Anda di halaman 1dari 22

CRITICAL BOOK REVIEW

Ekonomi Tenaga Listrik

Disusun Oleh :
NAMA KELOMPOK : ALEXANDER G SIMANULLANG (5181131011)
DOLLY S NAINGGOLAN (5183131028)
BERLIN HUTABARAT (5183131026)
DOSEN PENGAMPU : Drs. Dadang Mulyana, M.Pd
MATA KULLIAH : Ekonomi Tenaga Listrik

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
Kata Pengantar

Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang


Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan
kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan tagihan pembelajaran Critical
Book Review mata kuliah “Ekonomi Tenaga Listrik” Critical Book Review ini
disusun dengan harapan dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita serta
mampu memberi tanggapan serta kritikan terhadap suatu pembahasan dengan
sumber yang berbeda. Penulis menyadari bahwa Critical Book Review yang
disusun masih jauh dari kata kesempurnaan. Masih ada terdapat kekurangan
dalam menyusun dan menyampaikan materi yang sesuai dengan judul topik.
Karena itu kami sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun guna sempurna nya Critical Book Review ini.
Akhir kata, Penulis berharap semoga Critical Book Review ini dapat
memberikan wawasan dan pengetahuan bagi siapa saja yang memerlukannya
dimasa yang akan datang.

Medan, Desember 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan .........................................................................................................2
C. Manfaat........................................................................................................2
BAB II ISI RINGKASAN.........................................................................................3
A. Prinsip-Prinsip Manajemen Energi.............................................................3
B. Perencanaan Manajemen Energi...............................................................3
C. Analisis Kapasitas Beban Terpasang.........................................................4
D. Analisis Pemasangan Kapasitor Daya........................................................6
E. Penghematan Energi Listrik........................................................................8
F. Tarif dan Koreksi Faktor Daya....................................................................9
G. Audit Energi Listrik....................................................................................10
H. Prosedur Audit Energi Listrik....................................................................11
I. Perhitungan Efisiensi Pemakaian Energi..................................................13
J. Kualitas Daya Listrik..................................................................................15
BAB III PENUTUP ...............................................................................................17
A. Kesimpulan ................................................................................................17
B. Saran..........................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Energi Listrik merupakan kebutuhan primer bagi seluruh lapisan masyarakat,
Energi Listrik mempunyai banyak manfaat dalam kehidupan sehari – hari baik di sektor
rumah tangga, transportasi maupun industri. Pada makalah ini membahas tentang
Energi Listrik pada sektor industri, karena industri memiliki peranan penting dalam
pertumbuhan ekonomi pemerintah. Permintaan energi listrik tergantung pada kapasitas
produksi industri listrik yang dikembangkan sesuai dengan nilai ekonomis dan tarif
manfaat yang terkait dengan pemanfaatan kapasitas industri. Pasokan energi
tergantung pada permintaan energi dan alokasi sumber daya keuangan untuk
memenuhi permintaan listrik. Alternatif energi produksi tergantung padalistrik terutama
pembangkit listrik berbasis batubara dan pembangkit listrik tenaga air. Produksi listrik
berbasis batubara adalah pasokan utama dalam ketersediaan energi listrik karena PLTA
hanya mampu memproduksi energi listrik dalam skala kecil hal ini dikarenakan PLTA
bergantung pada bahan baku produksi, dimana bahan baku produksi PLTA adalah air,
di Indonesia sebagian besar sungai yang digunakan sebagai sumber Air dari PLTA
merupakan sungai yang volume airnya bergantung pada air hujan
Era peradaban modern memang dibangun berlandaskan energi. salah
satunya adalah energi listrik. Pemakaian energi listrik sudah sedemikian
luasnya, bahkan manusia sulit melepaskan diri dari ketergantungan terhadap
listrik. Banyak produk teknologi yang hanya dapat berfungsi dengan
menggunakan energi listrik.
Kualitas daya listrik menjadi sangat penting untuk diperhatikan,
ketika semakin sensitifnya suatu peralatan baik di industri maupun di rumah
tangga, kualitas daya listrik menjadi suatu hal yang perlu diperhatikan. Hal ini
untuk mengurangi kemungkinan kerusakan-kerusakan peralatan sensitif
tersebut. Beban-beban non-linier juga menjadi salah satu faktor penting
yang mempengaruhi kualitas daya listrik. Beberapa beban non linier
adalah inti magnet pada trafo dan mesin berputar, mesin-mesin sinkron,
pengelasan, photo voltaic inverter, dan peralatan elektronik kantor. Kualitas
daya listrik pada industri sangat penting, karena sangat
mempengaruhiproses dan hasil akhir produksi. Selain itu, masih banyak akibat
yang dihasilkan jika kualitas daya listrik dalam industri
Oleh karena itu, makalah ini akan merangkum mengenai ekonomi tenaga
listrik secara keseluruhan.

