Anda di halaman 1dari 24

Lingkungan Hidup

Makalah Kimia Lingkungan Tahun Ajaran 2016/2017

Oleh Kelompok II, XIII-8 :

Asad Amanullah

13.59.07461

Farhan Arradzumar Gustaman

13.59.07500

Isfan Fajar Hawari

13.59.07532

Jeremia Yardon

13.59.07538

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri
Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK
Bogor
2016

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Ligkungan Hidup ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Hj. Sulistiowati,S.Si,M.Pd
selaku Guru mata pelajaran kimia lingkungan SMK-SMAK Bogor yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pemanasan global yang terjadi di
bumi ini. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Bogor, 7 Agustus 2015

Penyusun

Daftar Isi

Kata Pengantar........................................................................................................................................ 2
Daftar Isi .................................................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................................. 4
Bab II PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 5
A. Lingkungan Hidup ........................................................................................................................... 5
B. Ekosistem ........................................................................................................................................ 6
C. Sumber Daya Alam ........................................................................................................................ 14
D. Pembangunan Berkelanjutan ....................................................................................................... 17
E. Daerah Slum .................................................................................................................................. 22
Daftar Pustaka : ..................................................................................................................................... 23
Lampiran ............................................................................................................................................... 24

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lazimnya manusia bergantung pada bagaimana keadaan lingkungan di
sekitarnya yaitu sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari.
Sumber daya alam tersebut yang utama bagi manusia adalah tanah, air, dan udara.
Tanah merupakan tempat manusia untuk melakukan berbagai kegiatan. Air sangat
diperlukan oleh manusia sebagai komponen tubuh manusia yang terbesar. Untuk
menjaga keseimbangan, air sangat dibutuhkan dengan jumlah yang cukup banyak
dan memiliki kualitas yang baik. Selain itu, udara merupakan sumber oksigen
yang alami bagi pernafasan manusia. Lingkungan yang sehat akan terwujud
apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang baik. Lingkungan hidup
di Indonesia perlu ditangani disebabkan adanya sejumlah faktor yang
mempengaruhinya, salah satunya yaitu mengenai keadaan lingkungan hidup
seperti kemerosotan atau degradasi yang terjadi di berbagai daerah. Komponen
lingkungan hidup secara garis besar terbagi tiga kelompok, yaitu kelompok biotik
(flora dan fauna darat dan air), kelompok abiotik (sawah, air dan udara) dan
kelompok kultur (ekonomi, sosial, budaya dan kesehatan masyarakat).

B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Apa definisi lingkungan hidup?


Apa itu ekosistem ?
Apa itu sumber daya alam ?
Apa bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup dan penyebabnya?
Bagaimana upaya melestarikan lingkungan hidup?
Apa itu daerah slum ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mengetahui definisi lingkungan hidup.


Mengetahui ekosistem.
Mengetahui sumber daya alam.
Mengetahui bentuk-bentuk kerusakan lingkungan dan penyebabnya.
Mengetahui upaya pelestarian Lingkungan Hidup.
Mengetahui daerah slum.

Bab II PEMBAHASAN
A. Lingkungan Hidup
Berikut ini definisi ligkungan hidup menurut beberapa sumber:

1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup


Menyatakan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk
manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Wikipedia
Lingkungan hidup merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan
berhubungan timbal balik.
Emil Salim
Mengatakan bahwa lingkungan hidup adalah segala benda, kondisi, keadaan,
dan pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang kita tempati dan
mempengaruhi hal hidup termasuk kehidupan manusia.
Sambas Wirakusumah
Menjelaskan bahwa lingkungan hidup ialah semua aspek kondisi eksternal
biologis, dimana organisme hidup dan ilmu-ilmu lingkungan menjadi studi aspek
lingkungan organisme itu.
Otto Semarwoto
Menjelaskan bahwa lingkungan hidup merupakan semua benda dan kondisi yang
ada dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan kita.
Bintarto
Menyatakan bahwa lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
kita, baik berupa benda ataupun non-benda yang dapat mempengaruhi dan
dipengaruhi sikap dan tindakan kita.
Soedjono
Menyatakan bahwa lingkungan hidup adalah lingkungan fisik atau jasmani yang
terdapat di alam yang mencakup lingkungan hidup manusia, hewan dan
tumbuh-tumbuhan yang ada di dalamnya.
Munajat Danusaputra
Menjelaskan bahwa lingkungan hidup ialah semua benda dan kondisi termasuk
di dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya, yang terdapat dalam ruang
dimana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta
kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya.
Sri Hayati
Menjelaskan lingkungan hidup sebagai satu kesatuan ruang dengan semua
benda juga keadaan makhluk hidup. Yang termasuk didalamnya adalah manusia
dan perilakunya yang melangsungkan kehidupan dan kesejahteraan manusia
juga makhluk-makhluk hidup lainnya.

