Anda di halaman 1dari 48

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Energi matahari yang disediakan Tuhan untuk umat manusia

khususnya di indonesia sebagai negara yang memiliki iklim tropis

sangatlah berlimpah. Selain berlimpah dan tidak habis dipakai, energi

matahari juga tidak menimbulkan polusi sehingga energi matahari sangat

berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai energi listrik alternatif. Energi

matahari tidak dapat langsung dimanfaatkan secara langsung, untuk

memanfaatkan energi matahari menjadi energi listrik, masih diperlukan

peralatan seperti sel surya (solar cell) untuk mengkonversi energi matahari

menjadi energi listrik. Hal itu sesuai dengan hokum termodinamika

pertama yang menyatakan bahwa “energi tidak dapat diciptakan (dibuat)

ataupun dimusnahkan akan tetapi dapat berubah bentuk dari bentuk yang

satu ke bentuk lainnya (dikonversikan)”.

Konversi energi merupakan suatu proses perubahan dimana bentuk

energi dari yang satu menjadi bentuk energi lain yang dibutuhkan.

Pernyataan tersebut mengartikan bahwa untuk memperoleh suatu bentuk

energi, perlu adanya energi lain yang dikonversikan menjadi energi yang

dibutuhkan tersebut. Salah satu contohnya untuk mendapatkan energi

listrik yang tidak dapat diperoleh secara langsung, tetapi ada proses

konversi energi sebelum energi tersebut didapat untuk dimanfaatkan


2

sebagai alat yang berguna bagi masyarakat seperti penyiram tanaman

otomatis.

Penyiram tanaman ini dirancang untuk mengelola air dengan benar

berdasarkan jenis tanah dan menjaga tanaman sehat dengan penyiraman

tanaman pada waktu yang tepat, yaitu ketika jumlah curah hujan terbatas

untuk penyediaan air pada tanaman yang dikendalikan dengan sensor

kelembaban tanah. Sensor kelembaban tanah merupakan sensor yang

mampu mendeteksi intesitas air di dalam tanah (moisture). Sensor ini

mendeteksi kelembaban yang akan diteruskan ke mikrokontroler dan

meunju pompa yang akan mengalirkan air menuju tanaman dengan

kondisi tanah yang kurang lembab atau kering.

Atas dasar kenyataan itu, perlu dihadirkan suatu alat yang dapat

membantu meringankan kegiatan menyiram tanaman dalam bentuk sistem

yang dapat bekerja secara otomatis. Dengan menggunakan alat ini

diharapkan penyiram tanaman yang disuplai dari energi alternatif sel surya

(solar cell) dapat dilakukan pada waktu dan saat yang tepat. Skripsi ini

mengambil judul “Analisa Kinerja Penyiram Tanaman Otomatis Tenaga

Surya” sebagai upaya untuk menganalisa daya dari energi alternatif

terhadap kinerja penyiram tanaman otomatis, yang pada dasarnya daya

yang dihasilkan sel surya yang teruskan ke aki (accu) menuju penyiram

tanaman otomatis mampu menghasilkan daya yang maksimal menuju

beban yang disupali dari energi alternatif tersebut.


3

B. Batasan Masalah

Sesuai latar belakang diatas, penulis mengambil batasan-batasan masalah

yaitu :

1. Penelitian ini berfokus pada analisa penyiram tanaman otomatis tenaga

surya.

2. Perancangan dan pembuatan alat ini berbasis mikrokontroler Arduino

dan sensor kelembaban tanah.


3. Penelitian ini untuk mengetahui intesitas dari ketahanan aki, arus, dan

tegangan terhadap kinerja penyiram tanaman otomatis dengan tenaga

surya yang mana daya pada alat ini mampu menghidupkan lebih lama

dibandingkan dengan hanya menggunakan aki (accu) atau tanpa

dengan tenaga surya.


4. Pengujian dilakukan dengan memberikan beban penyiram tanaman

otomatis dengan variasi 2 pompa air untuk mengetahui daya dan waktu

yang diperoleh dari aki (accu) dengan menggunakan tenaga surya dan

tanpa menggunakan tenaga surya. Waktu pengujian selama 5 hari,

setiap hari pengujian dimulai dari jam 07.00 – 05.00.


C. Rumusan Masalah
1. Berapa lama daya yang dihasilkan dengan variasi 2 pompa pada alat

penyiram tanaman otomatis dengan tenaga surya?


2. Apa saja kelebihan dan kekurangan alat penyiram tanaman otomtis

tenaga surya ini?


4

D. Tujuan dan manfaat penelitian


1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mahasiswa mampu mengkaji

dan menganalisa permasalahan-permasalahan terhadap kinerja alat

penyiram tanaman otomatis yang disuplai dari energi alternatif tenaga

surya.
2. Manfaat Penelitian
a. Mahasiswa mampu memberi informasi kepada masyarakat tentang

sumber energi listrik terbarukan, dalam hal ini adalah pembangkit

listrik tenaga surya.


b. Dapat mengetahui desain pembuatan alat penyiram tanaman

otomatis dengan tenaga surya dan mengetahui nilai-nilai yang

dihasilkan.
c. Menambah referensi dan informasi terkait dengan ilmu Teknik

mesin konversi energi khususnya dalam bidang pembangkit listrik

dan energi terbarukan.


E. Sistematika Penelitian

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, Batasan

masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta

sistematika penulisan laporan.

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang hasil penelitian yang berhubungan dengan

teori-teori dasar seperti pengertian penyiram tanaman otomatis,


5

panel surya, dan teori-teori yang berhubungan dengan pengambilan

judul skripsi ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang metodologi penelitian operasional,

pengumpulan data, metode pengolahan data, alokasi waktu dan

tempat penelitian, serta diagram alur penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang data-data yang dikkumpulkan, yang

selanjutnya akan digunakan dalam proses pengolahan data dan

dianalisa dengan menghitung daya terhadap beban penyiram

tanaman otomatis dari suplai tenaga surya (Solar Cell).

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian dan saran.


