatan diri
secara mandiri • Fasilitas kemandirian klien
meningkat (5) • Jadwalkan rutinitas perawata
• Mempertahankan diri
kebersihan diri Edukasi:
meningkat (5)
• Anjurkan melakukan
perawatan diri
• Anjurkan ke toilet secara
mandiri
Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan Observasi:
berhubungan dengan efek keperawatan 1 × 24 jam • Identifikasi adanya nyeri atau
cedera farmakologis (anestes) diharapkan mobilitas fisik keluhan fisik lainnya
dibuktikan dengan fisik lemah meningkat • Identifikasi toleransi fisik
melakukan pergerakan
Kriteria hasil: Terapeutik:
• Nyeri menurun (5) • Fasilitas aktivitas mobilisasi
• Kelemahan fisik dengan alat bantu
menurun (5) • Dibebaskan keluarga untuk
• Gerakan terbatas membantu pasien dalam
menurun (5) meningkatkan pergerakan
Edukasi:
• Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
• Anjurkan mobilisasi diri
• Ajarkan mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan
Risiko ketidakseimbangan cairan Setelah dilakukan tindakan Observasi:
berhubungan dengan prosedur keperawatan 1 × 24 jam • Monitor frekuensi dan
pembedahan dibuktikan dengan diharapkan keseimbangan kekurangan nadi
perdarahan cairan meningkat • Monitor tekanan darah
• Monitor jumlah dan warna
Kriteria hasil: urine
• Asupan cairan • Monitor intake dan output
meningkat (5) cairan
• Kelembaban membran Terapeutik:
mukosa meningkat (5)
• Tugor kulit membaik(5) • Atur waktu pemantauan
• Membran mukosa sesuai dengan kondisi klien
membaik (5) • Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi:
• Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
• Informasikan hasil
pemantauan
Diagnosa medis : SC
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
Nama : Ny. R
Usia : 32 tahun
Alamat : Kp. Bungbang 03/13 Leuwigoong
Pendidikan : SD
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Nyeri luka operasi
b. Riwayat kehamilan
No Tahun Berat lahir Persalinan Pertolongan perawatan Komplikasi
1. 2015 3,2 kg Normal Bidan Perdarahan
2. 2019 3 kg Normal Bidan Perdarahan
3. 2022 4 kg Sc Dokter Perdarahan
e. Pembahasan
Dari semua pengkajian yang dilakukan selama 1 hari,
didapatkan 2 diagnosa yang dapat diambil dari kasus ini yaitu nyeri
akut dan intoleransi aktivitas. Dari kedua diagnosa tersebut dapat
disimpulkan bahwa diagnosa yang paling utama adalah nyeri akut.
Dibuktikan dengan hasil pemeriksaan skala nyeri yaitu 3 (0-10).
Alasan pengambilan diagnosa di atas nyeri akut merupakan keluhan
utama pasien. Nyeri akut juga bisa menyebabkan gangguan
aktivitas, gangguan pola istirahat dan gangguan rasa nyaman jika
tidak segera ditangani.
Laporan studi kasus
Pada Tn. T dengan gangguan nyeri akut di ruang ICU di RS. Guntur
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
Nama : Tn. T
Usia : 59 tahun
Alamat : Cikajang
Pendidikan : -
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Nyeri Perut bagian bawah
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke RS. Guntur pada tanggal 18
September 2022 pukul 00.11 WIB dengan keluhan
nyeri perut bagian bawah. Pada saat dikaji pada
tanggal 18 September 2022 pukul 01.00 pasien masih
mengeluh nyeri perut di bagian bawah dan merasa
lemah. Nyeri perut bagian bawah dirasakan seperti
tertusuk-tusuk dengan skala 3 (0-10) di sekitar perut.
Nyeri terjadi pada waktu pasien bergerak, pagi hari
maupun malam hari.