3
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan CBR (Critical Book Report) untuk memenuhi tugas
KKNI mata kuliah Ekonomi Tenaga Listrik

C. Manfaat
Manfaat dari penugasan CBR ini agar pembaca dan tim penyusun
memperoleh informasi mengenai inti/rangkuman mata kuliah Ekonomi Tenaga
Listrik.

4
BAB II
ISI RINGKASAN

A. Prinsip-Prinsip Manajemen Energi


1. Energi Listrik
Energi merupakan sumber daya yang digunakan oleh manusia untuk
melakukan suatu kegiatan dengan tujuan tertentu. Dengan adanya energi yang
terdapat di bumi ini manusia dapat mengolah dan memanfaatkanya untuk
proses kehidupan
2. Manajemen Listrik
. Manajemen energi adalah suatu penerapan ilmu manajemen di bidang
energi untuk meningkatkan efektifitas pemakaian energi oleh manusia
maupun oleh  perusahaan industri Manajemen energi listrik adalah
pengendalian penggunaan energi listrik atau bentuk lain dengan mengurangi
atau mengoptimalkan jumlah pemaikaian dan tingkat penggunaan
(permintaan) energi tersebut, Sehingga bisa untuk meningkatkan efektifitas
pemakaian energi serta energi yang dihasilkan bisa dimanfaatkan secara
optimal.
3. Prinsip-Prinsip Manajemen Energi Listrik
a. Perencanaan (Planning): Merupakan langkah awal untuk
menentukan/membuat tujuan dalam sistem manajemen energy
b. Pengorganisasian (Organizing): Pengorganisasian adalah suatu kegiatan
pengaturan dalam sistem manajemen energi.
c. Pengarahan (Directing): Pengarahan adalah suatu kegiatan menata atau
mengelola energi yang dihasilkan oleh panel surya untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi energi yang akan digunakan.
d. Pengendalian (Controlling): ) Pengendalian (Controlling): Pengendalian
adalah suatu kegiatan untuk mengatur pemakaian energi yang ada,
dengan adanya pengendalian maka dapat termonitoring pemakaiannya
4. Penerapan Prinsip-prinspin Manajemen Energi Listrik
a. Penerapan dalam manajemen energi listrik yaitu dengan melakukan audit
energi listrik.
b. Kegiatan audit energi listrik a!al yaitu merupakan dokumentasi bangunan,
gambar teknik bangunan sesuai konstruksi yang terdiri dari :
c. Denah tampak potongan bangunan seluruh lantai.
d. Denah instalasi pencahayaan bangunan seluruh lantai.

5
e. Diagram garis tunggal listrik, lengkap dengan penjelasan penggunaan
daya listrik dan besarnya penyambungan daya listrik PLN.
B. Perencanaan Manajemen Energi
1. Pengertian
Energi merupakan sumber daya yang digunakan oleh manusia untuk
melakukan suatu kegiatan dengan tujuan tertentu. Dengan adanya energi
yang terdapat di bumi ini manusia dapat mengolah dan memanfaatkanya
untuk proses kehidupan. Energi yang paling utama disebut energi primer
yaitu energi yang masih berupa sumber daya alam yang masih asli.
2. Prinsip Dasar Manajemen
Prinsip-prinsip dasar manajemen energi adalah suatu hal yang sangat
luas jangkauannya karena dengan prinsip-prinsip dasar ini akan sangat
membantu dalam cara pendekatan terhadap problem yang akan dihadapi
Berikut prinsip-prinsip dasar manajemen energi :
a. Perencanaan/ Planning
b. Pengorganisasian / Organizing
c. Pengarahan / Directing
d. Pengendalian/ controlling
3. Penerapan Prinsip
Penerapan dalam manajemen energi listrik yaitu dengan melakukan audit
energi listrik. Audit energi listrik merupakan satu usaha pengamatan yang
dilakukan secara berkala atau rutin untuk memberikan informasi atau profil
penggunaan energi listrik pada proses atau alat tertentu
Kegiatan audit energi listrik awal yaitu merupakan dokumentasi bangunan,
gambar teknik bangunan sesuai konstruksi yang terdiri dari :
a. Denah tampak potongan bangunan seluruh lantai.
b. Denah instalasi pencahayaan bangunan seluruh lantai.
c. Diagram garis tunggal listrik, lengkap dengan penjelasan penggunaan
daya listrik dan besarnya penyambungan daya listrik PLN.
4. Contoh Penerapan Dalam Industri
a. Peninjauan ulang sistem teknis dan perbaikan arsitektur bangunan.
b. Perbaikan prosedur operasionil secara manual.
c. Perbaikan prosedur operasionil secara otomatis.
d. Pemasangan alat penghemat listrik di seluruh instalasi
e. Perbaikan kwalitas daya listrik
C. Analisis Kapasitas Beban Terpasang
1. Daya Listrik
Daya listrik atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Electrical Power
adalah jumlah energi yang diserap atau dihasilkan dalam sebuah
sirkuit/rangkaian.
Daya Listrik  = Tegangan  x Arus
6
P=VxI
Dimana P = daya listrik (W)
V = tegangan listrik (V)
I = arus listrik (I)
2. Segitiga Daya
Segitiga daya adalah suatu hubungan antara daya nyata, daya semu dan
daya reaktif, yang dapat dilihat hubungannya pada gambar bentuk segitiga
dibawah ini :