6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Pengertian Penyiram Tanaman Otomatis Tenaga Surya

Penyiram tanaman ini merupakan sebuah alat untuk menyiram

tanaman dan tumbuhan dengan tenaga surya yang mana pada sistem ini

dilakukan secara otomatis dengan rangkaian mikrokontroler dan sensor

serta pompa untuk menghasilkan tekanan ketika mengalirkan air ke

seluruh tanaman. penyiram tanaman otomatis menggunakan beberapa

komponen utama sebagai input, control dan output. Untuk input

menggunakan sensor kelembaban Soil Moisture YL-69, untuk control

menggunakan mikrokontroler Arduino Uno, dan untuk output

menggunakan water pump. Selain itu ada juga beberapa komponen seperti

resistor, Lcd 16x2, dan relay sebagai pemicu water pump yang diproses

melalui mikrokontroler Arduino. Untuk penyuplai listrik menggunakan

panel surya yang mana akan menyuplai penyiram tanaman otomatis

dengan mengkonversikan energi matahari menjadi listrik. Adapun

komponen seperti panel surya, inverter, dan baterai (Accu).

2. Komponen-komponen Penyiram Tanaman Otomatis Tenaga Surya

a. Arduino UNO

Arduino merupakan rangkaian elektronik yang bersifat

open source, serta memiliki perangkat keras dan lunak yang mudah
7

untuk digunakan. Arduino dapat mengenali lingkungan sekitarnya

melalui berbagai jenis sensor dan dapat mengendalikan lampu,

motor, dan berbagai jenis actuator yang lainnya. Saat ini Arduino

sangat popular diseluruh dunia. Banyak pemula yang belajar

mengenal robotika dan elektronika lewat Arduino karena mudah

dipelajari. Arduino mempunyai banyak jenis, diantaranya Arduino

Uno, Arduino Mega 2560, Arduino Fio, dan lainnya.

Arduino adalah sebuah board mikrokontroler yang

didasarkan ada AT-Mega 328. Arduino mempunyai 14 pin digital

input/output (6 diantaranya dapat digunakan sebagai output PWM),

6 input analog, sebuah osilator Krisrtal 16 Mhz, sebuah koneksi

USB, power jack, ISCP heard dan seebuah tombol reset. Arduino

memuat semua yang dibutuhkan untuk menunjang mikrokontroler

agar mudah menghubungkan ke sebuah komputer dengan sebuah

kabel USB atau mensuplainya dengan sebuah adaptor AC ke DC

atau juga menggunakan baterai untuk memulainya.


8

Gambar 2.1 Mikrokontroler Arduino UNO

(Sumber : https://www.makerspaces.com/arduino-uno-tutorial-beginners)

b. Sensor kelembaban tanah (Soil Moisture Sensor)

Sensor kelembaban tanah atau Soil Moisture Sensor mampu

mengukur kadar air di dalam tanah, dengan 2 buah probe pada

ujung sensor. Pada saat tanah kekurangan asupan air, maka sensor

akan mendeteksinya yang kemudian akan memicu relay yang

dikontrol oleh mikrokontroler dan selanjutnya pompa akan aktif

bersamaan dengan waktu yang telah disetting pada timer. Sensor ini

dapat diaplikasikan pada penyiraman tanaman otomatis, sehingga

memudahkan kita dalam proses menyiram tanaman. Modul sensor

ini memiliki 4-pin, yaitu GND (untuk ground), VCC (3.3 -

5Volt), AO (keluaran analog yang akan dibaca oleh Arduino),

dan DO (dapat diatur sensitivitasnya menggunakan knb pengatur,

dan menghasilkan logika digital HIGH/LOW pada level


9

kelembaban tertentu). Saat ini telah banyak sensor kelembaban

tanah yang beredar di pasaran dengan harga yang relatif terjangkau,

salah satunya adalah kombinasi dari YL-39 (modul pengkondisian

sinyal) dan YL-69 (probe sensor).

Gambar 2.2 Soil Moisture dan Mikrokontroler Arduino UNO

(Sumber : https://tutorkeren.com/artikel/tutorial-menggunakan-sensor-

kelembaban-tanah-yl-39-dan-yl-69-pada-arduino.htm)

c. Relay Driver

Relay Driver merupakan rangkaian elektronika yang bisa

mengendalikan pengoperasian sesuatu dari jarak jauh. Komponen

elektronika berupa saklar atau switch elektrik yang dioperasikan

secara listrik dan terdiri dari 2 bagian utama yaitu Elektromagnet

(coil) dan mekanikal (seperangkat kontak Saklar/Switch).

Komponen elektronika ini menggunakan prinsip elektromagnetik

untuk menggerakan saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil

(low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih


10

tinggi. Seperti yang telah di jelaskan tadi bahwa relay memiliki

fungsi sebagai saklar elektrik, namun jika di aplikasikan ke dalam

rangkaian elektronika, relay memiliki beberapa fungsi yang cukup

unik. Berikut beberapa fungsi saat di aplikasikan ke dalam sebuah

rangkaian elektronika.

Berikut beberapa fungsi saat diaplikasikan kedalam sebuah

rangkaian elektronika :

1). Mengendalikan sirkuit tegangan tinggi dengan menggunakan

bantuan signal tegangan rendah.

2). Menjalankan logic function atau fungsi logika.

3). Memberikan time delay function atau fungsi penundaan

waktu.

4). Melindungi motor atau komponen lainnya dari korsleting

atau kelebihan tegangan.

Gambar 2.3 Relay Driver

(Sumber : http://drupalista.net/content/1-relay-module-arduino)
11

d. Pompa Air (Water Pump)

Pompa air adalah suatu mesin yang digunakan untuk

memindahkan cairan dari satu tempat ke tempat lain, melalui suatu

media pipa (saluran) dengan cara menambah energi pada cairan,

yang dipindahkan dan berlangsung kontinyu.

Pompa digunakan untuk mesuplai cairan bertekanan rendah

dan tinggi dengan kecepatan aliran yang tinggi dan rendah, yang

bergantung pada aplikasinya.

