PENDAHULUAN
Seperti kita ketahui bersama, pada saat ini sebagian besar energi
listrik yang digunakan pada sejumlah negara termasuk Indonesia diproduksi
dari minyak bumi, gas alam dan batubara. Pembakaran minyak dan
penggunaan batubara secara terus-menerus dalam jumlah yang sangat
besar di satu sisi menyebabkan penipisan cadangan sumber daya energi
yang tidak terbarukan, sementara di sisi lain menghasilkan gas polutan
karbondioksida ( CO2 ¿ sebagai penyebab terjadinya pemanasan global
(global warmning). Pemanasan global yang terjadi di bumi ini mengakibatkan
perubahan cuaca global dan dapat merusak bumi.
Indonesia bebagai negara tropis mempunyai potensi energi surya yang
tinggi dengan radiasi harian rata-rata (insolasi) sebesar 4,5 kWh/m2/hari[1].
Potensi ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif yang murah
dan tersedia sepanjang tahun. Disamping itu kondisi geografis Indonesia
yang terdiri dari ribuan pulau menyebabkan masih banyaknya daerah
terpencil yang belum terjangkau listrik PLN. Oleh karena itu penerapan
teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk memanfaatkan
potensi energi surya yang tersedia dilokasi-lokasi tersebut merupakan solusi
yang tepat.
Pemanfaatan energi matahari untuk menghasilkan listrik melalui PLTS
dapat membantu mengurangi penggunaan bahan bakar fosil yang
merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbahrui, yang harganya akan
semakin mahal seiring dengan menipisnya persediaan bahan bakar tersebut.
PLTS memiliki potensial yang besar untuk dimanfaatkan. Selain persediaan
sumber energinya yang tanpa batas, tenaga surya nyaris tanpa dampak
buruk terhadap lingkungan yang tanpa batas, tenaga surya nyaris tanpa
dampak buruk terhadap lingkungan jika dibandingkan dengan sumber energi
lainnya.
1.2 Permasalahan Penelitian
2
2. Mengetahui keunggulan dan kelemahan Floating PV terhadap PLTS
yang di bangun pada lahan.
3. Sebagai salah satu syarat kelulusan Skipsi jurusan Teknik Elektro
Sekolah tinggi Teknik PLN.
3
BAB 2
LANDASAN TEORI
4
2.2.2 Sel Surya / Photovoltaik (PV)
5
perubahan sigma gaya-gaya pada bahan. Gaya tolakan
antar bahan semi-konduktor menyebabkan aliran medan
listrik dan menyebabkan elektron dapat disalurkan ke
saluran awal dan akhir untuk digunakan pada peralatan
listrik [3].
6
pada elektron yang terdapat pada atom sel surya yang
merupakan bahan semikonduktor. Dengan energi yang
kuat yang didapat dari photon, elektron melepaskan diri
dari ikatan normal bahan semikonduktor dan menjadi arus
listrik yang mengalir dalam rangkaian listrik yang ada.
Dengan melepaskan dari ikatannya, elektron tersebut
menyebabkan terbentuknya lubang atau “hole”. Untuk
gelombang cahaya dengan frekuensi f dan panjang
gelombang λ, energi E dan momentum p dari sebuah
foton adalah:
E=hf (energi foton)
hf hf
p= = (momentum foton)
c λ
−34
h=6,626 X 10 J .s
Jika sebuah cahaya dengan frekuensi yang cukup
tinggi jatuh pada permukaan logam yang bersih, elektron
akan dipancarkan oleh permukaan tersebut oleh interaksi
foton-elektron di dalam logam, sehingga hubungan yang
berlaku adalah:
hf =K max +ϕ
Dimana hf adalah energi foton dan K max
adalah energi kinetik terbesar elektron yang dipancarkan,
ϕ adalah fungsi kerja material sasaran yaitu energi
minimum yang harus dipunyai oleh elektron, jika elektron
tersebut akan muncul dari permukaan sasaran. Jika hf
lebih kecil dari ϕ maka efek fotoelektrik tidak akan
terjadi.
7
Gambar 2.3 Konversi cahaya matahari menjadi listrik
8
2.2.3 Solar Charge Controller
Solar Charge Controller adalah alat untuk mengatur arus dan
tegangan yang akan masuk ke baterai. Tegangan dan arus yang
masuk ke baterai harus sesuai dengan yang diinginkan. Bila lebih
besar atau lebih kecil dari range yang ditentukan, maka baterai
atau peralatan yang lain akan mengalami kerusakan. Selain itu,
Solar Charge Controller juga berfungsi sebagai penjaga agar daya
keluaran yang dihasilkan tetap optimal.
2.2.4 Inverter
Pengertian Inverter termasuk rangkaian elektronika daya
yang biasanya berfungsi untuk melakukan konversi atau
mengubah tegangan DC (searah) menjadi tegangan AC (bolak-
balik). Seperti yang kita ketahui, saat ini telah ada beberapa
topologi inverter yang tersedia, dimulai dari jenis inverter yang
memiliki fungsi hanya dapat menghasilkan tegangan bolak balik
saja atau push pull inverter hingga dengan inverter dengan
kemampuan hasil tegangan sinus murni tanpa efek harmonisasi.