c. Resume
No Diagnosa keperawatan DAR (Data, Action, Respon)
1. Nyeri akut b.d sumbatan saluran Data:
kemih DS: Pasien mengatakan nyeri di bagian perut bawah
DO: - Pasien terlihat meringis kesakitan
- Pasien terlihat kesakitan skala nyeri 3 (0-10)
- TD: 119/68 mmHg, N: 92, R: 18, S: 35.3 C, Spo2:
98%
Action:
- Menyarankan pasien untuk melakukan teknik
relaksasi nafas dalam
- Menyarankan pasien untuk istirahat yang cukup
- Observasi skala nyeri
Respon:
S: Pasien mengatakan sedikit nyeri dibagian perut
bawah
O: - Pasien terlihat masih meringis kesakitan
- Skala nyeri 2 (0-10)
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
2. Intoleransi aktivitas b.d Data:
Hematuria DS: Pasien mengatakan pergerakannya terbatas dan
sulit bergerak
DO: - Pasien terlihat kaku untuk bergerak
- Memerlukan bantuan orang lain dan alat, skala
aktivitas 3 (0-4)
Action:
- Menyarankan pasien untuk istirahat
- Menganjurkan pasien untuk melakukan mobilitas
miring kanan miring kiri
- Observasi skala aktivitas
Respon:
S: Pasien mengatakan pergerakannya sedikit bebas
O: - Pasien terlihat sedikit leluasa untuk bergerak
- Memerlukan bantuan orang lain, skala aktivitas 2
(0-4)
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
Evaluasi 19-09-2022
No Diagnosa keperawatan DAR (Data, Action, Respon)
1. Nyeri akut b.d sumbatan Data:
saluran kemih DS: Pasien mengatakan sedikit nyeri di bagian
perut bawah
DO: - Pasien terlihat meringis kesakitan
- pasien terlihat kesakitan skala nyeri 2 (0-10)
- TD: 107/68 mmHg, N: 58, R: 16, S: 35.3 C,
Spo2: 96%
Action:
- Menyarankan pasien untuk melakukan teknik
relaksasi nafas dalam
- Menyerahkan pasien untuk istirahat yang cukup
- Observasi skala nyeri
Respon:
S: pasien mengatakan sudah tidak nyeri
O: - Pasien terlihat sudah tidak meringis lagi
- Skala nyeri 0 (0-10
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
2. Intoleransi aktivitas b.d Data:
Hematuria DS: Pasien mengatakan pergerakannya sedikit
terbatas
DO: - Pasien terlihat kaku saat bergerak
- Memerlukan bantuan orang lain, skala
aktivitas 2 (0-4)
Action:
- Menyarankan pasien untuk istirahat
- Menganjurkan pasien untuk melakukan mobilitas
miring kanan miring kiri
- Observasi skala aktivitas
Respon:
S: Pasien mengatakan pergerakannya sudah bebas
O: - Pasien terlihat leluasa untuk bergerak
- Mandiri, skala aktivitas 0 (0-10)
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
d. Pembahasan
Dari semua pengkajian yang dilakukan selama 2 hari,
didapatkan 2 diagnosa yang dapat diambil dari kasus ini
yaitu nyeri akut dan intoleransi aktivitas. Dari semua
diagnosa tersebut dapat disimpulkan bahwa diagnosa
yang paling utama adalah nyeri akut. Dibuktikan
dengan hasil pemeriksaan skala nyeri yaitu 3 (0-10).
Alasan pengambilan diagnosa di atas karena nyeri akut
merupakan keluhan utama pasien. Nyeri akut juga bisa
menyebabkan gangguan aktivitas, gangguan pola
istirahat dan gangguan rasa nyaman jika tidak segera
ditangani.
Laporan studi kasus
5. Implementasi
Implementasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
membantu klien dari masalah akibat status kesehatan yang dihadapi ke
status kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria klien (Potter and
Perry,2011)
6. Evaluasi
Evaluasi didefinisikan sebagai keputusan dari efektivitas asuhan keperawatan
antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah ditetapkan dengan perilaku
respon klien yang tampil, tujuan dari evaluasi antara lain:
• Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien
• Untuk memulai efektivitas, efisiensi dan produktivitas dan tindakan
keperawatan yang telah diberikan
• Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
• Untuk mendapatkan umpan balik
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
Nama : ny. N
Usia: 36 tahun
Alamat: kp. Arumaya
Pendidikan:-
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Nyeri perut bagian tengah atas
b. Riwayat penyakit sekarang
Pada tanggal 28 September 2022 pukul 02.12 WIB
pasien datang ke RS Guntur dengan keluhan nyeri perut
bagian tengah atas. Pada saat dikaji tanggal 29 September
2022 pukul 04.56 WIB pasien masih mengeluh nyeri perut
bagian tengah atas. Nyeri perut di bagian tengah atas
dirasakan seperti melilit dengan skala 3 (0-10) nyeri yang
dirasakan hilang timbul. Nyeri bertambah saat meminum
air dingin dan nyeri berkurang saat pasien beristirahat.
c. Resume
No Diagnosa keperawatan DAR (Data, Action, Respon)
1. Nyeri akut b.d agen cedera nyeri Data:
DS: Pasien mengatakan sakit perut bagian tengah atas
DO: - pasien terlihat meraba perut bagian tengah
atasnya
- Pasien terlihat meringis
- Nyeri dirasakan dengan skala 3 (0-10)
- TD: 110/90 mmHg, N: 96, R: 20, S: 36,7C, Spo2:
99%
Action:
- Menyarankan pasien untuk melakukan teknik
relaksasi nafas dalam
- Menyarankan pasien untuk istirahat yang cukup
- Observasi skala nyeri
- Berkolaborasi dengan tim dokter pemberian terapi
obat analgetik
Respon:
S: Pasien mengatakan nyeri di perutnya sedikit
berkurang
O: - Pasien terlihat masih memegang perutnya
- Pasien masih terlihat meringis
- Skala nyeri 2 (0-10)
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
Evaluasi 30-09-2022
No Diagnosa keperawatan DAR (Data, Action, Respon)
1. Jadi akut b.d agen cedera nyeri Data:
DS: pasien mengatakan sedikit nyeri di bagian perut
tengah atas
DO: - Pad.terlihat meringis kesakitan
-pasien meringis kesakitan sekolah nyeri 2 (0-10)
- TD: 100/80 mmHg, N: 80, R: 20, S: 36,3 C, Spo2:
96%
Action:
- Menyarankan pasien untuk melakukan teknik
relaksasi nafas dalam
- Menyarankan pasien untuk istirahat yang cukup
- Observasi skala nyeri
- Berkolaborasi dengan tim dokter pemberian terapi
obat analgetik
Respon:
S: Pasien mengatakan sudah tidak nyeri
O: - Pasien terlihat sudah tidak meringis lagi
- Skala nyeri 0 (0-10)
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
d. Pembahasan
Dari semua pengkajian yang dilakukan selama 2
hari didapatkan 1 diagnosa yaitu nyeri akut b.d adanya
agen cedera nyeri. Dari diagnosa tersebut dapat diambil
berdasarkan data yang diperoleh melalui pengkajian
dengan hasil skala nyeri 3 (0-10). Intervensi yang dilakukan
untuk mengalami diagnosa ini yaitu menyarankan pasien
untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam,
menyarankan pasien untuk istirahat yang cukup, observasi
skala nyeri dan membantu dalam pemberian obat
analgetik. Setelah dilakukan intervensi observasi selama 2
hari respon pasien membaik. Alasan pengambilan diagnosa
di atas karena nyeri akut merupakan keluhan utama
pasien. Neyeri akut juga bisa menyebabkan gangguan
aktivitas, gangguan pola istirahat dan gangguan rasa
nyaman jika tidak segera ditangani.
