Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS KINERJA KEUANGAN

Analisis Rasio Keuangan MayBank

Kelompok 2

1. Nurfadhilah (1215210245)
2. Octaviani Eka Pratiwi (1215210247)
3. Septiana Nur Hidayah (121521297)
4. Viny Afriani Pradipta (1215210328)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS PANCASILA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT Tuhan semesta
alam, berkat rahmat dan karunia-Nyalah serta petunjuknya, makalah ini dengan
judul materi “Analisis Kinerja Keuangan MayBank” dapat terselesaikan tepat
pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada
Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya, serta kita
selaku umatnya hingga akhir zaman.

Tak lupa pula ucapan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan baik moril maupun materil dalam penyusunan makalah
ini. Sehingga penyusunan materi ini bisa berjalan dengan lancar tanpa ada
halangan suatu apapun.

Mengingat keterbatasan pengetahuan dan keterampilan selaku


penyusun, memohon maaf apabila dalam penyusunan materi ini terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan.

Jakarta, 14 Desember 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rasio Financial (Rasio Keuangan) merupakan alat Analisis Perusahaan untuk menilai
kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada
laporan pos keuangan (neraca, laporan/laba rugi, laporan arus kas). Rasio merupakan alat
ukur yang digunakan perusahaan untuk mengenalisis laporan keuangan. Rasio
menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan
jumlah yang lain. Dengan menggunkan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan
dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau
posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya.
Analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan
laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah
perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio
keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan
kreditur serta dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan dana. (Zaki Baridwan, 1997 :17).
Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu perusahaan, seorang
penganalisis memerlukan adanya ukuran atau yardstick tertentu. Ukuran yang sering
digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio. Pengertian rasio sebenarnya hanyalah alat
yang dinyatakan dalam “aritmatical terms” yang dapat digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara dua macam data keuangan. Macamnya rasio banyak sekali, karena dapat
dibuat menurut kebutuhan penganalisis.
Rasio keuangan dapat digunakan untuk menjawab setidaknya 4 pertanyaan:
bagaimana tingkat likuiditas perusahaan, apakah manajemen efektif dalam menghasilkan laba
operasi atas aktiva yang dimiliki perusahaan, bagaimana perusahaan didanai, apakah
pemegang saham biasa mendapat tingkat pengembalian yang cukup. Perhitungan rasio
financial sebaiknya didasarkan pada data laporan keuangan yang telah diaudit (diperiksa).
Laporan keuangan yang belum diaudit masih diragukan kebenarannya, sehingga rasio-rasio
yang dihitung juga kurang akurat. Adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan
atau akuntansi yang digunakan haruslah sama.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa itu rasio keuangan bank?
2. Apa saja jenis jenis rasio keuangan bank?
3. Seperti apa penerapan rasio keuangan bank pada contoh kasus?
1.3 Tujuan Pembahasan Masalah
Dari uraian rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui secara jelas apa iti rasio profitabilitas dan perhitungan-perhitungan
yang ada didalamnya.
2. Untuk mengetahui apa itu rasio aktivitas (rasio perputaran) dan perhitungan-perhitungan
pa saja yang menyusun didalamnya.
3. Untuk mengetahui manfaat dari rasio keuangan dari suatu perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Rasio Keuangan Bank


Rasio keuangan bank adalah ukuran yang digunakan untuk mengetahui kesehatan
bank dan mengetahui kondisi keuangan bank dilihat dari laporan keuangan yang disajikan
oleh bank secara periodik. Dalam laporan keuangan yang dibuat bank menggambarkan
kinerja bank selama periode tertentu. Pengolahan laporan keuangan dibuat sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Analisis yang digunakan dalam hai ini menggunakan rasio-
rasio keuangan sesuai dengan standar yang berlaku

2.2 jenis jenis rasio keuangan bank

 Rasio Likuiditas

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban
jangka pendek. Dengan catatan semakin besar rasio likuiditas maka semakin likuid.
Perhitungan rasio likuiditas dengan cara:

1. Quick Ratio
Mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya pada para deposan
pemilik giro, tabungan dan deposito dengan harta yang paling likuid.
Rumus : QR = (Cash asset) / (Total Deposit) x 100%

2. Investing Policy Ratio


Mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajibannya kepada para deposannya
dengan cara melikuidasi SB.

