Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Praktik Kerja Industri


Di era zaman sekarang ini telah diberlakukan pasar bebas Asia 2016
yang telah dimulai sejak tanggal 1 januari 2016 hingga sekarang. Maka
dari itu dibutuhkan SDM yang handal dan berkualitas sehingga dapat
bersaing diluar maupun didalam negeri. Begitupun didalam bidang analis
kimia. Sehubung dengan hal tersebut pemerintah juga berusaha untuk
menunjang pembangunan SDM dengan mempersiapkan bekal tenaga
kerja yang sesuai dibidangnya sehingga mampu mewujudkan kemajuan
negara ini.
Melalui pendidikan kejuruan, Indonesia dapat menghasilkan lulusan
berkualitas untuk menjadi tenaga kerja siap pakai dalam dunia industri
atau instasi lain. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan tenaga kerja
akibat pertumbuhsn industri maka tidak bisa dipungkiri lagi bahwa
lulusan sekolah-sekolah kejuruan sangat dibutuhkan khususnya sekolah
menengah kejuruan-SMAK Padang.
Mengingat lulusan Sekolah Menengah Kejuruan akan diserap oleh
industri-industri tertentu, maka dibutuhkanlah peningkatan keterampilan
serta kualitas dari lulusan. Hal ini dapat dilakukan dengan pola
pengembangan wawasan melalui kegiatan praktik kerja industri yang
dilakukan oleh siswa secara langsung di perusahaan-perusahaan tertentu.
Praktik Kerja Industri (prakerin) adalah pola penyelenggaraan
pendidikan pelatihan yang dikelola secara bersama antara pihak sekolah
dengan pihak industri/asosiasi profesi sebagai institusi pasangan, mulai
dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi dan sertifikasi yang
merupakan kesatuan program dengan menggunakan berbagai alternatif
pelaksanaan, seperti day release, blok release , dan sebagainya.

1.2

Tujuan Prakerin
Prakerin secara umum bertujuan untuk melatih siswa menguasai
penerapan teori dan praktik mengenai metode-metode, khususnya bidang

SMK-SMAK PADANG

analisis kimia yang diperoleh selama pendidikan dan penerapannya dalam


dunia industri, dengan demikian diharapkan para siswa dapat bersikap
cepat tanggap, dan kritis dalam menganalisis suatu masalah. Selain itu,
diharapkan pula agar siswa dapat menjadi sumber daya manusia yang
terampil, kreatif, dan inovatif dalam rangka mewujudkan pembangunan
nasional Indonesia menuju era perdagangan bebas.
Adapun beberapa tujuan dari prakerin adalah:
a) Mengaplikasikan ilmu yang selama ini sudah didapatkan di sekolah
b)
Meningkakan kemampuan dan memantapkan keterampilan siswa
sebagai bekal kerja yang sesuai dengan program studi analisis kimia
c)

dilingkungan kerja yang sebenarnya


Meningkatkan wawasan siswa pada aspek-aspek yang potensial dalam
dunia kerja antara lain: struktur organisasi, disiplin, lingkungan, dan

d)

sistem kerja
Meningkatkan pengetahuan siswa dalam hal penggunaan alat

e)

instrumen kimia analisis yang lebih modern


Menumbuhkan dan memantapkan sikap profesionalisme siswa untuk

f)

memasuki dunia kerja sesuai bidangnya


Mendapatkan gambaran nyata tentang pengoperasian kerja

g)
h)

penerapannya dalam upaya mengoperasikan sarana produksi


Mengetahui situasi dan keadaan dunia kerja
Memperoleh umpan balik dan masukkan guna memperbaiki dan
mengembangkan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK

i)

Padang.
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang seluk beluk industri.

1.3 Tujuan Pembuatan Laporan


Seusai melaksanakan Prakerin, siswa/siswi diwajibkan membuat
laporan Prakerin. Bahan pelaporan mencakup seluruh materi yang
diberikan selama siswa melaksanakan Prakerin atas persetujuan
pembimbing dengan tujuan sebagai berikut :
a) Sebagai media untuk mengetahui pemahaman siswa/siswi peserta
prakerin tentang materi yamg telah diberikan selama proses prakerin
b)

berlangsung
Sebagai koleksi pustaka diperpustakaan sekolah maupun di institusi
prakerin sehingga dapat menambah pengetahuan baik penyusun

c)

maupun pembaca
Siswa dapat membuat laporan dan mempertanggug jawabkannya.

SMK-SMAK PADANG

1.4 Manfaat Prakerin


Prakerin secara umum bermanfaat untuk melatih dan
mengembangkan kemampuan dari siswa/siswi dalam melakukan praktik
di dunia kerja secara langung. Sehingga para siswa/siswi tersebut
memiliki kualitas yang bagus dalam bekerja dan dapat langsung dipakai
atau bekerja di perusahaan-perusahaan yang akan merekrutnya setelah
sisiwa/siswi tersebut telah menyelesaikan pendidikannya di Sekolah.

BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat PT. Anugrah Analisis Sempurna (AAS Laboratory)

PT. Anugrah Analisis Sempurna (AAS Laboratory) merupakan salah


satu perusahaan yang tergabung dalam Saraswati Group. PT.AAS
Laboratory merupakan laboratorium pengujian yang telah berdiri sejak
tanggal 9 Desember 2009 di Jakarta, sesuai dengan Akta Notaris Nyoman
Kamajaya, SH No.2 serta keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi

SMK-SMAK PADANG

Manusia Republik Indonesia No.AHU-62017.AH.01.01 Tahun 2009


tentang pengesahan badan Hukum Perseroan dengan daftar Perseroan
nomor AHU-0084928.AH.01.09 Tahun 2009 tanggal 21 Desember 2009.
Sejak berdiri pada tahun 2009 hingga 2014, PT.AAS Laboratory
beralamat di Jl. RC. Veteran Raya No.08 Bintaro, Jalarta selatan. Mulai
awal tahun 2015 hingga sekarang PT.AAS Laboratory beralamat di Jl.
Raya Jakarta Bogor KM.37 RT 005?04 Kelurahan Sukamaju, Kecamatan
Cilodong, Depok, Jawa Barat. Dikelola dengan menerapkan sepenuhnya
sistem manajemen mutu sesuai dengan ISO/IEC 17025:2005 dan sudah
terakreditasi oleh KAN dengan nomor Laboratorium Penguji LP-565-IDN.
Selain itu PT.AAS Laboratory telah mengikuti standar internasional dan
lolos uji profesiensi yang diselenggarakan oleh FAPAS di Inggris. Dengan
demikian hasil analisis PT.AAS Laboratory mempunyai ketelusuran yang
baik dan dapat dipertanggungjawabkan.

Gambar 1.Logo PT. AAS

2.2 Gambaran Umum PT. AAS Laboratory


Alamat
: Jl. Raya Jakarta Bogor Km.37 RT 005/04 Kelurahan
No. Telepon
No. Faks
E-mail
Website

Sukamaju kecamatan Cilodong


: +62 21 29629393
: +62 21 29629395
: marketing@aaslaboratory.com
: www.aaslaboratory.com

PT.AAS Laboratory merupakan laboratorium independen yang


mempunyai fokus utama dalam bidang jasa analisis untuk berbagai macam
parameter yaitu keamanan pangan (food safety), validasi metode
pengembangan produk farmasi atau sejenisnya, lingkungan, dan kesehatan
lingkungan kerja (industrial hygiene) serta biomonitoring. Hal tersebut

SMK-SMAK PADANG

menjadikan AAS Laboratory sebagai one laboratory services yang


terintergasi dalam satu pintu pelayanan sebagai salah satu laboratorium
yang dikeal dengan krebidibilitas meyakinkan serta sungguh-sungguh
berorientasi memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.
AAS Laboratory juga membangun jejaring dengan sesama sejenis
didalam negeri, baik yang dikelola oleh swasta nasional/internasional,
maupun laboratorium riset lembaga penelitian dan perguruan tinggi.
Disamping itu, AAS Laboratory juga membangun jejaring dengan
Gabungan Asosiasi Perusahaan Makanan dan Minuman Indonesia
(GAPMMI), Gabungan Perusahaan Farmasi (GPF), dan Asosiasi
Laboratorium penguji Indonesia (ALPI) serta bebrapa asosiasi terkait.
2.3 Visi, Misi, dan Fokus PT.AAS Laboratory
a) Visi : Menjadi Intergrated Enviro-Food-Pharmacy Laboratory Services
yang independen, memiliki Intregitas dan Kredibilitas Tinggi serta
Profesionalisme.

b) Misi :
1. Menjadi salah satu perusahaan penyedia jasa analisis laboratorium rujukan
yang diakui secara Nasional dan Internasional.
2. Memberikan nilai lebih kepada mitra AAS Laboratory melalui hasil jasa
analisis yang berkualitas dan sumber daya manusia yang berkompeten
dibidangnya.
c) Fokus :
1. Accurate yaitu memiliki akurasi dan presisi tinggi dari hasil
analisis yang dilakukan
2. Maesurement yaitu memakai metode analisis yang diakui
secara Nasional dan Internasional
3. Intergrity yaitu memiliki integritas tinggi bagi semua
stakholders AAS Laboratory
4. No Compromise yaitu menyajikan hsil analisis tanpa pengaruh
pihak manapun.

