Oleh:
1
BAB I
PENDAHULUAN
saat ini khususnya energi listrik. Populasi di dunia terus bertambah setiap harinya
Minyak bumi dan batu bara yang di gunakan sebagai sumber energi saat ini,
diperkirakan ketersedianya akan semakin menipis dan akan habis. Hal ini akan
menjadi masalah yang serius dalam menyediakan energi yang cukup ke populasi
tak terbarukan menuju sumber energi terbarukan. Salah satu sumber energi yang
dapat menjadi solusi alternatif kepada kondisi diatas ialah pemanfaatan energi
matahari dengan menggunakan panel surya yang dapat mengubah energi matahari
tersebut menjadi energi listrik. Teknologi ini yang selanjutnya disebut dengan
solar cell.
Energi listrik yang dihasilkan dari suatu dari solar cell tergantung pada
besar intensitas matahari yang diterima oleh solar cell. Hal ini berarti, untuk
mendapatkan efisiensi maksimum solar cell, solar cell harus selalu berhadapan
dengan matahari. Oleh karena rotasi bumi, matahari tidak selalu berada pada
posisi yang sama, sehingga hal ini akan mengurangi efisiensi solar cell, jika posisi
solar cell tetap. Untuk selalu mendapatkan efisiensi yang maksimum, maka posisi
solar cell harus selalu mengikuti pergerakan matahari. Posisi solar cell terhadap
2
matahari sebagai referensi secara otomatis harus dikontrol dengan suatu sistem
peralatan penggerak posisi solar cell agar dapat menyerap energi matahari secara
maksimal.
Selain itu, untuk menghasilkan daya keluaran solar cell yang optimal
maka akan digunakan metode Maximum Power Point Tracking (MPPT) untuk
yang dapat diterapkan untuk menjaga solar cell bekerja pada titik optimumnya.
Rata-rata harian peningkatan daya yang dihantarkan MPPT adalah sebesar 16-
lingkungan berubah secara cepat (Enselin, 1990). Hal ini dikarenakan titik kerja
Dengan didasari oleh latar belakang ini, maka di rancanglah sebuah sistem
Panel Surya Dual Axis dengan Maximum Power Point Tracker (MPPT) yang
cell naik turun, kenanan dan kekiri mengikuti arah intensitas tertinggi serta dapat
mengatur besarnya tegangan keluaran pada panel surya, agar dapat memaksa
panel surya memperoleh daya optimum pada berbagai tingkat intensitas cahaya.
panel surya.
3
3. Bagaimana efesiensi keluaran panel surya dengan menggunakan MPPT.
Tujuan dari tugas akhir ini adalah merancang system serta charge
Adapun hasil dari penelitian ini adalah sistem MPPT dapat meningkatkan
efisiensi daya pada panel surya agar dapat melakukan pengisian baterai yang lebih
sistem MPPT.
maka dibuatlah batasan-batasan masalah yang akan di bahas pada penelitian ini.
2. Media penyimpanan energi listrik yang digunakan adalah baterai aki kering
pada sepeda.
4
3. Metode yang di gunakan listrik adalah metode Maximum Power Point
Traking (MPPT).
6. Parameter yang diamati pada pengujian ini adalah penambahan efisiensi daya
MPPT.
adalah :
1. Studi Literatur
dalam menganalisis permasalahan yang ada. Adapun sumbernya antara lain buku
2. Analisis Masalah
3. Perancangan
keseluruhan sistem yang akan dibuat, baik dari segi desain mekanik, perangkan
4. Simulasi Alat
Melakukan simulasi alat untuk melihat performansi dari alat yang telah dirancang.
5
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
SISTEM
6
BAB II
LANDASAN TEORI
Photovoltaic biasanya dikemas dalam sebuah unit yang disebut modul. Dalam
sebuah modul surya terdiri dari banyak sel surya yang bisa disusun secara seri
maupun paralel. Sedangkan yang dimaksud dengan surya adalah sebuah elemen
semikonduktor yang dapat mengkonversi energi surya menjadi energi listrik atas
dasar efek photovoltaic. Solar cell mulai popular akhir-akhir ini, selain mulai
menipisnya cadangan enegi fosil dan isu global warming. energi yang dihasilkan
juga sangat murah karena sumber energi (matahari) bisa didapatkan secara gratis.