3. Kebutuhan Maksimum
Sebagai beban puncak (kebutuhan maksimum) dari suatu instalasi
didefenisikan sebagai suatu beban (kebutuhan) yang terbesar yang terjadi
selama perioda tertentu. Perioda tertentu dapat dalam sehari, sebulan,
maupun setahun. Pada gambar 2.3 periodenya harian yaitu, variasi
pembebanan trafo distribusi selama sehari. (Ir. Hasan Basri; 1997,11)

4. Faktor Kebutuhan (demand)


Faktor kebutuhan adalah perbandingan antara kebutuhan maksimum
(beban puncak) terhadap total daya tersambung. Jumlah daya tersambung
adalah jumlah dari daya tersambung dari seluruh beban dari setiap beban
konsumen.

Faktor Kebutuhan (FK) =


5. Faktor Diversitas (Fd)
Faktor diversitas adalah perbandingan antara jumlah beban puncak dari
masing-masing pelanggan dari suatu kelompok pelanggan dengan beban

7
puncak dari kelompok pelanggan tersebut. Secara matematis faktor diversitas
(Fd) dapat ditulis :

6. Faktor Kebersamaan
Faktor kebersamaan (waktu) dalam perbandingan beban puncak
(kebutuhan maksimum) dari suatu kelompok pelanggan (beban) dan beban
puncak dari masing-masing pelanggan dari kelompok tersebut.

7. Faktor Kapasitas

Sedangkan untuk mengetahui beban rata-rata dalam suatu kelompok beban


listrik dapat ditentukan berdasarkan definisi berikut:

8. Klasifikasi Beban
Pada umumnya tipe-tipe beban terbagi menjadi beberapa bagian antara lain
sebagai berikut : (Ir.Hasan Basri; 1997,4)
a. Perumahan(Domestic)
b. Komersial(Commercial)
c. Industri (Industrial) 
D. Analisis Pemasangan Kapasitor Daya
1. Defenisi kapasitor daya
Kapasitor Daya adalah peralatan elektrik untuk meningkatkan power
factor (PF), yang akan mempengaruhi besarnya arus (Ampere) an dipasang
pararel pada rangkaian beban.
2. Keuntungan pemasangan kapasitor daya
Dalam pemasangan kapasitor Daya pada sebuah sistem listrik akan
memberikan keuntungan sebagai berikut.

8
a. Peningkatan kemampuan jaringan dalam menyalurkan daya 
b. Optimasi biaya : ukuran kabel diperkecil 
c. Mengurangi besarnya nilai "drop voltage"
d. Mengurangi naiknya arus/suhu pada kabel, sehingga mengurangi rugi-rugi
daya
3. Kapasitor Daya Memperbaiki Faktor Daya
Sebagaimana diketahui membangkitkan daya reaktif pada pusat
pembangkit tenaga dan menyalurkannya kepusat beban yang jaraknya jauh,
sangatlah tidak ekonomis. Hal ini dapat di atasi dengan meletakkan kapasitor
pada pusat beban. Gambar berikut menunjukkan cara perbaikan faktor daya
untuk system tersebut