B. Ekosistem
1. DEFINISI "EKOSISTEM"
a. Ekosistem adalah suatu unit ekologi yang di dalamnya terdapat

b.

c.

d.

e.

f.

hubungan antara struktur dan fungsi. Struktur yang dimaksudkan dalam


definisi ekosistem tersebut adalah berhubungan dengan
keanekaragaman spesies (species diversity). Ekosistem yang mempunyai
struktur yang kompleks, memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi.
Sedangkan istilah fungsi dalam definisi ekosistem menurut A.G. Tansley
berhubungan dengan siklus materi dan arus energi melalui komponen
komponen ekosistem.
Ekosistem atau sistem ekologi adalah merupakan pertukaran bahanbahan antara bagian-bagian yang hidup dan yang tak hidup di dalam
suatu sistem. Ekosistem dicirikan dengan berlangsungnya pertukaran
materi dan transformasi energi yang sepenuhnya berlangsung diantara
berbagai komponen dalam sistem itu sendiri atau dengan sistem lain di
luarnya.
Ekosistem adalah tatanan dari satuan unsur-unsur lingkungan hidup dan
kehidupan (biotik maupun abiotik) secara utuh dan menyeluruh, yang
saling mempengaruhi dan saling tergantung satu dengan yang lainnya.
Ekosistem mengandung keanekaragaman jenis dalam suatu komunitas
dengan lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan interaksi
kehidupan dalam alam (Dephut, 1997).
Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara kompleks di dalamnya terdapat
habitat, tumbuhan, dan binatang yang dipertimbangkan sebagai unit
kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan menjadi bagian mata
rantai siklus materi dan aliran energi (Woodbury, 1954 dalam Setiadi,
1983).
Ekosistem, yaitu unit fungsional dasar dalam ekologi yang di dalamnya
tercakup organisme dan lingkungannya (lingkungan biotik dan abiotik)
dan di antara keduanya saling memengaruhi (Odum, 1993). Ekosistem
dikatakan sebagai suatu unit fungsional dasar dalam ekologi karena
merupakan satuan terkecil yang memiliki komponen secara lengkap,
memiliki relung ekologi secara lengkap, serta terdapat proses ekologi
secara lengkap, sehingga di dalam unit ini siklus materi dan arus energi
terjadi sesuai dengan kondisi ekosistemnya.
Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara
segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi (UU
Lingkungan Hidup Tahun 1997). Unsur-unsur lingkungan hidup baik
unsur biotik maupun abiotik, baik makhluk hidup maupun benda mati,
semuanya tersusun sebagai satu kesatuan dalam ekosistem yang
masing-masing tidak bisa berdiri sendiri, tidak bisa hidup sendiri,
melainkan saling berhubungan, saling mempengaruhi, saling
berinteraksi, sehingga tidak dapat dipisah-pisahkan.
6

g. Ekosistem, yaitu suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan


timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya (Soemarwoto,
1983). Tingkatan organisasi ini dikatakan sebagai suatu sistem karena
memiliki komponen-komponen dengan fungsi berbeda yang
terkoordinasi secara baik sehingga masing-masing komponen terjadi
hubungan timbal balik. Hubungan timbal balik terwujudkan dalam rantai
makanan dan jaring makanan yang pada setiap proses ini terjadi aliran
energi dan siklus materi.

2. JENIS LINGKUNGAN EKOSISTEM


a. Lingkungan biotik (komponen makhluk hidup), misalnya hewan,
tumbuh-tumbuhan dan mikroba.
b. Lingkungan abiotik (komponen benda mati), misalnya cahaya, air, udara,
tanah, dan energi.

3. SUMBER MAKANAN EKOSISTEM


a. Komponen autotrofik (autotrophic). Kata autotrofik berasal dari kata
autos artinya sendiri, dan trophikos artinya menyediakan makanan.
Komponen autotrofik, yaitu organisme yang mampu menyediakan atau
mensintesis makanannya sendiri berupa bahan organik berasal dari
bahan-bahan anorganik dengan bantuan klorofil dan energi utama
berupa radiasi matahari. Oleh karena itu, organisme yang mengandung
klorofil termasuk ke dalam golongan autotrof dan pada umumnya adalah
golongan tumbuh-tumbuhan hijau.
b. Komponen heterotrofik (heterotrofhic). Kata heterotrof berasal dari kata
hetero artinya berbeda atau lain, dan trophikos artinya menyediakan
makanan. Komponen heterotrofik, yaitu organisme yang hidupnya selalu
memanfaatkan bahan organik sebagai bahan makanannya, sedangkan
bahan organik yang dimanfaatkan itu disediakan oleh organisme lain.
Jadi, komponen heterotrofit memperoleh bahan makanan dari
komponen autotrofik, kemudian sebagian anggota komponen ini
menguraikan bahan organik kompleks ke dalam bentuk bahan anorganik
yang sederhana dengan demikian, binatang, jamur, jasad renik termasuk
ke dalam golongan komponen heterotrofik.