Laporan studi kasus
4. Implementasi
Implementasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
membantu klien dari masalah akibat status kesehatan yang dihadapi ke
status kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria (Potter and Perry,
2011).
5. Evaluasi
Evaluasi didefinisikan sebagai keputusan dari efektivitas asuhan keperawatan
antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah ditetapkan dengan perilaku
respon klien yang tampil
Tujuan dari evaluasi antara lain:
• Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien
• Untuk memulai efektivitas efisiensi dan produktivitas dan tindakan
keperawatan yang telah diberikan
• Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
• Untuk mendapatkan umpan balik
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : ny. E
Usia: 98 tahun
Alamat: kp. Cikaso des. Kutawaringin
Pendidikan: SD
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Nyeri kepala
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke rumah sakit Guntur
pada tanggal 3 Oktober 2022 pukul 12.00
dengan keluhan nyeri kepala. Pada saat
dikaji pada tanggal 6 Oktober 2022 pukul
16.15 pasien masih mengeluh nyeri kepala
dan merasa lemas. Neri kepala dirasakan
seperti tertusuk-tusuk dengan skala 2 (0-
10). Nyeri dirasakan ketika pasien berdiri
dan terjadi terus-menerus.
c. Resume
No Diagnosa keperawatan DAR (Data, Action, Respon)
1. Nyeri akut b.d peningkatan Data:
tekanan vaskuler cerebral DS: Pasien mengatakan nyeri kepala
DO: - pasien terlihat kesakitan
- Pasien meringis kesakitan skala nyeri 2 (0-20)
- TD: 100/70 mmHg, N: 75, S: 36,7 C, R: 19
Spo2: 95%
Action:
- Menyarankan pasien untuk melakukan teknik
relaksasi nafas dalam
- Menyarankan pasien untuk istirahat yang cukup
- Observasi skala nyeri
- Berkolaborasi dengan tim dokter pemberian terapi
obat analgetik
Respon:
S: Pasien mengatakan nyeri kepalanya sedikit
berkurang
O: - Pasien terlihat sudah tidak sering meringis lagi
skala nyeri 1 (0-10)
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
Evaluasi 07 - 10 – 2022
No Diagnosa keperawatan DAR (Data, Action, Respon)
1. Jadi akut b.d peningkatan Data:
tekanan vaskuler cerebral DS: pasien mengatakan sedikit nyeri kepala
DO: - Pasien terlihat kesakitan
- Pasien meningis kesakitan skala nyeri 1 (0-10)
- TD: 110/70 mmHg, N: 82, R: 20, S: 36,7 C, Spo2:
95%
Action:
-menyarankan pasien untuk melakukan teknik relaksasi
nafas dalam
- menyarankan pasien untuk istirahat yang cukup
- Meminimalkan gangguan lingkungan dari bunyi bising
- Observasi skala nyeri
- berkolaborasi dengan dokter pemberian terapi obat
analgetik
Respon:
S: Pasien mengatakan sudah tidak nyeri kepala
O: Pasien terlihat sudah tidak meringis lagi skala nyeri 0
(0-10)
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
d. Pembahasan
Dari semua pengkajian yang
dilakukan selama 1 hari didapatkan 1
diagnosa yang dapat diambil dari kasus ini,
yaitu nyeri akut. Dari diagnosa tersebut
dapat disimpulkan bahwa nyeri akut adalah
diagnosa yang paling utama. Dibuktikan
dengan hasil pemeriksaan skala nyeri 2 (0-
10). Alasan pengambilan diagnosa di atas
karena nyeri akut merupakan keluhan
utama pasien. Nyeri akut juga bisa
menyebabkan gangguan aktivitas, gangguan
pola istirahat dan gangguan rasa nyaman
jika tidak segera ditangani.