4. Perawatan dan Perlindungan Kapasitor Daya


Kapasitor Daya yang digunakan untuk perbaikan faktor daya supaya
tahan lama, maka harus dirawat secara rutin dan teratur. Dalam
perawatannya, kapasitor Daya harus ditempatkan pada tempat yang lembab
dan tidak basah yang tidak terlindungi dari debu dan kotoran. Sebelum
melakukan pemeriksaan, maka kapasitor Daya tidak terhubung lagi dengan
sumber listrik. Adapun jenis pemeriksaan yang harus dilakukan yaitu:
a. Pemeriksaan kebocoran.
b. Pemeriksaan kabel dan penyangga kapasitor.
c. Pemeriksaan isolator.
5. Proses Kerja Kapasitor
Kapasitor yang akan digunakan untuk meperbesar pf dipasang paralel
dengan rangkaian beban. Bila rangkaian itu diberi tegangan maka elektron
akan mengalir masuk ke kapasitor. Pada saat kapasitor penuh dengan
muatan elektron maka tegangan akan berubah. Kemudian elektron akan ke
luar dari kapasitor dan mengalir ke dalam rangkaian yang memerlukannya
dengan demikian pada saaat itu kapasitor membangkitkan daya reaktif. Bila
tegangan yang berubah itu kembali normal (tetap) maka kapasitor akan
menyimpan kembali elektron. Pada saat kapasitor mengeluarkan elektron (Ic)
berarti sama juga kapasitor menyuplai daya treaktif ke beban. Karena beban
bersifat induktif (+) sedangkan daya reaktif bersifat kapasitor (-) akibatnya
daya reaktif yang berlaku menjadi kecil.

9
6. Komponen-komponen Kapasitor Daya
a. Main switch / load Break switch
b. Kapasitor Breaker
c. Magnetic Contactor
d. Reactive Power Regulator
e. Setup C/K PFR
E. Penghematan Energi Listrik
1. Pengertian
Energi atau yang lebih kita kenal dengan sebutan Sumber daya energi
adalah sumberdaya alam yang dapat diolah oleh manusia sehingga dapat
digunakan bagi pemenuhankebutuhan energi. Sumber daya energi ini disebut
sumber energi primer, yaitu sumber dayaenergi dalam bentuk apa adanya
yang tersedia di alam.
2. Jenis sumber daya energi:
sumber daya energi dapat dibedakan menjadi :
a. sumber daya energi konvensional
b. sumber daya energi nuklir
c. sumber daya energi terbarukan
3. Penghematan Energi
Penghematan energi atau konservasi energi adalah tindakan mengurangi
jumlah penggunaan energi. Penghematan energi dapat dicapai dengan
penggunaan energi secara efisien dimana manfaat yang sama diperoleh
dengan menggunakan energi lebih sedikit,ataupun dengan mengurangi
konsumsi dan kegiatan yang menggunakan energi. Penghematan energi
dapat menyebabkan berkurangnya biaya, serta meningkatnya nilai
lingkungan,keamanan negara, keamanan pribadi, serta kenyamanan.
Organisasi-organisasi serta perseorangan dapat menghemat biaya dengan
melakukan penghematan energi, sedangkan pengguna komersial dan
industri dapat meningkatkan efisiensi dan keuntungan dengan melakukan
penghematan energy
Penghematan energi dan penggunaan sesuai kebutuhan mutlak
diperlukan. Melihat kondisi bumi yang semakin tua, di iringi dengan
menipisnya persediaan energi yang diperlukanmanusia untuk kehidupan
sehari hari. Hal ini dapat berakibat fatal bagi masa depan apabila energidi
bumi punah begitu saja, tanpa ada penggantinya. Oleh karena itu
penghematan energi sangatlah penting bagi kehidupan kita dimasa
mendatang
4. Cara atau tindakan yang bisa dilakukan untuk menghemat energi dalam
kehidupan sehari-hari
a. Mematikan lampu jika tidak digunakan atau pada siang hari.

10
b. Mengganti lampu dengan yang hemat energi. Mematikan semua
peralatan elektronik jika tidak digunakan.
c. Mematikan kompor jika tidak dipakai dan merawat agar nyala api
sempurna.
d. Menggunakan air secukupnya tidak berlebihan dan mematikan kran air
jika sudah digunakan.
e. Membuat atau mendesain rumah dengan penerangan yang cukup,
sehingga mengurangi penggunaan lampu.
f. Menggunakan kendaraan seperlunya untuk menghemat energi. Mancabut
charger handphone atau saklar saat tidak digunakan untuk menghemat
listrik.
F. Tarif dan Koreksi Faktor Daya
1. Faktor Daya
Merupakan karakteristik dari arus bolak balik (AC : Alternating Current)
yang dapat didefinisikan sebagai rasio dari daya kerja terhadap total daya.
Beberapa hal yang berhubungan dengan arus bolak balik (AC) adalah
sebagai berikut:
a. Real Power yaitu power yang menghasilkan kerja (kW).
b. Available Power yaitu total daya yang digunakan (kVA).
c. Reactive Power yaitu daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan medan
magnet yang di butuhkan untuk mengoperasikan peralatan listrik induktif
(kVAR).
2. Hubungan antara power factor, real factor, available power dan reactive po
Power factor = Real Factor / Available Factor = kW / Kva

