KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh
Campuran Bioaditif pada Bahan Bakar Pertalite Terhadap Kinerja Motor Bensin 4
TAK” dengan baik. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Awan Setiawan, M.MT.,MM selaku Direktur Politeknik Negeri
Malang.
2. Bapak Ir. Pipit Wahyu Nugroho,M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Malang.
3. Bapak Nurhadi, Spd., SST., M.T. selaku Kepala Program Studi Teknik
Otomotif Elektronik Politeknik Negeri Malang.
4. Bapak Yuniarto, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi
ini.
5. Orang Tua penulis yang selalu memberikan dorongan moral serta materil
yang sangat besar sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Teman-teman mahasiswa Politeknik Negeri Malang.
7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses penelitian hingga
terselesaikannya skripsi ini.
Penyusun menyadari dalam skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh
sebab itu penulis mengharapkan kritik, saran, dan nasihat yang membangun
kesempurnaan skripsi ini.
DAFTAR ISI
BAB IV ............................................................................................................. 25
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Siklus motor bakar bensin 4-langkah (Heywood, 1988 dalam
Pandapotan, 2012)...................................................................................................7
Gambar 2.2. Diagram P-v dari siklus ideal motor bakar bensin 4-langkah
(Wardono, 2004) ....................................................................................................7
Gambar 2.3. Diagram pembakaran motorbensin(suyanto,1989:253) ....................9
Gambar 2.4. Diagram terjadinya detonasi pada motor bensin (Suyanto, 1989:258)
................................................................................................................................10
Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian................................................................... 20
Gambar 3.2. Kerangka Konsep .............................................................................21
Gambar 3.3 Metode pengolahan dan analisis data ................................................24
Gambar 4.1 Grafik Torsi .......................................................................................28
Gambar 4.2 Grafik Bmep.........................................................................................29
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan Spesifikasi Bahan Bakar Pertalite dan Minyak Kayu Putih
................................................................................................................................11
Tabel 2.2 Spesifikasi D’Tracker...........................................................................19
Tabel 3.1 Alat dan Bahan Penelitian .....................................................................22
Tabel 3.2 Tabel Pengambilan Data .......................................................................23
Tabel 4.1 Tabel Hasil Penelitian kinerja standart, 3%, 6%, 9% ...........................23
Tabel 4.2 Hasil Uji Two Way Anova (Torsi) .................................................. 25
ix
Kata-kata kunci : kinerja, minyak kayu putih, bioaditif, torsi, Bmep, rpm
x
BAB I
PENDAHULUAN
sebagai bio aditif untuk bahan bakar minyak. Minyak atsiri umumnya larut dalam
pelarut organik seperti alkohol, eter, petroleum, benzene, dan tidak larut dalam air
(Ketaren dalam Widiastuti:1-2). Di samping itu, komponen oksigen yang
terkandung dalam struktur kimia minyak atsiri diharapkan dapat
menyempurnakan sistem pembakaran. Minyak atsiri diperoleh dari hasil
penyulingan bagian tumbuh-tumbuhan tertentu dan sebagian sudah lama
dibudidayakan di Indonesia. Minyak kayu putih (cajeput oil) adalah contoh jenis
minyak atsiri tersebut.
Minyak kayu putih dapat dijadikan bio aditif karena larut dalam bahan
bakar dan dari hasil analisis terhadap komponen penyusunnya banyak
mengandung oksigen, sehingga diharapkan mampu meningkatkan pembakaran
bahan bakar dalam mesin. Hal lain yang cukup penting adalah ruang senyawa
penyusun minyak tersebut berada dalam rantai terbuka, yang dapat menurunkan
ikatan antar molekul penyusun bahan bakar, sehingga diharapkan proses
pembakaran akan lebih efektif.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diadakan penelitian dengan
judul “Pengaruh Campuran Bioaditif pada Bahan Bakar Pertalite terhadap Kinerja
Pada Motor Bensin 4 Tak”.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
API =
Keterangan:
γ = adalah berat jenis air pada suhu 60ºF
b. Viskositas
Viskositas adalah suatu ukuran dari besar perlawanan zat cair untuk
mengalir atau ukuran dari besarnya tahanan geser dalam dari suatu bahan
cair (Supraptono, 2004:27).
c. Nilai Kalor
Nilai kalor adalah jumlah panas yang dihasilkan jika 1 kg bahan bakar
terbakar secara sempurna.