SMK-SMAK PADANG

2.4 Struktur Organisasi PT. AAS Laboratory


Struktur organisasi adalah susunan hubungan antara karyawan dan
aktivitas satu sama lain serta terhadap keseluruhan, pertanggung jawaban,
wewenang, melalui tujuan perusahaan pada pencapaian sasarannya.
Berikut merupakan struktur organisasi PT Anugrah Analisis Sempurna
secara umum :
SPM APSTM

ee

na gla
tea nteia

tn

n ga

ea Pn
an anm

de am

ng

rm a

b i

a
l

ffya lffyfa
lP lng

Peg iKefAg

DmCe
lei selUu
ka ohK

r
ai

sh

miKra uamdre

aeHL audTUMP

n i

a
suSt nLmieu
n
aEb gatkun
g
rna abnmuc
a
agn nia
n

Tabel 1. Diagram struktur organisasi PT. Anugerah Analisis Sempurna

nag sk

a. Manager Puncak
Manager Puncak merupakan Pucuk pimpinan laboratorium
PT.AAS Laboratory yang mempunyai tanggung jawab penuh terhadap
semua kegiatan laboratorium serta memimpin organisasi untuk
mencapai tingkat prestasi yang palig baik. Manager puncak memiliki
wewenang sumberdaya laboratorium untuk mencapai mutu data
pengujian sesuai kebutuhan dan kepuasan pelanggan.
b. Manager Mutu
Manager Mutu memiliki tanggung jawab dan kewenangan untuk
memastikan bahwa sistem managemen mutu yang sesuai dengan ruang
lingkup kegiatan laboratorium dikomunikasikan, dimengerti, diterapkan
dan dipelihara oleh seluruh personil pada semua tinkatan organisasi
laboratorium dalam setiap waktu.
c. Manager Laboratorium
Manager Laboratorium bertanggung jawab kepada Manager
Puncak atas semua aspek operational teknis dan kelengkapan sumber
daya yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa mutu data hasil
pengujian tercapai sesuai kebutuhan dan kepuasan pelanggan.
d. Manager Umum

SMK-SMAK PADANG

Manager Umum bertanggung jawab kepada Manager Puncak


dalam hal merencanakan, menerapkan dan mengevaluasi semua aspek
yang berkaitan dengan pengembangan personil serta pemeliharaan
peralatan dan fasilitas laboratorium.
e. Manager Pemasaran
Manager Pemasaran bertanggung jawab kepada Manager Puncak
dalam hal merencanakan, menerapkan dan mengevaluasi semua aspek
yang berkaitan dengan pemasaran, administrasi penerimaan contoh uji
serta laporan hasil pengujian.
f. Manager Keuangan
Manager keuangan bertanggung jawab kepada Manager Puncak
dalam hal merencanakan, menerapkan dan mengevaluasi semua aspek
yang berkaitan dengan keuangan.
g. Pengendali Dokumen
Pengendali Dokumen bertanggung jawab kepada Manager Mutu
dalam hal mengendalikan seluruh dokmentasi sistem managemen mutu
yang diterapkan dilaboratorium.
h. Tim Audit Internal
Bertanggung jawab kepada Manager Mutu dalam hal pelaksanaan
audit internal laboratorium. Tim audit internal mempunyai tugas
menyiapkan dokumen yang berhubungan dengan pelaksanaan audit
internal serta melaporkan hasil kegiatan audit internal tersebut.
i. Penyelia Laboratorium
Bertugas untuk mengkoordinasikan dan mengawasi penerapan
jaminan mutu dan pengendalian mutu (QA/QC) sesuai metode yang
digunakan untuk semua jenis pengujian yang dilakukan oleh analis serta
memantau, mengendalikan, dan merekam kondisi linkungan pengujian.
j. Penyelia Pengambil Contoh
Penyelia pengambil contoh bertanggug jawab keoaada Manager
Laboratorium dalam hal pelaksanaan pengambilan contoh uji. Penyelia
pengambil contoh mempunyai tugas membuat perencanaan
pengambilan contoh uji dan melaksanakan Good Sampling Practice
serta meminimalisasi penyimpangan yang dapat mengakibatkan
menurunnya mutu data di lapangan dan tindakan perbaikan apabila
ditemukan ketidaksesuaian.
k. Prosedur Sistem Berjalan

SMK-SMAK PADANG

Prosedur pengolahan data uji laboratorium pada PT. Anugrah


Analisis Sempurna adalah menyangkut tentang penerimaan sampel,
pengujian analisa/sampel, pembuatan laporan hasil uji, bagian
keuangan. Beberapa prosedur yang harus dijalankan adalah sebagai
berikut:
1. Prosedur Penerimaan Sampel(kontrak uji)
Seorang customer membawa sampel, surat pengantar(lampiran)
kepada petugas penerimaan sampel dan mengisi Form Kontrak
Pengujian (FKP) FR.26.3/FPP yang diberikan oleh petugas
penerimaan sampel mengisi Form Spesifikasi pengujian (FSP)
FR.26.3/FPP dan Form Kendali Mutu (FKM) FR.26.3/FPP untuk
deberikan ke administrasi lab dan diarsipkan.
2. Prosedur Penyelia
Setelah administrasi laboratorium menerima FSP,FKM dan sampel
uji maka dilakukan pemisahan sampel uji, lalu diberikan ke penyelia
laboratorium untuk dicek sebelum diserahkan ke analis laboratorium.
3. Prosedur Pengujian Analisis Sampel
Sampel uji FSP, FKM diberikan kepada analisis laboratorium
untuk dilakukan pengujian analisa/sampel, setelah mendapatkan data
hasil Analis Sampel (DHAS) lalu diarsipkan dan diberikan kembali ke
penyelia laboratorium untuk diverifikasi.
4. Prosedur Verifikasi Hasil Analisis
Penyelia laboratorium memberikan DHAS acc beserta FSP,FKM,
ke administrasi laboratorium, lalu administrasi membuat draft hasil uji
(DHU) dan akan diserahkan ke penyelia laboratorium untuk
diverifikasi ulang, setelah data-data tersebut telah disetujui oleh
penyelia QC maka dikembalikan lagi ke administrasi laboratorium dan
diarsipkan
5. Pembuat LHP
laboratorium memberikan DHU dan FKM ke petugas pembuat
LHP lalu memberikannya ke pelanggan dan mengarsipkannya.
2.5 Jasa Layanan PT.AAS Laboratory
2.5.1 Parameter Lingkungan (Environmental)
a. Parameter pemantauan uadara ambient (SO2,NO2, CO, O3, NH3,
H2S, hidrokarbon, debu dan lainnya)

SMK-SMAK PADANG

b. Paramerte pemantauan udara emisi ( sumber bergerak dan tidak


bergerak)
c. Parameter pemantauan air limbah (limbah industri, domestik, dan
d.
e.
f.
g.
h.

lainnya)
Parameter pemantauan air permukaan (sungai, danau, dan laut)
Parameter pemantauan kebisingan lingkungan
Uji furan, biota air(plankton dan bentos)
TOC,PAH, dan TPH
Uji toksisitas B3 (uji karakteristik, TLCP, LC 50, LD 50, sub
kronis, kronis).

2.5.2 Parameter Industrial Hygiene dan Biomonitoring


a. Parameter pemantauan udara lingkungan kerja (organik dan
anorganik)
b. Parameter pemantauan paparan kimia area dan personal (inhalable
dan respirable)
c. Parameter mikrobiologi udara lingkungan kerja (bakteri, jamur
kapang, legionella, dan lainnya)
d. Parameter paparan fisika (Hea stress,Vibration, Noise Dose,
Ilumination, Radiation, Ergonomic)
e. Health Risk Assessment (HRA)
f. Parameter biomonitoring (parameter organik maupun anorganik).
2.5.3 Parameter Keamanan Pangan dan Farmasi (Food Safety and Pharmacy)
a. Uji proksimat (uap air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein,
b.
c.
d.
e.

kadar serat kasar, dan kadar karbohidrat)


Uji cemaran logam (Pb, Cd, Hg, As Zn, Sn, dan lain-lain)
Uji aflatoksin
Uji jenis pemanis dan pengawet makanan
Uji lain yang berkaitan seperti asam lemak, asam amino, vitamin,

antioksidan dan informasi nilai gizi


f. Cemaran bakteri dan jamur/kapang berdasarkan acuan ISO, BAM
maupun SNI 01-2897-1992.
2.5.4 Residual dan Formulasi Pestisida (Pesticide)
a. Pengujia residual golongan organofosfat
b. Pengujian residual golongan organoklorin
c. Piretroid, karbanat dan golongan pestisida lainnya
2.5.5 Jasa Proses Validasi Lab R&D (Method Validation)
AAS Lab menerima jasa validasi metode, khususnya
dari R&D Farmasi dan Industri makanan dan minuman.

SMK-SMAK PADANG

Jenis dan metode validasi dapat disesuaikan berdasarkan


kebutuhan.
2.5.6

2.5.7

Pelatihan (Training)
a. Health Risk Assessment (HRA)
b. Industrial Hygiene, InHouse Training dan lainnya
Minyak Pelumas dan BBM (Lube Oil dan Fuel)
Uji Minyak Pelumas, Transformer, Oli Mesin, Bahan

Bakar Minyak, dll.


2.5.8

Jasa Kalibrasi (Calibration)


a. Massa (Analitical Balance, 0,5 mg ~ 250 gr,
Timbangan lab 1 Kg ~ 50 Kg)
b. Volume (Gelas Ukur, Labu Ukur, Pipet Volume, Pipet
Ukur, Buret)
c. Suhu (Oven, Hotplate, Furnish, Termokople, Tanur)
d. Kelistrikan (DMM, Tang Meter, Insulation,
Grounding, Process Control)

2.6 Sistem Jaminan Mutu Laboratorium


Salah satu cara membuktikan bahwa suatu laboratorium
penguji mempunyai kompetensi teknis dalam menghasilakan data
hasil uji, maka laboratorium tersebut sebaiknya menerapkan Sistem
Manajemen Mutu Laboratorium. Laboratorium PT.Anugrah Analisis
Sempurna telah mengimplementasikan Sistem Jaminan Mutu
Laboratorium dan Komite Akreditasi Nasional (KAN) dan
mendapatkan sertifikat ISO/IEC 17025:2005 dengan nomor LP-565IDN. Dengan demikian hasil analisis AAS Laboratory mempunyai
ketelusuran yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan.
ISO/IEC 17025:2005 merupakan persyaratan umum
kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi, yang
berisi persyaratan manajemen dan teknis yang harus dipenuhi oleh
laboratorium penguji dan kalibrasi yang ingin menerapkan sistem
mutu. Syarat-syarat tersebut diantaranya dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 2. Persyaratan Kompetensi Lab Uji Sesuai ISO/IEC
17025:2005

SMK-SMAK PADANG

10

No
.
1
2

Persyaratan Manajemen
Organisasi
sistem Manajemen

Pengendalian Dokumen

Kaji ulang permintaan,


tender dan kontrak

Persyratan Teknis
Umum
Personil
Kondisi Akomodasi dan
Lingkungan
metode pengujian,
metode kalibrasi, dan
validasi metode

subkontrak pengujian
kalibrasi
pembelian jasa dan
perbekalan
pelayanan kepada customer

Pengaduan

pengendlian pekerjaan
pengujian dan atau kalibrasi
yang tidak sesuai

Jaminan mutu hasil


pengujian dan kalibrasi

peningkatan
tindakan perbaikan
tindakan pencegahan
pengendalian rekaman
audit internal
kaji ulang manajemen

pelaporan hasil
...
...
...
...
...

5
6

10
11
12
13
14
15

peralatan
keterlusuran pengukuran
pengmbilan sampel
penanganan barang yang
diuji dan kalibrasi

BAB III
KAJIAN TEORI
3.1 Margarin

Gambar 2. Margarin

Mentega mengandung sekitar 50 persen lemak jenuh, lemak tidak


sehat yang mampu meningkatkan kadar kolesterol. Sedangkan margarin,
merupakan pilihan yang jauh lebih sehat, karena memiliki maksimal hanya
lemak jenuh sebanyak 20 persen.Margarin merupakan emulsi yang terdiri

SMK-SMAK PADANG

11

dari lemak nabati, air dan garam dengan perbandingan (80:18:2). Berbeda
dengan minyak goreng, margarin dapat dikonsumsi tanpa dimasak. Sifat
fisik margarin pada suhu kamar adalah berbentuk padat dan berwarna
kuning. Margarin bukan hanya member kelezatan pada kue, tetapi juga
punya manfaat lain. Salah satunya sebagai sumber energi.
Margarin juga kaya akan vitamin A, E dan D. Tetapi margarin juga
memiliki jumlah kalori yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan
mentega. Jadi lebih aman bagi tubuh. Di dalam masakan dan kue margarin
memberi cita rasa gurih. Dan didalam roti, margarin mengurangi remah
roti, mempermudah pemotongan dan memperlunak kulit roti.Margarin
dibuat dari lemak nabati dicampur dengan garam dan bahan-bahan
lainnya. Teksturnya lebih padat/kaku, berwarna kuning terang, tidak
mudah meleleh, dan dijual dalam kemasan mangkuk plastik atau
bungkung plastik.
Jika dipanaskan, margarin akan mencair dan berubah menjadi
minyak berwarna kuning tua dengan sedikit endapan. Jika dikocok,
margarin akan mudah sekali lembek. Margarin lebih sering digunakan
sebagai bahan tambahan untuk masakan, membuat saus, masakan yang
ditumis, dan campuran dalam minyak goreng agar hasil gorengan lebih
gurih dan renyah.
3.2 Lemak
Lemak terdiri dari Karbon(C), Hidrogen(H), Oksigen(O), dan
kadang fosforus(P) serta Nitrogen(N). Molekul lemak terdiri dari 4 bagian,
1 molekul gliserol dan 3 molekul asam lemak. Asam lemak terdiri dari
rantai Hidrokarbon (CH) dan gugus karboksil (-COOH). Molekul gliserol
memiliki 3 gugus hidroksil(-OH) dan tiap gugus hidroksil berinteraksi
dengan gugus karboksil asam lemak. Berdasarkan komposisi kimianya
lemak terbagi atas3, yaitu lemak sederhana, lemak campuran, dan lemak
asli. Asam lemak jenuh, bersifat non-esensial karena dapat disintesis oleh
tubuh dan pada umunya berwujud padat pada suhu kamar.asam lemak
jenuh berasal dari lemak hewani, misal mentega. Asam lemak tidak jenuh,
bersifat esensial karena tidak dapat disintesis oleh tubuh dan umunya

SMK-SMAK PADANG

12

berwujud cair pada suhu kamar. Asam lemak tidak jenuh berasal dari
lemak nabati, misal minyak goreng.
Suatu lemak didefinisikan sebagai senyawa organik yang terdapat
dalam alam serta tak larut dala air, tetapi larut dalam pelarut organik
nonpolar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter. Definisi ini terasa
mencakup banyak macam senyawa dan memang demikian. Berbagai kelas
lemak dihubungakan satu sama lain berdasarkan kemiripan sifat fisisnya,
tetapi hubungan kimia, fungsional, dan struktural mereka, maupun fungsifungsi biologis mereka beranekaragam.
Lemak dan minyak adalah trigeliserida atau triasilgliserol, kedua
istilah itu berarti triester dari gliserol. Perbedaan antara suatu lemak dan
suatu minyak pada temperatur kamar yaitu lemak berbentuk padat dan
minyak berbentuk cair. Sebagian besar gliserida pada hewan adalah lemak
dan pada tumbuhan adalah minyak. Kebanyakan lemak dan minyak
terdapat dalam alam merupakan trigliserida campuran yang artinya ketiga
bagian asam lemak dari gliserida itu tidaklah sama. Ada pengecualian
terhadap minyak ikan, walaupun berasal dari hewan namun disebut
sebagai minyak. Hal ini dikarenakan didalam ikan yang mendominasi
adalah asam lemak tak jenuh, yang merupakan ciri-ciri dari minyak bukan
lemak.
Fungsi lemak sangat beragam. Lemak merupakan sumber energi
selain karbohidrat dan protein. Sifat lemak sebagai zat organik hidrofobik
menyebabkan lemak untuk larut didalam air. Fungsi lemak sebagai pelarut
beberapa, alat pengangkut vitamin yang dapat larut dalam lemak, bahan
untuk menyusun hormon serta vitamin. Gambar 3 menjelaskan tentang
struktur umum lemak atau trigliserida.

SMK-SMAK PADANG

13

Gambar 3. Trigliserida

3.3 Lemak Trans (Trans Fat)


Lemak trans (trans fat) adalah jenis lemak yang molekulnya
tersusun atas rangkaian atom-atom karbon (c) yang mengandung satu atau
lebih ikatan ganda dan memiliki struktur trans (dua cabang molekul yang
bersebrangan dengan rangkaian utama molekul).
Asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu ikatan rangkap
di antara atom-atom karbon penyusunnya. Ikatan rangkap ini
menyebabkan asam lemak tak jenuh mudah bereaksi dengan oksigen
sehingga lebih mudah teroksidasi. Susunan rantai atom karbon pada ikatan
rangkap merujuk pada istilah cis dan trans. Atom hidrogen pada ikatan
rangkap dalam bentuk trans terletak di kedua sisi yang berlawanan dari
atom karbon sedangkan atom hidrogen pada ikatan rangkap dalam bentuk
cis berada pada sisi yang sama.
Gambar 4. Struktur kimia asam lemak konfigurasi cis dan trans

Sumber:F

enney MJ

SMK-SMAK PADANG

14

Lemak trans adalah lemak yang terbentuk dari lemak cair yang
dibuat menjadi lemak padat dengan penambahan atom hidrogen pada
molekulnya. Penambahan molekul hidrogen ini disebut proses hidrogenasi
Asam lemak trans. Hidrogenasi asam lemak trans adalah asam lemak tak
jenuh dengan minimal satu ikatan rangkap dan konfigurasi trans isomer
pada rantai karbonnya. Senyawa ini terbentuk melalui proses hidrogenasi
parsial dari asam lemak tak jenuh yang bertujuan untuk meningkatkan
stabilitas dan titik lelehnya sehingga dapat menjadi padat atau semi padat
pada suhu kamar. Lemak ini juga sering disebut sebagai asam lemak trans
(trans fatty acid). Lemak trans kadang disebut juga lemak terhidrogenasi.
Gambar 5. Reaksi Hidrogenasi Parsial

Gambar 6. Proses Hidrogenasi Lemak Trans

Asam lemak trans tidak terdapat di alam secara alamiah melainkan


sebagai hasil produk buatan atau produk industri karena melalui proses
hidrogenasi parsial dari asam lemak tak jenuh. Hasil dari proses tersebut

SMK-SMAK PADANG

15

kemudian digunakan dalam proses pembuatan makanan olahan misalnya


makanan cepat saji ( hamburger, pizza, French fries), produk roti (cakes,
donut, biscuit, brownies), makanan kemasan (snack) dan margarin.
Asam lemak trans terdapat dalam jumlah kecil pada daging dan
produk susu dari hewan ruminansia seperti sapi dan domba. Senyawa ini
diproduksi oleh bakteri di lambung hewan tersebut melalui reaksi
biohidrogenasi. Akan tetapi asam lemak trans yang berasal dari sumber ini
tidak memiliki dampak yang terlalu signifikan bila dibandingkan asam
lemak trans buatan karena terdapat perbedaan struktur dan posisi ikatan
rangkap diantara keduanya.
Lemak trans dianggap sebagai jenis lemak yang paling berbahaya
bagi manusia karena menaikkan LDL (kholesterol jahat) dan menurunkan
HDL (kholesterol baik). Lemak trans dianggap lebih berbahaya dari lemak
jenuh karena lemak jenuh hanya menaikkan LDL namun tidak
mempengaruhi HDL. Akibatnya, lemak trans menambah resiko penyakit
jantung koroner (PJK) dengan penyumbatan pembuluh darah.
Sebagai informasi, PJK merupakan salah satu pembunuh no 1 di
Indonesia. Namun perlu diketahui konsumsi harian lemak trans 1-3%
sudah bisa memunculkan serangan jantung bagi dewasa. Apalagi buat
anak-anak. Jadi, perlu diperhitungkan dan dilihat berapa besar ingredient
lemak trans yang dicantumkan dalam suatu produk pangan.
Berikut ini adalah 2 (dua) cara kerja dari lemak trans dalam
merusak otak:
1. Lemak trans mengganggu fungsi otak. Ketika lemak trans menjadi bagian
dari sel-sel di otak dan selubung saraf otak, lemak tersebut akan mengganti
fungsi dari lemak penting lain, seperti DHA dan asam lemak omega-3.
Akibatnya komunikasi seluler pada otak akan berantakan sehingga terjadi
penurunan fungsi sel dan bisa menimbulkan berbagai masalah, termasuk
penurunan kerja mental, gangguan mood, kehilangan memori, atau
masalah kesehatan.
2. Lemak trans memperlambat sirkulasi pada otak. Lemak trans terkenal
karena kontribusi mereka terhadap penyakit kardiovaskular dengan
penebalan darah, memperlambat sirkulasi, dan penyumbatan arteri. Otak
juga memiliki sistem vaskular yang berfungsi mengirim nutrisi dan

SMK-SMAK PADANG

16

oksigen serta menghilangkan racun pada seluruh bagian otak.


Tersumbatnya sistem vaskular otak akibat lemak trans dapat berdampak
buruk untuk kesehatan dan fungsi otak.
3.4 Definisi Pelarut
3.4.1
Metanol
Metanol adalah senyawa dengan rumus kimia CH3OH.
Metanol merupakan bentuk alkohol peling sederhana. Pada keadaan
atmosfer ia berbentuk cairan dengan sifat kimianya yang mudah
menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, beracun, bau khas, korosif
terhadap beberapa logam. Metanol digunakan sebagai bahan
pendingin anti beku, pelarut, bahan aditif, bahan bakar, namun
metanol digunakan scara terbatas dalam mesin pembakaran
dikarenakan metanol tidak mudah terbakar dibandingkan bensin.

Gambar 7. Struktur Metanol

3.4.2

Natrium Hidroksida (NaOH)


NaOH adalah sejenisbasa logam kaustik yang terbentuk dari
oksida basa natrium oksida yang dilarutkan ke dalam air. NaOH
membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air.
NaOH murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet,
serpihan, butiran ataupun larutan jenuh. NaOH bersifat lembab cair
dan secar spontan menyerap CO2 dari udara bebas. NaOH juga larut
didalam etanol dan metanol, walaupun kelarutn NaOH dalam kedua
cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. NaOH tida larut dalam
dietil eter dan pelarut non polar lainnya.

Gambar 8. Stuktur Natrium Hidroksida

3.4.3

Boron Trifluorida (BF3)

SMK-SMAK PADANG

17

Boron bereaksi dengan hebat pada unsur-unsur halogen seperti


F2, Cl2, Br2 membentuk trihalida menjadi Boron (III) fluorida,
Boron(III) Bromida, Boron (III) Klorida. Bf3 mempunyai berat
molekul 67,81, titik didihnya -100C, titik bekunya -127C , dan
densitasnya adalah 2,867 gr/L.

Gambar 9. Boron Trifuorida

3.4.4

n-Heksana
Heksana merupakan sebuah senyawa hidrokarbon alkana
dengan rumus kimia C6H14 (Isomer utama n-heksana memiliki rumus
CH3(CH2)4CH3). Heksana adalah senyawa organik yang terbuat dari
karbon dan hidrogen yang paling sering diisolasi sebagai produk
sampingan dari minyak bumi dan penyempurnaan minyak mentah.
Pada suhu kamar heksana adalah cairan tidak berwarna dan memiliki
banyak kegunaan dalam industri. Senyawa heksana stabil dalam suhu
kamar.

Gambar 10. n-Heksana

3.4.5

NaCl (Natrium Klorida)


NaCl adalah garam yang paling memengaruhi salinitas laut dan
cairan ekstraselular pada banyak organisme multiseluler. Sebagai
komponen utama pada garam dapur, NaCl sering digunakan sebagai
bumbu dan pengawet makanan serta zat yang memiliki tingkat
osmotik yang tinggi. Zat ini pada proses perlakuan penyimpanan
benih recalsitran berkedudukan sebagai medium inhibitor yang
fungsinya menghambat proses metabolisme benih sehingga
perkecambah pada benih recalsitran dapat terhambat.
Dengan kemampuan tingkat osmotik yang tinggi ini, apabila NaCl
terlarut didalam air, maka air tersebut akan mempunyai nilai atau

SMK-SMAK PADANG

18

tingkat konsentrasi yang tinggi yang dapat mengambisi kandungan air


(konsentrasi rendah) yang terdapat didalam tubuh benih sehingga akan
diperoleh keseimbangan kadar air pada bnih tersebut. Hal ini dapat
terjadi karena H2O akan berpindah dari konsentrasi yang rendah ke
tempat yang memiliki konsentrasi yang tinggi.
3.5 KromatografiI Gas (Gas Cromatography)
Kromatografi Gas adalah proses pemisahan campuran menjadi
komponen-komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak
yang melewati suatu lapisan serapan (sorben) yang diam. Kromatografi
gas fase gerak dan fase diamnya diantaranya :
a) Fase gerak adalah gas dan zat terlarut terpisah sebagai uap. Pemisahan
b)

tercapai dengan partisi sampel antara fase gas bergerak.


Fase diam berupa cairan dengan titik didih tinggi (tidak mudah
menguap) yang terikat pada zat padat penunjangnya.
Kromatografi gas mempunyai prinsip yang sama dengan
kromatografi lainnya, tapi memiliki beberapa perbedaan misalnya proses
pemisahan campuran dilakukan antara stasionary fase cair dan gas fase
gerak dan pada oven temperatur gas dapat dikontrol sedangkan pada
kromatografi kolom hanya pada tahap fase cair dan temperatur tidak
dimiliki. Secara rinci prinsip kromatografi adalah udara dilewatkan
melalui nyala hydrogen (hydrogen flame) selanjutnya uap organik tersebut
akan terionisasi dan menginduksi terjadinya aliran listrik pada detektor,
kuantitas aliran listrik sebanding dengan ion.
Komponen-komponen penting dari Gas Kromatografi (GC) dapat
dilihat pada Gambar 11 Diagram Blok Gas Kromatografi berikut ini
Gambar 11. Diagram Blok Gas Kromatografi

SMK-SMAK PADANG

19

3.3.1

Fasa Mobil (Gas Pembawa)


Fasa mobil (gas pembawa) dipasok dari tanki melalui pengaturan
pengurangan tekanan. Kemudian membawa cuplikan langsung ke dalam
kolom. Jika hal ini terjadi, cuplikan tidak menyebar sebelum proses
pemisahan. Cara ini cocok untuk cuplikan yang mudah menyerap. Sering
kali gas pembawa ini harus disaring untuk menahan debu uap air dan
oksigen. Gas sering digunakan adalah Nitrogen (N2), Hidrogen (H2),
Helium (He) dan Argon (Ar).
Gas pembawa harus memenuhi persyaratan berikut:
a) Harus inert, tidak bereaksi dengan cuplikan, cuplikan-pelarut,
b)
c)
d)

dan material dalam kolom.


Murni dan mudah diperoleh, serta murah.
Sesuai/cocok untuk detektor.
Harus mengurangi difusi gas.