Pada dasarnya pembelian pompa air didasarkan pada

beberapa hal berikut ini :

1). Ketinggian air yang ingin dicapai

2). Volume air yang diinginkan

3). Daya listrik yang tersedia

Ketinggian air yang ingin di capai dapat ditentukan melalui :

1). Ketinggian penampungan air

2). Ketinggain titik air

Untuk dapat mencapai ketinggian tertentu, maka air sangat

memerlukan tekanan, karena itu usahakan agar hambatan air dapat

dikurangi.

Hambatan air dapat terjadi karena :

1). Belokan pada pipa air

2). Saring
12

Biasanya semakin cepat putaran mesin pompa, maka akan

semakin besar pula aliran air yang dapat dihasilkan. Karena itu

volume air biasanya identik dengan besarnya konsumsi daya dari

pompa tersebut.

Gambar 2.4 Pompa Air (Water Pump)

(Sumber : https://gadgetsgo.com/PDSIRV25-Artis-Series-One-

water-pump.html)

e. Sprayer

Alat penyemprot (Sprayer) merupakan salah satu peralatan

pertanian dan berkebun yang digunakan untuk membantu pekerjaan

seperti penyiraman tanaman dan tentu saja sebagai alat bantu untuk

memberikan pupuk daun dan menyemprotkan pestisida

untuk pemberantas hama penyakit yang ada pada tanaman.


13

Gambar 2.5 sprayer

(Sumber : https://www.tokopedia.com/indomartonline/sprayer)

f. Panel Surya (Photovoltaic)

Panel surya atau Photovoltaic adalah alat untuk

mengkonversi tenaga matahari menjadi listrik. Photovoltaic adalah

teknologi yang berfungsi untuk mengubah atau menngkonversikan

radiasi matahari menjadi energi listrik secara langsung. PV

biasanya dikemas dalam sebuah unit yang disebut modul. Dalam

sebuah modul surya terdiri dari banyak sel surya yang bisa disusun

secara seri maupun pararel. Sedangkan yang dimaksud surya

adalah sebuah elemen semikonduktor yang dapat mengkonversi

energi surya menjadi listrik atas dasar efek fotoelektrik. Panel surya

banayk digunakan masyarakat dan energi yang didapatkan juga

sangat murah karena energi (matahari) yang sangat mudah

didapatkan secara gratis.


14

Gambar 2.6 Panel surya

(Sumber : https://www.len.co.id/len-50-wp)

g. Inverter

Inverter adalah rangkaian elektronika daya yang digunakan

untuk mengkonversikan tegangan searah (DC) ke suatu tegangan

bolak-balik (AC). Inverter mengkonversi arus DC 12/24 volt dari

sumber arus backup seperti baterai, panel surya / solar cell menjadi

AC 220 volt setara PLN.

Gambar 2.7 Inverter

(sumber : http://nbgaia.com/products/grid connected

inverters/500gwadl.html)
15

h. Baterai (Accu)

Baterai adalah obyek kimia penyimpan arus listrik. Dalam

sistem solar cell, energi listrik dalam baterai digunakan pada

malam hari dan hari mendung. Karena intensitas sinar matahari

bervariasi sepanjang hari, baterai memberikan energi yang konstan.

Baterai tidak seratus persen efisien, beberapa energi hilang

seperti panas dari reaksi kimia, selama charging dan discharging.

Charging adalah saat energi listrik diberikan kepada baterai,

discharging adalah pada saat energi listrik diambil dari baterai.

Satu cycle adalah charging dan discharging. Dalam sistem solar

cell, satu hari dapat merupakan contoh satu cycle baterai (sepanjang

hari charging, malam digunakan/ discharging).

Baterai tersedia dalam berbagai jenis dan ukuran. Ada dua

jenis baterai yaitu "disposable" dan "rechargeable". Baterai

rechargeable digunakan oleh sistem solar cell adalah aki/ baterai

lead-acid.

Untuk menghitung satuan kapasitas baterai yang akan dipakai,

dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

Ah = satuan kapasitas baterai (Ampere hour)

ET = Jumlah Beban (Wh)


16

VS = Tegangan Sumber Baterai (Volt)

Dari rumus diatas dapat diketahui besar kapasitas baterai yang

dibutuhkan adalah :

Keterangan:

CB = Kapasitas Baterai

(Ah) d = Waktu maksimal penyimpanan energi baterai (hari)

DOD = Besar energi yang bisa tersimpan pada baterai (maks.

80%)

Gambar 2.8 Baterai (Accu)

(Sumber : http://akigsastra.blogspot.co.id/p/blog-page_10.html)

i. Solar Charge Controller

Solar Charge Controller adalah peralatan elektronik yang

digunakan untuk mengatur arus searah yang diisi ke baterai dan

diambil dari baterai ke beban. Solar charge controller mengatur

overcharging (kelebihan pengisian - karena batere sudah 'penuh')


17

dan kelebihan voltase dari panel surya / solar cell. Kelebihan

voltase dan pengisian akan mengurangi umur baterai. Solar charge

controller menerapkan teknologi Pulse width modulation (PWM)

untuk mengatur fungsi pengisian bateraidan pembebasan arus dari

baterai ke beban. Panel surya / solar cell 12 Volt umumnya

memiliki tegangan output 16 - 21 Volt. Jadi tanpa solar charge

controller, baterai akan rusak oleh over-charging dan ketidak

stabilan tegangan.

Gambar 2.9 Solar Charge Controller

(Sumber : https://www.tokopedia.com/technicobatam/1pcs-20a-12v24v-

solar-panel-charge-controller-battery)
18

3. Konsep Dasar Rangkaian Listrik

a. Definisi Rangkaian Listrik

Rangkaian listrik merupakan suatu kumpulan elemen atau

komponen listrik yang saling dihubungkan dengan cara tertentu dan

sedikitnya memiliki satu lintasan tertutup. Elemen dan komponen

pada rangkaian listrik dikelompokan menjadi dua yaitu elemen aktif

dan pasif. Elemen aktif merupakan elemen yang mampu

menghasilkan energi dalam hal ini adalah sumber tegangan dan arus,

sementara elemen pasif merupakan elemen yang tidak dapat

menghasilkan energi, atau dapat dikelompokan sebagai elemen yang

hanya dapat menyerap energi.