4. STRUKTUR EKOSISTEM
a. Komponen Abiotic
b. Komponen Produsen
c. Komponen Konsumen (herbivora, carnivora dan omnivora)
d. Komponen Pengurai (dekomposer)
5. KOMPONEN PEMBENTUK

Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah:


a. Abiotik
Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang
merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan,
atau lingkungan tempat hidup. Sebagian besar komponen abiotik
bervariasi dalam ruang dan waktunya. Komponen abiotik dapat berupa
bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang memengaruhi
distribusi organisme, yaitu:
1) Suhu. Proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas
membutuhkan energi untuk meregulasi temperatur dalam
tubuhnya.
2) Air. Ketersediaan air memengaruhi distribusi organisme.
Organisme di gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air di
gurun.
3) Garam. Konsentrasi garam memengaruhi kesetimbangan air
dalam organisme melalui osmosis. Beberapa organisme
terestrial beradaptasi dengan lingkungan dengan kandungan
garam tinggi.
4) Cahaya Matahari. Intensitas dan kualitas cahaya memengaruhi
proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga pada
lingkungan air, fotosintesis terjadi di sekitar permukaan yang
terjangkau cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya yang
besar membuat peningkatan suhu sehingga hewan dan
tumbuhan tertekan.
5) Tanah dan Batu. Beberapa karakteristik tanah yang meliputi
struktur fisik, pH, dan komposisi mineral membatasi penyebaran
organisme berdasarkan pada kandungan sumber makanannya di
tanah.
6) Iklim. Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam
suatu area. Iklim makro meliputi iklim global, regional dan lokal.
Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu daerah yang dihuni
komunitas tertentu.

b. Biotik
Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu
yang hidup (organisme). Komponen biotik adalah suatu komponen yang
menyusun suatu ekosistem selain komponen abiotik (tidak bernyawa).
Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup dibedakan menjadi
dua macam, yaitu:
1) Heterotrof / Konsumen
Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang
memanfaatkan bahan-bahan organik yang disediakan oleh

organisme lain sebagai makanannya . Komponen heterotrof


disebut juga konsumen makro (fagotrof) karena makanan yang
dimakan berukuran lebih kecil. Yang tergolong heterotrof adalah
manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
2) Pengurai / Dekomposer
Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan
bahan organik yang berasal dari organisme mati. Pengurai
disebut juga konsumen makro (sapotrof) karena makanan yang
dimakan berukuran lebih besar. Organisme pengurai menyerap
sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahanbahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh
produsen. Yang tergolong pengurai adalah bakteri dan jamur.
Ada pula pengurai yang disebut detritivor, yaitu hewan pengurai
yang memakan sisa-sisa bahan organik, contohnya adalah kutu
kayu. Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu:
a) Aerobik : oksigen adalah penerima elektron / oksidan
b) Anaerobik : oksigen tidak terlibat. Bahan organik sebagai
penerima elektron /oksidan
c) Fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang
teroksidasi juga sebagai penerima elektron. komponen
tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi
membentuk suatu kesatuan ekosistem yang teratur.
Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini
terdiri dari ikan sebagai komponen heterotrof,
tumbuhan air sebagai komponen autotrof, plankton
yang terapung di air sebagai komponen pengurai,
sedangkan yang termasuk komponen abiotik
adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut
dalam air.

6. KETERGANTUNGAN
Ketergantungan pada ekosistem dapat terjadi antar komponen biotik atau antara
komponen biotik dan abiotik.

a. Antar Komponen Biotik


Ketergantungan antar komponen biotik dapat terjadi melalui:
1) Rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui
proses makan dan dimakan dengan urutan tertentu. Tiap tingkat
dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena
organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan
adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu diduduki
tumbuhan hijau sebagai produsen. Tingkat selanjutnya adalah
tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang
biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen

primer merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-hewan


karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu tingkat trofi ke
tingkat trofi lainnya, sebagian energi akan hilang.
2) Jaring- jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling
berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga
membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi
karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu
jenis makhluk hidup lainnya.

b. Antar Komponen Biotik dan Abiotik


Ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dapat terjadi
melalui siklus materi, seperti:

1)
2)
3)
4)

Siklus Karbon

Siklus Air
Siklus Nitrogen
Siklus Sulfur
Siklus-siklus tersebut berfungsi untuk mencegah suatu bentuk materi
menumpuk pada suatu tempat. Ulah manusia telah membuat suatu
sistem yang awalnya siklik menjadi nonsiklik, manusia cenderung
mengganggu keseimbangan lingkungan.

7. TIPE EKOSISTEM
Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat, dan
ekosistem buatan.
a. Akuatik (Air)

1) Ekosistem Air Tawar


Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak
menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim
dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis
ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua
filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di
air tawar pada umumnya telah beradaptasi.

