Anda di halaman 1dari 9

Ilham Gilang Pradana /I0718015

Tugas 2 Energi Baru dan Terbarukan

1. Proses dan prinsip kerja Pembangkitan PLTS (PV, semikonduktor, konversi energi dll)

Pembangkitan PLTS terjadi menggunakan panel surya yang digunakan sebagai


komponen utama dalam pembangkitan listrik tenaga surya.

Cara kerja panel surya yang pertama adalah panel surya dapat menghasilkan listrik
dengan menggunakan sistem fotovoltaik. Fotovoltaik adalah fenomena yang mengubah
energi matahari menjadi arus listrik.

Panel surya terdiri dari kumpulan sel-sel surya. Setiap sel surya terdiri dari dua
lapisan silikon yang saling menempel, yaitu lapisan silikon tipe-n dan lapisan silikon
tipe-p.

Lapisan silikon tipe-n dan tipe-p terbentuk dari lapisan silikon murni yang disebut
semikonduktor intrinsik. Semikonduktor ini terdiri dari ikatan atom di mana terdapat
elektron sebagai penyusun dasar. Dalam semikonduktor tipe-n, terdapat muatan negatif
yang berlebih, sedangkan dalam semikonduktor tipe-p, terdapat muatan positif yang
berlebih di dalam struktur atomnya.

Cara kerja panel surya diwakili oleh lapisan silikon tipe-n dan tipe-p yang digunakan
untuk membentuk suatu medan listrik sehingga elektron bisa diolah untuk menghasilkan
listrik. Saat semikonduktor tipe-p dan tipe-n terhubung, maka kelebihan elektron akan
bergerak dari semikonduktor tipe-n ke tipe-p, dari hal tersebut maka akan membentuk
kutub positif pada semikonduktor tipe-n, dan sebaliknya akan terjadi kutub negatif pada
semikonduktor tipe-p.

Akibat dari aliran elektron dan hole ini, terbentuklah medan listrik di mana ketika
cahaya matahari mengenai susunan lapisan silikon tipe-n dan tipe-p, maka akan
mendorong elektron bergerak dari semikonduktor menuju kontak negatif, yang
selanjutnya dimanfaatkan sebagai listrik, dan sebaliknya hole bergerak menuju kontak
positif menunggu elektron datang.

Dari proses inilah terjadi konversi energi dari energi sinar matahari menjadi energy
listrik

2. Komponen PLTS ( PV, Baterai, Kontroller/BCR/MPPT)?


2.1. Sel Surya atau Photovoltaic
Sel surya merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem PLTS. Komponen ini
berfungsi sebagai 'pemanen energi matahari'. Sel surya berfungsi untuk mengubah
energi surya menjadi energi listrik. Fenomena fisika dari sel surya sangat mirip dengan
dioda klasik (fenomena pn junction). Ketika sel surya atau biasa disebut dengan
photovoltaic (PV) menyerap cahaya matahari, energi foton yang diserap kemudian
dipindahkan ke sistem proton-elektron bahan, membentuk pembawa muatan yang
dipisahkan oleh sambungan. Pembawa muatan dapat berupa pasangan elektron-ion pada
cairan elektrolit atau pasangan elektron-hole pada bahan semikonduktor padat. Sisa daya
foton yang tidak digunakan pembawa muatan akan menjadi panas dan hilang ke
lingkungan.
Cahaya matahari ketika mengenai sel surya akan mengalami beberapa kondisi seperti
ditunjukkan pada gambar berikut, yaitu:
a. Cahaya matahari dipantulkan atau diserap oleh lapisan logam pada permukaan sel
surya.
b. Dipantulkan oleh permukaan sel surya.
c. Diserap oleh lapisan silikon.
d. Dipantulkan keluar oleh lapisan bagian dalam sel surya.
e. Diserap oleh lapisan silikon setelah dipantulkan.
f. Diserap oleh lapisan logam bagian dalam.

Cahaya matahari yang diubah menjadi listrik hanya yang diserap oleh lapisan silikon
sedangkan yang lain akan terbuang dalam bentuk pantulan maupun panas. Dalam
pemilihan modul sel surya, hendaknya memilih yang memiliki lapisan silikon yang luas
untuk lebih memaksimalkan dalam penangkapan cahaya matari dan mengubahnya
menjadi listrik.
Sel surya sangat jarang digunakan sendiri. Biasanya, beberapa sel surya yang memiliki
karakteristik yang sama saling dihubungkan untuk membentuk modul surya. Kemudian,
beberapa modul surya disusun untuk membentuk panel surya.

