Anda di halaman 1dari 24

RANCANG BANGUN SISTEM PROTEKSI PLTS PORTABLE 50 WP

TYPE POLYCRYSTALLINE DI LAB. EBT

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Digunakan Sebagai Salah Satu Persyaratan


Memperoleh Gelar Ahli Madya Teknik

Oleh :
Alex Sandi
NIM. 2031120110
Stanley Stevenson
NIM. 2031120098

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2022
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah...............................................................................................2
1.3 Tujuan penulisan................................................................................................3
1.4 Batasan masalah....................................................................................................3
1.5 Sistematika bahasan/penulisan...............................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................5
2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Surya......................................................................5
2.2 Panel Surya.........................................................................................................5
2.3 Jenis-jenis panel surya........................................................................................6
2.4 Effisiensi Panel Surya........................................................................................7
2.5 Konfigurasi PLTS OFF-Grid..............................................................................8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................................9
3.1. Waktu dan Tempat Pembuatan...........................................................................9
3.2. Metode Pengambilan Data..................................................................................9
3.3 Flowchart Flow Chart Pengerjaan Laporan Akhir..............................................10
3.4 Blok Diagram Sistem Proteksi............................................................................13
3.5 Desain Konstruksi PLTS Portable type Polycrystalline 50 WP...........................14
3.6 Alat dan Bahan....................................................................................................14
3.7 Pemilihan Komponen Sistem Proteksi.................................................................15
3.8 Solar charger controller (SCC)............................................................................15
3.9 DC Coupling........................................................................................................15
3.10 Baterai / aki........................................................................................................15
3.11 Surge Protection Device (SPD).........................................................................16
3.12 Miniature Circuit Breaker (MCB) DC..............................................................16
3.13 Elektroda Rod....................................................................................................17
3.14 Alat ukur............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Flow Chart Pengerjaan Laporan Akhir.............................................10
Gambar 3. 2 Diagram Alir Pengerjaan Laporan Akhir..........................................11
Gambar 3. 3 Diagram Blok Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya.................13
Gambar 3. 4 Desain Konstruksi PLTS Portable 50 WP........................................14
Gambar 3. 5 Surge Protection Device....................................................................16
Gambar 3. 6 MCB DC...........................................................................................17
Gambar 3. 7 Clamp Meter......................................................................................18
Gambar 3. 8 Solar Power Meter.............................................................................19
Gambar 3. 9 Earth Tester....................................................................................... 19

iii
DAFTAR
Tabel 3. 1 Spesifikasi Komponen Proteksi.......................................................................14