Rumus : IPR = (Securities) / (Total Deposit) x 100%

3. Banking Ratio
Mengukur tingkat likuiditas bank dengan membandingkan jumlah kredit yang
disalurkan dengan jumlah deposit yang dimilki.
Catatan: semakin tinggi rasio ini maka semakin rendah tingkat likuiditas bank.

Rumus : BR = (Total Loans) / (total deposit) x 100%


4. Assets to Loan Ratio
Mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan harta yang dimiliki bank.
Catatan: semakin tinggi rasio ini semakin rendah tingkat likuiditas bank.
Rumus: ALR = (Total Loans) / (Total Assets) x 100%
5. Cash Ratio
Mengukur kemampuan bank melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan
harta likuid bank.
Rumus : CR = (liquid assets) / (short term borrowing) x 100%
6. Loan to Deposit Ratio
Mengukur komposisi kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana
masyarakat dan modal sendiri.
Catatan :Besarnya LDR menurut aturan pemerintah maksimum 110%
Rumus : LDR = (total Loans) / (total deposit + equity) x 100%
 Rasio Solvabilitas

Rasio ini digunakan mengukur kemempuan bank mencari sumber dana untuk
membiayai kegiatan bank atau alat ukur untuk melihat kekayaan bank serta melihat efisiensi
pihak manajemen bank. Perhitungan rasio ini dilakukan dengan cara :

1. Primary Ratio
Mengukur permodalan yang dimiliki bank memadai atau sejauh mana penurunan yang
terjadi dalam total asset masuk dapat ditutupi oleh capital equity.

Rumus : PR = (Equity capital) / (total assets) x 100%

2. Risk Assets Ratio


Mengukur kemungkinan penurunan risk assets.
Rumus :RAR = (Equity caital) / (total assets – cash assets – securities) x 100%

3. Secondary Risk Ratio


Mengukur penurunan asset yang mempunyai resiko lebih tinggi.
Rumus : SRR = (Equity capital) / (Secondary risk assets) x 100%

4. Capital Ratio
Mengukur permodalan dan cadangan penghapusan dalam menanggung perkreditan,
terutama resiko yang terjadi karena ada kegagalan dalam menagih bunga bank.
Rumus : CR = (equity capital + reserve for loan losses) / (total loans) x 100%

 Rasio Rentalbilitas (pofitabiitas usaha)

Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang
dicapai oleh bank. Perhitungan rasio ini dilakukan dengan cara :

1. Gross Profit Margin


Mengukur presentasi laba dari kegiatan usaha murni bank setelah dikurangi biaya-
biaya.

Rumus : GPM = (operating income – operating expense) / (operating income) x


100%

2. Net Profit Margin


Mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi
pokok bank.
Rumus :NPM = (net income) / (operating income) x 100%

3. Return Equity Capital atau ROE


mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengeola capital yang ada untuk
mendapatkan net income.

Rumus : ROE = (net income) / (equity income) x 100%

4. Return on Total Assets


Mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola assets). Ada 2 cara yang
dihitung antara lain:
 Gross Yield on Total Assets
Mengukur kemampuan manajemen bank menghasilkan income dari pengelolaan asset

Rumus : GRTA = (operating income) / (total assets) x 100%


 Net Income Total Assets
Mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh profitabilitas dan
manajerial secara keseluruhan.
Rumus :NITA = (net income) / (total assets) x 100%

5. Rate Return on Loans


Mengukur kamampuan manajemen bank mengelola kredit bank.
Rumus :RRL = (interest income) / (total loans) x 100%

6. Interest Margin on Earning Assets


Mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya-biaya.

Rumus :IMEA = (interest income – interest expense) / (earning assets) x 100%

7. Leverage Multiplier
Mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola asetnya, dalam hal ini
adanya biaya-biaya yang dikeluarkan dalam penggunaan aktiva bank.

