Asad Amanullah
13.59.07461
13.59.07500
13.59.07532
Jeremia Yardon
13.59.07538
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Ligkungan Hidup ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Hj. Sulistiowati,S.Si,M.Pd
selaku Guru mata pelajaran kimia lingkungan SMK-SMAK Bogor yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pemanasan global yang terjadi di
bumi ini. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar........................................................................................................................................ 2
Daftar Isi .................................................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................................. 4
Bab II PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 5
A. Lingkungan Hidup ........................................................................................................................... 5
B. Ekosistem ........................................................................................................................................ 6
C. Sumber Daya Alam ........................................................................................................................ 14
D. Pembangunan Berkelanjutan ....................................................................................................... 17
E. Daerah Slum .................................................................................................................................. 22
Daftar Pustaka : ..................................................................................................................................... 23
Lampiran ............................................................................................................................................... 24
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lazimnya manusia bergantung pada bagaimana keadaan lingkungan di
sekitarnya yaitu sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari.
Sumber daya alam tersebut yang utama bagi manusia adalah tanah, air, dan udara.
Tanah merupakan tempat manusia untuk melakukan berbagai kegiatan. Air sangat
diperlukan oleh manusia sebagai komponen tubuh manusia yang terbesar. Untuk
menjaga keseimbangan, air sangat dibutuhkan dengan jumlah yang cukup banyak
dan memiliki kualitas yang baik. Selain itu, udara merupakan sumber oksigen
yang alami bagi pernafasan manusia. Lingkungan yang sehat akan terwujud
apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang baik. Lingkungan hidup
di Indonesia perlu ditangani disebabkan adanya sejumlah faktor yang
mempengaruhinya, salah satunya yaitu mengenai keadaan lingkungan hidup
seperti kemerosotan atau degradasi yang terjadi di berbagai daerah. Komponen
lingkungan hidup secara garis besar terbagi tiga kelompok, yaitu kelompok biotik
(flora dan fauna darat dan air), kelompok abiotik (sawah, air dan udara) dan
kelompok kultur (ekonomi, sosial, budaya dan kesehatan masyarakat).
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Bab II PEMBAHASAN
A. Lingkungan Hidup
Berikut ini definisi ligkungan hidup menurut beberapa sumber:
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
B. Ekosistem
1. DEFINISI "EKOSISTEM"
a. Ekosistem adalah suatu unit ekologi yang di dalamnya terdapat
b.
c.
d.
e.
f.
4. STRUKTUR EKOSISTEM
a. Komponen Abiotic
b. Komponen Produsen
c. Komponen Konsumen (herbivora, carnivora dan omnivora)
d. Komponen Pengurai (dekomposer)
5. KOMPONEN PEMBENTUK
b. Biotik
Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu
yang hidup (organisme). Komponen biotik adalah suatu komponen yang
menyusun suatu ekosistem selain komponen abiotik (tidak bernyawa).
Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup dibedakan menjadi
dua macam, yaitu:
1) Heterotrof / Konsumen
Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang
memanfaatkan bahan-bahan organik yang disediakan oleh
6. KETERGANTUNGAN
Ketergantungan pada ekosistem dapat terjadi antar komponen biotik atau antara
komponen biotik dan abiotik.
1)
2)
3)
4)
Siklus Karbon
Siklus Air
Siklus Nitrogen
Siklus Sulfur
Siklus-siklus tersebut berfungsi untuk mencegah suatu bentuk materi
menumpuk pada suatu tempat. Ulah manusia telah membuat suatu
sistem yang awalnya siklik menjadi nonsiklik, manusia cenderung
mengganggu keseimbangan lingkungan.
7. TIPE EKOSISTEM
Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat, dan
ekosistem buatan.
a. Akuatik (Air)
10
4)
5)
6)
7)
8)
11
2) Savana
Savana dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah
hujan 40 60 inci per tahun, tetapi temepratur dan kelembaban
masih tergantung musim. Sabana yang terluas di dunia terdapat
di Afrika; namun di Australia juga terdapat sabana yang luas.
Hewan yang hidup di sabana antara lain serangga dan mamalia
seperti zebra, singa, dan hyena.
3) Padang Rumput
Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah
tropik ke subtropik. Ciri-ciri padang rumput adalah curah hujan
kurang lebih 25-30 cm per tahun, hujan turun tidak teratur,
porositas (peresapan air) tinggi, dan drainase (aliran air) cepat.
Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan
rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya
antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah,
jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular.
4) Gurun
Gurun terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan
padang rumput. Ciri-ciri ekosistem gurun adalah gersang dan
curah hujan rendah (25 cm/tahun). Perbedaan suhu antara siang
12
5) Hutan Gugur
Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki
empat musim, ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang
tahun. Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat.
Hewan yang terdapat di hutam gugur antara lain rusa, beruang,
rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakun (sebangsa luwak).
