Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Energi merupakan kebutuhan utama sepanjang peradaban umat
manusia. Peningkatan kebutuhan energi dapat menjadi indikator peningkatan
kemakmuran, namun pada saat yang sama menimbulkan masalah dalam usaha
penyediaannya. Dengan kian menipisnya cadangan minyak bumi di Indonesia,
pemanfaatan energi alternatif nonfosil harus ditingkatkan. Ada beberapa energi
alam sebagai energi alternatif yang bersih, tidak berpolusi, aman dan
persediaannya tidak terbatas yang dikenal dengan energi terbarukan.
Diantaranya adalah energi surya, angin, gelombang dan perbedaan suhu air laut.
Indonesia sebagai negara tropis mempunyai potensi energi surya yang
tinggi dengan radiasi harian rata-rata (insolasi) sebesar 4,5 kWh/m2/hari
(Solarex, 1996). Potensi ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi
alternatif yang murah dan tersedia sepanjang tahun. Di samping itu, kondisi
geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau menyebabkan masih
banyaknya daerah terpencil yang belum terjangkau listrik PLN. Oleh karena itu
penerapan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk
memanfaatkan potensi energi surya yang tersedia dilokasi-lokasi tersebut
merupakan solusi yang tepat.
Penerapan teknologi tenaga surya untuk kebutuhan listrik daerah
terpencil dapat dilakukan dengan berbagai macam sistem pembangkit listrik
tenaga surya, seperti pembangkit listrik hybrida yaitu gabungan antara sumber
energi surya dengan sumber energi lainnya, yang paling umum adalah
penggabungan energi surya dengan energi mesin diesel atau sumber energi
mikro-hydro. Sistem tenaga surya lainnya adalah “Solar Home System” (SHS),
yang terdiri dari panel modul surya, baterai, alat pengontrol dan lampu, sistem
ini dipasang pada masing-masing rumah dengan modul fotovoltaik biasanya
dipasang di atas atap rumah. Sistem ini biasanya mempunyai modul fotovoltaik

1
2

dengan kapasitas daya 50 Wp dimana pada radiasi matahari rata-rata harian 4,5
kWh/m2 akan menghasilkan energi kurang lebih 125 s/d 130 Watt-jam.
(Solarex, 1996).

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas ada beberapa rumusan masalah yang dapat
diambil yaitu:
1. Bagaimana prinsip kerja sistem panel surya dengan metode Timer
Tracking?
2. Komponen apa saja yang perlu digunakan dalam modifikasi dari manual ke
otomatis?
3. Perbandingan daya yang dihasilkan antara sistem panel surya manual
dengan Timer Tracking?
4. Kelebihan dan kekurangan sistem panel surya dengan metode Timer
Tracking?

1.3 Batasan Masalah


Agar perancangan ini lebih fokus dan tidak melebar dari
permasalahan yang dibahas, maka perancangan ini akan dibatasi pada beberapa
masalah yaitu:
1. Pembahasan yang dilakukan sebatas prinsip kerja sistem panel surya
dengan Timer Tracking.
2. Data pengukuran di lapangan dicatat melalu alat pencatat hasil energi listrik
yang dihasilkan oleh panel surya pada sistem charger controller.
3. Perancangan ini tidak membahas tentang komponen atau bagian bagian dari
sebuah IC (Integrated Circuit) karena di luar materi Teknik Mesin.
3

1.4 Tujuan Perancangan

Adapun tujuan modifikasi perancangan sistem panel surya dengan


metode Timer Tracking adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui prinsip kerja sistem panel surya dengan metode Timer
Tracking.
2. Mengetahui komponen yang dibutuhkan oleh sistem Timer Tracking.
3. Mengetahui perbandingan daya yang dihasilkan antara sistem panel surya
manual dengan sistem Timer Tracking.
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem panel surya dengan metode
Timer Tracking.

1.5 Manfaat Perancangan


Adapun manfaat yang dapat diperoleh ialah :
1. Bagi Mahasiswa
a. Merupakan implementasi ilmu yang telah diberikan selama duduk di
bangku kuliah, sebagai tolak ukur kompetensi mahasiswa.
b. Salah satu bekal pengalaman ilmu untuk mahasiswa sebelum terjun ke
dunia masyarakat dan industri, sebagai modal persiapan untuk dapat
mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh.

2. Bagi Almamater
a. Merupakan pengembangan ilmu dan pengetahuan (IPTEK) yang tepat
guna dalam hal menciptakan ide untuk menghasilkan suatu alat yang
baru.
b. Merupakan inovasi awal yang dapat dikembangkan kembali
dikemudian hari dengan lebih baik.
4

3. Bagi Dunia Industri dan Masyarakat


a. Merupakan bentuk kreativitas mahasiswa yang dengan diciptakannya
alat ini diharapkan mampu menghasilkan produksi yang lebih cepat
dengan kualitas baik dan menggunakan tenaga yang sedikit.

Anda mungkin juga menyukai