Rumus :LM = (total Assets) / (total equity) x 100%


8. Interest Margin on Loans
Rumus: IML = (Interest income – Interest expense) / (total loans) x
100%
9. Assets Utilization
Mengukur sejauh mana kemempuan manajemen bank mengelola asset dalam rangka
menghasilkan operating income dan non-operating income.
Rumus :AU = (operating income + non operating income) / (total asset) x 100%

10. Interest Expense Ratio


Mengukur besarnya persentase bunga yang dibayar kepada para deposan bank dengan
total deposit yang ada di bank.
Rumus :IER = (interest expense) / (total deposit) x 100%
11. Cost of Fund
Mengukur besarnya biaya yang dikeluarkan bank untuk sejumlah deposit bank.
Rumus :CF = (interest expense) / (total assets) x 100%

2.3 Penerapan Rasio Keuangan Bank pada MayBank

1. Quick Ratio = Cash assets / Total deposit


Cash Assets = Kas + Giro pada BI + Giro Bank Lain Netto
Total Deposit = impanan Nasabah + Simpanan Dari Bank Lain

2014 = 13.359.410 / (104.813.283) = 12,75%

2015 = 14.160.648 / (118.384.896) = 11,96%

2016 = 15.215.845 / (121.722.559) = 12,50%

Quick ratio (mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya pada


para deposan (pemilik giro, tabungan dan deposito) dengan harta yang paling likuid
dari Bank Maybank sempat mengalami penurunan di tahun 2015, tetapi dapat
meningkat kembali di tahun 2016.

2. Cash Ratio= Liquid asset/ Short Term Borrowing (Liabilitas Segera + Pinjaman
yang Diterima)

2014 = 13.359.410 / 4.851.589= 275,42%

2015 = 14.160.648 / 5.109.696 = 277.13 %

2016 = 15.215.845 / 3.129.701 = 486.18%

Cash Ratio (mengukur kemampuan bank melunasi kewajiban yang harus segera
dibayar dengan harta likuid bank mengalami peningkatan karena liquid asset milik
bank mengalami peningkatan, dan short term borrowing mengalami penurunan di
taahun 2016 yang dimungkinkan karena bank telah melunasj sebagian dari pinjaman
tersebut. Hal ini menunjukkan bank tersebut saangat baik dan dapat memenuhi
kewajiban yaang harus segera dibayarnya.

3. Investing Policy Ratio = Marketable Securities / Total Deposit


Marketable Securities = Surat Berharga yang Diterbitkan + Efek Yang Dibeli
dengan Janji Dijual Kembali

2014 = 8.329.214 / 104.813.283 = 7,9 %

2015 = (647.263+7.583.458) / 118.384.896 = 6,95 %

2016 = (837.076 + 5.356.563) / 121.722.559 = 5,08%


Investing Policy Ratio (mengukur kemampuan bank dalam melunasi
kewajibannya kepada para deposannya dengan cara melikuidasi Securities yang
dimilikinya) bank mengalami penurunan dari tahun ke tahun

4. Banking Ratio = Total Loans / Total Deposit

2014 = 96.755.697 / 104.813.283 = 92,31%

2015 = 102.330.246 / 118.384.896 = 86,44%

2016 = 108.002.377 / 121.722.559 = 88,73%

Banking Ratio ( mengukur tingkat likuiditas bank dengan membandingkan


jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimilki). Jika nilai rasio ini
semakin tinggi, maka semakin rendah likuiditas bank tersebut. Maybank mengalami
penurunan dari 2014 ke 2016 yang menandakan bahwa likuiditas bank ini meningkat.

5. Loans to asset ratio = total loans / total asset

2014 =96.755.697 / 143.365.211 = 67,49%

2015= 102.330.246 / 157.619.013 = 64,92%

2016 = 108.002.377 / 166.678.902 = 64,80%

Loans to asset ratio ( mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan harta yang
dimiliki bank) memiliki sifat yang sama seperti Banking Ratio. Maybank mengalami
penurunan dari 2014 ke 2016 yang menandakan bahwa likuiditas bank ini meningkat
karena jumlah aset yang diperlukan untuk membiayai kredit yg disalurkan semakin
kecil.

6. Loan to deposit ratio = total loans / deposito + equity (modal saham + modal
disetor)

2014 = 96.755.697 / 104.813.283 + 8.220.957 = 85,60%

2015 = 102.330.246 / 118.384.896 + 8.220.957 = 80,83%

2016 = 108.002.377 / 121.722.559 + 8.220.957 = 83,11%

Loan to Deposit Ratio (mengukur komposisi kredit yang diberikan dibandingkan


dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri. Memiliki sifat yang sama seperti
Banking Ratio. Loan to deposit ratio Maybank mengalami penurunan di tahun 2015,
dan kembali meningkat di tahun 2016