Elemen yang hanya mampu menyerap energi yaitu resistor

atau dengan nama lain hambatan dan tahanan dengan simbol R.

Komponen pasif yang dapat menyimpan energi diklasifikasikan

menjadi dua, yaitu elemen yang menyerap energi dalam bentuk

medan magnet diantaranya induktor, belitan, atau kumparan dengan

simbol L, dan komponen pasif yang dapat menyerap energi dalam

bentuk medan listrik diantaranya kapasitor dengan simbol C.


Definisi rangkaian adalah interkoneksi dari sekumpulan

elemen atau komponen penyusun ditambah dengan rangkaian

penghubungnya, disusun dengan cara tertentu dan minimal memiliki

satu lintasan tertutup. Dengan kata lain hanya dengan satu lintasan

tertutup saja kita mampu menganalisis sebuah rangkaian. Satu


19

lintasan tertutup dapat diartikan sebagai sebuah titik awal yang

nantinya akan kembali ke titik tersebut tanpa terputus.

b. Arus Listrik

Arus merupakan perubahan kecepatan muatan terhadap

waktu atau muatan yang mengalir dalam satuan waktu dengan

simbol i yang berasal dari bahasa Perancis (intensite). Selama

muatan bergerak maka akan muncul arus yang mengalir, begitu pula

ketika muatan diam maka arus akan hilang. Muatan akan bergerak

jika ada energi luar yang mempengaruhinya. Muatan adalah satuan

terkecil dari atom atau sub bagian dari atom. Dimana dalam teori

atom modern menyatakan bahwa atom terdiri dari partikel inti

(proton bermuatan + dan neutron bersifat netral) yang dikelilingi

oleh muatan elektron (-), normalnya atom bermuatan netral.


Sebuah muatan terdiri dari dua jenis yaitu muatan positif

dan muatan negatif. Arah arus searah dengan arah muatan positif

(arah arus listrik) atau berlawanan dengan arah aliran elektron. Suatu

partikel dapat menjadi muatan positif apabila kehilangan elektron

dan menjadi muatan negatif apabila menerima elektron dari partikel

lain.
Coulomb adalah unit dasar dari International System of Units (SI)

yang digunakan untuk mengukur muatan listrik.


Simbol :Q = muatan konstan
q = muatan tergantung satuan waktu
muatan 1 elektron = -1,6021× 10-19 coulomb
muatan 1 coulomb = -6,24 × 1018 elektron
20

secara metematis arus didefinisikan : i = (1)

satuan : Ampere (A)

Dalam teori rangkaian, arus merupakan pergerakan muatan

positif. Ketika terjadi beda potensial pada suatu elemen maka akan

muncul arus dimana arah positif mengalir dari potensial tinggi ke

potensial rendah dan arah arus negatif mengalir sebaliknya.


Macam-macam arus:
1) Arus searah (Dirrect Current / DC)
Arus DC adalah arus yang mempunyai nilai tetap atau

konstan terhadap satuan waktu, yang artinya dimanapun kita

meninjau arus tersebut pada waktu berbeda akan mendapatkan

nilai yang sama.

Gambar 2.10. Arus Searah (AC)

Sumber: Asran (2014)

2) Arus bolak-balik (Alternating Current / AC)


Arus AC adalah arus yang mempunyai nilai yang

berubah terhadap satuan waktu dengan karakteristik akan selalu


21

berulang untuk perioda waktu tertentu (mempunyai periode

waktu : T).

Gambar 2.11. Arus Bolak-balik (DC)

Sumber: Asran (2014)

c. Tegangan

Tegangan atau beda potensial (voltage) adalah kerja yang

dilakukan untuk menggerakkan satu muatan (sebesar satu coulomb)

pada elemen atau komponen dari satu terminal ke terminal lainnya,

atau pada kedua terminal akan memiliki beda potensial jika muatan

sebesar satu coulomb dipindahkan dari satu terminal ke terminal

lainnya. Keterkaitan antara kerja yang dilakukan sebenarnya adalah

energi yang dikeluarkan, sehingga pengertian diatas dapat

dipersingkat bahwa tegangan adalah energi per satuan muatan.

Secara matematis : v = .....................................................(2)

Satuan : Volt (V)

d. Daya

Daya listrik didefinisikan sebagai laju hantaran energi listrik

dalam rangkaian listrik. Satuan SI daya listrik adalah watt yang


22

menyatakan banyaknya tenaga listrik yang mengalir per satuan

waktu (joule/detik).

Daya secara matematis : P = = v × i.................(3)


Satuan : Watt (W)

e. Prefix dalam Sistem Satuan Internasional (SI)

Dalam satuan SI untuk menyatakan bilangan yang lebih

besar dari suatu satuan dasar, dipergunakan notasi desimal (standart

decimal prefixes) yang menyatakan pangkat dari sepuluh.

Notasi lengkap Singkatan Arti terhadap satuan


Atto A 10-18
Femto F 10-15
Pico P 10-12
Nano N 10-9
Mikro Μ 10-6
Milli M 10-3
Centi C 10-2
Deci D 10-1
Deka Da 101
Hekto H 102
Kilo K 103
Mega M 106
Giga G 109
Tera T 1012

Tabel 2.1. Prefix dalam Sistem Satuan Internasional (SI)

Sumber : Mohamad Ramdhani (2005)


23

f. Macam-macam Listrik dan Satuannya

1) Besaran Listrik

Besaran listrik Satuan Alat Ukur

Arus Ampere Ampere meter

Tegangan Volt Volt meter

Tahanan Ohm Ohm meter

Daya Semu VA

Daya Aktif Watt Watt meter

Daya Reaktif VAR VAR meter

Energi Aktif Wh KWh meter

Energi Reaktif VARh KVARh meter

Faktor Daya - Cos φ meter

Frekuensi Hz Frekuensi meter

Tabel 2.2. Macam-macam Besaran Listrik

Sumber : Asran (2014)

2) Satuan Turunan

Besaran Satuan
Listrik Dasar 10-12 10-9 10-6 10-3 103 106 109
Arus A mA kA
Tegangan V mVolt kV
24

Tahanan Ω μΩ mΩ kΩ MΩ GΩ
Induktansi H μH mH
Kapasitansi F nF pF μF
Daya semu VA kVA MVA
Daya aktif Watt KW MW GW
Daya reaktif VAR kVAR MVAR

Energi aktif Wh kWh MWh GWh

Energi reaktif VARh kVARh MVARh

Faktor daya - Tidak mempunyai satuan.