2.2. Baterai
Baterai berfungsi untuk menyimpan daya yang dihasilkan oleh panel surya yang tidak
segera digunakan oleh beban. Daya yang disimpan dapat digunakan saat periode radiasi
matahari rendah atau pada malam hari. Baterai menyimpan listrik dalam bentuk daya
kimia. Baterai memiliki dua tujuan penting dalam sistem PLTS, yaitu untuk memberikan
daya listrik kepada sistem ketika daya tidak disediakan oleh panel surya serta untuk
menyimpan kelebihan daya yang dihasilkan oleh panel surya.

2.3. Solar Charge Controller


Solar Charge Controller adalah peralatan elektronik yang digunakan untuk mengatur
banyak sedikitnya arus searah yang masuk ke baterai dan juga menagmbil arus dari
baterai ke beban. Selain itu, Solar Charge Controller juga berfungsi mencegah baterai
dari overcharge dan kelebihan tegangan dari modul surya. Kelebihan voltase pada
baterai akan mengurangi umur baterai. Charge controller menerapkan teknologi pulse
width modulation (PWM) untuk mengatur fungsi pengisian baterai dan pembebasan arus
dari baterai ke beban. Modul surya 12 volt umumnya memiliki tegangan output 16–21
volt. Jadi, tanpa solar charge controller, baterai akan rusak oleh overcharging dan
ketidakstabilan tegangan. Baterai umumnya di-charge pada tegangan 14-14.7 Volt.
Beberapa fungsi detail dari solar charge controller adalah sebagai berikut.

2.4. Inverter
Sistem tenaga surya mengubah radiasi surya menjadi arus listrik searah (DC). Inverter
dibutuhkan untuk mengubah arus searah menjadi arus bolak-balik (AC), jika beban
membutuhkan arus listrik bolak-balik. Tegangan masukan DC pada inverter adalah
tegangan yang sama dengan tegangan baterai dan tegangan keluaran panel surya.
Tegangan masukan DC pada inverter biasanya disebut dengan tegangan sistem yang
bernilai 12 V, 24 V atau 48 V. Tegangan yang lebih tinggi akan membutuhkan arus
listrik yang lebih rendah. Hal ini mampu mengurangi kehilangan daya pada kabel.

2.5. Power Meter, Utility Meter, Kilowatt Meter


Untuk sistem yang terhubung ke jaringan listrik, power meter(meteran daya) mengukur
jumlah daya yang digunakan dari jaringan listrik tersebut. Dalam sistem yang dirancang
untuk menjual daya listrik, meteran daya juga mengukur jumlah daya yang dikirim
PLTS ke jaringan.

2.6. Backup Generator


Untuk system PLTS kecil yang tidak terhubung langsung pada jaringan utilitas, backup
generator digunakan untuk menyediakan daya selama periode output yang rendah karena
cuaca buruk atau permintaan rumah tangga yang tinggi. Pemilik PLTS yang peduli
dengan dampak lingkungan dari generator dapat memasang generator yang
menggunakan bahan bakar alternatif seperti biodiesel, bukan bensin.

3. Karateristik Sistem PLTS (on grid, off grid, hybrid)


Terdapat tiga jenis PLTS yang sering ditemui, yaitu PLTS off-grid, PLTS on-grid, serta
PLTS Hybrid dengan teknologi lainnya; yang dibedakan berdasarkan karakteristik
penyimpanan dayanya. Selain itu, PLTS juga dibedakan berdasarkan ada atau tidaknya
jaringan distribusi untuk menyalurkan daya listriknya; yang meliputi PLTS terpusat dan
PLTS tersebar/terdistribusi.

PLTS off-grid PLTS on-grid PLTS Hybrid


Deskripsi Sistem PLTS yang
output daya listriknya
secara mandiri
menyuplai listrik ke
jaringan distribusi
pelanggan atau tidak
terhubung dengan
jaringan listrik PLN.
Baterai Ya, supaya bisa
memberikan suplai
listrik sesuai
kebutuhan beban.
Manfaat Untuk menjangkau
daerah yang belum
ada jaringan listrik
PLN.
PLTS PLTS yang memiliki sistem jaringan distribusi untuk menyalurkan
terpusat daya listrik ke beberapa rumah pelanggan. Keuntungan dari PLTS
terpusat adalah penyaluran daya listrik dapat disesuaikan dengan
kebutuhan beban yang berbeda-beda di setiap rumah pelanggan.
PLTS PLTS yang tidak memiliki sistem jaringan distribusi, sehingga setiap
tersebar/ rumah pelanggan memiliki sistem PLTS tersendiri
terdistribus
i
Contoh PLTS off-grid Contoh PLTS on-grid
tersebar: Solar Home tersebar: Solar PV
Sistem (SHS) Rooftop

