Anda di halaman 1dari 206

5/27/2014 Eka Setiajatnika 1

ANALISIS
KINERJA BANK
ANALISIS KINERJA BANK
TUJUAN MATERI :
1. Menjelaskan pengertian analisis rasio likuiditas,
rentabilitas dan solvabilitas.
2. Menyebutkan dan menjelaskan rasio-rasio dalam analisis
rasio likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas.
3. Menjelaskan hubungan antara analisis rasio likuiditas,
rasio rentabilitas dan rasio solvabilitas.

5/27/2014 2 Eka Setiajatnika
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS

Analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank
dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek
atau kewajiban yang sudah jatuh tempo.

Rasio Likuiditas yg sering digunakan untuk menilai
kinerja suatu bank antara lain:
a. Cash Ratio ( CR )
b. Reserve Requirement ( RR )
c. Loan to deposit ratio ( LDR )
d. Loan to asset ratio ( LAR )
e. Rasio kewajiban bersih Call Money ( NCM )
5/27/2014 3 Eka Setiajatnika
CASH RATIO
Untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar
kembali simpanan nasabah pada saat ditarik dengan
menggunakan alat-alat likuid yang dimilikinya.

RUMUS
CR = Alat likuid x 100%
Pinjaman yang harus segera dibayar
Alat Likuid :
Uang Kas di Bank dan Rekening giro yang disimpan di
Bank Indonesia.



5/27/2014 4 Eka Setiajatnika
RESERVE REQUIREMENT
(LIKUIDITAS WAJIB MINIMUM)
Merupakan ketentuan bagi setiap bank umum untuk
menyisihkan sebagian dari dana pihak ketiga yang
berhasil dihimpunnya dalam bentuk giro wajib minimum
yang berupa rekening giro bank yang bersangkutan pada
Bank Indonesia.
Besarnya RR telah mengalami perubahan dari 2%, 3%
dan terakhir sejak tahun 1997 sebesar 5%.
Komponen dana pihak ketiga terdiri dari :
Giro,
Deposito berjangka
Sertifikat deposito
Tabungan
Kewajiban Jangka Pendek Lainnya


5/27/2014 5 Eka Setiajatnika
LOAN TO DEPOSIT RATIO
Menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam
membayar kembali penarikan dana yang dilakukan
nasabah dengan mengandalkan kredit yang diberikan
sebagai sumber likuiditasnya. Rasio antara seluruh jml.
Kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima
oleh bank. Semakin tinggi rasio tsb, maka makin rendah
likuiditas bank tsb.

RUMUS
LDR = Juml. Kredit yang diberikan x 100%
Total dana Pihak Ketiga + KLBI + Modal Inti


5/27/2014 6 Eka Setiajatnika
LOAN TO ASSET RATIO
Merupakan kemampuan bank untuk memenuhi
permintaan kredit dengan menggunakan total asset yang
dimiliki bank.

RUMUS
LAR = Jumlah Kredit yang diberikan x 100%
Jumlah Assets
Semakin tinggi rasio ini maka tingkat likuiditasnya rendah
karena jumlah asset yang diperlukan untuk membiayai
kreditnya makin besar.

5/27/2014 7 Eka Setiajatnika
RASIO KEWAJIBAN BERSIH
CALL MONEY
Persentase dari rasio ini menunjukkan besarnya
kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar atau
aktiva yang paling likuid dari bank.

RUMUS
NCM = NET Call Money x 100%
Aktiva Lancar

Aktiva Lancar : Uang kas, Giro di BI, Sertifikat BI, SBPU
Semakin kecil rasio ini, maka likuiditas bank ini semakin
baik karena bank dapat menutup kewajiban antar bank
dengan alat likuid yang dimilikinya.

5/27/2014 8 Eka Setiajatnika
ANALISIS RASIO PROFITABILITAS

Alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi
usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang
bersangkutan

Analisis rasio profitabilitas suatu bank antara lain :
a. Return On Asset ( ROA )
b. Return On Equity ( ROE )
c. Rasio Biaya Operasional ( OCR )
d. Net Profit Margin ( NPM )

5/27/2014 9 Eka Setiajatnika
RETURN ON ASSET

Untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan secara keseluruhan.

RUMUS
ROA = Laba Bersih x 100%
Total Assets
Semakin besar ROA suatu bank, maka makin besar
tingkat keuntungan bank dan semakin baik pula posisi
bank dari segi penggunaan assets.

5/27/2014 10 Eka Setiajatnika
RETURN ON EQUITY
Untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh
keuntungan bersih dikaitkan dengan pembayaran dividen.

RUMUS
ROE = Laba Bersih x 100%
Modal Sendiri
Semakin besar rasio ini maka makin besar kenaikan laba
bersih bank yang bersangkutan, selanjutnya akan
menaikan harga saham bank dan semakin besar pula
dividen yang diterima investor.

5/27/2014 11 Eka Setiajatnika
RASIO BIAYA OPERASIONAL
Untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank
melakukan kegiatan operasinya.

RUMUS
OCR = Biaya Operasional x 100%
Pendapatan Operasional
Biaya operasional diperoleh dari COLF ( Cost of Loanable
fund)
Pendapatan Operasionl diperoleh dari jasa pemberian
kredit bank (Bunga pinjaman, appraisal fee, supervision
fee, commitment fee, sindication fee, dll).

5/27/2014 12 Eka Setiajatnika
NET PROFIT MARGIN RATIO
Rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan yang
diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang
diterima dari kegiatan operasionalnya.

RUMUS
NPM = Laba Bersih x 100%
Pendapatan Operasional
Pendapatan Operasional berasal dari pemberian kredit
dengan resiko kredit macet, selisih kurs valas jika kredit
dalam valas dll.

5/27/2014 13 Eka Setiajatnika
ANALISIS RASIO SOLVABILITAS
Untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi
kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank
untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi
likuidasi bank.

Rasio yang digunakan pada analisis solvabilitas adalah :
a. Capital adequacy ratio (CAR)
b. Debt to Equity ratio
c. Long Term debt to assets ratio
5/27/2014 14 Eka Setiajatnika
CAPITAL ADEQUACY RATIO
Untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk
menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko,
misalnya kredit yang diberikan.
RUMUS
CAR = Modal Bank x 100%
Aktiva tertimbang menurut resiko
Modal Inti : Modal disetor, cadangan, laba ditahan, agio saham dll
Modal Pelengkap : Berasal dari cad. Revaluasi AT (selisih penilaian
kembali AT dengan persetujuan dirjen pajak), Cad. Penghapusan Aktiva
yang diklasifikasikan (cad. Yang dibentuk dengan cara membebani lap.
R/L tahun berjalan), modal kuasi /capital instrument (warkat yang
memiliki sifat seperti modal), pinjaman subordinasi (pinjaman antar
bank dengan persetujuan BI dengan jangka waktu min. 5 tahun dan
bila pelunasan sebelum jatuh tempo harus persetujuan BI).

5/27/2014 15 Eka Setiajatnika
DEBT TO EQUITY RATIO
Untuk mengukur kemampuan bank untuk menutup
sebagian atau seluruh hutang-hutangnya dengan dana
yang berasal dari modal sendiri.

RUMUS
DTE = Jumlah Hutang x 100%
Jumlah Modal Sendiri

Semakin tinggi rasio ini, maka semakin kecil kemampuan
membayar hutangnya dari modal sendiri.

5/27/2014 16 Eka Setiajatnika
LONG TERM DEBT TO ASSETS
RATIO
Untuk mengukur seberapa jauh nilai seluruh aktiva bank
dibiayai atau dananya diperoleh dari sumber hutang
jangka panjang

RUMUS
LTDTA = Hutang Jangka Panjang x 100%
Total Assets
Hutang jangka panjang berasal dari dana pinjaman dari
bank lain, simpanan masyarakat diatas 1 tahun,
Pinjaman LN, investasi dari investor.
Semakin besar rasio ini, maka makin kecil kemampuan
untuk membayar hutang dari aktiva.