2) Ekosistem Air Laut


Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang
tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut
tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah
tropik, suhu laut sekitar 25 C. Perbedaan suhu bagian atas dan
bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara lapisan air yang
panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah
yang disebut daerah termoklin.
3) Ekosistem Estuari

10

4)

5)

6)

7)

8)

Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan


laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal
yang luas atau rawa garam. Ekosistem estuari memiliki
produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi. Komunitas
tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam,
ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain
berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.
Ekosistem Pantai
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di
gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang
tahan terhadap hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan
yang hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.
Ekosistem Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air
sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan
makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan
oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian
dan garis lintang. Ekosistem sungai dihuni oleh hewan seperti
ikan kucing, gurame, kura-kura, ular, buaya, dan lumba-lumba.
Ekosistem Terumbu Karang
Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi
ekosistem ini sangat tinggi. Hewan-hewan yang hidup di karang
memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai
invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang
dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi
mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora. Kehadiran
terumbu karang di dekat pantai membuat pantai memiliki pasir
putih.
Ekosistem Laut Dalam
Kedalamannya lebih dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele laut
dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai
produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan karang
tertentu.
Ekosistem Lamun
Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuhtumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut.
Tumbuh-tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang
dangkal. Seperti halnya rumput di darat, mereka mempunyai
tunas berdaun yang tegak dan tangkai-tangkai yang merayap
yang efektif untuk berbiak. Berbeda dengan tumbuh-tumbuhan
laut lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah
dan menghasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan sistem
internal untuk mengangkut gas dan zat-zat hara. Sebagai sumber

11

daya hayati, lamun banyak dimanfaatkan untuk berbagai


keperluan.
c. Terestrial (darat)
Penentuan zona dalam ekosistem terestrial ditentukan oleh temperatur
dan curah hujan. Ekosistem terestrial dapat dikontrol oleh iklim dan
gangguan. Iklim sangat penting untuk menentukan mengapa suatu
ekosistem terestrial berada pada suatu tempat tertentu. Pola ekosistem
dapat berubah akibat gangguan seperti petir, kebakaran, atau aktivitas
manusia.
1) Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik. Ciricirinya adalah curah hujan 200-225 cm per tahun. Spesies
pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan
yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama
antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat
hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi
perubahan iklim mikro, yaitu iklim yang langsung terdapat di
sekitar organisme. Daerah tudung cukup mendapat sinar
matahari, variasi suhu dan kelembapan tinggi, suhu sepanjang
hari sekitar 25 C. Dalam hutan hujan tropis sering terdapat
tumbuhan khas, yaitu liana (rotan) dan anggrek sebagai epifit.
Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau,
dan burung hantu.

2) Savana
Savana dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah
hujan 40 60 inci per tahun, tetapi temepratur dan kelembaban
masih tergantung musim. Sabana yang terluas di dunia terdapat
di Afrika; namun di Australia juga terdapat sabana yang luas.
Hewan yang hidup di sabana antara lain serangga dan mamalia
seperti zebra, singa, dan hyena.

3) Padang Rumput
Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah
tropik ke subtropik. Ciri-ciri padang rumput adalah curah hujan
kurang lebih 25-30 cm per tahun, hujan turun tidak teratur,
porositas (peresapan air) tinggi, dan drainase (aliran air) cepat.
Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan
rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya
antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah,
jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular.

4) Gurun
Gurun terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan
padang rumput. Ciri-ciri ekosistem gurun adalah gersang dan
curah hujan rendah (25 cm/tahun). Perbedaan suhu antara siang
12

dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di


gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula
tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus,
atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai
jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun
antara lain rodentia, semut, ular, kadal, katak, kalajengking, dan
beberapa hewan nokturnal lain.

5) Hutan Gugur
Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki
empat musim, ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang
tahun. Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat.
Hewan yang terdapat di hutam gugur antara lain rusa, beruang,
rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakun (sebangsa luwak).
6) Taiga
Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di
pegunungan daerah tropik, ciri-cirinya adalah suhu di musim
dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun
atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Semak
dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara
lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang
bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
7) Tundra
Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam
lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung
tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari.
Contoh tumbuhan yang dominan adalah sphagnum, liken,
tumbuhan biji semusim, tumbuhan perdu, dan rumput alangalang. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi
dengan keadaan yang dingin.
8) Karst (Batu Gamping /Gua)
Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah
Yugoslavia. Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciriciri yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur untuk
pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor, bersifat
rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya permeabilitas
yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro. Ekosistem
karst mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek
biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain.
d. Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk
memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi
energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh

13

manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem


buatan adalah:

1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Bendungan
Hutan Tanaman Produksi (Jati dan Pinus)
Agroekosistem Berupa Sawah Tadah Hujan
Sawah Irigasi
Perkebunan Sawit
Ekosistem Pemukiman (Kota dan Desa)
Ekosistem Ruang Angkasa