iv
BAB
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada zaman sekarang kebutuhan listrik semakin meningkat seiring dengan
kemajuan teknologi. Ketersediaan sumber energi merupakan salah satu
kebutuhan pokok yang dapat menunjang dalam berbagai kebutuhan
diberbagai aspek. Pemanfaatan energi alternatif sangat diperlukan untuk
mengatasi permasalahan ketersediaan sumber energi, salah satunya yaitu
penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Penerapan pemanfaatan energi
alternatif sudah dapat dilihat diberbagai aspek kehidupan seperti, kampus,
rumah tinggal, sarana prasarana umum, sektor pariwisata, dan masih banyak
lagi (Latif, 2016).
Terdapat beberapa energi alam sebagai energi terbarukan yang bersih,
tidak berpolusi aman dan persediaannya tidak terbatas yang dikenal dengan
energi terbarukan, Seperti PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya). Energi
panas matahari sangat melimpah didaerah yang memiliki iklim tropis seperti
di Indonesia yang selalu disinari Matahari sepanjang tahun sampai akhir
zaman. Hal itu menjadi sumber energi yang sangat berpotensi untuk
dikembangkan (Dzulfikara D dan Brotob W, 2016).
Energi merupakan kebutuhan utama sepanjang peradaban hidup manusia.
Peningkatan kebutuhan energi dapat menjadi indikator peningkatan
kemakmuran, namun pada saat yang sama menimbulkan masalah dalam
usaha peyediaannya. Dengan semakin banyak menipisnya cadangan minyak
bumi di Indonesia, pemanfaatan energi alternatif nonfosil harus ditingkatkan.
Untuk kebutuhan energi fosil di Indonesia saat ini meningkat setiap
tahunnya. Demi menyiasati cadangan energi fosil, Indonesia perlu
mengembangkan energi terbarukan yang diolah secara berkelanjutan dengan
ramah lingkungan. Apalagi melihat dari segi potensi sumber energi
terbarukan yang dimiliki oleh Indonesia, pemerintah saat ini sesungguhnya
sangat mendorong pengembangan energi terbarukan. Energi konvensional
yang berasal dari cadangan fosil tidaklah kekal, pastinya akan habis pada
saatnya nanti serta dampak yang ditimbulkan sangatlah berbahaya untuk
lingkungan contohnya seperti, polusi dan pemanasan global.
System fotovoltaik atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
mengubah energi elektromagnetik dari sinar matahari menjadi energi listrik.
Pembangkit listrik berbasis energi terbarukan ini merupakan salah satu sulosi
yang direkomendasikan untuk listrik di daerah terbarukan ini merupakan
salah satu solusi yang direkomendasikan untuk listrik di daerah terpencil
dimana sinar mataharinya melimpah dan bahan bakar sulit di dapat dan relatif
mahal. Alasan utama menggunakan teknologi fotovoltaik ini adalah Sebagai
sumber energi yang melimpah dan tanpa biaya, sumber energi tersedia di
tempat dan

1
2

tidak perlu diangkut, biaya pengoprasian dan pemeliharaan sistem PLTS


yang relatif kecil, tidak perlu pemeliharaan yang sering dan dapat dilakukan
oleh operator setempat yang terlatih, ramah lingkungan, tidak ada emisi gas
dan limbah cair atau padat yang berbahaya. Sistem PLTS terbagi menjadi dua
tipe yaitu on-grid dan off-grid. Sesuai dengan perencanaan, maka sistem yang
digunakan dalam perancangan PLTS ini adalah off-grid. Sistem ini berarti
tidak terhubung ke jaringan listrik dan sistem ini hanya mengandalkan energi
matahari sebagai satu satunya sumber energi listrik yang bisa disebut juga
sistem independen. sistem tenaga surya off-grid harus dirancang dengan baik
sehingga akan menghasilkan daya yang cukup sepanjang tahun bahkan
selama musim hujan dan memiliki kapasitas batrai yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga. Tingginya biaya baterai dan inverter
berarti sistem off-grid jauh lebih mahal dibandingkan on-grid dan biasanya
hanya diperlukan di daerah terpencil saja yang jauh dari jaringan listrik.
Namun seiring dengan penurunan biaya baterai, ada trend penggunaan sistem
off-grid bahkan di kota besar.
Untuk mewujudkan hal tersebut, maka Mahasiswa Politeknik Negeri
Malang Program Diploma – III untuk memenuhi Tugas Akhir akan
melakukan survei pada Gedung AL di Politeknik Negeri Malang dan judul
penelitian yaitu “Rancang Bangun Sistem Proteksi PLTS portable 50 wp
Polycrystalline di Lab Energi Baru Terbarukan Gedung AL Politeknik
Negeri Malang” Untuk itu perlu mengadakan adanya pengkajian dan kendala
pemanfaatan energi alternatif panas bumi tersebut, agar kedepannya energi
listrik selama ini yang didominasi oleh minyak bumi dapat dikurangi dengan
memanfaatkan energi alternatif yang melimpah di bumi. Sebagai tujuan dari
penelitian ini, adalah untuk membantu mengadakan sumber energi listrik
skala kecil dengan memanfaatkan energi alternatif panas bumi sebagai
Pembangkit Listrik Tenaga Surya.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah penelitian yang
dilakukan antara lain :
1. Bagaimana desain dan sistem proteksi PLTS portable 50 WP
Policrystalline?
2. Bagaimana menentukan jenis dan kapasitas komponen sistem proteksi
PLTS portable 50 WP Policrystalline?
3. Bagaimana kinerja sistem proteksi PLTS portable 50 WP Policrystalline?
3

1.3 Tujuan penulisan


1. Untuk mendesain dan merancang sistem proteksi PLTS portable 50 WP
Policrystalline .
2. Untuk mengetahui jenis dan kapasitas komponen sistem proteksi PLTS
portable 50 WP Policrystalline .
3. Untuk mengetahui kinerja sistem proteksi PLTS portable 50 WP
Policrystalline .