Pemilihan gas pembawa harus disesuaikan dengan jenis detektor


yang digunakan. Hubungan antara gas pembawa dengan detektor
dinyatakan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 3. Hubungan Gas Pembawa dengan Detektor

Gas pembawa

DHP

DIN

DTE

DFN

Helium

Hydrogen

Nitrogen

Argon

SMK-SMAK PADANG

20

Keterangan : DHP=detektor hantaran panas (TCD), DIN= detektor


ionisasi nyala (FID), DTE= detektor tangkapan nyala (ECD), DFN=
detektor fotometri nyala.
3.3.2

Sistem Injeksi Sampel


Sampel dimasukkan ke dalam aliran gas, jika sampel berupa cairan
harus diencerkan terlebih dahulu dalam bentuk larutan. Injeksi sampel
dapat diambil dengan karet silicon ke dalam oven, banyak sampel 0,2-20
ul untuk sampel berupa cairan dan 0.5-50 ml untuk sampel yang berupa
gas. Syarat dari cuplikan yang akan di injeksikan harus mudah menguap

dan stabil, suhu injektor 500C lebih tinggi dari titik didih cuplikan
3.3.3 Kolom
Kolom adalah jantung dari alat kromatografi gas, dimana didalam
kolom akan terjadi pemisahan komponen-komponen dari cuplikan. Kolom
terbuat dari baja tahan karat, nikel dan kaca. Kolom dapat dibagi menjadi
dua jenis :
a)
Kolom jenis pak : Panjang kolom pak bervariasi dari 2-3 m, diameter
2-4 mm. Biasanya terbuat dari silika atau stainless steel, glass dan
teflon. Kolom diisi dengan serbuk zat padat halus atau zat pendukung
yang dilapisi zat cair kental yang sukar menguap sebagai fasa diam.
Jenis kolom ini lebih disukai untuk tujuan preparatif karena dapat
menampung jumlah cuplikan yang banyak.

Gambar 12. Kolom pak

b)

Kolom kapiler/terbuka : umumnya memiliki diameter 0.1-0.7 mm


dan panjang kolom 15 - 100 meter. Kolom kapiler lebih kecil dan
panjang daripada kolom pak. Umumnya terbuat dari gelas berbahan
dasar silika yang mempunyai sedikit gugus silanol (Si-O-H). Dengan

SMK-SMAK PADANG

21

semakin panjang kolom diharapkan kolom akan lebih efisien dan


perbedaan waktu retensi senyawa satu dan yang lainnya akan
bertambah sehingga selektivitas meningkat (memberikan resolusi
yang tinggi).
Gambar 13. Kolom Kapiler

3.3.4

Termostat
Tempat menyimpan kolom dengan suhu yang terprogram. Suhu
kolom adalah variabel penting yang harus dikontrol hingga beberapa
puluhan derajat pada pengerjaan yang perlu teliti. Kolom biasanya
disimpan di dalam open bertermostat. Suhu kolom optimum bergantung
pada titik didih cuplikan dan derjat pemisahan yang diperlukan. Secara
kasar, suhu sama dengan atau sedikit di atas titik didih cuplikan
menghasilkan waktu emulsi yang baik (2 sampai 30 menit).
Gambar 14. Termostat/Oven

Kolom dapat dioperasikan dengan dua cara , yaitu : secara


isotermal (temperatur konstan) dan temperatur terprogram (variabel
peningkatan temperatur dan waktu ditahan padatemperatur konstan).
3.3.5

Detektor
Suatu detektor dibutuhkan untuk mendeteksi adanya komponen
sampel di dalam kolom (analisis kualitatif) dan menghitung kadamya
(analisis kuantitatif). Detektor yang baik memiliki sensitifitas yang tinggi,
gangguan (noise) yang rendah, respons linier yang luas, dan memberi
respons untuk semua tipe senyawa. Suatu kepekaan yang rendah terhadap

SMK-SMAK PADANG

22

aliran dan fluktuasi temperatur sangat diinginkan, tetapi tidak selalu dapat

a)

diperoleh.
Detektor kromatografi gas yang umum digunakan anatara lain :
Detektor TCD (Detektor daya hantar panas)
Detektor TCD adalah detektor yang paling general sebab hampir
semua komponen memiliki daya hantar panas. TCD bekerja dengan
prinsip mengukur daya hantar panas dari masing-masing
komponen.Mekanismenya berdasarkan teori Jembatan Wheatstone di
mana ada dua sel yaitu sel referensi dan sel sampel. Sel referensi hanya
dilalui oleh gas pembawa,sementara sel sampel dilalui oleh gas pembawa
dan komponen sampel.Perbedaan suhu kedua sel akan mengakibatkan
perbedaan respon listrik antara keduanya dan ini akan dihitung sebagai
respon komponen sampel. Pada detektor ini filament harus dilindungi dari
udara ketika filament itu panas dan tidak boleh dipanaskan tanpa dialiri
gas pembawa. Secara teoritis keuntungannya tidak merusak komponen
yang dideteksi.
b) Detektor FID (Detektor Ionisasi Nyala)
Detektor FID adalah detektor yang digunakan untuk mengukur
komponen-komponen sampel yang memiliki gugus alkil (C-H). Detektor
ini mengukur jumlah atom karbon dan bersifat umum untuk semua
senyawa organik ( Senyawa Flour tinggi dan karbon disulfida tidak
terdeteksi ). Respon sangat peka, dan linier ditinjau dari segi ukuran
cuplikan serta teliti. Hal yang perlu diperhatikan dalam detektor ini adalah
kecepatan aliran O2 dan H2 (H2 30mL per menit dan O2 sepuluh kalinya),
serta suhu (harus diatas 100C untuk mencegah kondensasi uap air yang
mengakibatkan FID berkarat atau kehilangan sensitivitasnya)

c)

Detektor ECD (Detektor Penangkap Elektron)


Detektor ECD adalah detektor khusus untuk mendeteksi senyawaan
halogen organik. Banyak diaplikasikan untuk analisis senyawaan pestisida.
Secara prinsip,komponen sampel akan ditembak dengan sumber radioaktif
Nikel (Ni), dan jumlah elektron yang hilang dari proses itu dianggap linear
dengan konsentrasi senyawaan tersebut. Detektor ini dilengkapi dengan
radioaktif yaitu 3H atau 63Ni. Dasar kerja detektor ini adalah penangkapan

SMK-SMAK PADANG

23

elektron oleh senyawa yang mempunyai afinitas terhadap elektron bebas,


d)

yaitu senyawa yang mempunyai unsur-unsur negatif.


Detektor FPD (Detektor Fotometri Nyala)
Detektor FPD adalah detektor khusus untuk mendeteksi senyawaan
sulfur (S), fosfor (P) dan atau timah organik. Prinsip detektor ini yaitu
senyawa yang mengandung sulfur atau fosfor dibakar dalam nyala
hydrogen/oksigen maka akan terbentuk spesies yang tereksitasi dan
menghasilkan suatu emisi yang spesifik yang dapat diukur pada panjang
gelombang tertentu. Untuk yang mengandung sulfur diukur pada 393
nm, sementara yang mengandung fosfor diukur pada 526 nm.Banyak

e)

digunakan untuk analisis senyawaan pestisida.


Detektor Spektroskopi Massa (GC-MS)
Detektor Spektroskopi Massa adalah detektor khusus yang dapat
digunakan baik untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif. Prinsip
pengukurannya adalah komponen sampel dipecah menjadi bentuk ion
fragmennya ( baik secara elektronik maupun kimiawi ) lalu ion fragmen
tersebut dilewatkan ke Mass Analyzer untuk memisahkan ion berdasarkan
perbedaan massa/muatan dan selanjutnya diteruskan ke ion detector untuk
mendeteksi jumlah ion yang dihasilkan. Spektrum fragmen yang
dihasilkan oleh masing-masing komponen akan menunjukkan karakteristik
yang khas,dan ini digunakan untuk tujuan identifikasi kualitatif dengan

membandingkan dengan database atau library spektrum yang telah ada.


3.3.6
Pencatat ( Recorder )
Fungsi recorder sebagai alat untuk mencetak hasil percobaan pada
sebuah kertas yang hasilnya disebut kromatogram ( kumpulan puncak
grafik). Waktu retensi dan volume retensi dapat diketahui /dihitung. Hal
ini bisa digunakan untuk mengidentifikasi secara kualitatif suatu
komponen, bila kondisi kerja dapat dikontrol. Lebar puncak dan tinggi
puncak sebanding atau proporsional dengan konsentrasi dan dapat
digunakan untuk memperoleh hasil secara kuantitatif.
Prinsip Kerja Kromatografi Gas
Gas pembawa (biasanya digunakan Helium, Argon atau Nitrogen)
dengan tekanan tertentu dialirkan secara konstan melalui kolom yang
berisi fase diam. Selanjutnya sampel di injeksikan kedalam injektor