Frekuensi Hz kHz MHz

Tabel 2.3. Satuan Turunan Besaran Listrik

Sumber : Asran (2014)

1. Hukum-Hukum Dasar Rangkaian

a. Hukum Ohm

Jika sebuah penghantar, resistansi atau hantaran dilewati

oleh sebuah arus maka pada kedua ujung penghantar tersebut akan

muncul beda potensial, atau hukum ohm menyatakan bahwa

tegangan melintasi berbagai jenis bahan pengantar adalah

berbanding lurus dengan arus yang mengalir melalui bahan tersebut.

Secara matematis : V = R× i i= ..........................(4)


25

Gambar 2.12. Hambatan dalam Rangkaian Listrik

Sumber : Asran (2014)

Hubungan daya dengan hukum ohm :


P = V× i..................................................................................(5)
P = R× i × i = i2 × R

P=V×i P=V× = ........................................(6)


b.
26

c. Hukum Kirchoff I / Kirchoff’s Current Law (KCL)


Jumlah arus yang memasuki suatu percabangan, node, atau

simpul sama dengan arus yang meninggalkan. Dengan kata lain

jumlah aljabar semua arus yang memasuki sebuah percabangan

adalah sama dengan nol. Secara matematis :

Arus pada satu titik percabangan = 0

Arus yang masuk percabangan = Arus yang keluar

Gambar 2.13. Percabangan Arus

Sumber : Mohamad Ramdhani (2005)

i=0

i2 + i4 – i1 – i3 = 0

arus masuk = arus keluar

i2 + i4 = i1 + i3
27

c. Hukum Kirchoff II / Kirchoff’s Voltage Law (KVL)


Jumlah tegangan pada suatu lintasan tertutup sama dengan

nol, atau penjumlahan tegangan pada masing-masing komponen

penyusunnya yang membentuk satu lintasan tertutup akan bernilai

sama dengan nol.

Secara matematis : V=0

Gambar 2.14. Lintasan a-b-c-d-a

Sumber : Mohamad Ramdhani (2005)

Lintasan a-b-c-d-a :
Vab + Vbc + Vcd + Vda = 0
-V1 + V2 – V3 + 0 = 0
V3 – V2 – V1 = 0
Lintasan a-d-c-b-a :
Vad + Vdc + Vcb + Vba = 0
V3 - V2 + V1 + 0 = 0
V3 – V2 + V1 = 0
d. Hubungan Seri dan Paralel
Secara umum digolongkan menjadi dua :
1) Hubungan seri
Jika salah satu terminal dari dua elemen tersambung,

akibatnya arus yang lewat akan sama besar.


28

Gambar 2.15. Rangkaian Seri

Sumber : Asran (2014)

Arus yang mengalir pada setiap elemen sama besarnya.


Rs = R1 + R2 + R3
V1 = I . R1
V2 = I . R2
V3 = I . R3
V = V1 + V2 + V3
V = I . R1 + I . R2 + I . R3
V = I ( R1 + R2 + R3)

V = I . Rs I= ....................................... (7)
Rs = Tahanan resistor seri.
Prinsip pembagian tegangan pada rangkaian seri.

Gambar 2.16. Pembagian Tegangan pada Rangkaian Seri

Sumber : Asran (2014)

Arus pada rangkaian seri sama, yang berbeda adalah drop

tegangannya.
V1 = I . R1
V2 = I . R2
29

V = I . Rs Rs = R 1 + R 2

Untuk V1 = ..,.

V1 = I . R1 I=

V = I . Rs I=

Substitusi persamaan dan didapat :

= V1 = .V

V1 = .V
30

Untuk V2 = ..,.

V2 = IR2 I=

Subsitusi persamaan dan didapat :

= V2 = .V

V2 = .V

2) Hubungan paralel
Jika semua terminal terhubung dengan elemen lain dan

akibatnya tegangan diantaranya akan sama.

Gambar 2.17. Hubungan Paralel

Sumber : Asran (2014)

IT = I 1 + I 2

IT =

I1 =
31

I2 =

Subsitusi persamaan ke persamaan ;


IT = I 1 + I 2

= +

V =V

= + atau, RT =

Rangkaian setara dengan ;


Bila rangkaian yang terdapat n resistor yang paralel (misalkan

R1, R2, R3, R4) maka tahanan ekivalen rangkaian paralel adalah ;

= + + + .......................................... (8)
Tetapi, untuk dua resistor R1 dan R2 yang diparalel, maka

tahanan ukurannya dapat ditentukan ;

RP = ............................................................(9)
Prinsip pembagian arus pada rangkaian paralel.
Rangkaian paralel ; komponen dikatakan berhubungan paralel

satu sama lain apabila tegangan yang melintasinya adalah sama.


V1 = I1 . R1
V2 = I2 . R2

V = I T . RP Rp = tahanan resistor paralel

Pada hubungan paralel tegangan adalah sama.


V = V1 = V2
Untuk, I1 = ..,.
32

I1 . R 1 = I T . R P

I1 = . IT = . IT

I1 = . IT
Untuk, I2 = ..,.
I2 . R 2 = I T . R P

I2 = . IT = . IT

I1 = . IT
33

B. Tinjauan Pustaka

Peneliti telah melakukan telaah terhadap beberapa penelitian yang

memililiki korelasi yang serupa dengan penelitian yang penulis lakukan.

1. Penelitian pertama yang menjadi referensi penulis adalah penelitian

yang dilakukan oleh Rusman (2015) yang berjudul “Pengaruh Variasi

Beban Terhadap Efisiensi Solar Cell Dengan Kapasitas 50 WP”.