6
busi
Gambar 2.1. Siklus motor bakar bensin 4-langkah (Heywood, 1988 dalam
Pandapotan, 2012).
Untuk lebih jelasnya proses-proses yang terjadi pada motor bakar bensin
4-langkah dapat dijelaskan melalui siklus ideal dari siklus udara volume
konstan seperti ditunjukkan pada gambar.
Gambar 2.2. Diagram P-v dari siklus ideal motor bakar bensin 4-langkah
(Wardono, 2004)
8
Gambar 2.4. Diagram terjadinya detonasi pada motor bensin (Suyanto, 1989:258)
Proses atau tingkatan pembakaran dalam sebuah mesin terbagi menjadi
empat tingkat atau periode yang terpisah. Periode-periode tersebut adalah:
1. Keterlambatan pembakaran (delay period)
Proses keterlambatan pembakaran dari titik (1-2) yaitu mulai
memerciknya busi. Selama periode ini campuran bahan bakar dan udara
belum terbakar karena setiap benda yang bisa terbakar (dalam hal ini
bahan bakar bensin) memiliki sifat yaitu tidak mudah terbakar jika
dinyalakan melainkan akan terbakar beberapa saat setelah benda tersebut
diberikan penyalaan.
2. Penyebaran api
Periode penyebaran api ditunjukkan pada titik (2-3) adalah saat
dimana campuran bahan bakar dan udara mulai terbakar. Periode ini
tekanan dalam silinder meningkat drastis dikarenakan adanya pembakaran
campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder dan gerakan piston
yang semakin mendekati TMA.
3. Puncak pembakaran (pembakaran akhir)
Puncak pembakaran akhir pada proses pembakaran dimulai pada
titik (3-4). Tekanan pembakaran puncak terjadi pada fase ini. Puncak
pembakaran akan ditentukan saat pengapian dan nilai oktan dari bahan
baakr. Semakin maju saat pengapian, maka puncak pembakarannya pun
akan terjadi semakin maju pula.
Puncak pembakaran yang terlalu maju dapat menyebabkan
terjadinya knocking, sedangkan jika pengapian terjadi keterlambatan maka
puncak pembakaran akan menjadi semakin menjauh dari TMA yang
11
Dimana :
T = Torsi (N.m)
F = gaya penyeimbang yang diberikan (N)
r = jarak lengan torsi (m)
2) Daya
Daya motor merupakan salah satu parameter dalam menentukan
performa motor. Pengertian dari daya atau tenaga itu adalah kecepatan
yang menimbulkan kerja motor selama waktu tertentu (Jama dan Wagino,
2008:24). Untuk menghitung besarnya daya pada motor 4 langkah
digunakan rumus :
P = 2πNT atau P(kW)=2πN(rev/s)xT(N.m)x10-3 Dalam satuan hp:
15
Dimana :
Dimana:
P, Ne = Daya efektif (kW, HP, PS)
N,n = putaran mesin (rpm)
T = torsi (N.m, lbf.ft, kgf.m)
1 Hp = 1,014 PS
1 HP = 0,735 kW
1 kW= 1,34 Hp
1 PS = 0,9863 hp = 0,7355 kW
i : Jumlah piston
z : Jumlah poros engkol tiap siklus untuk
4 langkah z = 2, dan untuk 2 langkah z = 1
Bmep : Tekanan efektif rerata (kPa)
2.2.8 Pembakaran
Pembakaran adalah reaksi kimia antara komponen-komponen bahan
bakar (karbon dan hidrogen) dengan komponen udara (oksigen) yang
berlangsung sangat cepat, yang membutuhkan panas awal untuk
menghasilkan panas yang jauh lebih besar sehingga menaikkan suhu dan
tekanan gas pembakaran. Elemen mampu bakar atau Combustible yang
utama adalah karbon dan oksigen. Oksigen yang diperlukan untuk
pembakaran diperoleh dari udara, yang merupakan campuran dari oksigen
dan nitrogen.