5/27/2014 17 Eka Setiajatnika
LAPORAN KEUANGAN BANK
Sesuai dengan Sk. Direksi Bank Indonesia No. 27
/ 119/ kep/DIR tgl. 275 Januari 1995 Laporan
keuangan bank terdiri dari :
Neraca
Lap. Komitmen dan kontinjensi
Lap. Laba/ rugi
Lap. Arus kas
Catatan. Atas lap. keuangan
5/27/2014 18 Eka Setiajatnika
Tata cara penilaian tingkat kesehatan Bank
Metode CAMELS
URAIAN C A M E L S
Capital Asset Management Earning Liquidity Sensitivity
Modal Aktiva Manajemen Rentabilitas Likuiditas Sensitivitas
Yg.
Dinilai
Kecukupa
n,
komposisi
&
proyeksi
trend
kedpn
permodala
n serta
kemampua
n dlm
mengcov.
Asset
bermsl
Kualitas
A.P,
Konsent
rasi
eksposu
r resiko
kredit,
perkem
bangan
A.P
bermasa
lah dan
Keckp.
PPAP.
Kualitas
Man. Umum
dan
penerapan
manajemen
resiko.
Kepatuhan
Bank
terhadap
ketentuan yg
berlaku dan
komitmen
kpd BI atau
pihak lain
Pencapaian
ROA, ROE,
NIM dan
tingkat
efisiensi
bank.
Perkemb.
Laba
operasional,
diversifikasi
pendpt,
penerapan
prinsip Ak..
Kemampu
an bank
dlm
menjaga
likuiditas
Kemampua
n modal
bank dlm
mengcov.
Potensi
kerugian
sbg akibat
suku bunga
dan nilai
tukar
5/27/2014 19 Eka Setiajatnika
Tata cara penilaian tingkat kesehatan Bank
Metode CAMELS
Kemudian dilakukan perhitungan analisis dgn mempertimbangkan indikator pendukung dan
atau pembanding yang relevan.
Kemudian ditetapkan peringkat setiap faktor.

Ada 5 peringkat bank
Pk-1 : sangat baik, bank dapat mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri
keuangan
Pk-2 : Baik, bank masih memiliki kelemahan= minor yang dapat segera diatasi dengan tindakan
segera dan rutin
Pk-3 : cukup baik, masih ada kekurangan dan perlu tindakan korektif bila tidak akan
menurunkan peringkat komposit.
Pk-4 : Kurang baik, bank sensitif terhadap pengaruh buruk kondisi perekonomian dan
memerlukan tindakan korektif.karena berpotensi membahayakan kelangsungan usahanya.
PK-5 : Tidak baik, bank sangat sensitif dan dapat membahayakan kelangsungan usahanya.
5/27/2014 20 Eka Setiajatnika
Hasil Perhitungan ROA
Bank Devisa tahun 2000 - 2001
Nama Bank 2000 2001
Antar Daerah
Arta Niaga Kencana tbk.
Arta Graha
BCA Tbk.
BII Tbk.
0,498429
0,623499
0,139749
1,873506
0,718853
1,019829
0,904856
0,242459
3,022264
-13,4307
Sumber : Jurnal . Anallisa kinerja Bank Devisa & Non Devisa di Indonesia
5/27/2014 21 Eka Setiajatnika
Hasil Perhitungan ROE
Bank Devisa Tahun 2000 - 2001
Nama Bank 2000 2001
Antar Daerah
Arta Niaga Kencana tbk.
Arta Graha
BCA Tbk.
BII Tbk.
9,341975
4,021941
5,966042
25,72485
11,43772
14,14484
6,52811
12,02646
31,91538
187,8277
Sumber : Jurnal . Anallisa kinerja Bank Devisa & Non Devisa di Indonesia
5/27/2014 22 Eka Setiajatnika
Hasil Perhitungan LDR
Bank Devisa Tahun 2000 - 2001
Nama Bank 2000 2001
Antar Daerah
Arta Niaga Kencana tbk.
Arta Graha
BCA Tbk.
BII Tbk.
63,76667368
36,04878193
61,92979281
8,248526823
53,69379664
65,95012331
47,49994439
45,66211383
13,70797413
20,61624264
Sumber : Jurnal . Anallisa kinerja Bank Devisa & Non Devisa di Indonesia
5/27/2014 23 Eka Setiajatnika
5/27/2014 Eka Setiajatnika 24
Pendahuluan
Materi Kuliah ke-1
ALK Bank
5/27/2014 Eka Setiajatnika
5/27/2014 Eka Setiajatnika
Bahasan
Persiapan Analisa Laporan Keuangan
Laporan Keuangan bank di Indonesia
Pihak-Pihak yang berkepentingan terhadap LK Bank
Akuntansi dan Laporan Keuangan
Akuntansi & Laporan Keuangan
Akuntansi sebagai suatu seni untuk mencatat,
mengklasifikasikan, melaporkan dalam bentuk laporan
keuangan atas semua transaksi-transaksi yang telah
dilaksanakan oleh suatu perusahaan dan akhirnya
mengiterpretasikan laporan tersebut. (Maurice & Moonitz,
1961,23).
Laporan keuangan merupakan produk dari akuntansi, begitu
juga interpretasi LK juga merupakan salah satu fngsi pokok
dari akuntansi
5/27/2014 Eka Setiajatnika
Konsep Dasar Akuntansi
(menurut prinsip-prinsip akuntansi Indonesia)
1) Kesatuan akuntansi
2) Kesinambungan
3) Periode Akuntansi
4) Pengukuran dalam nilai uang
5) Harga pertukaranpenetapan beban dan
pendapatan
5/27/2014 Eka Setiajatnika
Basic concept Akuntansi (Hartanto) :
1) Unit Entity
2) Going Concern
3) Stable Monetary Unit Assumption
4) Consistence
5) Obyektivity
6) Materiality
7) Conservatisme
8) Full Disclosure
9) Realization
10) Accounting Period
5/27/2014 Eka Setiajatnika
Kritik terhadap Akuntansi
Akuntansi selalu mendasarkan diri pada biaya historis sehingga
mengakibatkan terjadinya overstated dalam penetapan laba
perusahaan yg akan mengakibatkan terjadinya kanibalisme modal
pada masa inflasi
Akuntansi yg berorientasi pada biaya historis kurang
memperhatikan opportunity cost/alternative cost
Akuntansi hanya memberikan diskripsi kepada hal-hal yg sudah
terjadi saja.
Akuntansi tidak memperhatikan faktor-faktor non-financial yg
mempengaruhi perusahaan
Akuntansi lebih merupakan seni (art) dan kurang ilmiah
(scientific)
5/27/2014 Eka Setiajatnika
Akuntansi banyak menggunakan istilah-istilah tehnis yang
mempunyai arti berbeda apabila dibandingkan dengan pengertian
umum yg ada.
Laporan keuangan yang dihasilkan adalah bersifat umum dan tidak
dapat menggambarkan/mewakili kepentingan-kepentingan masin-
masing pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tsb.
Akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan itu besifat
konservatif dalam sikapnya mengahadapi ketidakpastian.
Angka neraca menunjukkan angka pada suatu tanggal tertentu saja
dan hanya menunjukkan nilai buku dan bukannya nilai likuidasi
maupun nilai ekonomis dari aktiva/pasiva yang disajikan.
5/27/2014 Eka Setiajatnika
Pihak-Pihak yang Berkepentingan terhadap Hasil
Interpretasi LK Bank
Kepentingan masyarakat
Kepentingan pemegang Saham/ Pemilik
Kepentingan Perpajakan
Kepentingan Pemerintah
Karyawan
Management Bank
5/27/2014 Eka Setiajatnika
Laporan Keuangan Bank di Indonesia
Nature of the business
Standar Khusus Akuntansi Perbankan
Indonesia dan Pedoman Akuntansi
perbankan
5/27/2014 Eka Setiajatnika
5/27/2014 Eka Setiajatnika
Fungsi bank
1
Menerima
penyimpanan dana
dari masyarakat dari
berbagai bentuk.
2
Menyalurkan dana
tsb dalam bentuk
kredit kepada
masyarakat yg
memerlukan baik
dalam rangka
mengembangakan
usaha maupun
untuk kepentingan
pribadi.
3
Melaksanakan
berbagai jasa yg
diperlukan
masyarakat dalam
kegiatan
perdagangan Ln/DN,
serta berbagai jasa
lainnya dibidang
keuangan.
Standar Khusus LK Bank
A. Pengukuran dalam Nilai Uang
B. LaporanKeuangan Bank
C. Neraca
D. Laporan Keuangan Komitmen dan Kontinjensi
E. Perhitungan Laba-Rugi
F. Laporan Perubahan Posisi Keuangan
G. Catatan atau Laporan Keuangan
H. Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi
I. Laporan Keuangan Interim

5/27/2014 Eka Setiajatnika
Persiapan Analisa Laporan Keuangan
Agar hasil yg akan dicapai dari analisa laporan keuangan dapat
memberikan hasil yg memuaskan dan diperoleh prosedur kerja
yg efisien dan terarah, maka sebelu melakukan
analisa/interpretasi LK perlu diperhatikan hal-hal berikut :
a) Tentukan tujuan yang akan diperoleh dari analisa tersebut.
Perlu dipilih alat analisa (rumus) yg paling sesuai untuk
pemecahan problem.
b) Tentukan kurun waktu yang paling relevan dengan tujuan
analisa.