Power factor biasanya ditulis sebagai persentase (%) dan bisa juga dalam
decimal

3. Manfaat koreksi faktor daya

11
a. Koreksi faktor daya
Yaitu Sebuah beban dengan power faktor tertulis 1,0 adalah beban yang
paling efisien dari total daya yang tersedia sementara beban untuk power
factor yang tertulis 0,6 adalah beban yang memiliki kerugian tinggi. Hal ini
berpengaruh kepada nilai tagihan listrik dari pemasok daya
b. Cara penerapan Power Factor Correction
Koreksi faktor daya juga di sebut koreksi statis hal ini bisa di
lakukan dengan penambahan kapasitor yang di pasang secara paralel
dengan rangkaian distribusi daya. Pada prinsipnya cara ini adalah
pembatalan arus induktif yang mengalir dari suplai / pemasok daya.
5. Tarif Dasar Listrik
Berdasarkan peraturan presiden Republik Indonesia no.8 tahun 2011,
KUD Tani Mulyo yang berlangganana daya 3300 VA dari PLN termasuk
alam golongan B-1/TR. Untuk golongan ini PLN menerapkan tarif sebesar
Rp. 905/kWh. Untuk pelanggan yang faktor dayanya kurang dari 0,85
diwajibkan pula membayar biaya sebesar Rp. 905/kVAR.
Hal ini bertujuan agar pelanggan memperhatikan penggunaan daya
reaktif dari beban-beban yang digunakan. Jika daya reaktif yang diserap
pelanggan semakin besar maka PLN harus menyalurkan daya total yang
lebih besar.
6. Faktor Daya atau Cos Phi. 
a. Semakin panjang garis kVAR berarti semakin besar pemakaian daya
reaktif. Hal ini berarti dengan semakin panjangnya garis kVAR akan
menyebabkan semakin besar sudut Ø. 
b. Nilai Cosinus dari sudut Ø berbanding terbalik dengan besarnya sudut Ø.
Pada sudut Ø = 0o, nilai Cos Ø adalah = 1, dan pada sudut Ø = 90 o, nilai
Cos Ø adalah 0.
c. Besarnya nilai Cos Ø (Faktor Daya) ada pada nilai 0 sd 1.
7. Langkah-langkah cara menghitung tarif lisrtik
a. Ketahui tarif dasar listrik di tempat tinggalmu
b. Catat semua perabotan elektronik
c. Estimasi konsumsi tarif listrik
d. Hitung tarif listrik dalam sehari
8. Perbaikan faktor daya
Salah satu cara untuk memperbaiki faktor daya adalah dengan
memasang kompensasi kapasitif menggunakan kapasitor pada jaringan
tersebut. Kapasitor adalah komponen listrik yang justru menghasilkan daya
reaktif pada jaringan dimana dia tersambung.
G. Audit Energi Listrik
1. Pengertian

