Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN AUDIT ENERGI ALAT PENUKAR KALOR

(HEAT EXCHANGER)
Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Audit Energi

Oleh:
Fajar Ramadhan NIM: 151734009

Dosen : Ir. Conny Kurniawan. W, M.Eng., Ph.D.

PROGRAM STUDI DIV TEKNIK KONSERVASI ENERGI


JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2018
ALAT PENUKAR KALOR (HEAT EXCHANGER)

1. Definisi Teknologi Alat Penukar Kalor (Heat Exhanger)


Heat exchanger adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mentransfer energi
panas (entalpi) antara dua atau lebih fluida dimana fluida tersebut tidak
bercampur, pada temperatur yang berbeda serta terjadi kontak termal. Lebih
lanjut, heat exchanger dapat pula berfungsi sebagai alat pembuang panas, alat
sterilisasi, pesteurisasi, pemisahan campuran, distilisasi (pemurnian, ekstraksi),
pembentukan konsentrat, kristalisasi, atau juga untuk mengontrol sebuah proses
fluida.

Satu bagian terpenting dari heat exchanger adalah permukaan kontak panas.
Pada permukaan inilah terjadi perpindahan panas dari satu zat ke zat yang lain.
Semakin luas bidang kontak total yang dimiliki oleh heat exchanger tersebut,
maka akan semakin tinggi nilai efisiensi perpindahan panasnya. Pada kondisi
tertentu, ada satu komponen tambahan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan luas total bidang kontak perpindahan panas ini. Komponen
tersebut adalah sirip.

2. Proses dari Teknologi Alat Penukar Kalor (Heat Exchanger)

Heat Exchanger tipe double pipe, terdiri dari 2 pipa yang dialiri Fluida
Freon R12, material yang digunakan sebagai bahan pipa adalah tembaga
dengan konduktivitas 385,066 W/m˚C pada temperatur 76,1˚F

Fluida 1 Freon R12 Cair masuk melalui pipe 1 dengan flow rate (ṁ),
temperatur (T), dan tekanan (P)
Fluida 2 Freon R12 uap masuk melalui pipe 2 dengan flow rate (ṁ),
temperatur (T), dan tekanan (P)

Aliran Fluida 1 Freon R12 cair memiliki karakteristik densitas (𝜌)


1304,972 kg/m3, konduktivitas (k) 0,08744 W/m˚C, viskositas (μ) 2,6 x 10-
4
kg/m.s, kapasitas panas spesifik (Cp) 1088,568 J/kg˚C, Pradl number (Pr)
3,2368. Data karakteristik ini diambil dari tabel R12 cair dengan parameter
acuan temperatur film yang didapat dari rata-rata temperatur masuk dan
keluar fluida(Tf).

Aliran Fluida 1 Freon R12 uap memiliki karakteristik densitas (𝜌)


1304,972 kg/m3, konduktivitas (k) 0,08744 W/m˚C, viskositas (μ) 2,6 x 10-
4
kg/m.s, kapasitas panas spesifik (Cp) 1088,568 J/kg˚C, bilangan Pradl
(Pr) 3,2368. Data karakteristik ini diambil dari tabel R12 uap dengan
parameter acuan temperatur film yang didapat dari rata-rata temperatur
masuk dan keluar fluida(Tf).

Analisis aliran Fluida dengan mencari bilangan Reynold untuk Fluida 1 dan
Fluida 2 sehingga didapat hasil Fluida 1 Freon R12 cair mengalir dalam
pipa dengan aliran transisi dan Fluida 2 Freon R12 uap mengalir dengan
aliran laminer

Dimensi dari pipa pipa pada Heat Exchanger


Ø 7 mm Ø 10 mm

750 mm
Aliran fluida yang ada di Heat Exchanger ini adalah lawan arah atau counter flow.

Fluida 2 in

Fluida 1 in Fluida 1 out

Fluida 2 out

Gambar 1. Aliran lawan arah

Gambar 2. Profil temperatur pada aliran lawan arah

Fluida 1 Freon R12 Cair mengalir melalui pipa 1 dengan flow rate (ṁ),
temperatur (T), dan tekanan (P) kemudian mentransfer kalor sebesar Q1 dan
diterima oleh Fluida 2 Freon R12 Uap yang mengalir melalui pipa 2 dengan
flow rate (ṁ), temperatur (T), dan tekanan (P) kalor yang diterima sebesar
Q2.
Proses yang mempengaruhi transfer kalor yaitu pengaruh dari Fouling Factor, Fouling
pembentukan lapisan deposit pada permukaan perpindahan panas dari bahan atau senyawa yang
tidak diinginkan. Bahan atau senyawa itu berupa kristal, sedimen, senyawa biologi, produk reaksi
kimia, ataupun korosi.
Pembentukan lapisan deposit (Fouling) ini akan terus berkembang selama alat penukar kalor
dioperasikan. Akumulasi deposit pada permukaan alat penukar kalor menimbulkan kenaikan
pressure drop dan menurunkan efisiensi perpindahan panas.
Pressure Drop
Presurre drop (△P) untuk masing-masing aliran tidak boleh melebihi batas yang ditetapkan atau
tergantung dari sistem atau alat penggerak media yang digunakan. Kriteria pressure drop
tersebut adalah:
- Maksimal 10 psi untuk aliran liquida
- Maksimal 1,5-2 psi untuk aliran gas atau uap.
Effect of fouling on pressure drop
Fluida 1 Freon R12 Cair keluar melalui pipe 1 dengan flow rate (ṁ),
temperatur (T), dan tekanan (P)