1.4 Batasan masalah


Agar pembahasan ini lebih terarah sesuai dengan rumusan masalah yang
bertujuan menghindari luasnya pembahasan dan kerancuan ataupun
kesimpangsiuran, maka penulis akan membatasi masalah pada hal – hal
berikut:
1. Penulis hanya menggunakan PV yaitu type Policrystalline dengan
kapasitas total 50 WP.
2. Penulis melakukan pengamatan tegangan DC, arus DC dan suhu
permukaan panel surya Policrystalline.
3. Penulis tidak menggunakan inverter.
4. Penulis tidak membahas secara detail secara Real Time
4. Penulis hanya membahas sistem proteksi PLTS portable 50 WP
Policrystalline .

1.5 Sistematika bahasan/penulisan


Sistematika penulisan alam penelitian ini disusun sebagai berikut
: BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitan, pembatasan masalah, manfaat penelitian serta
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi mengenai informasi dari jurnal dan penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan topik yang dibahas pada
penelitian ini.
4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Bab ini menjelaskan variabel penelitian, metode pengumpulan
data, waktu dan tempat penelitian, dan prosedur analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada bagian ini berisi analisis dari pengolahan data dan
pembahasan mengenai Rancang Bangun sistem proteksi PLTS
portable 50 WP Policrystalline .

BAB V KESIMPULAN
Pada bab ini berisikan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Surya
PLTS merupakan suatu pembangkit listrik yang menggunakan sinar
matahari melalui sel surya (photovoltaic) untuk mengkonversikan radiasi sinar
foton matahari menjadi energi listrik. Cara kerja PLTS sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu faktor lingkungan, faktor temperature, faktor
kondisi cuaca lingkungan dan faktor Intensitas cahaya matahari. (I.W.G.A
Anggara, 2014).
Sel Surya yang mendapat penyinaran sinar matahari merupakan salah satu
sumber energi yang sangat menjanjikan. Dalam keadaan puncak atau saat
posisi matahari tegak lurus, sinar matahari yang jatuh di permukaan sel surya
seluas satu meter persegi akan mampu menghasilkan energy listrik 900 hingga
1000 Watt ( Jatmiko, 2011). Sel surya merupakan lapisan-lapisan tipis dari
bahan semikonduktor silikon (Si) murni, dan bahan semikonduktor lainnya.
PLTS memanfaatkan cahaya matahari untuk menghasilkan listrik DC, yang
dapat diubah menjadi listrik AC melalui inverter apabila diperlukan, oleh
karena itu meskipun cuaca mendung, selama masih terdapat cahaya, maka
PLTS tetap dapat menghasilkan listrik.
PLTS pada dasarnya merupakan pencatu daya, dan dapat dirancang untuk
mencatu kebutuhan listrik yang kecil sampai dengan besar, baik secara
mandiri maupun hybrid (dikombinasikan dengan sumber energi lain), baik
dengan metode desentralisasi (satu rumah satu pembangkit) maupun dengan
metode sentralisasi (listrik didistribusikan dengan jaringan kabel). PLTS
merupakan sumber energi terbarukan, dimanasinar matahari sebagai sumber
energi yang tidak ada habisnya, selain itu PLTS merupakan pembangkit listrik
yang ramah lingkungan tanpa ada bagian yang berputar, tidak menimbulkan
kebisingan, dan tanpa mengeluarkan gas buangan atau limbah ( Johar
Pradityo, 2015).