Nitrogen adalah gas lembam dan tidak berpartisipasi dalam proses
pembakaran. Selama proses pembakaran butiran-butiran halus minyak bahan
bakar yang terdiri dari karbon dan hidrogen akan beroksidasi dengan oksigen
membentuk air (H2O) dan karbon dioksida (CO2). Tetapi bila oksigen yang
disuplai tidak cukup, maka partikel karbon tidak akan seluruhnya beroksidasi
dengan partikel oksigen untuk membentuk CO 2, akibatnya terbentuklah
produk pembakaran yang lain seperti karbon monoksida (CO), dan gas buang
yang lain seperti UHC (unburned hydrocarbons) (Maleev, 1995 dalam
Mahdi, 2006).
Selama proses pembakaran, butiran minyak bahan bakar menjadi
elemen komponennya, yaitu hidrogen dan karbon, akan bergabung dengan
oksigen untuk membentuk air, dan karbon bergabung dengan oksigen
menjadi karbon dioksida. Kalau tidak cukup tersedia oksigen, maka sebagian
dari karbon akan bergabung dengan oksigen menjadi karbon monoksida.
Akibat terbentuknya karbon monoksida, maka jumlah panas yang dihasilkan
17
2.3 Spesifikasi
12
N.
m
19
BAB III
METODE PENELITIAN
1 2000 1
2
3
rata rata
2 3000 1
2
3
rata rata
3 4000 1
2
3
rata rata
4 5000 1
2
3
rata rata
5 6000 1
2
3
24
rata rata
6 7000 1
2
3
rata rata
7 8000 1
2
3
rata rata
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.2Tabel Hasil Penelitian Tekanan efektif rerata standart, 3%, 6%, 9%.
Bmep
rpm standart lb-ft rpm BB+6% lb-ft Bmep(psi)
(psi)
2000 10.35 7.63 131.2 2000 9.3 6.85 117.86
3000 11.21 8.26 142.03 3000 10.5 7.74 133.06
4000 11.3 8.34 143.41 4000 10.8 7.96 136.87
5000 11.42 8.42 144.78 5000 11.44 8.43 144.98
6000 11.25 8.29 142.55 6000 11.54 8.5 146.24
7000 10.72 7.9 135.84 7000 10.66 7.86 135.09
8000 9.28 6.84 117.61 8000 9.73 7.17 123.35
Bmep
rpm BB+3% lb-ft rpm BB+9% lb-ft Bmep(psi)
(psi)
2000 10.47 7.72 132.75 2000 9.7 7.15 122.92
3000 11.33 8.35 143.58 3000 10.62 7.83 134.62
4000 11.43 8.43 144.95 4000 10.83 7.98 137.24
5000 11.6 8.55 147.02 5000 11.12 8.19 140.87
6000 11.6 8.55 147.02 6000 11.27 8.31 142.86
7000 10.68 7.87 135.32 7000 10.6 7.81 134.37
8000 9.44 6.96 119.68 8000 9.61 7.81 134.37
27
1,96) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan
KONDISI berdasarkan RPM sebelum penggunaan dan ketika penggunaan.
4.3 Pembahasan
Berikut ini adalah hasil penelitian dengan output atau keluaran berupa
grafik.
4.3.1 Torsi
Chart Title
12.00
y = -0.0148x3 - 0.0026x2 + 0.6849x + 9.7614 y = -0.0149x3 - 0.0109x2 + 0.7567x + 9.7971
R² = 0.974 standart R² = 0.9763 BB+3%
11.50
11.00
torsi (Nm)
155.00
Grafik Bmep
2
y = -0.1911x3 - 0.1105x2 + 9.4763x + 124.32
150.00 y = -2.6572x + 22.326x + 97.761 R² = 0.9768 Bioaditiv 3%
R² = 0.9548 Bioaditiv 6%
145.00
140.00
Bmep (psi)
135.00
rendah, pada putaran 6000 puncak tekanan turun dari kondisi standart sebesar
0,69% yaitu 142,86 psi.
33
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil data analisa pengujian yang terdapat pada bab-bab
sebelumya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Terjadi pengaruh perubahan torsi pada penambahan 3% minyak kayu putih
dari kondisi standart mengalami kenaikan sebesar 8,66% dengan puncak
torsi 11,64 Nm dan Bmep sebesar 0,681% dengan puncak tekanan 147,02
psi .
2. Penambahan bio aditif minyak kayu putih sebesar 3% menghasilkan
kinerja terbaik dan efisien.