4. Aplikasi dan Contoh PLTS ( Di Indonesia) NTB 5 MWp


Indonesia, sebagai negara yang terletak di kawasan katulistiwa, memiliki potensi energi
surya yang melimpah. Dengan matahari yang bersinar sepanjang tahun, diperkirakan
energi surya dapat menghasilkan hingga 4.8 KWh/m2, atau setara dengan 112.000 GWp.
Sayangnya pemanfaatan salah satu jenis energi terbarukan ini masih belum maksimal.
Indonesia baru mampu memanfaatkan sekitar 10 MWp.

Umumnya pemanfaatan energi matahari melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya


digunakan pada daerah pedesaan dengan skala kecil yakni menggunakan Solar Home
System (SHS). Solar Home System adalah pembangkit listrik skala kecil yang dipasang
secara desentralisasi (satu rumah satu pembangkit). Listrik harian yang dihasilkannya
berkisar antara 150-300 Wp.

Sedangkan untuk untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya skala besar, jumlahnya masih
sangat sedikit. Dan dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia yang telah
beroperasi tersebut hanya mampu memproduksi puluhan hingga ratusan kiloWattpeak
(kWp) listrik. Dua Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terbesar di Indonesia, yakni di
Karangasem dan Bangli (Bali) masing-masing kapasitasnya hanya 1 MW.

Diantara beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia tersentralisasi yang


memiliki skala besar antara lain adalah :
a. PLTS di Kabupaten Karangasem, Bali dengan kapasitas 1 MW.
b. PLTS di Kabupaten Bangli, Bali dengan kapasitas 1 MW.
c. PLTS di Pulau Gili Trawangan (NTB) berkapasitas 600 kWp.
d. PLTS di Pulau Gili Air (NTB) dengan kapasitas 160 kWp.
e. PLTS di Pulau Gili Meno (NTB) dengan kapasitas 60 kWp.
f. PLTS di Pulau Medang, Sekotok, Moyo, Bajo Pulo, Maringkik, dan Lantung
dengan total kapasitas 900 kWp.
g. PLTS Raijua (Kabupaten Sabu Raijua, NTT) dengan kapasitas 150 kWp.
h. PLTS Nule (Kab. Alor, NTT) dengan kapasitas 250 kWp.
i. PLTS Pura (Kab. Alor, NTT) dengan kapasitas 175 kWp.
j. PLTS Solor Barat (Kab. Flores Timur, NTT) dengan kapasitas 275 kWp.
k. PLTS Morotai (Maluku Utara) dengan kapasitas 600 kWp.
l. PLTS Kelang (Maluku) dengan kapasitas 100 kWp.
m. PLTS Pulau Tiga (Maluku) dengan kapasitas 75 kWp.
n. PLTS Banda Naira (Maluku) (Maluku) dengan kapasitas 100 kWp.
o. PLTS Pulau Panjang (Maluku) dengan kapasitas 115 kWp.
p. PLTS Manawoka (Maluku) dengan kapasitas 115 kWp.
q. PLTS Tioor (Maluku) (Maluku) dengan kapasitas 100 kWp.
r. PLTS Kur (Maluku) dengan kapasitas 100 kWp.
s. Kisar (Maluku) dengan kapasitas 100 kWp.
t. PLTS Wetar (Maluku) dengan total kapasitas 100 kWp.
u. PLTS Kabaena (Sulawesi Tenggara) dengan kapasitas 200 kWp.
Indonesia, melalui Perusahaan Listrik Negara (PLN) pun masih berusaha menambah
jumlah Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia. Baik menambah jumlah
pembangkitnya maupun kapasitas listrik yang dihasilkannya. PLTS-PLTS baru tersebut
akan dibangun di pulau-pulau kecil Indonesia.