2.2 Panel Surya


Panel surya adalah suatu perangkat yang terdiri dari kumpulan sel surya
yang berfungsi untuk menyerap sinar matahari dan mengubahnya menjadi
energi listrik. Sel-sel surya umumnya tersusun dalam pola seperti kisi-kisi
pada permukaan panel surya.
Tak hanya itu, panel surya adalah perangkat yang dapat digambarkan
sebagai satu set modul photovoltaic yang merupakan rakitan sel surya yang
saling terhubung dan kemudian dipasang pada struktur yang mendukung.
Teknologi photovoltaic sendiri mulanya diperkenalkan pada tahun 1839
oleh seorang ahli fisika asal Perancis bernama Alexandre Edmond Becquerel
melalui percobaan penyinaran dengan dua elektroda serta menggunakan

5
6

selenium untuk menghasilkan energi listrik. Hasil percobaan menunjukkan


bahwa energi cahaya dapat diubah menjadi energi listrik.
Hasil penelitian tersebut dikembangkan salah satunya oleh Albert Einstein
pada tahun 1904 melalui percobaan efek fotolistrik. Namun teknologi panel
surya yang digunakan sampai saat ini merupakan hasil penelitian dari Russel
Ohl pada tahun 1941.

2.3 Jenis-jenis panel surya


Panel surya mempunyai beberapa jenis yang bisa didapatkan di pasaran.
Pemilihan Solar cell dapat disesuaikan dengan penggunaannya. Hal ini
disebabkan karena solar cell memiliki beberapa kelebihan dan kekurangannya
masing-masing di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Monocrystalline
Jenis sel surya Monocrystalline merupakan salah satu jenis yang
paling banyak digunakan dengan keunggulan yang dimiliki. Sel surya ini
terbuat dari silikon yang mengalami pengirisan tipis-tipis dengan
menggunakan teknologi mesin. Irisan dapat menjadi lebih tipis dan juga
karakteristiknya identik karena penggunaan mesin potong ini.

Gambar 2. 1 Panel Surya Monocrystalline

(sumber : watunned.com)

b. Polycrystalline
Bahan Polycrystalline adalah padatan yang terdiri dari banyak
kristal silikon (butiran) dengan ukuran bervariasi mulai dari nanometer
hingga milimeter sehingga disebut sebagai panel surya multikristal.
Butiran ini memiliki orientasi kristalografi acak. Teknik produksinya
dengan melelehkan dan mencampur beberapa fragmen mentah silikon
bersama- sama dalam cetakan persegi dan mendinginkannya untuk
membentuk wafer.
7

Terbuat dari hasil peleburan beberapa batang kristal silicon yang


dileburkan kemudian dituang dalam cetakan yang umumnya berbentuk
persegi dan memiliki bentuk susunan kristal acak. Tipe panel surya
polycrystalline memiliki tingkat efisiensi sebesar 13% hingga 16% karena
Kemurnian kristal silikon polycrystalline tidak setinggi monocrystalline
dan sel surya yang dihasilkan tidak identik antara satu dengan yang
lainnya.
Panel surya jenis polycrystalline ini memiliki keunggulan dalam
segi ekonomi karena harganya lebih ekonomis dan pembuatannya lebih
mudah sehingga sel surya jenis polycrystalline juga banyak dikomersilkan
untuk masyarakat karena keunggulan yang dimilikinya. Agar dapat
menghasilkan energi yang sama dengan tipe monocrystalline, maka
membutuhkan area yang luas. Kelebihan lain dari panel surya
polycrystalline ini yaitu akan tetap dapat menghasilkan energi listrik walau
sedang dalam keadaan mendung dan biaya investasi pembuatan PLTS
lebih rendah bila dibandingkan penggunaan panel surya monocrystalline

Gambar 2. 2 Panel Surya Polycrystalline

(sumber : https://panelsuryajakarta.com/)