Tujuan penelitian tersebut adalah untuk menghasilkan efisiensi solar

cell dengan metode penelitian yang menggunakan beberapa beban

yaitu 3 watt, 6 watt dan 9 watt dalam mempengaruhi efisiensi solar

cell. Efisiensi dengan menggunakan waktu pengambilan data dari jam

08.00 sampai dengan 17.00. Hasil yang didapatkan yaitu untuk beban

3 watt yaitu menghasilkan efisiensi 84 % dan untuk beban 6 watt yaitu

menghasilkan efisiensi 90% serta beban 9 watt menghasilkan

menghasilkan efisiensi 86% sehingga disimpulkan bahwa efisiensi

solar cell dengan kapasitas 50 WP maksimum pada jam 12.00 siang.

2. Penelitian kedua yang menjadi referensi penulis adalah dari

Viktorianus Ryan Juniardy, Dedi Triyanto, dan Yulrio Brianorman

(2014) yang berjudul “Prototype Alat Penyemprot Air Otomatis Pada

Kebun Pembibitan Kelapa Sawit Berbasis Sensor Kelembaban Dan

Mikrokontroler AVR Atmega 8”. Penelitian ini bertujuan untuk

menerapkan prototype alat penyemprot air otomatis pada kebun

pembibitan kelapa sawit ini penggunaan air dapat dihemat yang

semula pada penyiraman manual menggunakan 0,5-2 liter per bibit


34

tanaman per hari menjadi 0,20,8 liter per bibit tanaman per hari dan

ukuran keseragaman kelembaban tanah media tanam kelapa sawit

dapat terjaga antara batas atas dan batas bawah sistem bekerja.

3. Penelitian ketiga yang menjadi referensi penulis adalah penelitian dari

Junaidi, Hasyim Asy’ari ST.MT dan Agus Supardi ST.MT (2015) yang

berjudul “Kinerja Pompa Air DC Berdasarkan Intesitas Tenaga

Surya”. Penelitian ini menunjukan bahwa pompa air memperoleh debit

tertinggi ketika sumber air pada kedalaman 1 meter, dengan keluaran

air sebanyak 21 liter per menit. debit air terendah adalah ketika sumber

air terletak pada kedalaman 3 meter, dengan keluaran air sebanyak 19

liter. Pompa air bekerja paling lama yaitu ketika intensitas cahaya

82.200 LUX pada kedalaman 1 meter, dapat bekerja selama 3,90

menit. Berbanding terbalik ketika intensitas cahaya 0 LUX pada

kedalaman 3 meter, hanya mamperoleh waktu 2,34 menit, hal ini

disebabkan karena intensitas cahaya akan turut membantu menyumplai

beterai atau accu.

4. Penelitian keempat yang menjadi referensi penulis adalah penelitian

dari Junaidi, Aris Budiman, dan Hasyim Asy’ari (2015) yang berjudul

“Desain Penyiram Taman Otomatis Tenaga Surya Mengacu Pada

Kelembaban Tanah”. Penelitian ini bertujuan untuk membuat desain

penyiram tanaman otomatis mengacu pada kelembaban tanah.

Penelitian ini menunjukkan bahwa, pompa air aquarium dapat menyala

dan mati secara otomatis tanpa perantara manusia, hal ini karena
35

adanya sensor kelembaban tanah, apabila sensor menunjukkan nilai

diatas 700 maka arduino uno akan menyalurkan daya output menuju

rangkaian relay sehingga pompa air menyala. Sebaliknya, jika sensor

kelembaban menunjukkan nilai kurang dari 700 maka arduino uno

tidak menyalurkan daya output menuju rangkaian relay sehingga

sumber DC dari baterai tidak dapat disalurkan ke pompa air. Pengujian

pompa air tanpa menggunakan panel surya mampu menghidupkan

pompa air aquarium selama 25 menit. Hal ini karena secara penuh

energi disuplai oleh aki (accu). Sedangkan saat menggunakan panel

surya untuk intensitas tertinggi yang didapat saat penelitian adalah

102.000 lux, mampu menghidupkan pompa air aquarium selama 55

menit. Pompa air aquarium dapat bekerja lebih lama dengan selisih

waktu 30 menit dibanding tanpa menggunakan panel surya.


36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah

metode eksperimen, dimana definisi metode eksperimen menurut Cochran

(1957) meyatakan : penelitian eksperimental merupakan sebagai, sebuah

atau sekumpulan percobaan yang dilakukan melalui perubahan-perubahan

terencana terhadap variable input suatu proses atau system sehingga dapat

ditelusuri penyebab dan faktor-faktor sehingga membawa perubahan pada

output sebagai respon dari eksperimen yang telah dilakukan.

Pada penelitian ini, penulis akan melakukan Analisa dari penyiram

tanaman otomatis tenaga surya untuk mengetahui intesitas dari ketahanan

aki (accu), arus dan tegangan yang mana daya pada alat ini mampu

menghidupkan pompa lebih lama dibandingkan dengan hanya

menggunakan aki (accu) atau tanpa dengan tenaga surya. Pengujian juga

dilakukan dengan memberikan beban penyiram tanaman otomatis yang

berupa pompa untuk mengetahui daya dan waktu yang diperoleh dari aki

(accu) dengan menggunakan tenaga surya dan tanpa menggunakan tenaga

surya.
37

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu selama 6 bulan dimulai dari

bulan maret sampai agustus 2018. Garis besar dari keseluruhan penelitian

ini dapat dilihat dari tabel.

Bulan ke-
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6

Persiapan

a. Studi Literatur √
1
b. Penyusunan Proposal √ √

c. Persiapan Alat dan Bahan √ √

Pelaksanaan

a. Seminar Proposal √ √
2
b. Desain dan Perancangan Alat √ √

c. Analisa penyiram tanaman



otomatis tenaga surya

Penyelesaian

a. Pengolahan Data √
3
b. Penyusunan Laporan √ √

c. Ujian Skripsi √

Tabel 3.1 Jadwal Rencana Penelitian

2. Tempat Penelitian
38

Perancangan penelitian dilakukan di rumah, tepatnya di Jl.Barokah

Desa Pekiringan Rt.08 Rw.02, Talang-Tegal serta pengujian alat

dilakukan di lingkungan bengkel Fakultas Taknik Universitas

Pancasakti Tegal, Jl. Halmahera KM. 01, Mintragen, Tegal Timur,

Kota Tegal, Jawa Tengah.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2012:119) Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Pohon Tin di Perkebunan Tin.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

pusposive sampling. Hal tersebut dilakukan dengan mengambil subjek

atas dasar adanya tujuan tertentu. Menurut Sugiyono (2012:126)

menjelaskan bahwa purposive sampling adalah teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu.