5. Kelebihan dan Kekurangan PLTS


5.1. Kelebihan
a. Sumber energi paling bersih dan terbarukan.
b. Tersedia dalam jumlah yang melimpah dan seakan tanpa akhir.
c. Menyediakan listrik dengan biaya rendah, karena sumber energi gratis.
d. Dengan penelitian baru di sektor ini, sekarang memiliki solusi penyimpanan daya
yang cukup baik.
e. Mengingat polusi dan biaya yang semakin naik dari bahan bakar fosil, akan menjadi
sumber energi bersih yang paling dapat diandalkan.
5.2. Kekurangan
a. Membutuhkan banyak tanah untuk digunakan dalam jangka waktu yang lama atau
permanen.
b. Biaya pemasangan awal terlalu tinggi.
c. Opsi penyimpanan energi tidak efisien dan lebih mahal jika efisien.
d. Produksi daya cukup rendah dibandingkan dengan nuklir atau sumber daya lain
untuk menghasilkan daya listrik.
e. Ada masalah jika mendung atau cuaca yang buruk selama beberapa hari.
f. Produksi dari solar sel menyebabkan polusi dalam bentuk limbah beracun.
6. Pengelolaan PLTS (limbah, operasi,pemeliharaan)
6.1. Pengoperasian PLTS
Dalam pengoperasian PLTS , pengelola mengoperasikan PLTS mulai dari area
pembangkit sampai jaringan distribusi. Sementara itu, masyarakat bertanggung jawab
terhadap pengelolaan instalasi masing-masing rumah tangga. Pengoperasian PLTS
dengan baik dan benar merupakan aspek penting dalam menjaga keberlangsungan
sebuah pembangkit. Pengoperasian yang benar juga akan menjaga keandalan
pembangkit sehingga akan memberi kepuasan kepada pelanggan yang pada akhirnya
juga memberi kontribusi terhadap keberlangsungan pembangkit itu sendiri. Untuk
menjamin pengoperasian PLTS yang baik dan benar, Operator PLTS harus dilengkapi
oleh pengetahuan, kemampuan dan sikap yang memadai dalam mengoperasikan PLTS.

Secara umum, prinsip dasar pengoperasian PLTS adalah sebagai berikut (Tua, 2016).
1. Memahami bahwa energi listrik gratis dari sumber matahari yang dapat dipanen oleh
PLTS jumlahnya terbatas. Oleh karena itu, pengelola diharapkan dapat mengatur
keseimbangan antara yang dipanen, disimpan dan digunakan.
2. PLTS ini termasuk skala kecil, sedang yang berharap menikmatinya sangat banyak.
Oleh karena itu, penggunaan energi listrik oleh masing-masing pengguna akan dibatasi.
Penjatahan/pembagian distribusi energi listrik PLTS ini dikelola dengan Energy Limiter.
3. Panen energi matahari terbatas waktunya karena panya pada siang hari. Malam hari
hanya memanfaatkan energi siang harinya.
4. Operator memahami bahwa tidak memungkinkan melayani semua rumah-rumah.
Terutama sambungan baru tanpa memperhitungkan kemampuan PLTS .
5. Operator dan lembaga pengelola dengan penuh tanggung jawab merawat dan
membina masyarakat agar tidak disalahgunakan dan timbul kerusakan. Oleh karena itu
program dari Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) ini dapat bermanfaat secara maksimal dan dirasakan faedahnya oleh warga
setempat.
6. PLTS akan cepat rusak jika terjadi salah penggunaan, tidak dirawat dan tidak diurus.
7. Selain Pemerintah yang akan rugi, warga masyarakat juga akan merasakan kerugian
jika PLTS rusak.
8. Memahami bahwa umur ekonomis PLTS ini lebih dari 10 tahun bila dikelola,
dipelihara, diperiksa, dirawat dengan baik.

6.2. Pemeliharaan PLTS


Pemeliharaan PLTS dilakukan guna menghindari terjadinya kerusakan bangunan sipil,
peralatan mekanikal, elektrikal, jaringan distribusi dan lain-lain. Pemeliharaan tersebut
terdiri dari pemeliharaan area PLTS dan pemeliharaan jaringan distribusi. Sementara
itu, pemeliharaan instalasi rumah tangga diserahkan kepada masing-masing pemilik.
Pemeliharaan area pembangkit listrik dapat dibagi lagi ke dalam pemeliharaan pada
masing-masing komponen. [Khulaemi, 2016]

 Panel Surya
Pemeliharaan panel dan rangkaian panel surya dilakukan secara berkala meliputi
pembersihan panel dari debu-debu, efek bayangan dan pemeriksaan
pengkabelan/pengawatan pada rangkaian modul. Efek bayangan yang dimaksud dalam
hal ini adalah menghindarkan panel surya dari bayangan pohon-pohon atau lainnya.
Efek bayangan menyebabkan jumlah produksi listrik menjadi menurun. Selain itu, efek
bayangan yang tidak ditanggulangi dalam jangka yang lama dapat menyebabkan panel
surya rusak.

Pemeliharaan panel surya juga termasuk pada rangkaiannya. Cara merawat rangkaian
panel surya adalah dengan menjaga rangkain seri sel surya (string) dalam modul tidak
terputus, karena apabila string dalam modul ini terputus maka arus listrik tidak dapat
mengalir.