5/27/2014 Eka Setiajatnika
5/27/2014 Eka Setiajatnika
Laporan Keuangan Bank
di Indonesia
Kuliah : ALK Bank
Eka Setiajatnka 5/27/2014 38
Eka Setiajatnka
Nature of Business
Kegiatan pokok bank :

Menerima penyimpanan dana dari
masyarakat (Funding)

Menyalurkan dana dalam bentuk kredit
kepada masyarakat (Lending)

Melaksanakan berbagai jasa-jasa keuangan
(Service).


5/27/2014 39
Standar Khusus Laporan Keuangan Bank
A. Pengukuran dalam Nilai Uang
B. LaporanKeuangan Bank
C. Neraca
D. Laporan Keuangan Komitmen dan Kontinjensi
E. Perhitungan Laba-Rugi
F. Laporan Perubahan Posisi Keuangan
G. Catatan atau Laporan Keuangan
H. Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi
I. Laporan Keuangan Interim
Eka Setiajatnka 5/27/2014 40
Pengertian Pos-pos dari Laporan Keuagan Bank
Bank Indonesia telah menetapkan bentuk
standard dari neraca bank yang diumumkan
dalam media cetak sesuai dengan Surat edaran
Bank Indonesia No. 23/19/BPPP tanggal 2
Februari 1991.
Eka Setiajatnka 5/27/2014 41
Eka Setiajatnka
Neraca
Aktiva
1. Kas
2. Bank Indonesia
3. Tagihan pada bank lain
4. Surat berharga dan
tagihan lain
5. Kredit yang diberikan
6. Penyertaan
7. Cadangan aktiva yang
diklasifikasikan
8. Aktiva tetap dan
inventaris
9. Rupa-rupa aktiva

Neraca
Bank
Pasiva
1. Giro
2. Call Money
3. Tabungan
4. Deposito berjangka
5. Kewajiban lainnya
6. Surat Berharga
7. Pinjaman diterima
8. Rupa-rupa Pasiva
9. Modal
10. Laba/Rugi


5/27/2014 42
Rekening Administratif
No Pos-pos Rp Valas Total
1.

2.
3.
4.



4.





5.
Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan.
Posisi pembelian berjanka valas yang masih berjalan
Posisi penjualan berjangka valas yan masih berjalan
Margin trading :
a. Maksimum transaksi
b. Keuntungan yang belum direalisasikan
c. Kerugian yang belum direalisasikan
Jaminan yang diberikan
a. Garansi bank
b. Aval/Endosemen
c. L/C yang masih berjalan
d. Akseptasi wesel impor atas dasar L/C berjangka
e. Lainnya
Lain-lain yang bersifat administrasi
Jumlah
Eka Setiajatnka 5/27/2014 43
Laba Rugi Bank
No Pos-Pos Rp Valas Total
I.
Pendapatan
1. Pendapatan operasional
1.1. Hasil Bunga
1.2. Provisi dan Komisi
1.3. Pendapatan Valas lainnya
1.4. Pendapatan lainnya
2. Pendapatan Non Operasional
Jumlah
II.
Biaya
1. Biaya Operasional
1.1. Biaya Bunga
1.2. Biaya Valuta asing lainnya
1.3. Biaya tenaga kerja
1.4. Penyusutan
1.5. Biaya lainnya
2. Biaya Non Operasional
Jumlah
III.
Laba/Rugi sebelum pajak
IV.
Sisa laba/rugi tahun-tahun lalu
V.
Transfer ke Kantor Pusat
Jumlah
Eka Setiajatnka 5/27/2014 44
Penjelasan Pos-Pos
Aktiva
1. Kas :
Yang dimasukkan dalam pos ini adalah semua uang kas Rupiah dan
valas yang dimiliki oleh bank termasuk kantor nya yang ada di luar
negeri, baik uang kartal yang ada dalam kas seperti uang kertas, uang
logam dan commemorative coin yang dikeluarkan oleh BI yang
menjadi alat pembayaran yang sah di Indonesia maupun uang kertas
dan logam serta mata uang emas atau mata uang asing lainnya yang
masih berlaku di negara lain.

2. Bank Indonesia :
Yang dimasukkan dalam pos ini adalah giro dalm Rupiah dan Valas
milik bank pada BI.


Eka Setiajatnka 5/27/2014 45
Penjelasan Pos-Pos
3. Tagihan pada bank lain :
Yang dimasukkan dalam pos ini adalah semua tagihan bank pelapor
kepada bank lain, baik bank dalam negeri maupun luar negeri, dalam
rupiah dan valas. Pos ini antara lain :
a. Giro
b. Call Money
c. Deposito berjangka
d. Kredit yang diberikan
4. Surat berharga dan tagihan lainnya
Yang dimasukkan dalam pos ini adalah surat berharga dalam rupiah
dan valas yang dimiliki oleh bank termasuk kantornya di LN. (mis:
wesel, saham, obligasi,promes, sertifikat, bukti keuntungan dan surat
jaminan/opsi/hak-ak lainnya yang dimiliki bank untuk diperjual
belikan dan tidak dimaukkan sebagai penyertaan).

Eka Setiajatnka 5/27/2014 46
Penjelasan Pos-Pos
5. Kredit yang diberikan :
Yang dimasukkan dalam pos ini adalah semua semua realisasi kredit
dalam rupiah dan valas yang diberikan oleh bank termasuk kantornya di
LN, kepada pihak ketiga bukan bank, baik di DN maupun di LN.

6. Penyertaan :
Yang dimasukkan dalam pos ini adalah penyertaan bank termasuk
kantornya di LN, pada bank, LK atau perusahaan lain, baik dalam rupiah
maupun valas.

Eka Setiajatnka 5/27/2014 47
Penjelasan Pos-Pos
7. Cadangan aktiva yang diklasifikasikan :
Yang dimasukkan dalam pos ini adalah cadangan dalam rupiah dan
valas yang dibentuk untuk menampung resiko kerugian yang mungkin
timbul sebagai akibat dari tidak dapat diterimanya kembali sebagian
atau seluruh aktiva produktifnya.
8. Aktiva tetap dan inventaris :
Yang dimasukkan dalam pos ini adalahnilai buku dari tanah, gedung,
kantor, rumah dan perabot milik bank termasuk kantornya di LN,
dalam rupiah dan valas
9. Rupa-rupa Aktiva :
Yang dimasukkan dalam pos ini adalah saldo rekening-rekening
aktiva lainnya dalam rupiah dan valas yang tidak dapat dimasukkan
kedalam salah satu dari pos 1 sampai dengan pos 8 di atas.