2.2 SARAN
Saran yang dapat dipergunakan untuk penelitian lebih lanjut yaitu:
1. Apabila ingin menambahkan bio aditif minyak kayu putih kedalam bahan
bakar Pertalite sebaiknya tidak lebih dari 6%.
2. Tinjau kembali semua aspek sebelum memilih bioaditif yang akan
ditambahkan kedalam bahan bakar, sebaiknya memilih bioaditif yang
harganya relatif murah, dan penggunaannya relatif mudah.
34
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, W dan Nur Nalindra Putra. 2014. Peningkatan Kadar Geraniol Dalam
Minyak Sereh Wangi dan Aplikasinya Sebagai Bio Additive Gasoline.
Jurnal Bahan Alam Terbarukan. Vol 3. Edisi 1.
Balai Penelitian Tanaman Obat, dan Aromatik. 2010. Penggunaan Minyak Serai
Wangi Sebagai Bahan Bio aditif Bahan Bakar Minyak. Sinar Tani Edisi 24
– 30 November 2010.
Endyani, Indah Dwi dan Toni Dwi Putra. 2011. Pengaruh Penambahan Zat Aditif
Pada Bahan Bakar Terhadap Emisi Gas Buang Sepeda Motor. PROTON.
Vol. 3. No. 1: 29-34
Jama, Jalius dan Wagino. 2008. Teknik Sepeda Motor Jilid 1 untuk SMK. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan
Nasional.
Kusuma, I Gusti bagus Wijaya. 2001. Alat Penurun Emisi Gas Buang pada
Motor, Mobil, Motor Tempel dan Mesin Pembakaran tak
Bergerak.jurnalMakara, Teknologi. 3:95-101.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2006 tentang Ambang Batas
Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama.
Suharto. 2010.Limbah kimia dalam pencemaran udara dan air. Yogyakarta: CV.
ANDI OFFSET.
Toyota Astra Motor. 2003. Training Manual NewStep 1. Jakarta: PT Toyota Astra
Motor.
Widiastuti, Ira. Sukses Agribisnis Minyak Atsiri. Sleman: Pustaka Baru Press.
37
LAMPIRAN
1. Alat Mikrokontroler
1.1 Rangkaian Mikrokontroler
#include <SPI.h>
#include <Wire.h>
#include "RTClib.h"
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
#include <TimerOne.h>
#define SENSOR_PULSER 2
void tampil_nama_penyusun()
{
lcd.clear();
lcd.noBlink();
lcd.setCursor(0, 0); //baris pertama
lcd.print(F("Wisnu "));
lcd.setCursor(0, 1); //baris kedua
lcd.print(F("TEKNIK MESIN"));
lcd.setCursor(0, 2); //baris kedua
delay(5000);
}
void hitung_pulsa()
{
pulsa++;
}
void setup()
{
Serial.begin(9600);
Wire.begin();
lcd.begin(16, 2);
39
lcd.clear();
lcd.noCursor();
lcd.noBlink();
tampil_nama_penyusun();
delay(1000);
}
void timerIsr()
{
tsampling++;
if (tsampling==10)
{
tsampling=0;
float hitung=pulsa/14;
hitung*=1.28; //1,28m = 128cm
speedo=(hitung*1)*3600; //kali 10 sampling 100ms x 1jam=3600
pulsa=0;
}
}
void loop()
{
if (millis()>=timesampling+1000)
{
timesampling=millis();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print(F("RPM: "));lcd.print(speedo);
40
}
}
1.3 Komponen elektronik
Berikut adalah komponen tachometer berbasis mikrokontroler
a. Arduino Nano V2.2
41
b. LCD I2C
Fitur Produk:
Modul LCD I2C 1602 adalah tampilan 2 baris dengan 16 karakter yang dihubungkan ke
I2C papan anak. LCD I2C hanya membutuhkan 2 koneksi data, +5 VDC dan GND untuk
mengoperasikan.
Spesifikasi :
Rentang Alamat I2C : 2 lines by 16 character 0 x20 to 0x27 (Default=0x27,
addressable)
Tegangan operasi : 5 VDC
Lampu latar : White
Kontras : Adjustable by potentiometer on I2c interface
Ukuran : 80 mm x 36mm x 20 mm
Area yang bisa dilihat : 66 mm x 16mm
Power :
Perangkat ini didukung oleh koneksi 5Vdc tunggal.
c. Stepdown