12
Energi audit adalah proses evaluasi pemanfaat energi dan identifikasi
peluang penghematan energi serta rekomendasi peningkatan efisiensi pada
suatu perusahaan. Audit energi diperlukan karena kita memerlukan
penggunaan energi yang terukur, dalam pengelolaan energi kita
mengenal energy accounting yaitu aktivitas untuk merekam dan 
menghubungkan  antara penggunaan energi dan biaya yang dikeluarkan
2. Tujuan Audit Energi Listrik
a. Untuk menentukan cara untuk mengurangi konsumsi energi per unit
output produk atau untuk biaya pengoperasian.
b. Energi audit menyediakan referensi point untuk mengelola energi dalam
organisasi dan juga menyediakan dasar untuk merencanakan lebih
banyak menggunakan energi secara efektif di seluruh organisasi.
3. Jenis-Jenis Audit Energi Listrik
a. Walk-Through Audit (Pengamatan Singkat) Merupakan audit energi
dengan tingkat kegiatan paling rendah, yaitu level 1 (satu).
b. Audit Energi Awal (Preliminary Audit) Audit Energi Awal (AEA) merupakan
level kedua dari tingkat kegiatan audit energi
c. Audit Energi Terinci Audit Energi Terinci (AET) merupakan level ke-tiga
dan tertinggi dalam kegiatan audit energi.
4. Peraturan yang Mengatur Tentang Audit Energi Listrik
a. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2009 tentang
Konservasi Energi.
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2014 tentang
Kebijakan Energi Nasional
c. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2012 tentang Manajemen Energi
H. Prosedur Audit Energi Listrik
1. Pengertian
Audit Energi adalah proses evaluasi pemanfaat energi dan identifikasi
peluang penghematan energi serta rekomendasi peningkatan efisiensi pada
suatu perusahaan. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif,
dan tidak memihak, yang disebut auditor. Tujuannya adalah untuk melakukan
verifikasi bahwa subjek dari audit telah diselesaikan atau berjalan sesuai
dengan standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima.
2. Manfaat Audit Energi
Audit energi akan membantu untuk memahami lebih lanjut tentang cara
energi dan bahan bakar yang digunakan dalam industri apapun dan
membantu dalam mengidentifikasi area dimana limbah dapat terjadi dan
dimana ruang untuk perbaikan ada. Audit energi akan memberikan orientasi
positif terhadap pengurangan biaya energi, pemeliharaan preventif dan
program kontrol kualitas yang penting untuk kegiatan produksi dan utilitas.
13
3. Prosedur Audit Energi

4. Audit Energi Awal


Dilakukan pengumupulan data energy bangunan dengan data yang
tersedia dan tidak memerlukan pengukuran. Data yang dibutuhkan yaitu:
a. Dokumentasi bangunan (denah bangunan, gambar instalasi, diagram
garis tunggal)
b. Pembayaran rekening listrik bulanan
c. Tingkat hunian bangunan (occupancy rate)
5. Audit Energi Terinci
a. Dilakukan apabila nilai IKE lebih besar daripada nilai standar. Dilakukan
apabila alat-alat ukur energi telah tersedia/terpasang lengkap dIsi dalam
gedung terutama yang digunakan untuk mengukur besarnya IKE.
b. Audit energi terinci perlu dilakukan apabila audit energi awal memberikan
gambaran nilai IKE listrik lebih besar dari nilai standar yang ditentukan.
Audit energi terinci untuk mengetahui profil penggunaan energi pada

14
bangunan tersebut sehingga dapat diketahui peralatan pengguna energi
apa saja yang pemakaian energinya cukup besar.
6. Menghitung Besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Listrik
a. Rincian luas bangunan & luas total bangunan (m2).
b. Tingkat pencahayaan ruang (Lux/m2).
c. Daya listrik total yang dibutuhkan (kVA atau kW).
d. Intensitas daya terpasang per m2 peralatan lampu (Watt/m2).
e. Daya listrik terpasang per m2 luas lantai untuk keseluruhan bangunan.
f. Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik bangunan.
g. Biaya energi bangunan.
I. Perhitungan Efisiensi Pemakaian Energi
1. Pengertian Efisiensi Energi Listrik
Efisiensi Energi adalah usaha yang dilakukan dengan tujuan untuk
mengurangi jumlah energi yang dibutuhkan, dalam menggunakan sebuah
peralatan atau bahkan sistem yang berhubungan dengan energi.
2. Baseline Penggunaan Energi
Proses penerapan program efisiensi energi dapat dilakukan apabila telah
ditetapkan baseline angka penggunaan energi. Baseline angka penggunaan
energi adalah garis yang menunjukkan kecenderungan (trend) dari
penggunaan energi terhadap jumlah barang yang diproduksi, dalam hal ini,
yaitu produksi air bersih.

3. Masa Depan Efisiensi Energi


Pemanfaatan energi di masa depan akan sangat bergantung pada dua
faktor dasar yaitu total energi yang dihasilkan (net energy balance) dan total
biaya yang dihasilkan (net revenue). Dua faktor dasar tersebut dapat
digunakan untuk mengklasifikasikan bentuk energi kedalam 4 golongan yang
dirangkum dalam sebuah grafik energi revenue quadrant