2.4 Effisiensi Panel Surya


Efisiensi panel surya merupakan rasio output listrik dari panel surya untuk
untuk energi dalam bentuk sinar matahari. Adapun efisiensi konversi energi
dari sel surya adalah presentase energi surya untuk sel yang terkena tidak
diubah menjadi energi listrik. Sebuah sel surya beroperasi atas tegangan dan
arus. Dengan peningkatan beban resistif pada sel iradiasi dari nol ke yang
tertinggi. Berikut adalah rumus efisiensi sel surya.
8

Keterangan :

𝑉𝑜𝑐 : Tegangan rangkaian terbuka (V)

𝐼𝑠𝑐 : Arus hubung singkat ( )

: Fill Factor

𝑃𝑖𝑛 : Power Input (𝑊𝑎𝑡𝑡)

2.5 Konfigurasi PLTS OFF-Grid

Sistem Off-grid adalah sistem kelistrikan yang tidak terhubung dengan


jaringan listrik umum. Suatu PLTS off-grid yang dikelola secara komunal
atau yang sering disebut sistem PLTS berdiri sendiri (stand-alone),
beroperasi secara indenpenden tanpa terhubung dengan jaringan PLN.
Sistem ini membutuhkan baterai untuk menyimpan energi listrik yang
dihasilkan di siang hari untuk memenuhi kebutuhan listrik dimalam hari.

Konfigurasi kerja yang umum diimplementasikan dalam PLTS off-grid


ada 2 (dua) sistem yaitu berbasis DC coupling dan AC coupling. Istilah
coupling berdasarkan hubungan titik ke titik koneksinya. Umumnya, sistem
PLTS off-grid terdiri dari dua bagian kelistrikan yang berbeda yaitu sisi arus
bolak- balik (arus AC) dan sisi arus searah (arus DC). Ketika sistem PLTS
off- grid menerapkan penggunaan fungsi cadangan baterai, ada dua titik
koneksi yang dapat dibuat dari keluaran array modul surya. Array dapat
terkoneksi ke sisi AC atau sisi DC dari sistem kelistrikan PLTS.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Pembuatan


Adapun waktu dan tempat pelaksanaan perakitan alat dan
penelitian Rancang Bangun Sistem Proteksi Pembangkit Listrik Tenaga
Surya Portable 50 WP Polycrystalline di Laboratorium Energi Terbarukan
Gedung AL Politeknik Negeri Malang.

3.2. Metode Pengambilan Data


3.2.1 Pengambilan Data
Pada pengambilan data ini bertujuan untuk mengetahui kinerja
sistem proteksi pada rangkaian sudah sesuai dengan yang diinginkan yaitu
dapat memproteksi komponen – komponen diatas alat proteksi dan
dibawahnya.

3.2.2 Observasi
Observasi merupakan suatu tindakan dengan cara melakukan penelitian
lapangan dan pengambilan data di tempat sebenarnya yang diperlukan
dalam menganalisis dan penyelesaian agar lebih mengetahui masalah yang
sebenarnya terjadi. Observasi ini dilakukan di Laboratorium Renewable
Energy Politeknik Negeri Malang.
3.2.3 Konsultasi
Konsultasi dengan dosen pembimbing atau dosen yang berkompeten
dalam ranah energi terbarukan di Politeknik Negeri Malang untuk
menunjang langkah penelitian yang akan dilaksanakan mengenai PLTS
Portable 50 WP sistem off – Grid type polycrystalline.

9
1

3.2.4 Pengukuran
Pengukuran ini dilakukan penulis untuk mendapatkan data – data
yang mendukung untuk pengerjaan Tugas Akhir ini. Data yang
diperlukan antara lain :
1. Data besar arus dari output photovoltaic Polycrystalline.
2. Data besar arus dari beban lampu dan kipas DC.
3. Data besar arus (untuk SPD)
3.2.5 Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan penulis untuk menyediakan dokumen-
dokumen dengan menggunakan bukti berupa foro maupun video yang
berfungsi sebagai media untuk memaparkan sebuah data atau hasil
semakin jelas.
3.3 Flowchart Flow Chart Pengerjaan Laporan Akhir