Fluida 2 Freon R12 uap keluar melalui pipe 2 dengan flow rate (ṁ),
temperatur (T), dan tekanan (P)

3. Neraca Massa dan Energi

Fluida 2 inlet R12 Uap


TF7 = 22˚C, P, ṁ = 1,15 x 10-3 kg/s

Fluida 1 outlet R12 Cair Fluida 1 outlet R12 Cair


TF3= 31˚C, P, ṁ = 0,0435 kg/s TF4= 22˚C, P, ṁ = 0,0435 kg/s
Heat Exchanger

Fluida 2 outlet R12 Uap


TF8 = 23˚C, P, ṁ = 1,15 x 10-3 kg/s
PERSAMAAN - PERSAMAAN PADA ALAT PENUKAR PANAS (HEAT
EXCHANGER) DOUBLE PIPE

𝜇 . 𝐶𝑝
Pr = ...(i)
𝑘

Keterangan :
Pr = Bilangan Pradl
μ = Viskositas (kg/m.s)

Cp = Kapasitas Panas (J/kg ˚C)

k = Konduktivitas Panas (W/m˚C)

𝜌 . 𝐷𝑖 . 𝑣
Red = ...(ii)
𝜇

Keterangan :
Red = Bilangan Reynold

𝜌 = Massa Jenis (kg/m3)


Di = Diameter Pipa (m)
V = Kecepatan (m/s)

Bilangan Reynold digunakan untuk mentukan jenis aliran dari suatu fluida yang
mengalir di dalam pipa, apabila bilangan Reynold di bawah 2000 maka jenis
alirannya Laminer, apabila bilangan Reynold diantara 2000 dan 4000 maka jenis
alirannya Transisi, dan apabila bilangan Reynoldnya di atas 4000 maka jenis
alirannya Turbulen.

𝐷𝑖
Nud = 0,036 Red0,8 Pr1/3 ( 𝐿 )0,055 ...(iii)

Keterangan :
Nud = Bilangan Nusselt
L = Panjang Pipa (m)
Bilangan Nusselt adalah rasio pindah panas konveksi dan konduksi normal
terhadap batas dalam kasus pindah panas pada permukaan fluida.

𝑁𝑢𝑑 . 𝑘
hi = ...(iv)
𝐷𝑖

Keterangan :

hi = Koefisien Perpindahan Panas (W/m2˚C)

Koefisien pindah panas digunakan dalam perhitungan pindah panas konveksi atau
perubahan fase antara cair dan padat.

Ai = 𝞹 Di L ...(v)
Keterangan :
Ai = Luas Permukaan Bidang (m2)

Luas Permukaan Bidang perpindahan panas mempengaruhi cepat atau lambatnya


perpindahan panas, semakin besar luasnya maka semakin cepat pula perpindahan
panasnya.

1
Ui = 𝑟𝑜 ...(vi)
1 𝐴𝑖 . 𝑙𝑛( 𝑟𝑖 ) 𝐴𝑖
ℎ𝑖
+ 2𝜋𝑘𝐿 +𝐴𝑜 . ℎ𝑜

1
Uo = 𝑟𝑜 ...(vii)
1 𝐴𝑜 . 𝑙𝑛( 𝑟𝑖 ) 𝐴𝑜
ℎ𝑜
+ 2𝜋𝑘𝐿
+𝐴𝑖 . ℎ𝑜

Qi = Ui x Ai x ∆t LMTD ...(viii)
Qo = Uo x Ao x ∆t LMTD ...(ix)

C = ṁ x Cp ...(x)
𝐶𝑚𝑖𝑛
C = 𝐶𝑚𝑎𝑥 ...(xi)
𝑈𝑜 𝑥 𝐴𝑜
NTU = ...(xii)
𝐶𝑚𝑖𝑛

ᵋ =
1−exp(−𝑁𝑇𝑈(1+𝐶)
1−𝐶 exp(−𝑁𝑇𝑈(1+𝐶)
...(xiii)
DATA AUDIT ENERGI ALAT PENUKAR KALOR (HEAT EXCHANGER)
DOUBLE PIPE

Temperatur di Pipa 1 Temperatur di Pipa 2


ṁ (kg/s) Rho (kg/m3)
Waktu (˚C) (˚C)
Tf3 Tf4 Tf7 Tf8 Fuida 1 Fluida 2 Fuida 1 Fluida 2

k (W/m˚C) Cp (J/kg˚C) Pr Red Nud


Fuida Fluida Fuida Fluida Fuida Fluida Fuida Fluida Fuida Fluida
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
hi ho Ai Ai k material Ui Uo
∆t LMTD
(W/m2˚C) (W/m2˚C) (m2) (m2) (W/m˚C) (W/m2˚C) (W/m2˚C)

F1 (L/min) C fluid C fluid 2


NTU Efektivitas (%)
1(J/kg˚C) (J/kg˚C)
LAMPIRAN

Gambar 3. Single Line Diagram Proses Refrigerasi

Anda mungkin juga menyukai