Eka Setiajatnka 5/27/2014 48
Penjelasan Pos-Pos

Eka Setiajatnka 5/27/2014 49
Terima Kasih
Eka Setiajatnka
5/27/2014 50
Teknik-teknik ALK Bank
Materi kuliah ke-3 & 4
Contents
Analisa Komparatif
1
Analisa Bank
Enviroment
2
Analisa BEP
4
Analisa Variansi
5
52
Accounting Inflation
Analysis
3
Analisa CAMEL
6
Analisa Komparatif
Analisa Trend/Analisa Horizontal
Analisa Vertikal (Common Size)
53
Analisa Trend/Horizontal
Analisa Trend yaitu membandingkan kegiatan
usaha suatu bank baik secara absolute maupun
dalam bentuk relatif atas kegiatan yang ada dengan
kegiatan-kegiatan yang telah dicapai pada periode-
periode sebelumnya
Analisa ini akan diperoleh suatu kesimpulan apakah
telah terjadi kemajuan atau kemunduran usaha dari
masing-masing bank ybs.
54
Cara yang digunakan :
1. Pendekatan Index dasar tungal (single base
index)
Cara yang dipilih dari tahun laporan yang termuda
2. PendekatanIndex dasar berganti (moving
base index) .
Dalam pendekatan cara ini index dasar yang akan
dipakai adalah semua periode laporan yang akan
dianalisa 55
Cara pertama akan diperoleh tk perbandngan antara tahun
pertama dengan periode tahun yang dianalisa, hal ini
mengandung kelemahan apabila jarak antara tahun base index
dengan periode laporan yg diperbandingkan yg tidak relevan
lagi karena telah terjadinya perubahan siuasi dan kondisi yang
cukup materiil.
Cara pertama akan diketahui besarnya perkembangan dari
tahun ke tahun atau dari periode yang satu keperiode laporan
berikutnya secara langsung.
Apabila pada periode yg dipilih sebagai base index ini terdapat
peristiwa/kejadian atau keputusan yang penting, maka cara ini
akan menunjukkan hasil yang memuaskan.
56
Bentuk Penyajian Analisa Trend :
1. Bentuk tabel
2. Bentuk Grafik
57
Analisa Common Size
Analisa common size, dilakukan untuk mengetahui
komposisi dari share/peran masing-masing
pos/rekening-rekening kegiatan dalam suatu bentuk
dibandinkan dengan kegiatan totalnya.
Suatu rekening/sub rekening yang melebih
prosentase yang besar akan memberikan petunjuk
kepada manajemen bank ybs untuk mendapatkan
perhatian.
58
Bentuk Penyajian Analisa Common Size :
1. Bentuk Tabel
2. Bentuk Grafik/Gambar
59
Tabungan
35%
Giro 15%
Setoran
jaminan
15%
Dana
Lain-lain
15%
Deposito
20%
Contoh Visualisasi Gambar
Komposisi dana
60
Analisa Bank Environment
Analisa ini digunakan untuk mengetahui
sejauhmana kemampuan bersaing suatu bank/ suatu
cabang, atau dalam rangka untuk mengetahui
market share bank/cabang yang bersangkutan baik
secara regional maupun secara nasional.
61
Manfaat analisa Bank Environment :
a. Untuk mengetahui daya saing/market share dari suatu
bank/cabang baik secara regional maupun secara
nasional
b. Untuk mengetahui tingkat laju perkembangan (rate of
growth) dari industri-industri perbankan dalam skala
nasional maupun regional
c. Dengan membandingkan butir a dan b di atas akan
dapat diukur tingkat perkembangan yang riil dari
suatu bank/cabangnya.
62
Agar perbandingan/analisa environment ini dapat
menghasilkan kesimpulan yang memuaskan maka perlu
diadakan beberapa kombinasi analisa al :
1. Sesama bank sejenis
2. Membandingkan dengan perkembangan bank sejenis lain,
mis : bank swasta dgn bank pemerintah atau sebaliknya
3. Antara bank ybs dengan kegiatan industri bank secara
keseluruhan
4. Untuk suatu cabang perbandingannya dapat dikombinasikan
juga seperti butir 1 sampai 3 di atas ataupun
diperbandingkan dengan kegiatan bank ybssecara
keseluruhan/gabungan seluruh cabang yg ada.
63
Bank X
Analisa Bank Environment Giro
Periode 2005 s/d 2009
Tahun
Bank X Bank-Bank Lainnya Market Share
Jumlah % Jumlah % Bank X
2005
100.000 100 250.000 100 40,00 %
2006
116.750 116,75 286.500 114,60 40,75 %
2007
158.180 158,18 507.400 202,96 31,17 %
2008
229.410 229,41 884.425 353,77 25,93 %
2009
257.260 257,26 981.100 392,49 26,22 %
64
1 = Rp 1.000.000 tahun 2005 = 100%
Apabila dibandingkan antara hasil analisa Trend dan analisa
Bank Environment sering memberikan kesimpulan yang
berbeda, karena pada analisa trend perkembanngan tersebut
hanya diukur dari bank yang sama sedangkan analisa Bank
Environment diperbandingkan secara riil dengan laju
perkembangan yang ada dala industri perbankan.
Analisa bank Environment akan memberikan ransangan
psychologis kepada bank ybs untuk kerja lebih giat dalam
menghadapi persaingan.
65
Semoga Sukses
Analisa Laporan Keuangan Pada Masa Inflasi
(Accounting Infalition Analysis)
Materi Kuliah
5/27/2014 67 Eka Setiajatnika
Pendahuluan
Seluruh proses akuntansi pada umumnya maupun di dunia
perbankan khususnya selalu mendasarkan pada asumsi
adanya stable monetory unit, yang akibatnya semua
transaksi yang dicatat atas dasar historical cost. Padahal kita
ketahui bahwa stabel monetory unit tersebut pada
kenyataannya tidak ada.
Bagi perbankan hal tsb akan mempunyai pengaruh yang
sangat berarti mengingat sebagian assetnya berbentuk
monetary asset dan alat likuid lainnya, sedangkan
kemampuan daya beli rupiah di Indonesia terdapat
kecenderungan yang selalu menurun.
Apabila hal tersebut diabaikan maka dari conventional
Acconting prosedure akan menimbulkan akibat negatif.
5/27/2014 68 Eka Setiajatnika
Kelemahan Conventional Accounting
o Adanya pembebanan biaya yang terlalu kecil karena
pendapatan untuk suatu hal tertentu pada saat tertentu, akan
dibebani biaya yang didasarkan pada suatu ketentuan nilai
uang telah ditetapkan beberapa periode yang lalu pada saat
pencatatan terjadinya biaya tersebut.
o Nilai aktiva yang dicatat dalam neraca akan mempunyai
nilai yang lebih rendah apabila dibandngkan dengan
perkembangan harga daya beli uang terakhir.
o Aokasi biaya untuk depresiasi, amortisasi akan dibebankan
terlau kecil dan mengakibatkan laba dihitung terlalu besar.

5/27/2014 69 Eka Setiajatnika
o Laba/rugi yang terjadi yang terjadi yang dihasilkan oleh
perhitungan laba/rugiyang didasarkan pada asumsi adanya
stable monitory unit.
o Bank tidak akan mempertahankan real capitalnya dan
adanya kecenderungan terjadinya kanibalisme terhadap
modal sehubungan dengan pembayaran pajak perseroan dan
pembagian laba yang lebih besar dari semestinya.
o Laporan akuntansi yang disususn atas dasar asumsi adanya
stable monitory unit.
o Accounting menyalahi mathematical karena berbagai
himpunan yang tidak sama dijumlahkan menjadi satu.
5/27/2014 70 Eka Setiajatnika
Tingkat Penurunan Daya Beli Rupiah
Ukuran yang digunakan untuk mengetahui
tingkat daya beli uang rupiah :
o General Price Index maupun Special Price Index
o Tingkat Perkembangan Harga Emas
o Perkembangan/Kurs Valuta Asing
o Cost of Living Index


5/27/2014 71 Eka Setiajatnika
Accounting Treatment Terhadap Perubahan Daya Beli
Uang
Untuk menyusun neraca yang objektif harus didukung oleh
bukti-bukti yang dapat diverifikasikan, oleh karena itu
penyususnan neraca dn rugi/laba harus mengikuti basic
concept adanya stabel monetary unit assumption yang
sudah diterima sebagai salah satu general Accepted
Accounting Principles.
Sebaiknya, untuk kepentingan manajemen intern perlu
terlebih dahulu disusun price level adjusment terhadap
neraca dan rugi/laba bank agar keputusan dan kebijaksanaan
yangakan diambil akan lebih tepat.

5/27/2014 72 Eka Setiajatnika
Pos-pos yang peka terhadap perubahan daya beli yang perlu
di-Adjustment, antara lain :
Pos-pos aktiva tetap/milik tetap Inventaris (termasuk biaya
depresiasinya)
Pos-pos pinjaman jangka panjang, Kredit Investasi
Pos-pos Aktiva/Pasiva Valuta Asing.

5/27/2014 73 Eka Setiajatnika
Saran Untuk Menghadapi Pengaruh Inflasi terhadap LK
Bank
o Bahwa tingkat inflasi di Indonesia akan berlangsung dimasa yang
akan datang, hal ini akan berpengaruh terhadap reliability dan
accurrancy dari neraca dan R/L Perbankan.
o Apabila terdapat tingkat inflasi > rate of interest minus cost of
fund, dan fixed assets cuku besar hingga mengakibatkan under
depreciaton, maka ada suatu petunjuk manajemen bank untuk
mengadakan price level adjustment.
o Price level adjustment terhadap aktiva tetap merupakan perkaliaan
antara cost of acquisition atas dasar original cost dengan index
harga yang dipilihnya dan adjustment tsb dapat berupa
restatement, replacement, appreciation tergantung tujuan diadakan
adjustment tersebut.
5/27/2014 74 Eka Setiajatnika
o Price level adjustment untuk depresiasi/amortisasi merupakan
perkalian index harga yang dipilih dengan beban depresiasi atas
dasar original costnya dari masing-masing depreciable assets
menurut tahun pembeliannya, rate dan methode depresiasinya.
o Agar perbankan dapat mempertahankan real capitalnya maka
tingkat perkembangan harga harus dimasukkan ke dalam
kalkulasi cost of loanable fund/cost of fun d disamping biaya-
biaya lainnya.
o Penyajian adjusted financial report harus disajikan bersama-sama
antara laporan financial yang disusun secara konventional dan
index harga yang digunakan untuk price level adjustment tsb
5/27/2014 75 Eka Setiajatnika
o Laba yang terjadi karena perubahan daya beli uang yang dimiliki
perbankan yang bersifat non routine tidak dapat dimasukkan kedalam
keuntuntungan sebelum terjadinya realisasi penjualan. Tetapi apabila
terjadi kerugian harus segera diakui sebagai kerugian.
o Untuk memperkecil kerugian akibat menurunnya daya beli uang pada
masa-masa yad maka present value dari pendapatan bunga kredit yang akan
diterima ditambah dengan jumlah angsuran kreditnya ditambah cost of
loanable fund yang akan dibayar oleh bank.
o Pengembangan aplikasi pencatatan valas dengan cara Lifo akan membantu
mengurangi akibat negatif dari pada peruahan daya beli sehubung
terjadinya perubahan Kurs Valas yang cepat.
o Untuk menjaga tercapainya full disclosure di dalam laporan akuntansi
(Neraca & R/L) dari nasabah yang mengajukan kredit, hendaknya pengaruh
inflasi dicantumkan dalan laporan-laporannya
5/27/2014 76 Eka Setiajatnika
Pos-pos yang Terpengaruh terhadap Penurunan daya Beli
Rupiah
Monetary asset, seperti surat-surat berharga, kredit
exploitasi, kredit investasi.
Non Monetary assets secara riil tidak mengalami pengaruh
penurunan daya beli secara riil tetapi dari sudut akuntansi
merupakan pos yang terkena pengaruh penurunan daya beli
namun tidak menjadi masalah yang serius karena dapat
diadakan apraisal
Asset dalam bentuk Valas tidak dipengaruhi oleh penurunan
daya beli rupiah karena langsung dapat dinilai dengan kurs
yang terakhir.
5/27/2014 77 Eka Setiajatnika
Cara Perhitungan Kerugian/keuntungan atas Penurunan
Daya Beli Rupiah.
Monetary assets yang bersifat dormant account yang ada
dikonversikan ke nilai rupiah pada akhir tahun, dan akan
diketemukan jumlah kerugian penurunan daya beli rupiah.
Kerugian di atas diperbandingkan (dikurangi) pos-pos hutang
jangka pendek/panjang yang dikonversikan dengan nilai rupiah
pada akhir tahun.
Ditambah sumber-sumber rekening moneter bersih selama tahun
berjalan yang berupa penjualan dan penghasilan lainnya yang
disesuaikan dengan faktor konversi rata-rata.
Dikurangi dengan penggunaan rekening moneter pembelian,
pengeluaran biaya operasional 9dikurangi penyusutan), pajak
penjualan, pembayaran deviden dan lain-lain pengeluaran setelah
disesuaikan dengan menggunakan faktor konversi rata-rata.

5/27/2014 78 Eka Setiajatnika
www.themegallery.com
5/27/2014 79 Eka Setiajatnika
Eka Setiajatnika
Analisa BEP Untuk Bank
Materi Kuliah
5/27/2014 80
BEP pada bank akan sangat bermanfaat untuk
beberapa tujuan analisis sbb:
1. Untuk Profit Planning and Control baik dalam long
run maupun dalam shot run period.
2. Untuk menetapkan minimal target baik bagi unit bank
secara keseluruhan maupun bagian-bagian yang ada
3. Sebagai bahan pengukuran efisiensi dan efektifitas
kerja bank Cabang maupun bagian-bagian. Hal ini
sangat sesuai dengan sistem perbankan yang mengarah
ke Unit Banking System.
Eka Setiajatnika 5/27/2014 81
Rumus Analisa BEP
Eka Setiajatnika
) (
1
pendapata Sales
Cost Variable
Cost Fixed
BEP

=
5/27/2014 82
Eka Setiajatnika
Klasifikasi Biaya
1
Berdasar
Sifat Biaya
:
- Biaya
Variabel
- Biaya
Tetap
2
Berdasar tempat
terjadinya Biaya :
- Direct Deparement
Cost
- Inderect
Departement Cost
3
Sesuai
dengan
tujuan
daripada
analisa BEP
dengan
memodifikas
i beberapa
perhitungan
R/L.
5/27/2014 83
Dasar-dasar Alokasi Biaya
a. Alokasi ke tempat-tempat Biaya
b. Alokasi biaya Kantor pusat ke tempat- tempat
biaya Cabang
c. Biaya-biaya pada butir b di atas selanjutnya
dialokasikan ke tempat-tempat biaya
5/27/2014 Eka Setiajatnika 84
Distribusi dan Perhitungan Biaya per Bagian
Distribusi/alokasi biaya per bagian kas, kredit, valas,
diperlukan asumsi sbb :
a. Semua biaya yang terjadi diluar bagian operasional
dialokasikan pada masing-masing bagian operasional
berdasarkan alokasi ketentuan yang memadai
b. Alokasi biaya antar bagian umum/personil dengen bagian
pembukuan dimana bagian ini juga saling memberi service,
tidak dilakukan.
c. Dana yang dikumpulkan oleh bagian valas dan kas
diperlakukan sebgai dana yang dijual pada bagian kredit
dengan diperhitungkan bunga antar bagian sebesar X%
perbulan
5/27/2014 Eka Setiajatnika 85
d. Berdasarkan asumsi-asumsi di atas dapatlah dikatakan
alokasi Inderect Departemen Expenses ke bagian-bagian
operasional sebagai pusat biaya.
e. Setelah semua biaya terkumpul dibagian-bagian operasional
langsung dapat diklasifikasikan ke biaya variabel dan biaya
tetap.
f. Kemudia susunah ikhtisar jumlah pendapatan biaya tetap dan
baya variabel.
5/27/2014 Eka Setiajatnika 86
Modifikasi Rumus BEP untuk Perencanaan
Eka Setiajatnika 5/27/2014 87
% .
% .
1
Z Pend
Z VC
FC
BEP

=
Pend
VC
X FC
BEP

=
1
% .
a. Perubahan Volume pendapatan sebesar Z%
b. Perubahan Biaya Tetap sebesar X%
5/27/2014 Eka Setiajatnika 88
c. Perubahan Biaya Variabel sebesar Y%
Pend
Y VC
FC
BEP
% .
1
=
d. Pencapaian laba sebesar Rp X
Pend
VC
RpX FC
BEP

+
=
1
Penggunaan Analisa BEP untuk Perencanaan Dana
5/27/2014 Eka Setiajatnika 89
DalamRp Div
Bag Pendapat
DalamRp B A B
X BEP
.
. .
% : .
1
R
Rp dalam Pd
Rp dalam BAB
Pd
BV
RpX BT
MDM
|
|
|
|
.
|

\
|

+
=
Penggunaan BEP Untuk Tujuan Pengawasan
Dengan dapat ditaksirnya jumlah laba yang diinginkan dan
sekaligus jumlah volme usaha yang harus dicapai akan sangat
bermanfaat untuk mengendalikan/pengawasan kegiatan sehari-
hari
5/27/2014 Eka Setiajatnika 90
Eka Setiajatnika 5/27/2014 91
Analisa
Variansi
Materi Kuliah ke-5
A n a l i s a L a p o r a n K e u a n g a n B a n k
Terdapat perbedaan antara industri perbankan dengan
industri manufacturing.
Product yang dijual industri perbankan adalah dalam bentuk
jasa yang beraneka ragam, maka hubungan fungsi-fungsi
output dan input lebih sulit untuk dapat distandardisasikan.
Berhubung sulitnya aplikasi standar costing di industri
perbankan, maka teknik-teknik analisa yang lazim
digunakan dalam industri manufacturing terlambat
dikembangkan di dunia perbankan.
Metode analisa varian yang digunakan di dunia perbankan
hanya terbatas pada single variance method.
5/27/2014 Eka Setiajatnika 93
Metode Analisa Variansi
Single Variance Method
1
Two Variance Method
2
3
4
5/27/2014 94 Eka Setiajatnika
Single Variance Method
Dalam metode ini analisa variansi langsung
memperbandingkan antara apa-apa yang dianggarkan
dengan realisasi yang dicapai oleh masing-masing mata
anggaran ybs.
Selisih yang ada dapat berupa :
Favorable variance positif (+) bagi bank
Unfaorable variance negatif (-) bagi bank
Misalnya :
Pendapatan yang dicapai > anggaran penyimpangan bersifat
favorable
Biaya yang dicapai > anggaran penyimpangan bersifat unfavorable
5/27/2014 Eka Setiajatnika 95
Analisa Variansi
Pendapatan Usaha Bank ABCD
5/27/2014 Eka Setiajatnika 96
Jenis Mata Anggaran Anggaran
(Rp)
Realisasi
(Rp)
Penyimpangan
Rp %
Pendapatan :
1. Bunga kredit 13.456.780 14.356.789 + 900.009 6,6
2. Komisi transfer 2.560.333 2.411.252 (149.081) 5,8
3. Komisi Bank Garansi 488.237 499.756 + 11.519 2,3
4. Komisi Safe Deposit Box 256.200 255.000 (1.200) 0,4
5. Komisi Import dst 6.342.156 6.555.520 + 213.364 3,36
Biaya Bunga 10.342.567 12.432.133 (2.089.566) 20
Keterangan : + = favorable
(-) = unfavorable
Kesimpulan :
Jumlah pendapatan bunga kredit yang diterima selama
periode ybs telah melampaui target yang ditetapkan jadi
terdapat Favorable Variance.
Komisi transfer yang diterima dibawah target yang
diharpkan jadi terdapat Unfavorable Variance.
Biaya bunga yang dianggarkan ternyata dilampaui sebesar
20% dari target yang ditetapkan jadi terdapat Unfavorable
variance.
5/27/2014 Eka Setiajatnika 97
Two Variance Method
Metode ini untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada
pada single variance methode.
Metode ini, dianalisa 2 aspek sekaligus yang dievaluasi :
1. Menyangkut volume kegiatan usaha itu sendiri
2. Biaya yang dikeluarkan untuk mencapai volume usaha tsb.
Two variance Method lebih mendekati pemakaian konsep
performance-budget. Kesimpulan yang dapat diambil
mempunyai skala yang lebih luas.