7. Investment risk ratio = liquid asset –Short Term Borrowing / total deposit

2014 = 13.359.410 - 4.851.589 / 104.813.283 = 8,12%

2015 = 14.160.648 - 5.109.696 / 118.384.896 = 7,65%


2016 = 15.215.845 -3.129.701 / 121.722.559 = 9,93%

Investment risk ratio Maybank mengalami penurunan di tahun 2015, dan


meningkat kembali di tahun 2016

8. Credit risk ratio = bad debts (cadang kerugian dari kredit yang diberikan) / total
loans

2014 = 1.274.973 / 96.755.697 = 1,32%

2015 = 1.871.671 / 102.330.246 = 1,83%

2016 = 1.986.314 /108.002.377 = 1,84%

Credit risk rasio Maybank meningkat dari tahun ke tahun dikarenakan bad debts
dan total loans yang meningkat

9. Deposit risk ratio = total equity capital / total deposit

2014 = 14.495.147 /104.813.283 = 18,83%

2015 = 15.743.268 / 118.384.896 = 13,30%

2016 =19.016.216 / 121.722.559 = 15,62%

Deposit risk rasio mengalami penurunan di tahun 2015, dan mengalami


peningkatan di tahun 2016

10. Primary ratio = equity capital / total asset

2014 = 14.495.147 /143.365.211 = 10,11%

2015 = 15.743.268 /157.619.013 = 9,99%

2016 = 19.016.216/ 166.678.902 = 11,41%

Primary Ratio (mengukur permodalan yang dimiliki bank memadai atau sejauh
mana penurunan yang terjadi dalam total asset masuk dapat ditutupi oleh capital
equity). Primary ratio Maybank mengalami penurunan di tahun 2015 dan peningkatan
di tahun 2016

11. Risk assets ratio = equity capital / ( TA-Cash-MS)

2014 = 14.495.147 / (143.365.211 – 2.195.531 - 8.329.214) = 10,91%

2015 = 15.743.268 / (157.619.013 – 1.978.750 – 8.230.721) = 10,68%

2016 = 19.016.216 / (166.678.902 – 1.470.208 – 6.193.639) = 11,96%

Risk Assets Ratio (mengukur kemungkinan penurunan risk assets) dari Maybank
mengalami penurunan di tahun 2015, dan meningkat di tahun 2016
12. Secondary risk ratio = equity capital / SRA
SECONDARY RISK ASSETS = total aset-(aset tetap+aset lain-lain+cash aset)

2014 = 14.495.147 / 125.105.461 =11,59%


2015 = 15.743.268 / 137.933.061 =11,41%
2016 = 19.016.216 / 145.030.444 = 13,11%

Secondary Risk Ratio ( Mengukur penurunan asset yang mempunyai resiko lebih
tinggi). SRR Maybank mengalami penurunan di tahun 2015 dan mengalami
peningkatan di tahun 2016

13. Capital adequacy ratio 1 = (equity capital – fixed asset) / (total loans+securities)

2014 = (14.495.147-1.177.156) / (96.755.697 + 8.329.214) = 15,06%

2015 = (15.743.268-1.145.223) / (102.330.246 +8.230.721) = 13,20%

2016 = (19.016.216 -2.545.082) / (108.002.377 +6.193.639) = 14,42%

Standar BI CAR minimal 8% dikatakan Bank sehat. Dengan perhitungan diatas,


dapat diketahui bahwa Maybank berada dalam kondisi sehat tiap tahunnya meskipun
sempat mengalami penurunan di tahun 2015

14. Capital adequary ratio 2 = equity capital / (total loans+securities)

2014 = 14.495.147 / (96.755.697 + 8.329.214) = 13,79%

2015 =15.743.268 / (102.330.246 +8.230.721) = 14,24%

2016 = 19.016.216 / (108.002.377 +6.193.639) = 16,65%

Standar BI CAR minimal 8% dikatakan Bank sehat. Dengan perhitungan diatas,


dapat diketahui bahwa Maybank berada dalam kondisi sehat tiap tahunnya

 GPM = (Operating income-operating expense) / operating income

2014= 987.132 / 6.669.843= 14,80%

2015 = 1.556.729 / 7.981.394 = 19,50%

2016 = 2.585.183 /8.711.396 = 29,68%

Gross Profit Margin (mengukur presentasi laba dari kegiatan usaha murni bank
setelah dikurangi biaya-biaya). GPM Maybank meengalami peningkatan dari tahun ke
tahun
 NPM = net income / operating income