C. Sumber Daya Alam


A. Apa itu Sumber Daya alam?
Sumber daya alam (biasa disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang berasal dari
alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Yang tergolong
di dalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan
mikroorganisme, tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai
jenis logam, air, dan tanah. Inovasi teknologi, kemajuan peradaban dan populasi
manusia, serta revolusi industri telah membawa manusia pada era eksploitasi sumber
daya alam sehingga persediaannya terus berkurang secara signifikan, terutama pada
satu abad belakangan ini. Sumber daya alam mutlak diperlukan untuk menunjang
kebutuhan manusia, tetapi sayangnya keberadaannya tidak tersebar merata dan
beberapa negara seperti Indonesia, Brasil, Kongo, Maroko, dan berbagai negara di Timur
Tengah memiliki kekayaan alam hayati atau nonhayati yang sangat berlimpah. Sebagai
contoh, negara di kawasan Timur Tengah memiliki persediaan gas alam sebesar
sepertiga dari yang ada di dunia dan Maroko sendiri memiliki persediaan senyawa fosfat
sebesar setengah dari yang ada di bumi[5]. Akan tetapi, kekayaan sumber daya alam ini
seringkali tidak sejalan dengan perkembangan ekonomi di negara-negara
tersebut.Indonesia, salah satu negara dengan kekayaan sumber daya alam hayati dan
nonhayati terbesar di dunia.
Pada umumnya, sumber daya alam berdasarkan sifatnya dapat digolongkan
menjadi SDA yang dapat diperbaharui dan SDA tak dapat diperbaharui. SDA yang dapat
diperbaharui adalah kekayaan alam yang dapat terus ada selama penggunaannya tidak
dieksploitasi berlebihan. Tumbuhan, hewan, mikroorganisme, sinar matahari, angin, dan
air adalah beberapa contoh SDA terbaharukan. Walaupun jumlahnya sangat berlimpah
di alam, penggunannya harus tetap dibatasi dan dijaga untuk dapat terus berkelanjutan.
SDA tak dapat diperbaharui adalah SDA yang jumlahnya terbatas karena penggunaanya
lebih cepat daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terusmenerus akan habis. Minyak bumi, emas, besi, dan berbagai bahan tambang lainnya
pada umumnya memerlukan waktu dan proses yang sangat panjang untuk kembali

14

terbentuk sehingga jumlahnya sangat terbatas., minyak bumi dan gas alam pada
umumnya berasal dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang hidup jutaan tahun lalu,
terutama dibentuk dan berasal dari lingkungan perairan.Perubahan tekanan dan suhu
panas selama jutaaan tahun ini kemudian mengubah materi dan senyawa organik
tersebut menjadi berbagai jenis bahan tambang tersebut.
B. Apa itu Pengelolaan Sumber Daya Alam?
Proses dimana sumber daya alam diambil dari perut bumi sesuai dg prosedur yg
benar, tidak merusak potensinya sendiri , sampai dapat diperoleh manfaat yg dapat
digunakan oleh manusia .
Pengelolaan sumber daya alam juga diartikan sebagai proses pengambilan
keputusan tentang bagaimana sumberdaya alam dialokasikan pemanfaatan dan
pemeliharaannya dalam dimensi ruang dan waktu berdasarkan kebutuhan yang
dikaitkan dengan faktor-faktor teknologi, kondisi sosial, ekonomi, politik, dan
hukum.
Prinsip Optimal Pengelolaan Sumber Daya Alam UUD 1945 pasal 33 ayat 3,
menyatakan bahwa: Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Berdasarkan ayat tersebut, optimalisasi dari pengelolaan sumber daya alam mutlak
harus dilakukan. Optimalisasi sumber daya alam dapat berupa pemanfaatan sumber
daya alam dengan cara mengambil kekayaan alam secara menyeluruh dengan
memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan resiko kerugian, demi kepentingan
negara dan rakyat, tetapi tetap memperhatikan keberlanjutan sumber daya alam
tersebut dikemudian hari. Optimalisasi pengambilan sumber daya alam ini, tidak serta
merta mengizinkan untuk mengambil seluruh kekayaan alam tanpa batas dan tanpa
perencanaan yang matang, melainkan dilakukan secara arif dan bijaksana, dengan
menerapkan asas pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan
merupakan pembangunan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masa kini, tentu
saja tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi masa mendatang.
Artinya, dalam eksploitasi kekayaan alam yang ada, dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat pada masa sekarang, tetapi dilakukan tanpa mengorbankan
kebutuhan generasi mendatang. Dengan demikian, anak cucu kita sebagai generasi yang
akan datang juga dapat merasakan dan menikmati kekayaan alam negara yang saat ini
kita rasakan. Belakangan ini, sedang hangat dibicarakan tentang cadangan minyak bumi
dunia, terutama Indonesia, yang semakin menipis. Pemerintah telah mengadakan
beberapa langkah pencegahan, diantaranya adalah dengan mengeluarkkan kebijakan
konversi minyak tanah ke gas. Hal ini dilakukan karena menurut penelitian para ahli,
ketersediaan sumber daya alam gas bumi masih sangat melimpah di Indonesia. Hal
tersebut merupakan contoh pemanfaatan sumber daya alam secara maksimal, namun
tidak mengorbankan kebutuhan generasi mendatang. Memaksimalkan pemanfaatan
sumber daya alam yang masih melimpah ruah dan menghemat sumber daya alam yang
semakin menipis dengan tetap memperhatikan keuntungan yang maksimal, namun
15

kerugiannya minimal. Berbagai pihak telah berdaya upaya untuk melakukan


penghematan, dengan menggunakan energi alternatif. Sumber energi alternatif, akan
dapat mengurangi penggunaan sumber energi tidak terbarukan seperti minyak bumi dan
batu bara. Penggunaan sumber energi alternatif juga akan dapat mengurangi
pencemaran lingkungan dan efek negatif pada SDA, seperti: air, udara, hutan, dan lainlain.
C. PERMASALAHAN LINGKUNGAN HIDUP
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang
memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung.
Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik.

LINGKUNGAN HIDUP
Istilah lingkungan hidup secara umum adalah segala sesuatu yang
berpengaruhterhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi. Berdasarkan
UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda
dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang
melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga,yaitu:
1. Unsur Hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk
hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik.
2. Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda
tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain.
3. Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia
yang merupakan sistem nilai, gagasan, dankeyakinan dalam perilaku sebagai makhluk
sosial.
Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya disebut ilmu ekologi. Adapun tatanan yang utuh antara makhluk-makhluk
hidup dengan lingkungannya yang saling memengaruhi disebut ekosistem
PENTINGNYA LINGKUNGAN BAGI KEHIDUPAN
1) Lingkungan sebagai Tempat Mencari Makan
2) Lingkungan sebagai Tempat Berlangsungnya Aktivitas Sosial, Ekonomi, Politik, Budaya,
dan Lain-lain.
3) Lingkungan sebagai Wahana/Tempat bagi Kelanjutan Kehidupan

16

4) Lingkungan sebagai Tempat Tinggal (Habitat)

KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP


1. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam
Peristiwa alam yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a. Letusan gunung berapi
Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang menimbulkan
tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi.
b. Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa hal, di
antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun, maupun
karena gerakan lempeng di dasar samudra.
c. Angin topan
Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju ke
kawasan bertekanan rendah.

2. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia


Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain:
a. Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak
adanya kawasan industri.
b. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air
dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
c. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.

D. Pembangunan Berkelanjutan
A. Pengertian Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan
masa kini tanpa harus mengurangi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan dari
generasi yang akan datang. Pembangunan berkelanjutan harus memerhatikan
pemanfaatan lingkungan hidup dan kelestarian lingkungannya agar kualitas lingkungan
tetap terjaga. Kelestaraian lingkungan yang tidak terjaga, akan menyebabkan daya
dukung lingkungan berkurang, atau bahkan akan hilang
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis,
masyarakat, dsb) yang berprinsip "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan
17

pemenuhan kebutuhan generasi masa depan" (menurut Laporan Brundtland dari PBB,
1987). Pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa Inggris, sustainable
development. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan
berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa
mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. (oman)
Pembangunan berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan.
Lebih luas daripada itu, pembangunan berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan:
pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan. Dokumendokumen PBB, terutama dokumen hasil World Summit 2005 menyebut ketiga hal
dimensi tersebut saling terkait dan merupakan pilar pendorong bagi pembangunan
berkelanjutan.
Pembangunan Hijau pada umumnya dibedakan dari pembangunan
bekelanjutan, di mana pembangunan Hijau lebih mengutamakan keberlanjutan
lingkungan di atas pertimbangan ekonomi dan budaya. Pendukung Pembangunan
Berkelanjutan berargumen bahwa konsep ini menyediakan konteks bagi keberlanjutan
menyeluruh di mana pemikiran mutakhir dari Pembangunan Hijau sulit diwujudkan.
Sebagai contoh, pembangunan pabrik dengan teknologi pengolahan limbah mutakhir
yang membutuhkan biaya perawatan tinggi sulit untuk dapat berkelanjutan di wilayah
dengan sumber daya keuangan yang terbatas.
Pembangunan berkelanjutan merupakan konsep yang ambigu, di mana
pandangan yang luas berada di bawah naungannya. konsep ini memasukkan
pemahaman keberlanjutan lemah, keberlanjutan kuat, dan ekolog mendalam. konsep
yang berbeda juga menunjukkan tarik ulur yang kuat antara eko(lingkungan)sentrisme
dan antropo(manusia)sentrisme. Oleh karena itu konsep ini lemah didefinisikan dan
mengundang debat panjang mengenai definisinya.
Peran Penduduk Dalam Pembangunan Berkelanjutan
Penduduk atau masyarakat merupakan bagian penting atau titik sentral dalam
pembangunan berkelanjutan, karena peran penduduk sejatinya adalah sebagai subjek
dan objek dari pembangunan berkelanjutan. Jumlah penduduk yang besar dengan
pertumbuhan yang cepat, namun memiliki kualitas yang rendah, akan memperlambat
tercapainya kondisi yang ideal antara kuantitas dan kualitas penduduk dengan daya
dukung alam dan daya tampung lingkungan yang semakin terbatas.[2]
Penduduk Berkualitas merupakan Modal Dasar Pembangunan Berkelanjutan
Untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di suatu negara, diperlukan
komponen penduduk yang berkualitas. Karena dari penduduk berkualitas itulah
memungkinkan untuk bisa mengolah dan mengelola potensi sumber daya alam dengan
baik, tepat, efisien, dan maksimal, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.
Sehingga harapannya terjadi keseimbangan dan keserasian antara jumlah penduduk
dengan kapasitas dari daya dukung alam dan daya tampung lingkungan.[3]

18

B. Ciri-ciri Pembangunan Berkelanjutan


Pembangunan yang berkelanjutan harus mencerminkan tindakan yang mampu
melestarikan lingkungan alamnya. Pembangunan berkelanjutan mempunyai ciri-ciri
sebagai berkut.
A. Memberi kemungkinan pada kelangsungan hidup dengan jalan melestarikan
fungsi dan kemampuan ekosistem yang mendukungan, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
B. Memanfaatkan sumber daya alam dengan memanfaatkan teknologi yang tidak
merusak lingkungan.
C. Memberikan kesempatan kepada sektor dan kegiatan lainnya untuk
berkembang bersama-sama di setiap daerah, baik dalam kurun waktu yang
sama maupun kurun waktu yang berbeda secara berkesinambungan.
D. Meningkatkan dan melestarikan kemampuan dan fungsi ekosistem untuk
memasok, melindungi, serta mendukung sumber alam bagi kehidupan secara
berkesinambungan.
E. Menggunakan prosedur dan tata cara yang memerhatikan kelestarian fungsi dan
kemampuan ekosistem untuk mendukung kehidupan, baik masa kini maupun
masa yang akan datang.

C. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Dalam Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia


secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan
lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan. Konsep pembangunan
berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992. Di
dalamnya terkandung 2 gagasan penting, yaitu:
a. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup.
b. Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi
kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:


a. Menjamin pemerataan dan keadilan.
b. Menghargai keanekaragaman hayati.

19

c. Menggunakan pendekatan integratif.


d. Menggunakan pandangan jangka panjang.

Berdasarkan UU No. 25 Tahun 2000, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan


Nasional (SPPN). Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tujuan di
antaranya:
a. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan,
dan berkelanjutan.
b. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan.

1. Upaya yang Dilakukan Pemerintah


Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara lain:
a. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata Guna
Tanah.
b. Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuanketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
c. Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL
(Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).
d. Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan, dengan
tujuan pokoknya:
1) Menanggulangi kasus pencemaran.
2) Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).
3) Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan(AMDAL).
e. Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.

2. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah

Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian


lingkungan hidup antara lain:

20

a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)


Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam
pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk
daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun
terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan.
b. Pelestarian udara
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara
lain:
1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita
2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik
pembakaran hutan maupun pembakaran mesin
3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak
lapisan ozon di atmosfer
c. Pelestarian hutan
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4) Menerapkan sistem tebangtanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggarketentuan mengenai
pengelolaan hutan.
d. Pelestarian laut dan pantai
Upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:
1) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal
sekitar pantai.
2) Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut,
karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
3) Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.
4) Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
e. Pelestarian flora dan fauna
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di antaranya
adalah:
1) Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.

21

2) Melarang kegiatan perburuan liar.


3) Menggalakkan kegiatan penghijauan.