5/27/2014 Eka Setiajatnika 98
Manfaat Analisa Two Variance Method :
Untuk mengetahui sejauhmana penggunaan anggaran
Untuk mengetahui sejauhmana realisasi yang dicapai
dibandingkan dengan target
Untuk penyimpangan-penyimpangan yang besar jumlahnya
(significance) akan segera dapat diambil tindakan-tindakan
koreksi yang diperlukan.
Untuk pengukuran prestasi para manajer bank yang
bertanggungjawab untuk pengelolaan masing-masing kegiatan
dll.
5/27/2014 Eka Setiajatnika 99
5/27/2014 Eka Setiajatnika 100
Jenis Mata
Anggaran
Anggaran
(Rp)
Realisasi
(Rp)
Penyimpangan
Rp %
Pendapatan :
1. Bunga Kredit
13.456.730 14.356.789 + 900.000 6,6
Volume Kredit
89.711.866 99.345.671 + 9.633.805 10,7
2. Komisi Transfer
2.560.333 2.411.252 (149.081) 5,8
Volume Tranfer
2.560.333.000 2.455.251.000 105.082.000 49
3. Komisi Bank Garansi
488.237 499.756 + 11.519 2,3
Volume Bank Garansi
97.342.567 99.951.200 + 2.303.800 2,3
5. Biaya Bunga
10.342.567 12.432.133 (2.089.566) 20
Volume Dana
103.425.670 124.321.330 20.895.660 20
Analisa Variansi (Two Variance Method)
Bank ABCD
Keterangan : + = favorable Bunga Kredit = 15%/th Komisi Bank Garansi = 0,5%
(-) = unfavorable Komisi Transfer = 1%/ Bunga Dana = 10%/th
Kesimpulan :
Jumlah pendapatan secara total analisa Single Variance
Method memang menunjukkan kenaikan yang favorable,
tetapi jumlah rupiah tsb lebih kecil dari yg seharusnya
karena dengan melihat volume yang dikeluarkan seharusnya
bunga yang diterima sebesar Rp 99.345.671 x 15% = Rp
14.901.850,- sedangkan yang diterima hanya Rp
14.356.781,- Jadi ada unfavorable variance sebesar (-Rp
545.061,-). Kesimpulan bertolak belakang dengan single
variance method.
Volume kredit yang dikelurkan hanya Rp 95.711.926,- maka
bunga yang diperoleh Rp 14.356.789,- dapat dikatakan
terjadinya favorable variance.
5/27/2014 Eka Setiajatnika 101
Biaya Bunga Dana semula diperoleh kesimpulan (Single Variance Method)
unfavorable sebesar 20% dan dihitng volume dana yang dapat
dikumpulkan terdapat kenaikkan yang seimbang besarnya. Jadi kesimpulan
akhir yang dat diambil Bagian Dana telah berhasil meningkatkan
prestasinya sebesar 20%.
Ditinjau lebih lanjut mengenai pendapatan bunga kredit berarti :
Terdapat tunggakan bunga yang tak tertagih Rp 545.061.00,-
Terjadi kenaikkan dana yangmenganggur dalam bentuk kredit dari Rp 13.713.804.000,-
menjadi Rp 24.975.655.000,- atau terdapat kenaikkan 182,13%.
Indikasi ini akan memperjelek kesimpulan management bagian Kredit,
yang semula menurut analisa Single Variance Method menunjukkan hasil
yang favorable.
5/27/2014 Eka Setiajatnika 102

Sebaiknya Top Management bank meminta para manajer nya
untuk menyajikan analisa variance dengan menggunakan two
variance Method untuk menghindari manipulasi dalam analisa
yang berusaha mengelabui kegagalann dalam mengelola
kegiatannya.
5/27/2014 Eka Setiajatnika 103

5/27/2014 Eka Setiajatnika 105
Analisa CAMEL
Materi Kuliah ke-7
5/27/2014 106 Eka Setiajatnika
Unsur Yang dinilai dalam CAMEL
Liquidity/Tingkat likuiditas bank
Earning/Rentabilitas yang diperoleh
suatu bank
Manajemen suatu bank yang dinilai
atas dasar 250 pertanyaan
Asset/Kualitas assets yang ada
Capital/Permodalan yang dimiliki bank
5/27/2014 107 Eka Setiajatnika
5/27/2014 Eka Setiajatnika 108
Faktor yang dinilai Komponen Bobot
1. Permodalan Rasio modal terhadap ATMR 25%
2. Kualitas Aktiva Produktif
a. Rasio aktiva produktif yang diklsifikasikan terhadap aktiva
produktif.
b. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap
aktiva produktif yang diklasifikasikan.
30%

25%


5%
3. Manajemen
a. Manajemen Permodalan
b. Manajemen Aktiva
c. Manajemen Umum
d. Manajemen Rentabilitas
e. Manajemen Likuiditas
25%
2,5%
5%
12,5%
2,5%
2,5%
4. rentabilitas
a. Rasio laba terhadap total asset
b. Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional
10%
5%

5%
5. Likuiditas
a. Rasio kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar
b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima
10%

5%
5%
Cara Penilaian
Penilaiaan Permodalan
Penilaiaan Kualitas Aktiva Produktif
Penilaiaan Manajemen
Penilaiaan Rentabilitas
Penilaiaan Likuiditas
5/27/2014 Eka Setiajatnika 109
Pelaksanaan Ketentuan yang
Mempengaruhi Hasil Penilaiaan
1. Pelaksanaan pemberian Kredit Usaha Kecil (KUK)
2. Pelaksanaan pemberian Kredit Ekspor
3. Pelanggaran terhadap ketentuan Batas Maksimum
Pemberian Kredit
4. Pelanggaran terhadap Posisi Devisa Neto (PDN)
5/27/2014 Eka Setiajatnika 110
Hasil Penilaian Kuantitatif
5/27/2014 Eka Setiajatnika 111
Nilai Kredit Predikat
81 100 SEHAT
66 - < 81 CUKUP SEHAT
51 - < 66 KURANG SEHAT
0 - < 51 TIDAK SEHAT
Faktor Judgement
Apabila dalam analisa dan pengujian lebih
lanjut tsb terdapat inkonsistensi atau
berpengaruh secara materiil terhadap tingkat
kesehatan bank, maka hasil dari penilaian
yang telah dikuantifikasikan tsb, perlu
dilakukan penyesuaian sehingga
mencerminkan tingkat kesehatan yang
sebenarnya.
5/27/2014 Eka Setiajatnika 112
Selain judgement tersebut di atas, tingkat kesehatan bank yang
sehat, atau cukup sehat, atau kurang sehat akan diturunkan
menjadi tidak sehat apabila terdapat :
a. Perselisihan intern yang diperkirakan akan menimbulkan
kesulitan dalam bank ybs;
b. Campur tangan pihak-pihakdi luar bank dlam kepengurusan
(manajemen) bank, termasuk di dalamnya kerjasama yang tidak
wajar sehingga salah satu atau beberapa kantornya berdiri
sendiri;
c. Window dresing dalam pembukuan dan atau laporan bank yang
secara materiil berpengaruh terhadap keadaan keuangan
sehingga mengakibatkan penilaian yang keliru terhadap bank


5/27/2014 Eka Setiajatnika 113
d. Praktek bank dalam bank atau melakukan usaha bank
di luar pembukuan bank;
e. Kesulitan keuangan yang mengakibatkan penghentian
sementara atau pengunduran diri dari keikutsertaannya
dalam kliring.