Adapun Cara kerja inverter ini yaitu inverter dapat melakukan
pengubahan yakni mengubah input motor tenaga listrik AC
menjadi tegangan listrik DC, kemudian dipecah lagi menjadi AC
9
dan frekuensi, sehingga motor listrikmuamg digunakan dapat
dikontrol sesuai kecepatan yang dikehendaki.
11
2.2.6.2 Hybrid System
Hybrid System adalah penggunaan 2 sistem atau
lebih pembangkit listrik dengan sumber energi yang
berbeda. Umumnya sistem pembangkit yang banyak
digunakan untuk hybrid adalah genset, PLTS, mikrohidro,
dan tenaga angin.Sistem ini merupakan salah satu
alternatif sistem pembangkit yang tepat diaplikasikan pada
daerah-daerah yang sukar dijangkau oleh sistem
pembangkit besar seperti jaringan PLN atau Pembangkit
Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
Gamb
ar 2.8 Hybrid system
12
Gambar 2.9 On-grid system
Dimana :
Vb = Tegangan baterai dengan kondisi full
Charge
P pv = Daya puncak modul PV
V vop = Tegangan Operasional modul PV
Untuk modul rangkaian parallel :
PV paralel = C pv /(∑▒〖 PV seri x P pv 〗)
14
Dari perkiraan potensi energi PV, sebagian akan hilang
sehingga untuk menghitung berapa potensi energi PV yang benar-
benar bisa digunakan oleh beban maka digunakan rumus berikut :
Potensi energi PV termanfaatkan = potensi energi PV - (kWh/
hari) -potensi loses
15
2.2.10 Latar Belakang Teknis
Sistem mengambang yang terletak di dalam air sebagian
besar memiliki persyaratan yang harus stabil selama navigasi.
Misalnya, stabilitas dapat diperoleh tanpa pemberat atau
pengimbang, sehingga mengurangi penggunaaan bahan. Selain
itu, metode kontruksi yang biasanya tidak digunakan pada air
dapat diterapkan.
Sistem Floating juga dapat dibentuk sesuai dengan
penggunaan yang diinginkan. Floating Platform memiliki daya
apung bersih relatif rendah. Ini merupakan keuntungan ekonomi,
tetapi membatasi jumlah berat yang dapat ditambahkan ke
Platform. Namun, modul Platform membuat kemungkinan untuk
menambah daya apung ketika ada kebutuhan lebih, tangki
tambahan dapat dihubungkan ke sisi Platform, bahan dapat
dimasukkan ke dalam rongga di dalam rangka baja.
Gambar 2.11
Konstruksi Platform
16
yang dirakit menjadi koheren “oktet truss” ruang kisi. Daya apung
tank berkurang pada suhu rendah karena mereka terbuat dari
bahan yang fleksibel (ada diperkiraan 10% perbedaan antara 0 5̊
dan 20 5̊ C). Karena daya apung kuat di ponton, hal ini diimbangi
dengan memerkuat Platform dengan sidepiece terdiri dari lapisan
tambahan sturts. Rongga antara tangki dalam rangka baja
menciptakan turbulensi, dan dengan demikian efek gelombang
berkurang ketika mereka bertemu Platform. Bentuk segitiga juga
menambah stabilitas sebagai Platfor mengapung di tiga “titik”.
Papan yang melekat pada rangka baja diikat di atas mereka.
Fungsi lapis kedua sebagai dek dan lantai. Hal ini juga
memberikan konstribusi untuk stabilitas konstruksi kisi.
Konstruksi atas adalah tetap langsung ke papan serta
dengan baut melalui papan untuk Platform ruang kisi di Platform
dibangun dari jenis baja yang paling tahan lama di air payau,
dengan syarat bahwa tanaman dan ganggang akan tumbuh
diatasnya. Namun, arus galvanik akan menyebabkan korosi pada
baja sporadis kecuali tindakan pemeliharaan dilakukan. Blok seng
yang melekat pada baja dengan jarak 1 meter maksimal. Seng
merupakan logam yang relatif lebih reaktif dari pada stainless
steel dan karna itu akan memberikan perlindungan. Dengan
menggunakan metode ini yang seharusnya mampu menghindari
setiap korosi dari baja.
17
bendungan danau, air sungai, air limbah penduduk maupun
industri.
18
G
ambar 2.12 Konsep Solar Floating
19
PERMASALAHANNYA :
PENINJAUAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN SOLAR FLOATING DI
DANAU LINDU
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
20
ini, serangkaian kegiatan penelitian akan di kelompokkan menjadi
beberapa tahapan. Adapun tahapan-tahapan yang akan di lakukan
adalah:
1. Tahap Persiapan
2. Data Sekunder
3. Data Primer
21
diperoleh teori dan data pendukung penelitian, data kepustakaan
tersebut diperoleh, antara lain dari Perpustakaan Mahasiswa
Sekolah Tinggi Teknik PLN, arsip perkuliahan, dan bahan
tambahan lainnya yang berkaitan dengan penelitian.
MULAI
KESIMPULAN
SELESAI
23
3.3.3 Metode Analisa
Perhitungan dan pemahaman hasil studi ditinjau dari segi
tekno-ekonomis berdasarkan data dan pembahasan yang
dilakukan.
24