Gambar 3. 1 Flow Chart Pengerjaan Laporan Akhir


1

Gambar 3. 2 Diagram Alir Pengerjaan Laporan Akhir

Berikut ini adalah penjelasan diagram alir pengerjaan, perancangan serta perakitan
sistem proteksi dan pembebanan panel PV 50 WP sistem Off – Grid di
Laboratorium Renewable Energy Politeknik Negeri Malang :
1. Mulai
Persiapan awal ini ditunjukan untuk mencari sumber informasi
tentang sistem kontrol dan komponen apa saja yang akan digunakan.
2. Metode Pengambilan Data
Setelah cukup nya informasi yang didapta, langkah selanjutnya
yaitu Pengambilan Data dengan cara :
3. Penentuan Desain Konstruksi
Pada langkah selanjutnya yaitu proses menentukan rancangan dan
menentukan desain suatu sistem pembebanan berdasarkan data yang telah
1

dikumpulkan. Hasil dari desain ini digunakan dengan tujuan untuk


mempermudah dalam merakit PLTS beserta komponennya.
4. Pemilihan Komponen: proteksi dan kontroler
Pemilihan komponen yaitu proses memilih komponen yang
dibutuhkan supaya sesuai dengan kapasitas dan perancaan yang ditentukan
pada penelitian yang memungkinkan alat-alat sesuai dengan kebutuhan.
5. Pengujian Komponen
Proses ini dilakukan untuk memastikan komponen dapat berfungsi
dengan baik.
6. Perakitan PLTS
Perakitan PLTS yaitu proses menyatukan komponen yang
dibutuhkan ke dalam sistem PLTS.
7. Pengujian Alat beserta sistem proteksinya
Pengujian Alat yaitu bertujuan untuk menganalisis adanya
kemungkinan kesalahan (Error) pada panel Monocrystalline. Pengujian
sistem proteksinya juga diperlukan untuk mengetahui bekerja atau
tidaknya komponen proteksi tersebut.
8. Pengambilan Data
Proses ini untuk mencapai tujuan penelitian, penulis memerlukan
data yang benar yang dapat diperoleh dilapangan sesuai dengan topik dan
tujuan penelitian.
9. Pengerjaan Laporan Akhir
Pengerjaan Laporan Akhir dan kesimpulan dapat dilakukan setelah
semua sistem kontrol dapat bekerja dengan baik dan benar.
1

3.4 Blok Diagram Sistem Proteksi


Dalam perencanaan sistem pembangkit listrik tenaga surya untuk
memudahkan dalam pembuatannya maka dibuatlah diagram blok sebagai
berikut

Gambar 3. 3 Diagram Blok Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya


Dalam melakukan perencanaan dan pemasangan panel pembebanan dan
proteksi pada PLTS 2 x 50 Wp untuk lab gedung AL dibutuhkan komponen
yang dapat memberikan nilai tegangan, arus, daya, dan cos θ. Untuk
mendapatkan parameter tersebut, digunakan Controller yang disambungkan
dengan buck converter untuk mengetahui besar nilai parameter tersebut.
1

3.5 Desain Konstruksi PLTS Portable type Polycrystalline 50 WP

Gambar 3. 4 Desain Konstruksi PLTS Portable 50 WP


3.6 Alat dan Bahan
3.5.1 Spesifikasi Komponen Kontrol
Tabel 3. 1 Spesifikasi Komponen Proteksi

Spesifikasi
No Nama Komponen
Jenis Tipe/Jumlah
Merk
1 Baterai Tegangan 12 V
Kapasitas 10 Ah
Tegangan Input 5 - 32 V
Tegangan Output 0,8 - 30 V
2 Buck Konverter
Arus Output 5A (max)
Regulasi Tegangan 2,5%
1

Merk
3 Panel Surya
Kapasitas 50 WP
Surge Protection Merk
4
Device Arus Nominal
Merk
5 MCB DC
Arus Pengenal
Panjang 50 cm
6 Elektroda Rod Diameter 10 mm
Diameter ujung 1 mm

3.7 Pemilihan Komponen Sistem Proteksi


Dalam pemilihan komponen proteksi diperlukan spesifikasi yang sesuai
dengan aspek – aspek yang dibutuhkan sehingga alat dapat berfungsi dengan
baik dan effisien.