Sel surya yang terdiri atas p-n junction monokristal silikon atau yang
Kelemahan dari panel jenis ini adalah tidak akan berfungsi baik ditempat
yang cahaya mataharinya kurang (teduh), efisiensinya akan turun drastis dalam
cuaca berawan. Sel surya jenis ini jika disusun membentuk solar modul (panel
surya) akan menyisakan banyak ruangan yang kosong karena sel surya seperti ini
kerapatannya yang rendah. Bisa saja produsen membuat bentuk persegi dengan
7
proses pemotongan tetapi kerugian proses produksi tentu menjadi lebih besar dan
menjadikan harga jauh lebih mahal lagi. Seperti terlihat pada gambar berikut.
Keterangan gambar:
4. Sebuah solar cell monokristal yang berisi susunan sel surya monokristal.
Nampak area kosong yang tidak tertutup karena bentuk sel surya jenis ini.
cahaya matahari menjadi energi listrik. Cahaya matahari merupakan salah satu
8
Sumber daya alam matahari ini sudah banyak digunakan untuk mensuplai
daya listrik di satelit komunikasi melalui solar cell. Solar cell ini dapat
menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang tidak terbatas langsung diambil
dari matahari, tanpa ada bagian yang berputar dan tidak memerlukan bahan bakar.
Sehingga sistem solar cell sering dikatakan bersih dan ramah lingkungan. Panel
solar cell merupakan modul yang terdiri beberapa solar cell yang digabung dalam
hubungkan seri dan paralel tergantung ukuran dan kapasitas yang diperlukan.
Yang sering digunakan adalah modul solar cell 20 watt. Modul solar cell itu
menghasilkan energi listrik yang proporsional dengan luas permukaan panel yang
Solar cell terbuat dari potongan silikon yang sangat kecil dengan dilapisi
bahan kimia khusus untuk membentuk dasar dari solar cell. Solar cell pada
umumnya memiliki ketebalan minimum 0,3 mm yang terbuat dari irisan bahan
semikonduktor dengan kutub positif dan negatif. Tiap solar cell biasanya
surya menjadi energi listrik. Berikut adalah diagram kerja solar cell.
9
Sel surya dapat dianalogikan sebagai divais dengan dua terminal atau
sambungan, dimana saat kondisi gelap atau tidak cukup cahaya berfungsi seperti
dioda, dan saat disinari dengan cahaya matahari dapat menghasilkan tegangan.
sebesar 0,5 sampai 1 volt, dan arus short-circuit dalam skala milliampere per cm2.
Besar tegangan dan arus ini tidak cukup untuk berbagai aplikasi, sehingga
umumnya sejumlah sel surya disusun secara seri membentuk modul surya. Satu
modul surya biasanya terdiri dari 28-36 sel surya, dan total menghasilkan
Modul surya tersebut bisa digabungkan secara paralel atau seri untuk
memperbesar total tegangan dan arus outputnya sesuai dengan daya yang
modul surya.
Gambar 2.3. Modul surya biasanya terdiri dari 28-36 sel surya yang
10
Pada solar cell terdapat sambungan (junction) antara dua lapisan tipis yang
Semikonduktor jenis negatif dibuat dari kristal silikon dan terdapat juga
sejumlah material lain (umumnya posfor) dalam batasan bahwa material tersebut
silikon paduan dalam hal ini disebut sebagai semikonduktor jenis-N (negatif).
Semikonduktor jenis-P juga terbuat dari kristal silikon yang didalamnya terdapat
sejumlah kecil materi lain (umumnya boron) yang mana menyebabkan material
tersebut kekurangan satu elektron bebas. Kekurangan atau hilangnya elektron ini
disebut lubang (hole). Karena tidak ada atau kurangnya elektron yang bermuatan
listrik negatif maka silikon paduan dalam hal ini sebagai semikonduktor jenis-P
(positif).
