Anda di halaman 1dari 14

ACARA III

PENGUAT NON-INVERTING

ABSTRAK
Penguat tak membalik (non-inverting) merupakan rangkaian yang tegangan keluarannya
akan sefase dengan tegangan masukan. Pada penguat tak mebalik, isyarat masukan dipasang ke
masukan tak membalik dan rangkaian umpan baliknya tetap diletakkan antara keluaran dan
masukan yang membalik. Pada praktikum ini, digunakan nilai Ri tetap, yaitu 1 kΩ dan Rf
berubah-ubah, yaitu 1 kΩ, 2,2 kΩ, 5 kΩ, 2 kΩ dan 10 kΩ. didapatkan hasil penguatan yang
berubah-ubah seiring perubahan dari hambatan umpan balik (Rf) yaitu 2x, 3x, 7x, 3x, 12x.
dimana nilai penguatannya berbanding lurus dengan hambatan umpan baliknya, artinya semakin
besar nilai umpan balik (Rf) maka semakin besar juga nilai penguatannya.

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum :
a. Membuktikan penguatan pada amplifier yang hanya bergantung pada openguatan
eksternal negative feedback output dan input.
b. Mengoperasikan Op-Amp non-inverting dan inverting summer.
2. Waktu Praktikum :
Jum’at, 13 Juni 2014
3. Tempat Praktikum :
Lantai II, Laboratorium Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Mataram.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Alat-alat Praktikum
a. Osciloskop
b. Dual power suplly
c. Breadboard
d. Kabel penghubung
e. Multimeter
23
f. Function generator

2. Bahan-bahan Praktikum
a. Resistor 2 kΩ, 1 kΩ, 10 kΩ, 2,2 kΩ, 5 kΩ
b. Op-Amp 741

C. LANDASAN TEORI
Pada penguat tak membalik, isyarat masukan disuapkan ke masukan tidak membalik,
dan rangkaian umpan baliknya tetap diletakkan antara keluaran dengahn masukan yang
membalik. Perhatikan gambar dibawah ini.

Gambar : penguat non-inverting a.b. resistor

𝑉𝑖 𝑉𝑜−𝑉𝑖 𝑉𝑜
Dengan aturan golden rules diperoleh, Va = Vb = Vi dan ii’ = 0, sehingga 𝑅𝑖 = atau =
𝑅𝑓 𝑉𝑖
𝑅𝑖−𝑅𝑓
( ). Akhirnya diperoleh penguat tegangan lingkar tutup (Wahyudi, 2014) :
𝑅𝑖
𝑅𝑖−𝑅𝑓
Av (lt) = ( )
𝑅𝑖
𝑅𝑓
=1+ 𝑅𝑖

Penguat tak membalik (non-inverting amplifier) merupakan penguat sinyal dengan


karakteristik dasar sinyal output yang dikuatkan memiliki fasa yang sama dengan sinyal
input. Penguat tak membalik dapat dibangun dengan menggunakan penguat operasional
memang didesain utnuk penguat sinyal baik membalik ataupun tidak membalik. Rangkaian
penguat tak membalik ini dapat digunakan untuk memperkuat isyarat ac maupun dc dengan
keluaran yang tetap sefase dengan sinyal inputnya. Impedansi masukan dari rangkaian
24
penguat tak mebalik (non-inverting) berharga sangat tinggi dengan nilai impedansi sekitar
100 MOhm (Nalhelsky, 2002).
Sedangkan perbedaan rangkaian antara penguat tegangan membalik dan tak
membalik adalah pada penguat membalik dihubungkan dengan tanah. Penguat membalik
memiliki kelebihan dalam kemampuannya mengatur suatu harga yang tepat dari impedansi
masukan. Masukan membalik diberi tanda minus (-) dan masukan tak membalik diberi tanda
plus (+). Jika isyarat masukan dihubungkan dengan masukan membalik, maka pada daerah
frekuensi tengah isyarat keluaran berlawanan fase atau berlawanan tanda dengan isyarat
masukan sebaliknya, jika isyarat masukan dihubungkan dengan masukan tak membalik, maka
isyarat keluaran akan sefase atau mempunyai tanda yang sama dengan isyarat masukan. Pada
umumnya, Op-Amp menghasilkan tegangan keluaran yang sebanding dengan beda tegangan
isyarat antara kedua masukannya. Op-Amp semacam ini dikenal dengan Op-Amp biasa
(Sutrisno, 1987:45).

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Digunakan kabel penghubung untuk membuat rangkaian seperti gambar dibawah ini.

2. Digunakan tegangan simetri untuk mengaktifkan Op-Amp. Diset Rf=Ri=1 kΩ, saklar
S1 dan S2 masih terbuka.
3. Diatur function generator pada frekuensi 1000 Hz dan keluaran kira-kira 10 mV.
4. Dihubungkan oscilloscope pada input dan output Op-Amp.

25
5. Dicek rangkaian denga teliti. Setelah tidak bermasalah, ditekan saklar S1 dan S2.
6. Diamati bentuk gelombang yang dihasilkan kemudian digambar.
7. Diukur tegangan ac masukan dan keluarannya dengan mempergunakan voltmeter ac.
Hasilnya dituliskan pada table.
8. Diulangi percobaan diatas dengan mengubah nilai Rf, kemudian hasilnya ditulis pada
table.

E. HASIL PENGAMATAN
1. Table 1
No. Ri (Ω) Rf (Ω) Volt/div Y input Volt/div Y output
1. 1000 1000 1 1 0,2 1
2. 1000 2200 1 1 0,2 1,4
3. 1000 5000 1 1 0,2 2,8
4. 1000 2000 1 1 0,2 1,4
5 1000 10000 1 1 0,2 5

2. Table 2
Hambatan (kΩ) Tegangan Efektif (V) Penguat Tegangan
No. Input Output Input Output Teori Pengukuran
1 1 1 0,28 0,58 2 2,07
2 1 2,2 0,28 0,93 3,2 3,32
3 1 5 0,28 1,82 6 6,5
4 1 2 0,28 0,88 3 3,14
5 1 10 0,28 3,25 11 11,6

F. ANALISIS DATA
➢ Berdasarkan Praktikum
Untuk Ri = 1000 Ω
Rf = 1000 Ω

26
✓ Input
Vpp = Y x Volt/div
=1x1
=1
𝑉𝑝𝑝
Vef =
√2
1
=
√2

= 0,71 V

✓ Output
Vpp = Y x Volt/div
= 1 x 0,2
= 0,2
𝑉𝑝𝑝
Vef =
√2
0,2
=
√2

= 0,14 V

✓ Penguatan (Av)
𝑉𝑝𝑝 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
Av = 𝑉𝑝𝑝 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
0,2
= 1

= 0,2 x

➢ Berdasarkan Teori
𝑅𝑓
✓ Av =1+ 𝑅𝑖
1000
=1+ 1000

=2x

27
Table
Hambatan (kΩ) Vpp (V) Penguat Tegangan
No. Input Output Input Output Teori Pengukuran
1 1 1 1 0,2 2 2
2 1 2,2 1 0,28 3,2 3
3 1 5 1 0,56 6 6,5
4 1 2 1 0,28 3 3
5 1 10 1 1 11 11,6

3. Gambar gelombang input dan output


✓ Ri = 1000 Ω dan Rf = 1000 Ω

Y output = 1
Y input =1
V/div output = 0,2
V/div input =1

28
✓ Ri = 1000 Ω dan Rf = 2200 Ω

Y output = 1,4
Y input =1
V/div output = 0,2
V/div input =1

✓ Ri = 1000 Ω dan Rf = 5000 Ω

29
Y output = 2,8
Y input =1
V/div output = 0,2
V/div input =1

✓ Ri = 1000 Ω dan Rf = 2000 Ω

Y output = 1,4
Y input =1
V/div output = 0,2
V/div input =1

✓ Ri = 1000 Ω dan Rf = 10000 Ω

30
Y output = 5
Y input =1
V/div output = 0,2
V/div input =1

4. Grafik

31
✓ Grafik hubungan Av dan Rf (Praktikum)

32
✓ Grafik hubungan Av dan Rf (Teori)

33
G. PEMBAHASAN
Penguat tak membalik (non-inverting) merupakan tegangan keluaran rangkaiannya
akan satu fase dengan tegangan inputnya, hal ini karena masukan tak membalik diberi tanda
plus (+) sehingga jika isyarat asukan dihubungkan dengan masukan tak membalik, maka
isyarat keluaran akan sefase atau mempunyai tanda yang sama dengan isyarat masukan. Pada
praktikum penguat non-inverting ini dilakukan pengamatan tentang sinyal keluran pada
osciloskop. Dimana pada praktikum ini digunakan nilai tetap untuk Ri = 1 kΩ dan nilai yang
berbeda-beda untuk hambatan Rf atau hambatan umpan balik, yaitu 1 kΩ, 2,2 kΩ, 5 kΩ, 2
kΩ dan 10 kΩ. hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hambatan umpan balik (Rf)
pada penguatan. Dimana semakin besar nilai umpan baliknya maka semakin besar nilai
penguatannya.

Pada percobaan dengan perubahan hambatan umapan baliknya (Rf) didapatkan hasil
yang tidak jauh berbeda dengan teorinya. Dimana berdasarkan teori untuk nilian Rin tetap
dan Rf berubah-ubah berturut-turut yaitu 1 kΩ, 2,2 kΩ, 5 kΩ, 2 kΩ dan 10 kΩ, didapat nilia
penguata tegangan (Av) berturut-turut sebesar 2 x, 3,2 x, 6 x, 3 x, dan 11 x. sedangkan
berdasarkan praktikum yaitu dengan perbandingan Vout dan Vin yang telah kita ukur
didapatkan nilai penguat tegangan sebesar 2 x, 3,3 x, 7 x, 3 x, dan 12 x. dari hasil ini terlihat
bahwa semakin besar nilai Rf maka semakin besar nilai penguatannya. Hal ini karena nilai
Rf berbanding lurus dengan nilai penguatannya. Hal ini juga dapat dilihat dari grafik yang
telah dubuat. Pada grafik perbandingan antara penguat tegangan dengan umpan balik Rf
terlihat adanya sedikit perbedaan bentuk grafik secara teori dan secara praktikum. Hal ini
terjadi karena pada grafik perbandingan secara praktikum, nilai pada saat Rf = 5 kΩ dan 11
kΩ nilai Avnya adalah 7 x dan 12 x. sedangkan secara teori nilai Av = 6 x dan 11 x.
perbedaan ini disebabkan karena kurang telitinya praktikan saat mengukur tegangan,
sehingga nilai penguatannya juga terpengaruh.

Pada percobaan dengan menghitung nilai dari isyarat masukan dan isyarat keluaran
yang dihasilkan pada osciloskop. Terlihat isyarat masukan sefase dengan isyarat
keluarannya. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai Av (penguat tegangan) secara
perhitungan pada osciloskop adalah 2 x, 3,3 x, 7 x, 3 x, dan 12 x. dimana nilai juga sama

34
seperti teori, namun ada sedikit perbedaan yang disebabkan oleh kurang telitinya praktikan
saat mengukur tegangan.

H. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan antara lain :
a. Penguat pada amplifier bergantung pada eksternal umpan balik negative pada input
dan output. Semakin besar nilai umpan balik (Rf) maka semkain besar pula nilai
penguatannya (Av).
b. Pengoperasian Op-Amp non-inverting, yaitu dengan isyarat masukan
disuapkan/dipasang ke masukan tak membalik dan rangkaian umpan baliknya tetap
diletakkan antara keluaran dan masukan yang membalik.
2. Saran
a. Praktikan harus lebih teliti dalam melaksanakan praktikum dalam melaksanakan
praktikum dan dalam menggunakan alat.
b. Alat-alat yang digunakan seperti multimeter yang tidak stabil dapat mengganggu
kelancaran praktikum.

35
DAFTAR PUSTAKA

Boylestad R, Nashelsky L. 2002. Electronic Device and Circuits Theory, 7th Ed. Pnentice Hall,

New Jersey.

Sutrisno. 1987. Elektronika Teori dan Penerapannya Julid II. Bandung : ITB.

Wahyudi. 2014. Elektronika Dasar 2. Mataram : Unram FKIP Press.

36

Anda mungkin juga menyukai