15
4. Daya Listrik
Daya ialah banyaknya perubahan energi terhadap waktu dalam besaran
tegangan dan arus. Daya listrik dapat dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Daya nyata P merupakan daya sebenarnya yang dibutuhkan oleh beban-
beban listrik/peralatan rumah tangga. Satuan daya nyata adalah watt (W).
b. Daya reaktif Q adalah daya yang timbul karena adanya pembentukan
medan magnet pada beban-beban induktif. Satuan dari daya reaktif
adalah volt ampere reaktif (VAR).
c. Daya semu merupakan resultan antara daya nyata dan daya reaktif.
Satuan dari daya semu adalah volt ampere (VA).
d. Faktor daya (Cos φ) merupakan suatu konstanta pengali dengan nilai 0
sampai 1, yang menunjukkan seberapa besar daya nyata yang diserap
oleh beban resistif dari daya semu yang ada pada suatu beban total
5. Faktor Beban dan Beban Rata-Rata Sektor Rumah Tangga
Faktor beban adalah penjalbaran penting pada suatu data konsumsi energi
listrik dan berpacu pada rasio konsumsi rata-rata terhadap konsumsi puncak
(peak demand) (Tapajyoti, 2009).

Dimana :

16
dengan:

P = daya Listrik

Cos = faktor daya (0,8)

6. Manfaat Efisiensi Energi


a. Mengurangi polusi udara dan emisi gas rumah kaca (yang dihasilkan
oleh pembangkit listrik yang memberikan energi pada instalasi
pengolahan air minum)
b. Mengurangi biaya-biaya yang berlebih akibat dari konsumsi energi yang
tidak efisien
c. Mendukung pertumbuhan ekonomi dengan memunculkan demand
untuk jasa perencanaan dan pengaplikasian energi efisiensi pada pasar
(memunculkan lapangan pekerjaan baru dan mengembangkan pasar)
d. Merupakan contoh kepemimpinan yang baik dengan menunjukan
keterampilan pengelolaan instalasi dalam hal menjalankan dan menjaga
program efisiensi energi
e. Meningkatkan kehandalan dalam menjaga penyediaan energi daerah
(karena supply lenergi digunakan secara efisien) serta dalam
penyediaan air (meningkatkan dan menjaga kontinuitas persen distribusi
air produksi, karena tidak digunakan untuk penggunaan yang tidak
perlu).
f. Memperpanjang usia pakai dari infrastruktur dan terutama peralatan
elektronikal
g. Menjaga kesehatan public dari polusi air dan udara yang bersumber dari
instalasi pembangkit listrik. Energi efisiensi juga dapat meningkatkan
kinerja proses pengolahan, mengurangi resiko kegagalan pengolahan,
sehingga menurunkan resiko adanya penyakit bawaan air.

J. Kualitas Daya Listrik


1. Pengertian

17
Kualitas daya listrik merupakan suatu konsep yang memberikan
gambaran tentang baik atau buruknya mutu daya listrik akibat adanya
beberapa jenis gangguan yang terjadi pada sistem kelistrikan.
2. Jenis – Jenis Permasalahan Kualitas Daya Listrik
a. Gejala Peralihan (Transient)
b. Gejala Perubahan Tegangan Durasi Pendek
c. Gejala Perubahan Tegangan Durasi Panjang
d. Ketidakseimbangan Tegangan
e. Distorsi Gelombang
f. Fluktuasi Tegangan
g. Gejala Perubahan Frekuensi Daya
3. Monitoring dan Pengukuran Kualitas Daya
Monitoring atau pemantauan kualitas daya adalah proses pengumpulan
dan pengambilan data, menganalisis, dan menginterpretasikan data
pengukuran tersebut menjadi suatu informasi yang bermanfaat. Program
monitoring kualitas daya dilakukan karena adanya permintaan untuk
meningkatkan kinerja kualitas sistem daya menjadi lebih baik.
4. Tujuan Monitoring Kualitas Daya
a. Monitoring untuk mengetahui kinerja sistem.
b. Monitoring untuk menjelaskan masalah-masalah tertentu.
c. Monitoring sebagai bagian pelayanan kualitas daya yang sempurna.
d. Monitoring untuk memprediksi waktu pemeliharaan peralatan
5. Identifikasi Permasalahan Kualitas Daya Listrik
a. Permasalahan alami, seperti kegagalan peralatan, kesalahan fungsi dari
sistem kendali dan peralatan
b. Karakteristik dari beberapa peralatan yang sensitif terhadap
permasalahan kualitas daya
c. Kapan terjadinya suatu kegagalan dalam sistem tenaga listrik
d. Terjadinya permasalahan atau kegagalan operasi dalam suatu waktu
yang sama
e. Sumber – sumber yang dapat menyebabkan variabel pada kualitas
daya, seperti starting motor, switching kapasitor, penggunaan peralatan
elektronika daya, peralatan yang menghasilkan busur api
f. Kondisi peralatan tenaga listrik yang terpasang
g. Data sistem tenaga listrik, seperti diagram single line, ukuran dan
impedansi transformator, dan informasi beban listrik.
6. Pemilihan Lokasi Pengukuran
a. Monitoring harus dilakukan pada lokasi di mana layanan listrik pada
pelanggan dimulai, yaitu mencakup bagian sisi sekunder transformator
step-down pemasok energi listrik pelanggan. Data yang disurvey dan
yang kumpulkan adalah berupa karakteristik variasi pembebanan dan
18
tingkat distorsi harmonis yang terjadi. Pemantauan dan monitoring pada
sisi transformator sebagai pintu masuk energi listrik pada pelanggan
mempunyai keuntungan yaitu dengan hanya satu titik lokasi dapat
mengetahui karakteristik sistem daya pada sisi pelanggan dan memiliki
biaya yang rendah. Selain itu, dapat memberikan informasi mengenai
asal-usul dari gangguan yang terjadi, yaitu pada sisi pengguna atau sisi
meter pelanggan.
b. Aspek penting lain dari pemilihan lokasi monitoring adalah ketika suatu
permasalahan kualitas daya secara khusus mempengaruhi terhadap
peralatan- peralatan yang sensitif terhadap perubahan, sehingga lokasi
pengukuran dan pemantauan harus dilakukan sedekat mungkin dari
peralatan-peralatan tersebut.