11
Struktur dasar dari sel Photovoltaic silikon
Sehingga pada bagian kiri terbentuk silikon yang tidak murni lagi dan
dinamakan silikon jenis P, sedangkan yang sebelah kanan dinamakan silikon jenis
N. Didalam silikon murni terdapat dua macam pembawa muatan listrik yang
seimbang. Pembawa muatan listrik yang positip dinamakan hole, sedangkan yang
silikon jenis P terbentuk hole (pembawa muatan listrik positif) dalam jumlah yang
sangat besar dibandingkan dengan elektronnya. Oleh karena itu didalam silikon
terbentuk elektron dalam jumlah yang sangat besar sehingga disebut pembawa
Didalam batang silikon itu terjadi pertemuan antara bagian P dan N. Oleh
Tapi, bila bagian positif dihubungkan dengan kutub negatif dari baterai
12
terbentuk hubungan yang dinamakan “reverse bias”. Dengan keadaan seperti ini,
maka hole (pembawa muatan positif) dapat tersambung langsung ke kutub positif,
junction tidak ada gerakan pembawa muatan mayoritas baik yang hole maupun
bergerak berusaha untuk mencapai kutub positif baterai. Demikian pula pembawa
kutub negatif. Karena itu, dalam keadaan reverse bias, di dalam PN junction ada
juga arus yang timbul meskipun dalam jumlah yang sangat kecil (mikro ampere).
Arus ini sering disebut dengan reverse saturation current atau leakage current
bersifat open source. Pertama-tama perlu dipahami bahwa kata “platform” di sini
adalah sebuah pilihan kata yang tepat. Arduino tidak hanya sekedar sebuah alat
dengan basis mikrokontroler ATmega328 (untuk Arduino Nano versi 3.x) atau
ATmega 168 (untuk Arduino versi 2.x). Arduino Nano kurang lebih memiliki
13
fungsi yang sama dengan Arduino Duemilanove, tetapi dalam paket yang berbeda.
1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya
digital.
14
4. RESET merupakan Jalur LOW ini digunakan untuk me-reset
Arduino
5. Serial RX (0) merupakan pin yang berfungsi sebagai penerima TTL data
serial.
serial.
10. LED merupakan pin yang berfungsi sebagai pin yag diset bernilai HIGH,
maka LED akan menyala, ketika pin diset bernilai LOW maka LED
11. Input Analog (A0-A7) merupakan pin yang berfungsi sebagi pin yang
15
Nomor Pin Arduino Nano Nama Pin Arduino Nano
6 Digital Pin 3 (PWM)
7 Digital Pin 4
8 Digital Pin 5 (PWM)
9 Digital Pin 6 (PWM)
10 Digital Pin 7
11 Digital Pin 8
12 Digital Pin 9 (PWM)
13 Digital Pin 10 (PWM-SS)
14 Digitl Pin 11 (PWM-MOSI)
15 Digital Pin 12 (MISO)
16 Digital Pin 13 (SCK)
18 AREF
19 Analog Input 0
20 Analog Input 1
21 Analog Input 2
22 Analog Input 3
23 Analog Input 4
24 Analog Input 5
25 Analog Input 6
26 Analog Input 7
27 VCC
30 Vin
2. 5 V Tegangan Operasi
16
3. 7-12VInput Voltage (disarankan)
Arduino Nano dapat diaktifkan melalui koneksi USB Mini-B, atau melalui
catu daya eksternal dengan tegangan belum teregulasi antara 6-20 Volt yang
dihubungkan melalui pin 30 atau pin VIN, atau melalui catu daya eksternal
dengan tegangan teregulasi 5 volt melalui pin 27 atau pin 5V. Sumber daya akan
secara otomatis dipilih dari sumber tegangan yang lebih tinggi. Chip FTDI
FT232L pada Arduino Nano akan aktif apabila memperoleh daya melalui USB,
ketika Arduino Nano diberikan daya dari luar (Non-USB) maka Chip FTDI tidak
aktif dan pin 3.3V pun tidak tersedia (tidak mengeluarkan tegangan), sedangkan
LED TX dan RX pun berkedip apabila pin digital 0 dan 1 berada pada posisi
HIGH.