SMK-SMAK PADANG

24

(Injection Port) yang suhunyan dapat diatur. Komponen- komponen dalam


sampel akan segera menjadi uap dan akan dibawa oleh aliran gas pembawa
menuju kolom. Komponen- komponen akan teradopsi oleh fasa diam pada
kolom kemudian akan merambat dengan kecepatan yang berbeda sesuai
dengan nilai Kd masing- masing komponen sehingga terjadi pemisahan.
Komponen yang terpisah menuju detektor dan akan terbakar
menghasilkan sinyal listrik yang besarnya proporsional dengan komponen
tersebut. Sinyal lalu diperkuat oleh amplifier dan selanjutnya oleh pencatat
(recorder) dituliskan sebagai kromatogram berupa puncak. Puncak
konsentrasi yang diperoleh menggambarkan arus detektor terhadap waktu.
3.6 Spektrometer Massa
Spektrometer massa merupakan suatu instrument yang dapat
menyeleksi molekul-molekul gas bermuatan berdasarkan massa atau
beratnya. Hasil yang diperoleh yaitu spektra massa dari mengubah
senyawa suatu sampel menjadi ion-ion yang dapat bergerak cepat yang
dipisahkan berdasarkan perbandingan massa terhadap muatan (m/e).
Proses ionisasi menghasilkan pertikel-pertikel bermuatan positif, dimana
massa yang terdistribusi adalah sepesifik terhadap senyawa induk. Ionisasi
terjadi di dalam kamar ionisasi, analit akan dikenai berkas energi tinggi
untuk menghasilkan ion molekul. Ion molekul dapat mengalami
pemecahan lebih lanjut menjadi pecahan massa dengan massa yang lebih
kecil. Pecahan massa yang stabil akan terdeteksi oleh pengumpulan ion
dan tercatat sebagai suatu puncak(peak). Spektra massa menggambarkan
macam dan kelimpahan relatif pecahan massa dari suatu senyawa.
Deteksi asam lemak dalam bentuk metil ester dengan spektrometer
akan mengalami tiga tahapan proses yaitu pengubahan senyawa dalam
bentuk gas, mengionisasi senyawa yang sudah dalam bentu gas,
dilanjutkan dengan pemisahan dan pendeteksian pecahan massa yang
dihasilkan. Pada umunya spektrometer massa digunakan untuk mendeteksi
pecahan massa yang bermuatan positif.
Fragmentasi massa asam lemak dalam bentuk metil ester dengan
menggunakan spektrometer massa dapat ditentukan struktur molekul yang
dihasilkan. Teknik ionisasi yang biasa digunakan adalah tumbuka (electron

SMK-SMAK PADANG

25

impact). Penggunaan detektor SM dapat memudahkan identifikasi jenisjenis komponen asam lemak yang banyak dengan cara membandingkan
kemiripan fragmentasi massa yang dihasilkan oleh contoh dengan library
SM (BOUCHONNET,2013).
3.7 Kromatografi Gas Spektrometer Massa (GC-MS)

Gambar 15. Alat Instrument GC-MS

Kombinasi gas chromatography (GC) untuk pemisahan dan mass


spectrometry (MS) untuk mendeteksi dan mengidentifikasi komponen
komponen yang ada di dalam campuran dari berbagai komponen, menjadi
suatu alat analisis yang dapat digunakan dalam penelitian dan laboratorium
analisis. Penggabungan sistem dari GC dan MS biasanya dilakukan untuk
mendeteksi suatu komponen-komponen yang lebih spesifik. Sistem GCMS terdapat dalam berbagai jenis dan ukuran tergantung dari desain untuk
memenuhi tuntutan pekerjaan.
Penggabungan dua komponen menjadi sebuah bentuk sistem GCMS memungkinkan pemisahan campuran menjadi komponen tunggal,
yang dapat diidentifikasi, dan memberikan informasi kuantitatif dan
kualitatif dari jumlah dan struktur kimia setiap komponen. Penentuan
struktur molekul sebuah komponen didasarkan pada berat molekul dan
fragmentasi spektra.
Sistem GC-MS terdiri dari: (1) Injektor, sebagai jalan masuknya
sampel ke dalam kromatogram, (2) Gas chromatograph, sebagai gas
pembawa (carrier gas) dan kontrol valving, (3) Oven, sebagai pengontrol
suhu, (4) Tubing, sebagai penghubung injektor dengan kolom dan keluar
ke bagian spektrometer (5) Kolom yang dibungkus dan dilapisi dengan
fase diam yang memungkinkan terjadinya pemisahan, (6) Modul yang

SMK-SMAK PADANG

26

memisahkan komponen-komponen yang disalurkan ke sumber ionisasi


mass spektrometer sehingga tidak terjadi pencampuran kembali
komponen-komponen yang telah dipisahkan, (7) Sistem mass spektrometer
yang terdiri dari sumber ionisasi, focusing lens, mass analyzer, detektor
ion, dan multistage pumping, dan (8) Sistem data/kontrol untuk
memberikan seleksi mass, kontrol lensa dan detektor, pengolahan data
serta penghubung GC dengan injektor (McMaster 2007).
Injektor dapat berbentuk sebuah septum port sederhana pada bagian
atas gas kromatograph tempat sampel diinjeksikan dengan menggunakan
sebuah graduated capillary syringe. Dalam beberapa kasus, injeksi port ini
dilengkapi dengan sebuah trigger yang dapat memulai program suhu oven
dan/atau mengirim sebuah signal pada data/sistem kontrol untuk memulai
memperoleh data. Untuk analisis yang lebih kompleks dan dilakukan
secara rutin, injeksi dapat dilalukan dengan menggunakan autosampler
yang memungkinkan injeksi vial dalam jumlah yang banyak, injeksi
standar, needle washing, dan identifikasi barcode vial. Untuk sampel
mentah yang membutuhkan proses preinjeksi, terdapat injektor
split/splitless, saluran dengan permukaan geometri yang berbeda, sistem
pembersihan dan perangkap, headspace analyzers, dan sistem pemurnian
cartridge. Semua sistem ini menyediakan ekstraksi sampel, cleanup, atau
periode volatilisasi untuk memasukkan sampel yang dianalisa ke dalam
kolom gas kromatografi.
Gas kromatografi dilengkapi dengan oven untuk mempertahankan
dan memanaskan kolom GC. Gas pembawa yang digunakan berupa gas
nitrogen, helium, atau hidrogen, yang digunakan untuk membawa sampel
yang diinjeksikan kedalam kolom, tempat terjadinya pemisahan dan
selanjutnya masuk ke bagian interface mass spektrometer.
Mass spectrometer memiliki tiga bagian utama: sebuah ruang
ionisasi dengan elektron atau molekul-molekul dibebani untuk
menghasilkan molekul-molekul ion sampel. Molekul ini ditempatkan di
dalam alat analisa dalam kondisi vakum yang tinggi dimana molekul
difokuskan secara elektrik kemudian dibawa ke bagian quadrupole rods.
Signal arus searah (dc) pengisian kutub apposing pada bagian quadrupole

SMK-SMAK PADANG

27

rods menghasilkam medan magent pada bagian ion-ion diselaraskan.


Setiap mass dipilih dari bagian ini dengan menyebarkan setiap mass
dengan sebuah signal frekuensi radio (RF). Perbedaan frekuensi dc/RF
sangat nyata, perbedaan perbandingan ion mass/charge (m/z) dapat keluar
dari alat analisis dan mencapai ion detektor. Dengan sweeping dari
frekuensi tinggi ke rendah, ion-ion yang memiliki the m/z dikeluarkan satu
persatu ke detektor, menghasilkan mass spektrum.
Pada saat memasuki detektor ion, ion-ion tersebut dibelokkan
kabagian cascade plate dimana signal digandakan dan selanjutnya dikirim
ke sistem data sebagai arus ion berbanding m/z berbanding waktu. Jumlah
signal dapat diplotkan berbanding waktu sebagi total kromatogram ion
(TIC) atau ion tunggal m/z dapat diekstrak dan diplotkan berbanding waktu
sebagai kromatogram ion tunggal (SIC). Pada titik tunggal, kekuatan aliran
ion untuk setiap fragmen ion yang terdeteksi dapat diekstrak dan diplotkan
sebagai m/z jarak mass, menghasilkan mass spektrum. Hal penting untuk
selalu diingat bahwa blok data yang dihasilkan adalah tiga dimensi: (m/z)
terhadap kekuatan signal terhadap waktu.
Pada kebanyakan detektor hasilnya sederhana yakni kekuatan
signal terhadap waktu.Data hasil analisa yang paling sederhana dengan
menggunakan mass spektrometer adalah pengukuran total kekuatan arus
ion (TIC) berbanding waktu. Ini merupakan hasil dari kromatografi yang
memperlihatkan kekuatan signal untuk semua ion yang dihasilkan oleh
mass spektormeter pada waktu yang diberikan. Kromatogram yang
dihasilkan sama bentuknya dengan kromatogram UV dengan pucakpuncak yang mewakili waktu retensi dari setiap komponen yang ada
(McMaster 2007).
3.8 Jaminan Mutu Pengujian
3.8.1
Umum (ISO/IEC 17025:2005)
Sesuai dengan klausal 5.9 dalam ISO 17025:2005, laboratorium harus
mempunyai prosedur pengendalian mutu untuk memantau keabsahan
pengujian yang dilakukan. Data yang dihasilkan harus direkam sedemikian
rupa sehinga semua kecendrungan dapat dideteksi dan bila memungkinkan
teknik statistik harus diterapkan pada pengkajian hasil. Pemantauan

SMK-SMAK PADANG

28

tersebut harus direncanakan dan dikaji serta mencakup tapi tidak terbatas
pada hal-hal berikut:
a) Keteraturan penggunaan bahan acuan bersertifikat dan/ atau
b)
c)

pengendalian mutu internal menggunakan bahan acuan sekunder


Partisipasi dalam uji banding antar laboratorium
Replika pengujian menggunakan metode yang sama atau

d)

berbeda
Pengujian ulang atas barang yang masih ada.