5/27/2014 Eka Setiajatnika 114
5/27/2014 115 Eka Setiajatnika

5/27/2014 Eka Setiajatnika 116
Analisa Ratio Bank
Materi Kuliah ke-7
Eka Setiajatnika
5/27/2014 117
Eka setiajatnika
Analisa Ratio Bank
Ratio Likuiditas
1
Ratio Rentabilitas
2
Ratio Solvabilitas
3
5/27/2014 118
ANALISA
RATIO LIKUIDITAS
5/27/2014 Eka setiajatnika 119
Analisa Likuiditas
Bank dikatakan likuid apabila :
1. Bank tsb memiliki cash assets sebesar kebutuhan yang akan
digunakan untuk memenuhi likuiditasnya.
2. Bank tsb memiliki cash assets yang lebih kecil dari butir 1 di atas,
tetapi ybs juga mempunyai assets lainnya (khususnya surat-surat
berharga) yang dapat dicairkan sewaktu-waktu tanpa mengalami
penurunan nilai pasarnya.
3. Bank tsb mempunyai kemampuan untuk menciptakan cash assets
baru melalui berbagai bentuk hutang.
Pengelolaan likuiditas (liquidity
management) akan meliputi kegiatan dalam
perencanaan dan penyediaan kebutuhan
likuiditas Bank.
5/27/2014 Eka setiajatnika 120
Tujuan Analisa Likuiditas
1. Menurunkan serendah mungkin biaya dana.
2. Memenuhi ketentuan sumber dana yang
diperlukan bank dalam :
Pemberian kredit
Penanaman dana dalam valas
Penanaman dana dalam surat berharga
Penanaman dana dalam aktiva tetap.
3. Menuhi kebutuhan bank terhadap ketentuan
otoritas moneter (central bank) didalam
menjaga likuiditas minimum. (mis : legal
reserve requirement, standar LDR yg sehat)
5/27/2014 Eka setiajatnika 121
Prinsip Pengelolaan Likuiditas :
1. Bank harus memiliki sumber dana inti (core sources of fund) yg sesuai
dgn sifat bank ybs maupun pasar uang dan sumber dana yg ada di
masyarakat.
2. Bank harus mengelola sumber-sumber dana maupun penempatan
dengan hati-hati.
3. Bank harus memperhatikan different price for different customer
didalam penempatan dananya.
4. Bank harus menaruh perhatian terhadap umur sumber dananya kapan
akan jatuh waktunya jagan sampaii terjadi maturity gap dengan
penempatannya.
5. Bank harus waspada bahwa tingkat suku bunga dana tsb selalu
berfluktuasi .
6. Bank harus secara terkoordinasi kan apabila akan menanamkan
sumber-sumber dananya ke aktiva
5/27/2014 Eka setiajatnika 122
Sumber-sumber Likuiditas
5/27/2014 Eka setiajatnika 123
Sumber-sumber
Likuiditas
Perbankan
Ekstern
Pemilik
- Donasi Pemilik
- Pemegang Saham
- Kantor Pusat masing-
masing/ agi Cabang dan lain
Hutang
- Giro
- Deposito
- Tabungan
- Giro BBL
- Setoran jaminan
- Baki krdit RK Debitur
- Bank Indonesia
- dll
Intern
Cadangan
1. Cadangan-cadangan
2. Retained Earning
3. lain-lain
Insentif
1. Penjulan MTI yg tak
terpakai
2. Likuidasi baang Jaminan.
3. Penagihan debtur
4. lain-lain
Eka setiajatnika
Bank Liquidity Policy
Self Liquiditing Approach
Assets Sale Ability/
Assets shift Ability
New Fund
Borrowers Earning Flow
Reserve Discount Window
to Central Bank As Lender of Last Resort
Bank
Liquidity
Policy
5/27/2014 124
Cara Analisa Likuiditas Bagi Manejemen Bank
1. Klasifikasikan Liabilities dan Capita apakah Reliable atau
sumber dana yang Volatile
2. Klasifikasikan Assets apakah likuid atau tidak likuid
3. Bandingkan volume dan likuid asset dengan volume dari
dana-dana yang Volatile maximum perbandingan 1,00
(balanced liquidity position)
4. Selanjutnya yang menjadi masalah adalah dalam penentuan
:
Reliable Sources of funds
Volatile funds
Liquid assets
Non Liquid assets
5/27/2014 Eka setiajatnika 125
Teknik Analisa Likuiditas
1. Quick Ratio
2. Investing Policy Ratio
3. Banking Ratio
4. Assets to Loan Ratio
5. Investment Portfolio Ratio 1
6. Investment Risk Ratio
7. Liquidity Risks
8. Cash Ratio
9. Credit Risk ratio
10. Loan to Deposit Ratio
11. Forex Loan to Forex Deposit
12. Liquid Assets Ratio
13. % KUK
5/27/2014 Eka setiajatnika 126
Ratio ini menunjukkan kemampuan bank untuk membayar kembali
simpanan para deposannya dengan alat-alat yang paling likuwid yang
dipunyai oleh pihak bank atau Quick Ratio.
5/27/2014 Eka setiajatnika 127
Deposit Total
Assets Cash
Ratio Quick 1. =
Deposit Total
Securities
o PolicyRati Investing 2. =
Ratio ini mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajiban kepada
para deposannya dengan melikuidasi surat-surat berharga yang dimilikinya.
Ratio ini mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajiban kepada
para deposannya dengan melikuidasi surat-surat berharga yang
dimilikinya.

5/27/2014 Eka setiajatnika 128
Assets Total
Loans Total
Ratio Loan to Assets 4. =
Securities Total
year one than less of maturity a with Securities
1 Ratio Portfolio Invesment 5. =
Ratio ini mengukur tingkat likuiditas dalam investasi
pada surat-surat berharga. Untuk menghindarkan
overstatement dalam perhitungan likuiditas, maka
perlu dipertimbangkan jumlah surat-surat berharga
yang digunakan untuk menjamin deposito dari
nasabahnya.

5/27/2014 Eka setiajatnika 129
Securities of Value Statement
Securities of Value Market
Ratio Risk Investment 6. =
Ratio ini mengukur risiko yang terjadi dalam investasi
pada surat-surat berhar-ga yaitu dengan membandingkan
antara harga pasarnya dengan nilai nominal-nya.
Semakin tinggi ratio ini akan menunjukkan adanya
kemampuan bank yg lebih besar dalam menyediakan
alat likuid.

Deposit Total
borrowing term Short - Assets Liquidity
Risk Liquidity 7. =
Ratio ini nunjukkan resiko yang dihadapi oleh bank karena mengalami kegagal-an untuk
memenuhi kewajiban terhadap deposannya dengan alat-alat likid yg tersedia yg sangat
terbatas karena harus digunakan oleh bank ybs untuk mem-bayar kewajiban-kewajiban
yg harus segera dilunasi.

5/27/2014 Eka setiajatnika 130
borrowing term Short
Assets Liquidity
Ratio Cash 8. =
Ratio ini menunjukkan kemampuan bank untuk melunasi kewajiban-
kewajiban yang segera harus dibayar dengan alat-alat likuid yang
dipunyainya.

Loans Total
Debts Bad
Ratio Risk Credit 9. =
Ratio ini menunjukkan kemampuan bank dalam memenuhi likuiditas-nya
dengan jalan mengadakan penggeseran/penarikan kreditnya yang outstanding
untuk memenuhi permintaan akan kredit lainnya.
Semakin tinggi ratio ini akan menunjukkan bahwa bank tsb akan me-ngalami
kesulitan likuiditas.

5/27/2014 Eka setiajatnika 131
Sendiri Modal III Pihak Dana
Diberikan yang Kredit
Ratio Deposit to 10.Loan
+
=
Deposits Forex Borrowings Forex
Loan Forex
Deposit Forex to Loan Forex 11.
+
=
Dalam rangka menghidarkan mismatching antara sumber dan penggunaan
dana maka perlu diperhatikan perbandingan antara kredit yg diberikan dalam
valas dengan sumber dana valas yg dimiliki suatu bank.
Mismatching tsb dapat terjadi baik exchange rate, interest rate, maupun
maturity datenya.
Apabila ratio ini lebih dari 100% berarti ada dana rupiah yg digunakan untuk
financing terhadap forex loan tsb.

5/27/2014 Eka setiajatnika 132
Assets Total
Bank with Deposits Total Assets Liquid Total
Ratio Assets Liquidity 12.
+
=
Ratio ini menunjukkan kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-
kewajibannya dengan alat-alat likuid yang dipunyainya.
Semakin tinggi ratio ini berarti bank tsb semakin likuid tetapi di sisis lain ada
kecenderungan semakin besarnya idle fund yang dimiliki oleh bank ybs.

Kelolaan Dana - KUK bukan KBLI Total Rupiah Kredit
KUK Total
KUK % 13.