6) Taiga
Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di
pegunungan daerah tropik, ciri-cirinya adalah suhu di musim
dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun
atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Semak
dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara
lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang
bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
7) Tundra
Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam
lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung
tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari.
Contoh tumbuhan yang dominan adalah sphagnum, liken,
tumbuhan biji semusim, tumbuhan perdu, dan rumput alangalang. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi
dengan keadaan yang dingin.
8) Karst (Batu Gamping /Gua)
Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah
Yugoslavia. Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciriciri yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur untuk
pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor, bersifat
rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya permeabilitas
yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro. Ekosistem
karst mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek
biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain.
d. Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk
memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi
energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh
13
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Bendungan
Hutan Tanaman Produksi (Jati dan Pinus)
Agroekosistem Berupa Sawah Tadah Hujan
Sawah Irigasi
Perkebunan Sawit
Ekosistem Pemukiman (Kota dan Desa)
Ekosistem Ruang Angkasa
14
terbentuk sehingga jumlahnya sangat terbatas., minyak bumi dan gas alam pada
umumnya berasal dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang hidup jutaan tahun lalu,
terutama dibentuk dan berasal dari lingkungan perairan.Perubahan tekanan dan suhu
panas selama jutaaan tahun ini kemudian mengubah materi dan senyawa organik
tersebut menjadi berbagai jenis bahan tambang tersebut.
B. Apa itu Pengelolaan Sumber Daya Alam?
Proses dimana sumber daya alam diambil dari perut bumi sesuai dg prosedur yg
benar, tidak merusak potensinya sendiri , sampai dapat diperoleh manfaat yg dapat
digunakan oleh manusia .
Pengelolaan sumber daya alam juga diartikan sebagai proses pengambilan
keputusan tentang bagaimana sumberdaya alam dialokasikan pemanfaatan dan
pemeliharaannya dalam dimensi ruang dan waktu berdasarkan kebutuhan yang
dikaitkan dengan faktor-faktor teknologi, kondisi sosial, ekonomi, politik, dan
hukum.
Prinsip Optimal Pengelolaan Sumber Daya Alam UUD 1945 pasal 33 ayat 3,
menyatakan bahwa: Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Berdasarkan ayat tersebut, optimalisasi dari pengelolaan sumber daya alam mutlak
harus dilakukan. Optimalisasi sumber daya alam dapat berupa pemanfaatan sumber
daya alam dengan cara mengambil kekayaan alam secara menyeluruh dengan
memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan resiko kerugian, demi kepentingan
negara dan rakyat, tetapi tetap memperhatikan keberlanjutan sumber daya alam
tersebut dikemudian hari. Optimalisasi pengambilan sumber daya alam ini, tidak serta
merta mengizinkan untuk mengambil seluruh kekayaan alam tanpa batas dan tanpa
perencanaan yang matang, melainkan dilakukan secara arif dan bijaksana, dengan
menerapkan asas pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan
merupakan pembangunan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masa kini, tentu
saja tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi masa mendatang.
Artinya, dalam eksploitasi kekayaan alam yang ada, dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat pada masa sekarang, tetapi dilakukan tanpa mengorbankan
kebutuhan generasi mendatang. Dengan demikian, anak cucu kita sebagai generasi yang
akan datang juga dapat merasakan dan menikmati kekayaan alam negara yang saat ini
kita rasakan. Belakangan ini, sedang hangat dibicarakan tentang cadangan minyak bumi
dunia, terutama Indonesia, yang semakin menipis. Pemerintah telah mengadakan
beberapa langkah pencegahan, diantaranya adalah dengan mengeluarkkan kebijakan
konversi minyak tanah ke gas. Hal ini dilakukan karena menurut penelitian para ahli,
ketersediaan sumber daya alam gas bumi masih sangat melimpah di Indonesia. Hal
tersebut merupakan contoh pemanfaatan sumber daya alam secara maksimal, namun
tidak mengorbankan kebutuhan generasi mendatang. Memaksimalkan pemanfaatan
sumber daya alam yang masih melimpah ruah dan menghemat sumber daya alam yang
semakin menipis dengan tetap memperhatikan keuntungan yang maksimal, namun
15
LINGKUNGAN HIDUP
Istilah lingkungan hidup secara umum adalah segala sesuatu yang
berpengaruhterhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi. Berdasarkan
UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda
dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang
melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga,yaitu:
1. Unsur Hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk
hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik.
2. Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda
tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain.
3. Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia
yang merupakan sistem nilai, gagasan, dankeyakinan dalam perilaku sebagai makhluk
sosial.
Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya disebut ilmu ekologi. Adapun tatanan yang utuh antara makhluk-makhluk
hidup dengan lingkungannya yang saling memengaruhi disebut ekosistem
PENTINGNYA LINGKUNGAN BAGI KEHIDUPAN
1) Lingkungan sebagai Tempat Mencari Makan
2) Lingkungan sebagai Tempat Berlangsungnya Aktivitas Sosial, Ekonomi, Politik, Budaya,
dan Lain-lain.
3) Lingkungan sebagai Wahana/Tempat bagi Kelanjutan Kehidupan
16
D. Pembangunan Berkelanjutan
A. Pengertian Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan
masa kini tanpa harus mengurangi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan dari
generasi yang akan datang. Pembangunan berkelanjutan harus memerhatikan
pemanfaatan lingkungan hidup dan kelestarian lingkungannya agar kualitas lingkungan
tetap terjaga. Kelestaraian lingkungan yang tidak terjaga, akan menyebabkan daya
dukung lingkungan berkurang, atau bahkan akan hilang
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis,
masyarakat, dsb) yang berprinsip "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan
17
pemenuhan kebutuhan generasi masa depan" (menurut Laporan Brundtland dari PBB,
1987). Pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa Inggris, sustainable
development. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan
berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa
mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. (oman)
Pembangunan berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan.
Lebih luas daripada itu, pembangunan berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan:
pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan. Dokumendokumen PBB, terutama dokumen hasil World Summit 2005 menyebut ketiga hal
dimensi tersebut saling terkait dan merupakan pilar pendorong bagi pembangunan
berkelanjutan.
Pembangunan Hijau pada umumnya dibedakan dari pembangunan
bekelanjutan, di mana pembangunan Hijau lebih mengutamakan keberlanjutan
lingkungan di atas pertimbangan ekonomi dan budaya. Pendukung Pembangunan
Berkelanjutan berargumen bahwa konsep ini menyediakan konteks bagi keberlanjutan
menyeluruh di mana pemikiran mutakhir dari Pembangunan Hijau sulit diwujudkan.
Sebagai contoh, pembangunan pabrik dengan teknologi pengolahan limbah mutakhir
yang membutuhkan biaya perawatan tinggi sulit untuk dapat berkelanjutan di wilayah
dengan sumber daya keuangan yang terbatas.
Pembangunan berkelanjutan merupakan konsep yang ambigu, di mana
pandangan yang luas berada di bawah naungannya. konsep ini memasukkan
pemahaman keberlanjutan lemah, keberlanjutan kuat, dan ekolog mendalam. konsep
yang berbeda juga menunjukkan tarik ulur yang kuat antara eko(lingkungan)sentrisme
dan antropo(manusia)sentrisme. Oleh karena itu konsep ini lemah didefinisikan dan
mengundang debat panjang mengenai definisinya.
Peran Penduduk Dalam Pembangunan Berkelanjutan
Penduduk atau masyarakat merupakan bagian penting atau titik sentral dalam
pembangunan berkelanjutan, karena peran penduduk sejatinya adalah sebagai subjek
dan objek dari pembangunan berkelanjutan. Jumlah penduduk yang besar dengan
pertumbuhan yang cepat, namun memiliki kualitas yang rendah, akan memperlambat
tercapainya kondisi yang ideal antara kuantitas dan kualitas penduduk dengan daya
dukung alam dan daya tampung lingkungan yang semakin terbatas.[2]
Penduduk Berkualitas merupakan Modal Dasar Pembangunan Berkelanjutan
Untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di suatu negara, diperlukan
komponen penduduk yang berkualitas. Karena dari penduduk berkualitas itulah
memungkinkan untuk bisa mengolah dan mengelola potensi sumber daya alam dengan
baik, tepat, efisien, dan maksimal, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.
Sehingga harapannya terjadi keseimbangan dan keserasian antara jumlah penduduk
dengan kapasitas dari daya dukung alam dan daya tampung lingkungan.[3]
18
19
20
21
E. Daerah Slum
Asal kata Semakin kumuh diperkirakan berasal dari frase Irlandia ' lom S pron.
s'lum ae) yang berarti "itu adalah tempat yang suram atau miskin. "A 1812 kamus
bahasa Inggris pasti kumuh berarti "ruangan ". Pada tahun 1920-an menjadi ekspresi
slang yang umum di Inggris, yang berarti baik berbagai taverns dan rumah makan,
"bicara longgar" atau bahasa gipsi, atau ruangan dengan "rendah akan-ons". Dalam
Kehidupan di London Pierce Egan menggunakan kata dalam konteks "kumuh kembali"
Suci Lane atau St Giles. Sebuah catatan kaki didefinisikan kumuh berarti "rendah, bagian
unfrequent kota". Charles Dickens menggunakan kata kumuh dengan cara yang sama
pada tahun 1840, menulis "Maksudku untuk mengambil yang besar, London, backkumuh berjalan seperti malam ini". Kumuh mulai digunakan untuk menggambarkan
perumahan yang buruk segera setelah dan digunakan sebagai ekspresi alternatif untuk
rookeries. Pada tahun 1850 Cardinal Wiseman menggambarkan daerah yang dikenal
sebagai
Devil's
Acre
di
Westminster,
London.
Istilah ini secara tradisional disebut daerah perumahan yang dulunya relatif
makmur tapi yang memburuk sebagai penduduk asli pindah ke bagian yang lebih baru
dan lebih baik kota, namun telah datang untuk menyertakan luas permukiman informal
yang
ditemukan
di
kota-kota
di
negara
berkembang.
Meskipun karakteristik mereka bervariasi antara wilayah geografis, mereka
biasanya dihuni oleh yang sangat miskin atau sosial kurang beruntung. Kumuh bangunan
bervariasi dari gubuk sederhana untuk dan terawat struktur permanen. Kebanyakan
kumuh kekurangan air bersih, listrik, sanitasi dan layanan dasar lainnya. Daerah slum
umumnya dihuni oleh orang-orang yang memiliki penghasilan sangat rendah,
terbelakang, pendidikan rendah, jorok, dan lain sebagainya. Di jakarta dan sekitarnya\
banyak terdapat daerah slum baik di tengah maupun pinggiran kota. Berikut ini adalah
ciri-ciri daerah slum :
1. Banyak dihuni oleh pengangguran
2. Tingkat kejahatan / kriminalitas tinggi
3. Demoralisasi tinggi
4. Emosi warga tidak stabil
5. Miskin dan berpenghasilan rendah
6. Daya beli rendah
7. Kotor, jorok, tidak sehat dan tidak beraturan
8. Warganya adalah migran urbanisasi yang migrasi dari desa ke kota
9. Fasilitas publik sangat tidak memadai
22
10. Warga slum yang bekerja kebanyakan adalah pekerja kasar dan serabutan
11. Bangunan rumah kebanyakan gubuk / gubug dan rumah semi permanen.
Contoh daerah yang termasuk kedalam daerah slum di Indonesia antara lain :
Permukiman liar sepanjang aliran sungai Ciliwung, Pemukiman Liar di bawah jarinagan
tegangan tinggi Jakarta,
Daftar Pustaka :
a) Soerianegara, I dan Indrawan, A. 1988. Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium
b)
c)
d)
e)
23
Lampiran
Pertanyaan dan diskusi
1. Bagaimana cara maminimalisir dampak becana alam akibat faktor alam? (Salshadina
S.)
Jawab: cara meminimalisir tergatung dari jenis bencana itu sendiri, jika itu adalah gempa
bumi maka dilakukan pembuatan rumah atau bangunan anti gempa. Di Jepang hal ini
sudah dilakukan karena sering timbul gempa bumi. Lalu untuk tsunami, korban yang
berjatuhan bisa dikurangi dengan memberikan peyuluhan terhadap bencana tsunami
yang akan terjadi. Jika itu adalah gunung meletus maka pemerintah akan
memberitahukan jarak atau radius aman terhadap dampak gunung meletus itu sendiri
sehingga korban jiwa dapat diminimalisir.
2. Sebutkan peraturan larangan pembangunan di daerah aliran sungai! (Satrio W.N.)
Jawab: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 35 Tahun 1991 Tentang Sungai
Pasal 26 menyataka bahwa mendirikan, megubah, atau membongkar bangunan
bangunan di dalam atau melintas sungai hanya dapat dilakukan setelah memperoleh izin
dari pejabat yang berwenang
3. Bagaimana cara penanggulangan daerah slum? Apa alasan terjadinya penolakan
relokasi terhadap penghuni daerah slum? (Rijal N.R)
Jawab : penghuni daerah slum merupaka penduduk desa atau perkampungan yang
berurbanisasi ke kota dengan harapan mendapat penghasilan yang lebih besar atau
meningkatka kualitas hidup mereka. Namun faktanya mereka tidak dapat bersaing
dalam mencari pekerjaan yang layak sehingga mereka sulit hidup di kota besar. Maka
dengan berbagai macam cara mereka membangun pemukiman sendiri dengan bahan
seadanya yang berlokasi di daerah yang tidak seharusnya untuk dihuni. Oleh sebab itu
dihimbau para imigran diharapkan memiliki keahlian atau pendidikan yang cukup utuk
siap bersaing dengan penduduk dikota besar.
Penolakan relokasi penduduk daerah slum biasanya didasari atas keluha para warga yag
menilai bahwa relokasi justru merepotkan mereka baik secara biaya jarak maupun
waktu. Perihal tentang pro dan kontra atas relokasi tersebut pemeritah pusat maupun
daerah terus berupaya agar dapat memperbaiki daerah slum menjadi sesuatu yang lebih
berguna dan para penduduknya pun dapat hidup lebih layak dari sebelumnya.
24