3.8 Solar charger controller (SCC)


Solar charger cotroller merupakan salah satu komponen PLTS yang
berfungsi untuk pengatur arus yang masuk ke baterai dan mengatur over
charging (kelebihan pengisian karena baterai sudah penuh) dan juga kelebihan
voltase dari panel surya / solar cell. Kelebihan tegangan dan pengisian akan
mengurangi umur baterai. Controller ini biasanya terintegrasi dengan sebuah
kotak terminal baterai.
3.9 DC Coupling
Sistem dianggap memiliki konfigurasi penyambungan sistem DC (DC-
coupling) jika komponen utamanya terhubung di bus DC. Daya listrik
dibangkitkan oleh modul fotovoltaik dan digunakan untuk mengisi baterai
melalui solar charge controller.
3.10 Baterai / aki
Battery lead acid merupakan salah satu jenis baterai yang bisa digunakan
untuk penyimpanan energi listrik. Baterai jenis ini sering digunakan karena
tingkat bahayanya lebih sedikit dibandingkan dengan jenis lainnya, karena
reaksi kimianya terjadi dalam pemperatur ruangan dan juga dapat di andalkan
dengan harganya yang relatif lebih murah dibandingkan dengan baterai jenis
lain. Battery lead acid dapat dikelompokkan menjadi Liquid Vented dan
Sealed, Proses penguapan atau evaporasi pada battery diatur oleh bagian yang
disebut valve atau katup, maka dari itu disebut valve regulated. Dengan
demikian
1

battery jenis ini tidak memerlukan maintenance. Baterai ini cocok untuk
sistem PLTS, karena dapat discharge sejumlah arus listrik secara konstan
dalam waktu yang lama sehingga disebut pula battery deep cycle.

3.11 Surge Protection Device (SPD)


Komponen ini dipilih untuk melengkapi alat karena memiliki kemampuan
untuk perlindungan dari lonjakan arus (Over Current) yang tinggi yang bisa
diakibatkan oleh petir sehingga dapat melindungi komponen – komponen
yang ada dibawahnya.
Surge Protection Device (SPD) atau yang juga disebut dengan Surge
Arrester adalah sejenis sakelar cepat (Wenzhou Arrester Electric Co., 2022) .
Ketika komponen ini aktif maka SPD ini akan memiliki nilai resistansi rendah
sehingga lonjakan arus tersebut akan dilepaskan/dibuang ke bumi/Ground.

Gambar 3. 5 Surge Protection Device


Sumber : Shopee

3.12 Miniature Circuit Breaker (MCB) DC


MCB adalah komponen kelistrikan untuk perlindungan terminal
yang paling banyak digunakan dalam perangkat distribusi. MCB memiliki
beberapa jenis, salah satunya yatu MCB AC dan MCB DC. Pada alat yang
akan dirakit oleh penulis akan menggunakan MCB DC dikarenakan
seluruh beban yang terpasang merupakan beban DC. Pada umunya fungsi
dari masing – masing MCB sama saja, yaitu untuk menghentikan aliran
arus setelah adanya gangguan terdeteksi.
1

Gambar 3. 6 MCB DC
Sumber : Shopee

3.13 Elektroda Rod


Elektroda Rod atau biasa disebut elektroda batang ini diperlukan untuk
mengalirkan arus lebih atau arus gangguan yang disebabkan oleh petir.
Karena pada alat sudah dilengkapi Surge Protection Device (SPD), maka
arus gangguan tidak akan menyentuh komponen – komponen lainnya
sehingga arus gangguan tersebut perlu dibuang yaitu ke ground atau tanah
melalui elektroda rod tersebut.