17
2.3 Sensor Cahaya Light Dependent Resistor (LDR)
cahaya LDR tergantung pada besar kecilnya cahaya yang diterima oleh LDR itu
sendiri. Bila cahaya gelap nilai tahanannya semakin besar, sedangkan cahayanya
terang nilainya menjadi semakin kecil. LDR adalah jenis resistor yang biasa
digunakan sebagai detektor cahaya atau pengukur besaran konversi cahaya. LDR
terdiri dari sebuah cakram semikonduktor yang mempunyai dua buah elekrtroda
pada permukaannya.
keadaan terang sebesar 1KΩ atau kurang. LDR terbuat dari bahan semikonduktor
seperti senyawa kimia cadmium sulfide. Dengan bahan ini energi dari cahaya yang
jatuh menyebabkan lebih banyak muatan yang dilepas atau arus listrik meningkat,
pemasangan resistor biasa. Simbol LDR dapat dilihat seperti gambar berikut:
Saklar cahaya otomatis dan alarm pencuri adalah beberapa contoh alat yang 7
18
menggunakan LDR. Akan tetapi karena responnya terhadap cahaya cukup lambat,
LDR tidak digunakan pada situasi di mana intensitas cahaya berubah secara
drastis. Sensor ini akan berubah nilai hambatannya apabila ada perubahan tingkat
kecerahan cahaya.
cahaya. Karakteristik LDR terdiri dari dua macam yaitu Laju Recovery dan
Bila sebuah Sensor Cahaya Light Dependent Resistor (LDR) dibawa dari
suatu ruangan dengan level kekuatan cahaya tertentu ke dalam suatu ruangan yang
gelap, maka bisa kita amati bahwa nilai resistansi dari LDR tidak akan segera
berubah resistansinya pada keadaan ruangan gelap tersebut. Namun LDR tersebut
hanya akan bisa mencapai harga di kegelapan setelah mengalami selang waktu
tertentu. Laju recovery merupakan suatu ukuran praktis dan suatu kenaikan nilai
resistansi dalam waktu tertentu. Harga ini ditulis dalam K/detik. Untuk LDR tipe
arus harganya lebih besar dari 200K/detik (selama 20 menit pertama mulai dari
level cahaya 100 lux), kecepatan tersebut akan lebih tinggi pada arah sebaliknya,
yaitu pindah dari tempat gelap ke tempat terang yang memerlukan waktu kurang
dari 10 ms untuk mencapai resistansi yang sesuai dengan level cahaya 400 lux.
19
Sensor cahaya LDR tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap
panjang gelombang cahaya yang jatuh padanya (yaitu warna). Bahan yang biasa
digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga, aluminium, baja, emas
dan perak. Dari kelima bahan tersebut tembaga merupakan penghantar yang
Pada saat gelap atau cahaya redup, bahan dari cakram tersebut
menghasilkan elektron bebas dengan jumlah yang relatif kecil. Sehingga hanya
ada sedikit elektron untuk mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya
redup, LDR menjadi konduktor yang buruk atau bisa disebut juga LDR memiliki
Pada saat cahaya terang, ada lebih banyak elektron yang lepas dari atom
mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya terang, LDR menjadi
konduktor yang baik atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi kecil pada
aktif ketika terdapat cahaya. Ketika akan mengatur kepekaan LDR dalam suatu
mendapat cahaya maka buzzer atau bell akan berbunyi dan ketika tidak mendapat
cahaya maka buzzer atau bell tidak akan berbunyi. (Supatmi, 2011:176)
20
2.4
21
DAFTAR PUSTAKA
22