Syarat dalam pemilihan sampel harus didasarkan atas karakter tertentu

yang sesuai dengan kebutuhan penelitian, maka peneliti menentukan

sampel sebanyak 10 pohon tin dengan 2 pompa air, masing-masing 5

pohon tin memiliki 1 pompa air yang natinya pompa akan mengalirkan

air ke pohon tin tersebut.


39

D. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

Variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang

mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang

variabelnya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk

menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi

(Jonathan Sarwono, 2006). Dalam penelitian ini, penulis telah

menentukan variabel bebas diantaranya sebagai berikut :

a. Perancangan alat penyiram tanaman tenaga surya dengan

pengujian daya terhadap beban dari variasi 2 pompa air.

b. Perancangan alat penyiram tanaman tanpa tenaga surya dengan

pengujian daya terhadap beban dari variasi 2 pompa air.

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah:

Variabel terikat adalah variabel yang memberikan reaksi/respon jika

dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel terikat adalah variabel

yang variabelnya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang

disebabkan oleh variabel bebas (Jonathan Sarwono, 2006). Dalam

penelitian ini, penulis telah menentukan variabel terikat sebagai berikut

a. Besar daya dan waktu penyiraman yang dihasilkan oleh panel

surya dengan variasi beban 2 pompa air penyiram tanaman


40

otomatis tenaga surya yang dikelompokan dari 5 pohon tin

untuk 1 pompa air.

b. Besarnya daya dengan variasi beban 2 pompa air penyiram

tanaman otomatis tanpa tenaga surya yang dikelompokan dari 5

pohon tin untuk 1 pompa air.

3. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah:

Variabel kontrol didefinisikan sebagai variabel yang variabelnya

dikontrol oleh peneliti untuk menetralisasi pengaruhnya. Jika tidak

dikontrol variabel tersebut akan mempengaruhi gejala yang sedang

dikaji (Jonathan Sarwono, 2006). Dalam penelitian ini, penulis

menetapkan variabel kontrol antara lain :

a. Sensor yang digunakan dalam penyiram tanaman otomatis

adalah sensor kelembaban tanah atau soil moisture.

b. Waktu yang ditentukan selama pengujian adalah 5 hari setiap

pagi dan sore.

c. Sampel yang digunakan adalah 10 pohon tin dan variasi beban

dengan 2 pompa air penyiram tanaman.

d. Daya yang dihasilkan dari panel surya untuk menyalakan alat

penyiram tanaman otomatis.


41

E. Metode Pengmpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan penulis antara lain :

1. Metode Literatur, penulis melakukan pengumpulan data melalui buku,

jurnal, laporan penelitian, karya tulis ilmiah, dan lain-lain yang

berkaitan dengan panel surya, Arduino uno, sensor kelembaban tanah,

serta lainnya digunakan guna mendukung penyelesaian laporan ini.

2. Metode Interview, penulis melakukan tanya jawab baik dengan dosen,

mahasiswa, ataupun karyawan bengkel fakultas teknik Universitas

Pancasakti Tegal mengenai hal-hal yang berkaitan penelitian ini.

3. Metode Eksperimen, penulis melakukan eksperimen untuk mengetahui

intesitas dari ketahanan aki (accu), arus dan tegangan dari penyiram

tanaman otomatis tenaga surya ini. Penulis juga melakukan eksperimen

dengan melakukan pengujian memberikan beban penyiram tanaman

otomatis dengan variasi 2 pompa air untuk mengetahui daya dan waktu

yang diperoleh dari aki (accu) dengan menggunakan tenaga surya dan

tanpa menggunakan tenaga surya.

4. Metode observasi, penulis melakukan pengamatan langsung pada objek

penelitian guna mencatat hasil daya yang dihasilkan oleh purwarupa

tersebut.

F. Instrumen Penelitian

1. Alat Penelitian

a. Multimeter

b. Ampere meter
42

c. Lux meter

d. Tang ampere

e. Pipa air

2. Bahan Penelitian

a. Panel surya

b. Solar charge controller 20A

c. Arduino UNO

d. Sensor kelembaban tanah (Soil moisture)

e. Inverter

f. Baterai (accu)

g. Sprinkler

h. Pompa air (water pump) 12 V

i. Rangkaian relay

j. Penghantar (kabel jumper)

3. Diagram Sistem Rangkaian

Panel Surya Controller Charger Rangkaian Relay Inverter

Baterai (Accu) Arduino Uno Pompa Air

Sensor Sprinkler

Gambar 3.1 Diagram Sistem Rangkaian alat penyiram tanaman otomatis

tenaga surya
43

G. Flowcahrt Penelitian

Mulai

Studi Literatur

Perancangan

Pembuatan Dan
Perakitan Alat

Apakah
system Perbaikan
Tidak
beroperasi
dengan baik ?
Ya

Pengukuran Intesitas Cahaya,


Ketahanan Aki, dan Tegangan

Analisa Data dan


Kesimpulan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.2 Flowchart Penelitian


44

H. Langkah Kerja Penelitian

1. Prosedur Persiapan

a. Studi literatur dengan mengumpulkan beberapa data pendukung

penelitian baik bersumber dari jurnal, karya tulis ilmiah, skripsi,

buku, dan lain sebagainya.

b. Pengadaan masing-masing alat dan bahan yang dibutuhkan pada

penelitian ini diantaranya sensor kelembaban tanah (soil moisture),

bahan baku purwarupa, dan lain-lain.

2. Rangkaian Penyiram Tanaman Otomatis Tenaga Surya

Rangkaian penyiram tanaman otomatis tenaga surya dibuat

secara manual dan dengan bantuan software Arduino sebagai coding

atau data agar alat tersebut bekerja sesuai perintah dari software

Arduino tersebut.

3. Proses Pengujian

Pengujian pada purwarupa dilakukan pada kondisi yang

sebenarnya dengan pemberian beban oleh manusia yang melangkah,

besarnya beban telah ditentukan sebelumnya sehingga menghasilkan

data guna dianalisa untuk penyelesaian laporan.

4. Analisa Hasil dan Pembuatan Laporan

Data yang telah diperoleh dari pengujian berupa angka yang

kemudian dianalisis dan diambil kesimpulan guna penyelesaian laporan

penelitian. Data yang diperoleh nantinya adalah besarnya arus,

tegangan, dan daya yang mampu dihasilkan dari purwarupa.


45

H. Metode Analisis Data

1. Data yang akan diambil dalam penelitian ini adalah Daya terhadap beban

alat penyiram tanaman otomatis tenaga surya dari perhitungan arus dan

tegangan yang dihasilkan oleh panel surya. untuk mengetahui intesitas dari

ketahanan aki (accu), arus dan tegangan dari penyiram tanaman otomatis

tenaga surya ini. Penulis juga melakukan pengujian memberikan beban

penyiram tanaman otomatis dengan variasi 2 pompa air untuk mengetahui

daya dan waktu yang diperoleh dari aki (accu) dengan menggunakan

tenaga surya dan tanpa menggunakan tenaga surya.

a. Penelitian awal dilakukan dengan melakukan perancangan desain

pompa air dengan sprayer.

b. Penambahan komponen seperti panel surya, solar charge controller,

baterai (accu), rangkaian relay, Arduino uno dan inverter.

c. Penelitian ini menggunakan panel surya 80 Wp, panel surya dipasang

pada tempat yang terpapar langsung sinar matahari secara langsung.

d. Melakukan pengujian pompa air dengan ketinggian pompa air 2,5

meter.

Berikut Tabel penelitian dari pengujian pompa air dengan ketinggian 2,5

meter.
46

Beban Sebelum Beban Sesudah


Intesitas Panel Surya (DC) Inverter (DC) Inverter (AC)
Kapasitas
Cahaya
(Watt)
(LUX) Arus Tegangan Arus Tegangan Arus Tegangan
(A) (V) (A) (V) (A) (V)

Tabel 4.1 Pengujian Pompa Air dengan ketinggian pompa 2,5 m.

Jarak
Pengukuran
Sembur Debit Air
Ketahanan
Pompa per Menit
Aki (Menit)
(Meter)

Tabel 4.2 Pengujian Pompa Air dengan ketinggian Pompa 2,5 m.

Rata-rata tegangan, arus, daya, debit air dan ketahanan aki dari hasil

pengujian pompa air dengan ketinggian pompa air 2,5 meter adalah sebagai

berikut :

1. Panel surya

Rata-rata tegangan pada panel surya

V panel =

Rata-rata arus pada panel surya

I panel =
47

Rata-rata daya pada panel surya

P panel = V panel x I panel = 48,81 Watt

2. Beban sebelum inverter (DC)

Rata-rata tegangan pada beban sebelum inverter (DC)

V=

Rata-rata arus pada beban sebelum inverter (DC)

I=

Rata-rata daya pada beban sebelum inverter (DC)

P panel = V panel x I panel

3. Beban sesudah inverter (AC)

Rata-rata tegangan pada beban sesudah inverter (AC)

V=

Rata-rata arus pada beban sesudah inverter (AC)

I=

Rata-rata daya pada beban sesudah inverter (AC)

P panel = V panel x I panel

4. Debit air

Rata-rata debit air

Q=

5. Ketahanan Aki

Rata-rata ketahanan aki dengan kedalaman air 2,5 meter

t=
48

DAFTAR PUSTAKA

Arie, Septayudha. Warsito Agung. Karnoto. (2010). Fotovoltaik Pompa Air


dengan Menggunakan Inverter dan Baterai.

Archie W. Culp, Jr dan Ir. Darwin Sitompul M. Eng.(1993). Prinsi-Prinsip


KonversiEnergi. Penerbit Erlangga

Asran. 2014. Rangkaian Listrik I. [internet]. [diunduh 25 Maret 2018] Tersedia


pada : http://repository.unimal.ac.id/679/1/12-Ebooks Bahan Ajar
Rangkaian Listrik I-ASRAN-2014.pdf.

Hasan, Hasnawiya. (2012). Perancangan Pembangkit Tenaga Surya di Pulau


Saugi. Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK). Vol 10 No.2: 169-179.
Junaidi. Hasyim Asy’ari., dan Agus Supardi ST.MT. (2015). Kinerja Pompa Air
DC Berdasarkan Intesitas Tenaga Surya.

Junaidi. Aris Budiman., dan Hasyim Asy’ari. (2015). Desain Penyiram Tanaman
Otomatis Tenaga Surya Mengacu Pada Kelembaban

Juniardy, Viktorianus Ryan. Dedi Triyanto., dan Yulrio Brianorman. (2014).


Prototype Alat Penyemprot Air Otomatis Pada Kebun Pembibitan Kelapa
Sawit Berbasis Sensor Kelembaban Dan Mikrokontroler AVR Atmega 8.
Jurnal Ilmiah CODING, Vol. 2 No. 1

Pahlevi, Reza. (2014). Pengujian Karakteristik Panel Surya Berdasarkan


Intensitas Tenaga Surya. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Prakoso, Dhimas Febriananda. (2014). Kinerja Pompa Air Dengan Panel Surya
Portable Bedasarkan Intensitas Panel Surya. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Rusman. (2015). Pengaruh Variasi Beban Terhadap Efisiensi Solar Cell Dengan
Kapasitas 50 WP. Jurnal Ilmiah TURBO, Vol. 4 No. 2.

Syahwil. Muhamad. 2013. Panduan Mudah Simulasi dan Praktek Mikrokontroller


Arduino. Yogyakarta: CV. Andi Offset

Anda mungkin juga menyukai