Data pengendalian mutu harus dianalisis dan bila ditemukan berada


diluar kriteria tindakan yang telah ditentukan sebelumnya, tindakan
tertentu harus dilakukan untuk mengoreksi permasalahan dan mencegah
pelaporan hasil yang salah.
3.8.2

Jaminan Mutu dan Pengendalian Mutu Pengujian


Untuk menjamin mutu hasil pengujian kadar Trans Fat dalam

sampel (margarin), ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya:


a. Jaminan Mutu
1. Simpan sampel uji maupun sampal cadangan(retain sample)
didalam kulkas (temperatur dibawah 0)
2. Gunakn bahan kimia p.a untuk ekstraksi
3. Gunakan alat gelas bebas kontaminasi
4. Pengujian dilakukan oleh analis yang kompeten
5. Lakukan uji konfirmasi trans fat.
b. Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu pengujian dapat dilakukan dengan penyertaan
pengujian Reference Material bersama dengan sampel pengujian.
Apabila menunjukkan bahwa pengujian sampel yang telah dilakukan
sesuai dengan prosedur. Definisi umum Reference Material adalah
suatu bahan yang cukup homogen dan memiliki nilai yang dapat
dipercaya dan dipertanggungjawabkan, sehingga dapat digunakan
untuk:
1. Pengunaa Bahan Acuan
Bahan acuan adalah suatu bahan yang satu atau lebih sifatsifatnya telah diketahui dengan prosedur tenis tertentu. Sampel
bahan acuan adalah Certified Reference Material (CRM) dan
Standarized Reference Material (SRM). CRM merupakan bahan
acuan yang satu atau lebih sifat-sifatnya diberi sertifikat dengan

SMK-SMAK PADANG

29

prosedur teknis yang telah baku, dan dapat ditelusuri ke suatu


sertifikat atau dokumen lain yang diterbitkan oleh badan sertifikasi
yang diakui secara luas di seluruh dunia. Sedangkan SRM
merupakan bahan acuan yang nilai benarnya diperoleh dari uji
profesiensi.
Mengingat SRM dan CRM relatif sukar diperoleh, maka
umumnya pengujian SRM/CRM hanya dilakukan pada saat
laboratorium menyiapkan dan menetapkan nilai analat pada In
House Reference Material(IRM) maupu Control Sample.
2. Pengujian Spike Sample
Pada kondisi laboratorium tidak memiliki Reference Material.
Maka pengujian Spike Sample dibuat dengan cara menambahkan
larutan standar analit yang diketahui jumlah dan konsentrasinya ke
dalam sejumlah sampel tertentu. Dilakukan pengujian secara
bersamaan dengan metode pengujian yang sama terhadap:
a) Sampel tanpa penambahan larutan standar
b) Sampel dengan penambahan larutan standar.

BAB IV
PELAKSANAAN PRAKERIN
4.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Prakerin
Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Divisi Pangan dan
Farmasi PT. Anugrah Analisis Sempurna (AAS Laboratory) yang
berlokasi di Jalan Raya Bogor KM 37 Cilodong, Depok, Jawa Barat 16412
Telp./Fax : 021-29629393/29629395. Prakerin ini dilakukan selama empat
bulan terhitung mulai tanggal 01 Agustus hingga 30 November 2016.

SMK-SMAK PADANG

30

4.2 Pengujian yang Dilakukan


Analisis kadar Trans Fat Dalam sampel margarin secara
kromatografi gas-spektrometer massa (GC-MS)
4.3 Metedologi Pengujian
4.3.1
Prinsip
Lemak dalam sampel diekstraksi dengan penambahan
heksana , kemudian dimetilasi sehingga berubah ke bentuk metil
dengan penambahan methanol-NaOH dan BF3. Lalu sampel
diisolasi kedalam bentuk heksan-metil ester asam lemak kemudian
4.3.2

diinjeksikan ke alat GC-MS.


Tujuan
1. Menganalisis kadar lemak trans (trans fat) dalam contoh
sampel margarin secara kromatografi Gas-Spektrofotometri
Massa (GC-MS)
2. Meneliti metode yang digunakan untuk menganalisis

4.3.3

kandungan lemak trans dalam margarin.


Alat dan Bahan
Alat:
a) Instrument GC-MS Agilent
b) Neraca Analitis 0,0000gr
c) Pipet Mikro dan gondok 10,25,50 ml terkalibrasi
d) Corong
e) Vial auto sampler
f) Tabung berulir 10 ml
g) Gelas piala 50,100 ml
h) Gelas ukur 50,100 ml
Bahan:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)

4.3.4

Standar elaidic acid


Heksana atau pelarut lemak lainnya
NaOH 0,5 M dalam metanol
NaCl jenuh
Aquadest
Na2SO4 anhidrat
Larutan BF3 12% atau 14%

Prosedur Kerja
Preparasi Sampel Margarin
1. Ditmbang 1 gr sampel margarin larutkan dengan 5 ml heksana
2. Aduk, lalu pipet 100l larutan tersebut kedalam tabung kosong
lainnya

SMK-SMAK PADANG

31

3. Tambahkan 2.5 ml NaOH metanol 0.5 M, tutup dan aduk


4. Panaskan di dalam penangas air pada suhu 100C selama 30
menit
5. Dinginkan, kemudian larutan ditambahkan 1.5 ml BF3 14%
dalam metanol, tutup dan aduk
6. Larutan dipanaskan kembali di dalam penangas air pada suhu
100C selama 30 menit
7. Dinginkan dan kocok larutan sampai suhu larutan sekitar 30C
8. Dengan segera tambahkan 2 ml heksan dan 1 ml NaCl jenuh,
kemudian kocok(vortex) kuat-kuat selama 2 menit. Diamkan
larutan pada temperature ruangan.
9. Ketika lapisa heksan-metil ester asam lemak terpisah dari fase
air, pindahkan lapisan heksan-metil ester asam lemak ke tabung
kecil yang berisi 0.1-0.2 gr Na2SO4 anhidrat, kocok dan biarkan
selama 15 menit.
10. Pindahkan lagi lapisan analit heksan-metil ester asam lemak
secukupnya ke dalam vial autosampler
11. Injeksikan kedalam GC-MS
12. Buat kurva kalibrasi dengan sumbuY sebagai renspon dan
sumbu X sebagai konsentrasi (ppm).
13. Hitungan kandungan trans fat (sebagai elaicid acid) dalam
contoh.
Pembuatan Deret Standar Trans Fat
1. Timbang 0.01 gr methyl elaidate 100% kedalam labu ukur 10ml
(1000ppm)
2. Larutkan dengan heksan dan paskan hingga tanda tera
3. Buat deret standar dengan konsentrasi 10, 30, dan 50 ppm ke
dalam vial auto sampler
4. Injeksikan kedalam GC-MS
4.3.5
Pengaturant Instrument
Lemak Trans diukur dengan alat instrument GC-MS Agilent pada kondisi :
GC Parameter
Column
: DB-5MS 0.25mm 60m df= 0.25 m
Column program
: Initial
:190C
Pressure
:13.332 psi
Flow
:1ml/min
Average velocity
:38.051 cm/sec
Holdup Time
:1.314 min
Flow program
:1ml/min for 0 min
Oven program
:Equilibration Time :0.5 min

SMK-SMAK PADANG

32

Max Temperatur
Slow Fan
Oven Program

:325C
:Disable
:On(190C for 3 min,Then
2C/min to 210C for 0
min,Then 40C/min to 270C
for 2.5 min)
:17 min

Run Time

MS Parameter

No
1

Tune File
Acquistion Mode
Plot 1 Ion
Plot 2 Ion
Solvent Delay
EMV Mode
Resulting EM Voltage
MS Source Temperatur

Trans Fat
Trans-Oleic
acid

: atune.u
: SIM
: 55.0
: 41.0
: 3.00 min
: 1.00
: 1871
: 230C

Quant Ion
41.0

55.0

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

SMK-SMAK PADANG

33

4.1 Hasil dan Data Analisis


Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, didapat data dan
kurva kalibrasi lemak trans sebagai berikut.
Tabel 4.Hasil Pengujian Standard Trans Fat
Konsentrasi (mg/L)

Abundance

10

40483

30

119869

50

204207

Slope

4093,10

Intercept

-1273,33

0,9985

Persyaratan r

0.9950

Kesimpulan

DITERIMA

Gambar 16. Kurva linearitas Trans fat

Kurva Kalibrasi Transfat


250,000.000
200,000.000
150,000.000

f(x) = 4093.1x - 1273.33


R = 1

Abundance 100,000.000
50,000.000
0.000
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55
Konsentrasi (mg/L)

SMK-SMAK PADANG

34

Berdasarkan hasil analisis kadar Trans fat pada contoh sampel margarin
secara Kromatografi Gas-Spektrofotometri Massa, diperoleh data kadar dan
kontrol sampel seperti yang terlihat pada tabel berikut.
Tabel 5. Data kadar dan Kontrol Sampel Margarin
N
o

Sampel

Bobot
sampel (g)
0,1523

Margarin
0,1562
1

Asam
Lemak
Trans

Slope

Elaidic
Acid
Elaidic
Acid

4093,1
0
4093,1
0

Intercept

Fp

V
awal
(ml)