 Baterai
Pemeliharaan baterai pada PLTS yang sangat mudah adalah pada jenis VRLA (baterai
kering), boleh dikatakan bebas pemeliharaan (free maintenance). Artinya tidak ada
pemeliharaan terhadap baterai sampai umur baterai (life time) tersebut habis.
Pengisian air elektrolit atau dikenal dengan topping-up pada baterai lead-acid hanya
dilakukan untuk baterai tipe flooded. Pemeliharaan rangkain pada baterai akan
menjaga kestabilan terhadap catu daya ke beban. Antara lain memeriksa sambungan
kabel dan terminal positif dan negatif pada kepala baterai, membersihkan kotoran atau
lapisan yang menutupi kepala baterai dan memeriksa sambungan kabel dari baterai ke
beban.

 Pemeliharaan Solar Charge Controller dan Inverter


Pemeliharaan Solar Charge Controller dan inverter dilakukan dengan cara pemantauan
terhadap indikator yang ada pada Solar Charge Controller dan inverter. Dengan
mengamati indikator-indikator yang tertera dapat dilakukan tindakan yang sesuai.
Selain itu, pemeliharaan tersebut juga termasuk dalam pemeliharaan sambungan
kabel dan rangkaiannya agar terhindar dari serangga ataupun lainnya.

Pemeliharaan lain yang penting untuk dilakukan adalah pada jaringan distribusi.
Jaringan distribusi harus dihindarkan dari pohon-pohon demi keamanan jaringan dan
masyarakat. Hal tersebut untuk menghindari kejadian seperti korsleting dan orang
tersengat arus listrik. Pemeliharaan yang lainnya adalah berupa pemeliharaan
konstruksi sipil, seperti konstruksi pagar-pagar area pembangkit dan konstruksi tiang-
tiang listrik.

Pemeliharaan PLTS memang membutuhkan tenaga dan pengetahuan yang baik. Oleh
karena itu, diharapkan orang yang bertugas sebagai pengelola dapat dibekali dengan
pengetahuan yang baik mengenai pemeliharaan PLTS , khususnya pengetahuan
terhadap pemeliharaan area pembangkit. Bisa dikatakan bahwa pemeliharaan area
pembangkit merupakan bagian terpenting dalam operasional PLTS . Area pembangkit
juga merupakan area yang rumit karena banyak sekali komponen yang harus dipelajari
oleh pengelola, khususnya operator/teknisi.

Aspek pengoperasian dan pemeliharaan intalasi Pembangkit Energi Terbarukan


merupakan aspek penting dalam menjaga kesinambungan pembangkit itu sendiri. PLTS
terpusat merupakan salah satu pembangkit energi terbarukan yang mempunyai
kelebihan tersendiri untuk dikembangkan di daerah terisolir dengan konsumen yang
terbatas. Kelebihannya terutama karena karakteristik pembangkit yang bisa dibangun
dimana saja dengan kapasitas kecil. Dengan penggunaan dan pemeliharaan yang baik
diharapkan PLTS dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dan dalam
kurun waktu yang lama.

6.3. Pengelolaan Limbah


Sistem tenaga surya mungkin tidak menghasilkan sisa pembakaran dan gas rumah kaca
selama menghasiilkan energy (listrik), akan tetapi pada proses manufaktur
(pembuatan) panel surya menggunakan beberapa bahan beracun sperti polysilicon.
Untuk setiap ton polysilicon yang dibuat, yaitu bahan yang membentuk jantung panel
surya, menciptakan empat ton silikon tetraklorida beracun. Selain itu, pembuatan
panel surya menggunakan sesuatu yang disebut tetrafluoride nitrogen, yang
merupakan gas rumah kaca 17.000 kali lebih kuat daripada karbon dioksida. Jika panel
surya rusak dan limbahnya tidak diproses dengan baik maka kerusakan lingkungan tidak
dapat terhindarakan.

Dari semua dampak negatif yang ada, penanggulangan dan penanganan perlu
dilakukan. Untuk sekarang penanggulangan untuk pengurangan bahan beracun dalam
pembuatan panel surya masih sulit dicapai dikarenakan efisiensi penyerapan energi
panel surya yang masih rendah menjadi salah satu faktornya, terutama untuk
menghasilkan energi yang ramah lingkungan, karena untuk membuat panel surya
dengan efisiensi tertinggi sekarang (20%-30%) tetap menggunakan bahan-bahan yang
beracun. Langkah terbaik yang dapat kita lakukan adalah dengan mengolah limbah
panel surya sebaik-baiknya.

Anda mungkin juga menyukai