E. Daerah Slum
Asal kata Semakin kumuh diperkirakan berasal dari frase Irlandia ' lom S pron.
s'lum ae) yang berarti "itu adalah tempat yang suram atau miskin. "A 1812 kamus
bahasa Inggris pasti kumuh berarti "ruangan ". Pada tahun 1920-an menjadi ekspresi
slang yang umum di Inggris, yang berarti baik berbagai taverns dan rumah makan,
"bicara longgar" atau bahasa gipsi, atau ruangan dengan "rendah akan-ons". Dalam
Kehidupan di London Pierce Egan menggunakan kata dalam konteks "kumuh kembali"
Suci Lane atau St Giles. Sebuah catatan kaki didefinisikan kumuh berarti "rendah, bagian
unfrequent kota". Charles Dickens menggunakan kata kumuh dengan cara yang sama
pada tahun 1840, menulis "Maksudku untuk mengambil yang besar, London, backkumuh berjalan seperti malam ini". Kumuh mulai digunakan untuk menggambarkan
perumahan yang buruk segera setelah dan digunakan sebagai ekspresi alternatif untuk
rookeries. Pada tahun 1850 Cardinal Wiseman menggambarkan daerah yang dikenal
sebagai
Devil's
Acre
di
Westminster,
London.
Istilah ini secara tradisional disebut daerah perumahan yang dulunya relatif
makmur tapi yang memburuk sebagai penduduk asli pindah ke bagian yang lebih baru
dan lebih baik kota, namun telah datang untuk menyertakan luas permukiman informal
yang
ditemukan
di
kota-kota
di
negara
berkembang.
Meskipun karakteristik mereka bervariasi antara wilayah geografis, mereka
biasanya dihuni oleh yang sangat miskin atau sosial kurang beruntung. Kumuh bangunan
bervariasi dari gubuk sederhana untuk dan terawat struktur permanen. Kebanyakan
kumuh kekurangan air bersih, listrik, sanitasi dan layanan dasar lainnya. Daerah slum
umumnya dihuni oleh orang-orang yang memiliki penghasilan sangat rendah,
terbelakang, pendidikan rendah, jorok, dan lain sebagainya. Di jakarta dan sekitarnya\
banyak terdapat daerah slum baik di tengah maupun pinggiran kota. Berikut ini adalah
ciri-ciri daerah slum :
1. Banyak dihuni oleh pengangguran
2. Tingkat kejahatan / kriminalitas tinggi
3. Demoralisasi tinggi
4. Emosi warga tidak stabil
5. Miskin dan berpenghasilan rendah
6. Daya beli rendah
7. Kotor, jorok, tidak sehat dan tidak beraturan
8. Warganya adalah migran urbanisasi yang migrasi dari desa ke kota
9. Fasilitas publik sangat tidak memadai

22

10. Warga slum yang bekerja kebanyakan adalah pekerja kasar dan serabutan
11. Bangunan rumah kebanyakan gubuk / gubug dan rumah semi permanen.
Contoh daerah yang termasuk kedalam daerah slum di Indonesia antara lain :
Permukiman liar sepanjang aliran sungai Ciliwung, Pemukiman Liar di bawah jarinagan
tegangan tinggi Jakarta,

Daftar Pustaka :
a) Soerianegara, I dan Indrawan, A. 1988. Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium
b)
c)
d)
e)

Ekologi. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.


Kusmana & Istomo, 1995. Ekologi Hutan : Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Indriyanto, 2006. Ekologi Hutan. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Richard & Steven, 1988. Forest Ecosystem : Academic Press. San Diego.
California.
Arief, A. 1994, Hutan Hakekat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan. Yayasan
Obor Indonesia Jakarta.

23

Lampiran
Pertanyaan dan diskusi

1. Bagaimana cara maminimalisir dampak becana alam akibat faktor alam? (Salshadina
S.)
Jawab: cara meminimalisir tergatung dari jenis bencana itu sendiri, jika itu adalah gempa
bumi maka dilakukan pembuatan rumah atau bangunan anti gempa. Di Jepang hal ini
sudah dilakukan karena sering timbul gempa bumi. Lalu untuk tsunami, korban yang
berjatuhan bisa dikurangi dengan memberikan peyuluhan terhadap bencana tsunami
yang akan terjadi. Jika itu adalah gunung meletus maka pemerintah akan
memberitahukan jarak atau radius aman terhadap dampak gunung meletus itu sendiri
sehingga korban jiwa dapat diminimalisir.
2. Sebutkan peraturan larangan pembangunan di daerah aliran sungai! (Satrio W.N.)
Jawab: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 35 Tahun 1991 Tentang Sungai
Pasal 26 menyataka bahwa mendirikan, megubah, atau membongkar bangunan
bangunan di dalam atau melintas sungai hanya dapat dilakukan setelah memperoleh izin
dari pejabat yang berwenang
3. Bagaimana cara penanggulangan daerah slum? Apa alasan terjadinya penolakan
relokasi terhadap penghuni daerah slum? (Rijal N.R)
Jawab : penghuni daerah slum merupaka penduduk desa atau perkampungan yang
berurbanisasi ke kota dengan harapan mendapat penghasilan yang lebih besar atau
meningkatka kualitas hidup mereka. Namun faktanya mereka tidak dapat bersaing
dalam mencari pekerjaan yang layak sehingga mereka sulit hidup di kota besar. Maka
dengan berbagai macam cara mereka membangun pemukiman sendiri dengan bahan
seadanya yang berlokasi di daerah yang tidak seharusnya untuk dihuni. Oleh sebab itu
dihimbau para imigran diharapkan memiliki keahlian atau pendidikan yang cukup utuk
siap bersaing dengan penduduk dikota besar.
Penolakan relokasi penduduk daerah slum biasanya didasari atas keluha para warga yag
menilai bahwa relokasi justru merepotkan mereka baik secara biaya jarak maupun
waktu. Perihal tentang pro dan kontra atas relokasi tersebut pemeritah pusat maupun
daerah terus berupaya agar dapat memperbaiki daerah slum menjadi sesuatu yang lebih
berguna dan para penduduknya pun dapat hidup lebih layak dari sebelumnya.

24

Anda mungkin juga menyukai