3.14 Alat ukur


1. Clamp Meter
Clamp Meter atau yang juga dikenal dengan istilah Tang
Ampere adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus listrik
pada sebuah konduktor/penghantar yang teraliri arus listrik dengan
menggunakan 2 (dua) hubungan atau penjepit tanpa harus adanya
kontak langsung dengan terminal listrik (Wardana, 2022). Dengan
demikian, kita tidak perlu memutuskabel/rangkaian listrik yang akan
diukur, hanya dengan menempatkan kedua penjepit tersebut pada
lokasi yang tepat maka kita sudah bisa mengetahui nilai arus listriknya.
Pengoperasian Tang Ampere (Clamp Meter) tidak perlu
menggunakan kontak fisik secara langsung dengan kabel/penghantar
karena Tang Ampere menggunakan prinsip induksi elektro magnetik
agar dapat menghasilkan pengukuran tanpa kontak langsung terhadap
1

arus listrik yang diukur. Arus listrik yang mengalir pada penghantar
akan menghasilkan medan magnet. Pada Tang Ampere ini sudah
terdapat transformator yang akan mendekteksi fluktuasi magnet
tersebut sehingga dapat diubah atau dikonversikan menjadi nilai
Ampere agar kita dapat membacanya di layar Tang Ampere atau yang
biasa disebut LCD (Hobby Teknik Listrik, 2018).

Gambar 3. 7 Clamp Meter


Sumber : Dokumentasi Pribadi

2. Solar Power Meter


Solar Power Meter adalah alat ukur radiasi matahari yaitu
mengukur kerapatan fluks radiasi gelombang pendek matahari (W/m2)
(Muhammad et al., 2021). Pengukuran radiasi ini penting dalam
perencanaan, pengoperasian serta penelitian sistem Pembangkit
Tenaga Surya (PLTS), karena data – data yang terukur akan sangat
membantu dalam proses penelitian.
1

Gambar 3. 8 Solar Power Meter


Sumber : Laporan Akhir (Wardana, 2022)

3. Earth Tester
Earth Tester merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui
nilai resistansi atau hambatan tanah. Hambatan tanah perlu diketahui
sebelum melakukan grounding atau pentanahan pada sistem rangkaian
listrik (tugassains.com., 2022). Menurut PUIL 2000 nomor 3.13.2.10
yang berisi “Resistans pembumian total seluruh sistem tidak boleh
lebih dari 5 𝛺. Untuk daerah yang resistans jenis tanahnya sangat
tinggi, resistans pembumian total seluruh sistem boleh mencapai 10
𝛺.” (PUIL 2000, 2000).

Gambar 3. 9 Earth Tester


Sumber : website Elevtrical Energy (armanatmajaya, 2017)
2

DAFTAR PUSTAKA
Adam, Latif. Dinamika sektor kelistrikan di Indonesia: kebutuhan dan performa
penyediaan. Jurnal Ekonomi Pembangunan LIPI, vol.24 no.1, 2016, pp.29-41.
ISSN: 2503-0272

Dzulfikara D dan Brotob W, (2016). Optimalisasi Pemanfaatan Energi Listrik


Tenaga Surya Skala Rumah Tangga

I.W.G.A Anggara, I.N.S Kumara, I.A.D Giriantari. 2014,” Studi Terhadap Unjuk
Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Surya 1,9 KW di Universitas Udayana Bukit
Jimbaran”. E-Journal SPEKTRUM Vol 1 No 1 Desember 2014

Jatmiko, Hasyim Asy’ari, Mahir Purnama. 2011,”Pemanfatan Sel Surya dan


Lampu Led untuk Perumahan”. Seminar Nasional Teknologi Informasi &
Komunikasi Terapan ( Semantik 2011 ) ISBN 979-26-0255-0

Johar Pradityo, Bambang Winardi, Agung Nugroho. 2015,”Evaluasi dan


Optimalisasi system Off Grid PLTH Bayu Baru, Bantul D.I. Yogyakarta”.
Transient Vol 4, No 3 September 2015. ISSN:2302-9927,558

https://www.cermati.com/artikel/panel-surya

https://m.icasolar.com/support/solarpedia/polycrystalline

Anda mungkin juga menyukai