-1273,33

20

-1273,33

20

Respo
n
sampel

Kemurni
an
standar
(%)

24035

100,00%

25038

Kadar
sampel
(g/100
g)
0,41

1,36
0,41

100,00%

Rata-rata Trans Fat


Syarat keberterimaan

0,41
1,66
DITERI
MA

Kesimpulan
Mixed
Fat
Spread(
CRM)

0,1544
0,1555

Elaidic
Acid
Elaidic
Acid

4093,1
0
4093,1
0

-1273,33

20

-1273,33

20

5
5

28485
29468

0,47

100,00%

2,54
0,48

100,00%

Rata-rata Trans Fat

0,48
0,131 0,639
DITERI
MA

Syarat keberterimaan di sertifikat


Kesimpulan

Rumus Perhitungan :

Slope =

y
x

Kadar(g/g) =

%RPD=

( renspon sampelintercept ) fp Vawal kemurnianstandar


Slope bobot sampel

Kadar AKadar B
100
Kadar Ratarata

Keterangan :

SMK-SMAK PADANG

% RPD

35

Kadar A = Simplo
Kadar B = Duplo
Kadar rata-rata = rata-rata dari penjumlahan simplo dan duplo.

y=

x=x

y2 y1
2

x1

4.2 Pembahasan
Pada bulan April 2004, FDA (food and Drug Administration)
merekomendasikan level intake dari lemak trans atau TFA( Trans Fatty
Acids) adalah kurang dari 1% dari total energi(setara dengan < 2g/hari
untuk diet 2000 Kkal). Berdasarkan sumber tersebut, dapat diketahui
bahwa kadar Trans Fat yang diperbolehkan dalam bahan pangan ialah
kurang dari 1%.
Dari hasil kadar analisis pengujian Trans Fat yang telah dilakukan,
didapatkan kadar trans fat dalam sampel margarin yaitu 0.41 g/100g atau
0.41%. jika dilihat dari persyaratan batas kadar Tras Fat dalam bahan
pangan diatas, maka dapat dinyatakan bahwa sampel (margarin) yang
dianalisis masih baik untuk dikonsumsi, karena belum melewati ambang
batas yang dilarang.
Menurut ISO/IEC 17025:2005 kausal 5.9 , pemantauan jaminan
mutu dapat dilakukan dengan beberapa cara, berikut merupakan hal-hal
yang dilakukan :
a) Keteraturan penggunaan bahan acuan bersertifikat dan/atau
pengendalian mutu internal menggunakan bahan acuan sekunder,
misalnya Certified Refence Material (CRM) atau Standarized
b)

Reference Material (SRM)


Partisipasi dalam uji banding antar laboratorium atau program uij

c)

profesiensi
Replika pengujian atau kalibrasi menggunakan metode yang sama
atau berbeda, misalnya melakukan pengujian ulang (duplo) pada
saat pengujian, melakukan uji verifikasi pada metode yang

d)
e)

digunakan
Pengujian ulang atau kalibrasi ulang atas barang yang masih ada
Kolerasi hasil untuk kharakteristik yang berbeda dari suatu barang.
Pada pengujian Trans Fat dalam sampel margarin, pemantauan

jaminan mutu hasil analisis yang dilakukan berupa pengerjaan duplo dan

SMK-SMAK PADANG

36

menggunakan bahan acuan standar yaitu CRM. Akan tetapi, pemantauan


jaminan mutu hasil analisis seperti ini hanya dilakukan dalam laboratorium
tersebut(intra lab), tidak dapat dibandingkan dengan laboratorium lainnya.
Pengujian ini bertujuan untuk memantau keabsahan hasil pengujian yang
dilakukan dengan menggunakan data yang sedemikaian rupa agar dapat
tertelusur.
Jangkauan kerja linear (linearitas) merupakan kisaran konsentrasi
analat yang secara eksperimen mampu memenuhi persyaratan mutu
metode uji melalui penetapan presisi, akurasi, dan linearitas pengujian
(Wood at al,1998). Berdasarkan hasil pengujian linearitas pada larutan
standar trans fat , diperoleh hasil koefisien relasi yang memenuhi standar
yang dipersyaratkan oleh SNI ISO/IEC 17025:2005 dengan batas uji
linearitas (r) 0.9950. maka, hasil uji linearitas pada standar trans fat yang
ditetapkan sudah memenuhi persyaratan.
Tahapan persiapan sampel margarin ialah dengan proses metilasi
asam lemak menjadi FAME (Fatty Acid Methyl Ester) yang bersifat
volatil. Tahapan reaksi metilasi terdiri dari reaksi penyabunan dimana
2,5ml NaOH:MeOH 0,5 M ditambahkan ke sampel margarin yang telah
diekstrak dengan heksana. Kemudian campuran tersebut di panaskan
selama 30 menit dengan suhu 100C menggunakan hotplate
(mempercepat reaksi).
Setelah tahap pemanasan , larutan pun didinginkan pada suhu
ruang. Lalu dilakukan penambahan BF3 14% 1.5 ml. Setelah dilakukan
pengocokan, kemudian dipanaskan kembali dengan waktu dan suhu yang
sama dengan sebelumnya. Didinginkan ( 30C) lalu dengan segera
dilakukan penambahan heksana 2ml dan NaCl jenuh 1ml ke dalam
campuran tersebut untuk mengestrak FAME dari sampel. Lapisan analit
heksan-metil ester asam lemak yang telah didapatkan dimasukkan ke
dalam vial.

Gambar 17. Reaksi Metilasi Lemak Trans

SMK-SMAK PADANG

37

Pada analisis kadar trans fat ini menggunakan gas chromatography.


Detektor yang digunakan adalah Detektor Spektroskopi Massa(MS).
Prinsip kerja detektor MS ialah komponen sampel dipecah menjadi bentuk
ion fragmennya ( baik secara elektronik maupun kimiawi ) lalu ion
fragmen tersebut dilewatkan ke Mass Analyzer untuk memisahkan ion
berdasarkan perbedaan massa/muatan dan selanjutnya diteruskan ke ion
detector untuk mendeteksi jumlah ion yang dihasilkan. Spektrum fragmen
yang dihasilkan oleh masing-masing komponen akan menunjukkan
karakteristik yang khas,dan ini digunakan untuk tujuan identifikasi
kualitatif dengan membandingkan dengan database atau library spektrum
yang telah ada.
Gas pembawa yang digunakan adalah gas helium karena helium
bersifat inert. Jenis kolom yang diguankan ialah kolom kapiler (DB-5MS
0.25mm 60m df= 0.25 m). Kolom yang digunakan bersifat non-polar
karena sampel yang digunakan juga bersifat non polar.
Di dalam kolom akan terjadi proses pemisahan senyawa-senyawa
berdasarkan prinsiplike dissolve like yang artinya senyawa-senyawa
yang bersifat sama dengan kolom akan tertahan lebih lama di dalam
kolom, sedangkan senyawa-senyawa yang berbeda sifat akan diteruskan
menuju detektor dan memiliki waktu retensi yang lebih singkat. Senyawa
asam lemak dalam bentuk metil ester atau lebih dikenal dengan FAME
yang memiliki rantai lebih panjang cendrung bersifat non-polar karena
memiliki rantai karbon yang lebih banyak. Asam lemak yang akan
terdeteksi terlebih dahulu adalah asam lemak dengan rantai karbon yang
lebih pendek.
Selain karena kepolaran dan interaksinnya dengan fase diam,
pemisahan didalam kolom juga terjadi karena perbedaan titik didih.
Senyawa yang memiliki titik didih lebih rendah akan memiliki waktu
retensi yang singkat.

BAB VI

SMK-SMAK PADANG

38

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis kadar Trans Fat dalam sampel margarin yang
telah dilakukan, didapatkan kadar trans fat dalam sampel margarin yaitu
0.40g/100g(ppm).
Pada uji jangkauan kerja linear didapatkan koefisien kolerasi atau
yang disebut regresi (r) sebesar 0,9985. Hasil ini memenuhi persyaratan
yang telah ditentukan.
Sedangkan pada pengujian sampel (duplo), didapatkan nilai %RPD
untuk sampel margarin ialah sebesar 1.36% dengan nilai syarat
keberterimaannya ialah1.66%. maka untuk pengujian ini semua hasil
memenuhi kriteria %RPD karena nilainya tidak lebih dari nilai syarat
keberterimaan yang telah ditentukan.
5.2 Saran
Analisis kadar trans fat secara kromatografi gas spektrometer
massa memiliki sensitifitas yang tinggi, maka analisis harus dilakukan
dengan teliti, presisi, dan akurasi. Maka dari itu perlu diperhatikan.
1. Kebersihan dari gas pembawa(fase gerak). Gas pembawa harus
bebas dari pengotor seperti air dan hidrokarbon, untuk
mengantisipasi adanya pengotor dalam gas pembawa, sebaiknya
sebelum digunakan gas dialirkan melalui saringan yang disebut
molecular serve untuk menghilangkan air dan hidrokarbon
2. Pastikan sampel yang akan diinjeksikan bersifat volatil (mudah
menguap) dan stabil terhadap panas.

SMK-SMAK PADANG

39

Anda mungkin juga menyukai