19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Prinsip-Prinsip Manajemen
Berikut prinsip-prinsip dasar manajemen energi :
a. Perencanaan/ Planning
b. Pengorganisasian / Organizing
c. Pengarahan / Directing
d. Pengendalian/ controlling
2. Perencanaan Manajemen Energi
Manajemen energi listrik adalah pengendalian penggunaan energi listrik
atau bentuk lain dengan mengurangi atau mengoptimalkan jumlah
pemaikaian dan tingkat penggunaan (permintaan) energi tersebut,
3. Analisis Kapasitas Beban Terpasang
Daya listrik atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Electrical Power
adalah jumlah energi yang diserap atau dihasilkan dalam sebuah
sirkuit/rangkaian
4. Analisis Pemasangan Kapasitor Daya
Kapasitor Daya adalah peralatan elektrik untuk meningkatkan power
factor (PF), yang akan mempengaruhi besarnya arus (Ampere) an dipasang
pararel pada rangkaian beban.
5. Penghematan Energi Listrik
Penghematan energi atau konservasi energi adalah tindakan mengurangi
jumlah penggunaan energi. Penghematan energi dapat dicapai dengan
penggunaan energi secara efisien dimana manfaat yang sama diperoleh
dengan menggunakan energi lebih sedikit,ataupun dengan mengurangi
konsumsi dan kegiatan yang menggunakan energi.
6. Tarif dan Koreksi Faktor Daya
Faktor Daya
Merupakan karakteristik dari arus bolak balik (AC : Alternating Current)
yang dapat didefinisikan sebagai rasio dari daya kerja terhadap total daya.
Beberapa hal yang berhubungan dengan arus bolak balik (AC) adalah
sebagai berikut:
a. Real Power yaitu power yang menghasilkan kerja (kW).
b. Available Power yaitu total daya yang digunakan (kVA).
c. Reactive Power yaitu daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan medan
magnet yang di butuhkan untuk mengoperasikan peralatan listrik induktif
(kVAR).

20
7. Audit Energi Listrik
Energi audit adalah proses evaluasi pemanfaat energi dan identifikasi
peluang penghematan energi serta rekomendasi peningkatan efisiensi pada
suatu perusahaan. Audit energi diperlukan karena kita memerlukan
penggunaan energi yang terukur, dalam pengelolaan energi kita
mengenal energy accounting yaitu aktivitas untuk merekam dan 
menghubungkan  antara penggunaan energi dan biaya yang dikeluarkan
8. Prosedur Audit Energi Listrik

9. Perhitungan Efisiensi Pemakaian Energi


Efisiensi Energi adalah usaha yang dilakukan dengan tujuan untuk
mengurangi jumlah energi yang dibutuhkan, dalam menggunakan sebuah
peralatan atau bahkan sistem yang berhubungan dengan energi.
10. Kualitas Daya Listrik
Kualitas daya listrik merupakan suatu konsep yang memberikan
gambaran tentang baik atau buruknya mutu daya listrik akibat adanya
beberapa jenis gangguan yang terjadi pada sistem kelistrikan.
B. Saran
Isi makalah ini sangat sederhana sehingga hanya cocok untuk dijadikan bahan
bacaan saja bukan sebagai referensi.

21

Anda mungkin juga menyukai