2014=722.141 / 6669843 = 10,83%

2015=1.143.562 / 7981394 = 14,32%

2016= 1.967.276 / 8711396 = 22,58%

Net Profit Margin (mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income
dari kegiatan operasi pokok bank). Net profit margin Maybank meningkat karena
GPM yang juga meningkat di perhitungan sebelumnya

 ROE = net income / equity capital

2014= 722.141 /14.495.147 = 4,98%


2015= 1.143.562 /15.743.268 = 7,63%
2016= 1.967.276 /19.016.216 = 10,35%

Return Equity Capital atau ROE (mengukur kemampuan manajemen bank dalam
mengeola capital yang ada untuk mendapatkan net income). ROE Maybank
meningkat dari tahun ke tahun.

 ROA = Operating income / total asset

2014 = 6.669.843 / 143.365.211 = 4,65%

2015 = 7.981.394 / 157.619.013 = 5,06%

2016 = 8.711.396 / 166.678.902 = 5,23%

ROA Maybank mengalami peningkatan dari tahun ke tahun

 Rate of return on loans = interest income / loans

2014=12.549.750 /96.755.697 =12,97%

2015=12.923.499 /102.330.246 =12,63

2016=13.546.449 /108.002.377 =12,54%

Rate of return on loans mengalami penurunan dari tahun ke tahun

 Interest margin on loan = (interst income – interest expense)/ Total loans

2014=5.481.129/ 96.755.697 =5,66%

2015=5.961.376/ 102.330.246 = 5,83%

2016= 6.607.543/ 108.002.377 = 6,12%


Interest margin on loan Maybank mengalami peningkatan dari tahun ke tahun

 Leverage multiplier = total asset / total equity

2014 = 143.365.211/14.495.147 = 989,06%

2015 =157.619.013/15.743.268 = 1001,18%

2016 =166.678.902/19.272.606 = 864,85%

Leverage multiplier Maybank mengalami peningkatan tahun 2015, dan


mengalami penurunan di tahun 2016

 Asset utilization = (operating income + non operating income) / total assets

2014=(12.549.750+1.188.714+10.868) / 143.365.211 =9,59%

2015= (12.923.499 +2.020.018+94.687) / 157.619.013 = 9,54%

2016=(13.546.449+2.103.853+29.438) / 166.678.902 =9,40%

Assets Utilization ( mengukur sejauh mana kemempuan manajemen bank


mengelola asset dalam rangka menghasilkan operating income dan non-operating
income). Assets ultilization Maybank mengalami penurunan dari tahun ke tahun

 Interest expense ratio = interest exp / total deposits

2014=7.068.621/ 104.813.283 = 6,74%

2015 = 6.962.123/ 118.384.896 = 5,88%

2016= 6.938.906/ 121.722.559 = 5,70%

Interest Expense Ratio (mengukur besarnya persentase bunga yang dibayar


kepada para deposan bank dengan total deposit yang ada di bank). Interest Expense
Ratio mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
BAB III
KESIMPULAN

Laporan keuangan adalah suatu alat bantu yang dapat digunakan untuk membuat
suatu keputusan antara lain mengenai rencana-rencanan perusahaan, penanaman
modal/investasi, pencarian sumber-sumber dana oprasi perusahaan lainnya (Amin Wijaya
Tunggal, 1995). Melalui analisis laporan keuangan ini maka para pemakai informasi
akuntansi dapat mengambil keputusan. Pengelola/manajer dalam suatu perusahaan dapat
menilai apakah kinerjanya dalam suatu periode yang lalu mendatangkan keuntungan atau
tidak.

Rasio profitabilitas disebut juga sebagai rasio rentabilitas yaitu rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan,
profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau
modal yang menghasilkan laba tersebut.

Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam
memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan
perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio-rasio
aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan
dan beragai unsur aktiva misalnya persediaan, aktiva tetap dan aktiva lainya.

Analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh
informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan
yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang
berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dan
dianalisa lebih lanjut sehingga akan dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung
keputusan yang akan diambil.
DAFTAR PUSTAKA

Harmono. 2009. Manajemen Keuangan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Munawir. 1993. Analisis Laporan Keuangan. Edisi ke Empat. Yogyakarta: Liberty.

Riyanto, Bambang. 2008. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta:


BPFE.

Sawir, Agnes. 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan


Perusahaan, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Syamsuddin, Lukman. 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Raja


Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai