PENDAHULUAN
Energi merupakan salah satu kebutuhan utama dalam kehidupan manusia.Peningkatan kebutuhan
energi dapat merupakan indikator peningkatan kemakmuran, namun bersamaan dengan itu juga
prospek yang sangat baik, mengingat bahwa secara geografis sebagai negara tropis, melintang garis
katulistiwa berpotensi energisurya yang cukup baik. Pemanfaatan Tenaga Surya melalui konversi
Photovoltaic telah banyak diterapkan antara lain, penerapan sistem individu dan sistem hybrid yaitu
sistem penggabungan antara sumber energi konvensional dengan sumber energi terbarukan.Pada
kondisi beban rendah sistem bekerja dengan sistem inverter dan baterai. Jika bebanterus bertambah
hingga mencapai kapasitas yang terdapat pada inverter atau tegangan bateraisemakin rendah, maka
sistem kontrol akan segera mengoperasikan genset, maka genset akan berfungsi sebagai AC/DC
konverter untuk pengisian baterai, dan dapat beroperasi secara paralel untuk memenuhi kebutuhan
beban tersebut. Dengan demikian, kondisi pembebanandiesel menjadi sangat efisien karena hanya
PEMBAHASAN
Sel Surya (Fotovoltaik)sel surya atau juga sering disebut fotovoltaik adalah divais yang mampu
mengkonversilangsung cahaya matahari menjadi listrik. Sel surya bisa disebut sebagai pemeran
utama untukmemaksimalkan potensi sangat besar energi cahaya matahari yang sampai kebumi,
walaupunselain dipergunakan untuk menghasilkan listrik, energi dari matahari juga bisa
dimaksimalkanenergi panasnya melalui sistem solar thermal.Sel surya dapat dianalogikan sebagai
divais dengan dua terminal atau sambungan, dimanasaat kondisi gelap atau tidak cukup cahaya
berfungsi seperti dioda, dan saat disinari dengancahaya matahari dapat menghasilkan tegangan.
Ketika disinari, umumnya satu sel suryakomersial menghasilkan tegangan dc sebesar 0,5 sampai 1
volt, dan arus short-circuit dalamskala milliampere per cm, Besar tegangan dan arus ini tidak cukup
untuk berbagai aplikasi,sehingga umumnya sejumlah sel surya disusun secara seri membentuk
modul surya. Satu modulsurya biasanya terdiri dari 28-36 sel surya, dan total menghasilkan tegangan
dc sebesar 12 Vdalam kondisi penyinaran standar (Air Mass 1.5). Modul surya tersebut bisa
digabungkan secara paralel atau seri untuk memperbesar total tegangan dan arus outputnya sesuai
dengan daya yangdibutuhkan untuk aplikasi tertentu. Gambar dibawah menunjukan ilustrasi dari
modul surya.
Sesuai dengan perkembangan sains dan teknologi, jenis-jenis teknologi sel surya pun
berkembang dengan berbagai inovasi. Ada yang disebut sel surya generasi satu, dua, tiga danempat,
dengan struktur atau bagian-bagian penyusun sel yang berbeda pula (Jenis-jenis teknologisurya akan
dibahas di tulisan “Sel Surya : Jenis-jenis teknologi”). Dalam tulisan ini akan dibahasstruktur dan
cara kerja dari sel surya yang umum berada dipasaran saat ini yaitu sel surya berbasis material
silikon yang juga secara umum mencakup struktur dan cara kerja sel suryagenerasi pertama (sel
1. Substrat/Metal backing
Substrat adalah material yang menopang seluruh komponen sel surya. Material substrat juga
harus mempunyai konduktifitas listrik yang baik karena juga berfungsi sebagaikontak terminal
positif sel surya, sehinga umumnya digunakan material metal atau logamseperti aluminium atau
molybdenum. Untuk sel surya dye-sensitized (DSSC) dan selsurya organik, substrat juga berfungsi
sebagai tempat masuknya cahaya sehingga materialyang digunakan yaitu material yang konduktif
tapi juga transparan sepertii ndium tinoxide (ITO) dan flourine doped tin oxide (FTO).
2. Material Semikonduktor
PLTS atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya menggunakan bahan semikonduktor untuk
mengubah energi matahari menjadi energi listrik. Bahan semikonduktor yang umum
digunakan pada PLTS adalah silikon. Silikon dapat dijadikan bahan dasar untuk pembuatan
sel surya atau panel surya. Sel surya terdiri dari bahan semikonduktor yang dihubungkan
dengan kawat konduktor yang membentuk sirkuit tertutup. Ketika sinar matahari menyentuh
sel surya, elektron dalam bahan semikonduktor akan terlepas dan mengalir melalui kawat
digunakan pada PLTS antara lain kadmium telluride (CdTe), copper indium gallium
selenide (CIGS), dan perovskite. Namun, penggunaan bahan semikonduktor tersebut masih
terbatas karena masih dalam tahap pengembangan dan belum terbukti keamanan dan
untuk menghubungkan komponen-komponen listrik dan mengalirkan arus listrik dari sel surya ke
sistem penyimpanan atau jaringan listrik. Kontak metal pada PLTS harus dipilih dengan hati-hati
dan harus tahan terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim, seperti radiasi matahari yang tinggi, suhu
yang tinggi, kelembaban, dan kerusakan mekanis. Kontak metal yang buruk dapat menyebabkan
resistansi tinggi atau kebocoran arus, yang dapat mengurangi kinerja PLTS dan bahkan dapat
mengancam keselamatan sistem. Oleh karena itu, perawatan dan pengujian rutin harus dilakukan
pada sistem PLTS untuk memastikan fungsi dan kinerja yang optimal.
4. Lapisan Antirelektif
olehsemikonduktor. Oleh karena itu biasanya sel surya dilapisi oleh lapisan anti-refleksi.Material
anti-refleksi ini adalah lapisan tipis material dengan besar indeks refraktif optikantara semikonduktor
5. Enkapsulasi/cover glas
Bagian ini berfungsi sebagai enkapsulasi untuk melindungi modul surya dari hujan ataukotoran.
Sel surya adalah perangkat elektronik yang mengubah energi matahari menjadi energi listrik
menggunakan prinsip fotovoltaik. Fotovoltaik merupakan proses terjadinya aliran listrik karena
adanya penyerapan energi cahaya oleh bahan semikonduktor. Berikut adalah cara kerja sel surya:
1. Penyerapan energi matahari: Sel surya terdiri dari material semikonduktor, seperti silikon, yang
menangkap energi matahari saat sinar matahari jatuh pada sel surya. Sinar matahari yang
menabrak sel surya menghasilkan energi foton yang menaikkan elektron-elektron pada atom
atas dan bawah sel surya. Elektron-elektron yang terlepas dari atom-atom semikonduktor di
3. Pembuatan arus listrik: Gerakan elektron-elektron tersebut menghasilkan arus listrik dalam jalur
konduktor. Arus listrik ini dapat digunakan untuk menggerakan beban listrik, seperti lampu atau
4. Konversi energi: Sel surya mengubah energi cahaya menjadi energi listrik dalam bentuk arus DC
(direct current) yang dapat digunakan untuk menyuplai kebutuhan listrik rumah tangga atau
industri.
Sel surya biasanya dihubungkan secara seri atau paralel untuk menghasilkan voltase dan arus listrik
yang lebih besar. Ukuran dan kapasitas sel surya dapat berbeda-beda tergantung pada kebutuhan dan
aplikasi. Sel surya juga dapat diintegrasikan ke dalam berbagai jenis perangkat, seperti panel surya,
lampu surya, atau sistem pembangkit listrik tenaga surya untuk memenuhi kebutuhan energi listrik
Berikut adalah 4 perbandingan penggunaan sel surya dengan sumber energi lainnya:
1. Daur ulang: Sel surya menghasilkan energi listrik yang bersih dan ramah lingkungan karena
tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca dan tidak memerlukan bahan bakar fosil. Sebaliknya,
sumber energi konvensional seperti batu bara, minyak, dan gas alam menghasilkan emisi karbon
2. Biaya operasi: Setelah dipasang, sel surya memiliki biaya operasi yang sangat rendah karena
tidak memerlukan bahan bakar untuk menghasilkan listrik. Sebaliknya, sumber energi
konvensional memiliki biaya operasi yang tinggi karena memerlukan bahan bakar dan perawatan
produksi listrik dari sel surya dapat terpengaruh oleh cuaca dan kondisi atmosfer. Sumber energi
konvensional seperti batu bara, minyak, dan gas alam lebih stabil dan dapat diandalkan dalam
4. Daya produksi: Sel surya memiliki kapasitas produksi yang lebih rendah dibandingkan dengan
sumber energi konvensional seperti pembangkit listrik tenaga batu bara atau nuklir. Namun,
penggunaan sel surya bersama dengan teknologi penyimpanan energi dan pengaturan beban
listrik yang efisien dapat membantu mengurangi ketergantungan pada sumber energi
Dalam keseluruhan, penggunaan sel surya sebagai sumber energi terbarukan dapat membantu
mengurangi emisi gas rumah kaca, biaya operasi, dan ketergantungan pada sumber energi
konvensional. Namun, penggunaan sel surya tetap terbatas oleh ketersediaan sinar matahari dan
kapasitas produksinya yang lebih rendah dibandingkan dengan sumber energi konvensional.
Meskipun sel surya memiliki banyak keuntungan sebagai sumber energi terbarukan, tetapi ada
beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa kekurangan sel surya:
1. Biaya awal yang tinggi: Biaya awal untuk memasang sel surya masih relatif mahal jika
dibandingkan dengan sumber energi konvensional lainnya, seperti pembangkit listrik tenaga batu
bara atau gas alam. Ini mungkin menjadi hambatan bagi konsumen atau perusahaan yang ingin
2. Ketergantungan pada sinar matahari: Sel surya bergantung pada sinar matahari untuk
menghasilkan listrik. Kondisi cuaca yang buruk atau polusi udara dapat mengurangi jumlah sinar
matahari yang tersedia, sehingga mengurangi produksi listrik dari sel surya. Oleh karena itu,
lokasi yang tepat dan kondisi cuaca yang ideal sangat penting dalam memaksimalkan efisiensi
sel surya.
3. Penurunan efisiensi dari waktu ke waktu: Sel surya mengalami penurunan efisiensi dari waktu
ke waktu karena pengaruh lingkungan seperti cuaca dan radiasi. Proses pemakaian dan penuaan
alami sel surya juga dapat menyebabkan kerusakan pada sel surya sehingga membutuhkan
4. Masalah pengelolaan limbah: Produksi dan daur ulang sel surya masih terkendala oleh masalah
pengelolaan limbah yang dihasilkan. Meskipun sel surya memiliki masa pakai yang panjang,
tapi limbah yang dihasilkan setelah pemakaian sel surya sangat sulit didaur ulang dan dapat
5. Daya produksi yang terbatas: Sel surya memiliki daya produksi yang lebih rendah dibandingkan
dengan sumber energi konvensional seperti pembangkit listrik tenaga batu bara atau gas alam.
Hal ini terkait dengan keterbatasan teknologi dan kapasitas produksi sel surya saat ini.
Dalam keseluruhan, meskipun sel surya memiliki beberapa kekurangan, namun penggunaan sel
surya sebagai sumber energi terbarukan masih sangat berpotensi untuk mengurangi ketergantungan
pada sumber energi fosil dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
PLTS adalah singkatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya, yaitu sistem yang digunakan
untuk menghasilkan listrik menggunakan energi matahari. PLTS terdiri dari beberapa komponen
utama, yaitu panel surya, inverter, baterai, dan sistem kontrol. Panel surya akan menangkap energi
matahari dan mengubahnya menjadi energi listrik DC (arus searah), kemudian inverter akan
mengubah energi listrik DC menjadi energi listrik AC (arus bolak-balik) yang dapat digunakan
untuk memasok kebutuhan listrik rumah atau gedung. Baterai digunakan untuk menyimpan energi
yang dihasilkan oleh panel surya agar dapat digunakan saat matahari tidak bersinar. Sistem kontrol
digunakan untuk mengontrol aliran energi antara panel surya, inverter, dan baterai, sehingga dapat
PLTS dapat digunakan di berbagai skala, mulai dari sistem kecil yang dipasang di atap rumah
hingga sistem besar yang digunakan untuk memasok listrik ke wilayah yang tidak terjangkau oleh
jaringan listrik konvensional. PLTS memiliki banyak keuntungan, di antaranya adalah ramah
lingkungan, biaya operasional yang rendah, dan ketersediaan energi yang tidak terbatas karena
sumbernya berasal dari matahari yang selalu tersedia. Namun, seperti halnya teknologi lainnya,
PLTS juga memiliki beberapa kelemahan, seperti biaya awal yang relatif tinggi dan ketergantungan
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
keuntungan dan kelemahan. Di antara keuntungannya adalah ramah lingkungan, biaya operasional
yang rendah, serta pengurangan ketergantungan pada sumber energi fosil. Selain itu, PLTS juga
memberikan manfaat dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kemandirian
energi.
Namun, PLTS juga memiliki kelemahan, seperti biaya awal yang relatif tinggi dan ketergantungan
pada kondisi cuaca dan lingkungan yang ideal. Meskipun begitu, teknologi terus berkembang untuk
meningkatkan efisiensi PLTS, sehingga diharapkan dapat membuat penggunaan PLTS semakin
Dalam hal pemasangan, lokasi yang tepat sangat diperlukan agar efisiensi dan kinerja PLTS
optimal. Selain itu, ada beberapa jenis PLTS yang dapat dipilih, baik sebagai sistem off-grid atau on-
grid, tergantung pada kebutuhan dan kondisi pengguna. Oleh karena itu, dalam memutuskan untuk
menggunakan PLTS, perlu dilakukan pertimbangan dan kajian yang matang agar penggunaan PLTS