=
Ratio ini menunjukkan posisi KUK yg diberikan oleh suatu bank
dibandingkan dgn total portfolio kreditnya.
BI menetapkan minimal 20%, kalau posisi < 20% maka bank ybs tidak
eligible uantuk memberikan kredit Non KUK lebih besar lagi.
5/27/2014 133

5/27/2014 Eka Setiajatnika 134
Analisa
Solvabilitas
Materi Kuliah ke-9
5/27/2014 135
Analisa Solvabilitas
Analisa Solvabilitas Bank atau secara tekhnis
disebut Analysis of Bank Capital.
Fungsi dari Bank Capital
1. Sebagai ukuran kemampuan bank tsb untuk menyerap
kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan
2. Sebagai sumber dana yg diperlukan untuk membiayai
kegiatan usahanya sampai batas tertentu
3. Sebagai alat pengukur besar-kecilnya kekayaan bank tsb
atau kekayaan yg dimiliki oleh para pemegang sahamnya
4. Dengan modal mencukpi memungkinkan bagi management
bank ybs untuk bekerja dgn efisiensi yg tinggi.
5/27/2014 Eka Setiajatnika 136
Hal yg perlu diperhatikan Manajemen Bank dalam hal
permodalan :
1. Rencana kerja bank yang akan datang.
2. Perhitungan ketentuan modal yang memenuhi syarat
otoritas moneter, mauun yang memenuhi ketentuan
business dari bank ybs.
3. Kemampuan bank secara intern menciptakan modal dari
kegiatan usahanya, serta kebijakan pembagian laba
(deviden) yg ada pada masing-masing bank.
4. Sumber-sumber serta mekanisme penciptaan modal dari
pasar modal yang ada pada masyarakat dimana bank tsb
beroperasi.
5/27/2014 Eka Setiajatnika 137
Modal Bank
1. Modal Inti
a. Modal disetor
b. Agio Saham
c. Modal sumbangan
d. Cadangan umum
e. Cadangan tujuan
f. Laba yang ditahan (retained earnings)
g. Laba tahun lalu
h. Laba tahun berjalan
2. Modal Pelengkap
a. Cadangan revaluasi
b. Penyisihan penghapusan aktiva produktif
c. Modal Pinjaman
d. Pinjaman subordinasi

5/27/2014 Eka Setiajatnika 138
Capital Adequacy
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya kebutuhan
capital suatu bank :
1. Tingkat kualitas manajemen bank ybs
2. Tingkat likuiditas yang dimilikinya
3. Tingkat kualitas dari Assets
4. Struktur dari depositonya
5. Tingkat kualitas dari sistem & Operating Prosedurnya
6. Tingkat kualitas dan Karakter dari Para Pemilkik Sahamnya
7. Kapasitas untuk memenuhi kebutuhan keuangan Jangka Pendek
Maupun Jangka Panjang
8. Riwayat pemupukan Modal dan Peraturan Pembagian Laba yang
Diperolehnya.
5/27/2014 Eka Setiajatnika 139
Capital Ratio
Salah satu cara untuk menghitung apakah jumlah capital yg ada pada
suatu bank telah memadai atau belum dapat dilakukan dengan cara
perhitungan Capital Ratio.
Model perhitungan Capital ratio :
1. Primary Ratio
2. Risk Assets Ratio
3. Secondary Risk Assets Ratio
4. Capital Ratio
5. Capital Risk Ratio
6. CAR1
7. CAR2
8. CAR3
9. Deposit Risk Ratio
10. Kebutuhan Modal Minimum
5/27/2014 Eka Setiajatnika 140
Capital Ratio
5/27/2014 Eka Setiajatnika
Assets Total
Capital Equity
Ratio Primary 1. =
Ratio ini digunakan untuk mengukur sampai sejauhmana penurunan yg
terjadi dalam total asset yg masih dapat ditutup oleh equity Capital yg
tersedia, sehingga ratio ini akan berguna untuk memberikan indikasi
untuk mengukur apakah permodalan yang ada telah memadai.
Dikatakan Primary ratio karena setiap asset menandung suatu risiko
kerugian dan setiap kerugian akan mengakibatkan pengurangan
terhadap capital dan apakah capital ini mampu untuk menampung
kerugian-kerugian tsb.

141
5/27/2014 Eka Setiajatnika
Securities - Cash - Assets Total
Capital Equity
Ratio Assets Risk 2. =
Risk Assets Ratio ini menyerupai pada Primary Ratio, tetapi lebih
dikonsentrasikan pada kemunginan penurunan dari Risk Assets saja.
Assets Risk Low Other - Securities - Cash - Assets Total
Capital Equity
Ratio Assets Risk Secondary 3. =
Kegunaan Secondary Risk Assets Ratio, lebih ditujukan kepada
kemungkinan penurunan dari assets yang mempunyai risiko yang lebih
tinggi.
142
5/27/2014 Eka Setiajatnika
Loans Total
Losses Loan for Reserve Capital Equity
Ratio Capital 4.
+
=
Kegunaan ratio ini yaitu untuk mengukur kemampuan Permodalan dan
Cadangan Penghapusan Debitur dubius dalam menunjang Perkreditan
terutama kemungkinan risiko yg terjadi karena tidak dikembalikannya
kredit tsb serta gagalnya penangihan bunga
Assets Risk
Capital Equity
Risk Capital 5. =
143
6. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Kemampuan permodalan untuk menutup kemungkinan kerugian atas kredit
yang diberikan beserta kerugian pada investasi surat berharga.
Rumus ini ada tiga model yaitu CAR1, CAR2 dan CAR3
5/27/2014 Eka Setiajatnika
Securities & Loans In Risk Estimated
Assets Fixed - Capital Equity
CAR 6.a. 1 =
Securities Loans Total
Assets Fixed - Capital Equity
CAR 6.b. 2
+
=
Securities Loans Total
Capital Equity
CAR 6.c. 3
+
=
144
5/27/2014 Eka Setiajatnika
Deposit Total
Capital Equity
Ratio Risk Deposit 7. =
Kegunaan ratio ini yaitu untuk mengukur kemungkinan bank tidak mampu
membayar kembali dana yang disimpan para deposannya, yang harus
dijamin pembayarannya oleh Capital Bank ybs.
(ATMR) Ratio Menurut Tertimbang Aktiva
Pelengkap Modal Inti Modal
(CAR) Minimum Modal Kebutuhan 8.
+
=
145
5/27/2014 146

5/27/2014 Eka Setiajatnika 147
Analisa
Rentabilitas
Materi keluai ke-9
5/27/2014 148
Pendahuluan
Istilah Analisa Rentabilitas
Analisa Income Statemen
Analisa Profitabilitas Usaha
Analisa Kegiatan Usaha.
Maksud dan tujuan analisa ini yaitu untuk mengukur tingkat
efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank ybs.
Dalam analisisa ini akan dicari hubungan yang timbal balik
antara pos-pos yg ada pada income statement itu sendiri
maupun hubungan timbal balik dengan pos-pos yg ada pada
neraca bank ybs guna mendapatkan berbagai indikasi yg
berguna untuk mengukur efisiensi dan profitabilitas bank ybs.
5/27/2014 Eka Setiajatnika 149
5/27/2014 Eka Setiajatnika
Rumus Analisa Rentabilitas
Perhitungan
Profitabilitas
A
Return On Specific
Assets
B
Profit Sensitivity
Analysis
C
Pengukuran Resiko
D
Factor Separation
Analysis
E
Analisa Komparatif
Ratio Keuangan
F
150
A. Perhitungan Profitabilitas
5/27/2014 Eka Setiajatnika 151
Income Operating
Expenses Operating - Income Operating
Margin Profit Gross 1. =
Rumus ini digunakan untuk mengetahui presentase dari laba atas kegiatan
usaha yg murni dri bank ybs sebelum dikurangi dengan biaya-biaya personil,
biaya kantor dan biaya overhead lainnya.
Rumus ini banyak dipengaruhi oleh :
a. Komposisi dari dananya/deposito mix
b. Tinggi rendahnya tingkat bunga kredit ataupun tingkat bunga dana
c. Besar/kecilnya presentase pembentukan cadangan debitur dubius.

Rumus ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank ybs dalam menghasilkan Net
Income dari kegiatan Operasi pokok bank ybs
5/27/2014 Eka Setiajatnika 152
Income Operating
Income Net
Margin Profit Net 2. =
Capital Equity
Income Net
Capital Equity On Return 3. =
Rumus ini untuk mengukur kemampuan manajemen
dalam mengelola capital yang tersedia untuk mendapat
net income.
Kenaikan ROE merupakan petunjuk tentang
kemampuan manajemen bank ybs dalam menaikkan
income-nya.
Kenaikkan Return On Equity biasanya diikuti
kenaikkan dari saham-saham bank ybs di pasar.
Rumus ini digunakan untuk mengukur kemampuan management dalam menghasilkan
income bagi bank dari pengelolaan assets yang dipercayakan pada management ybs.
5/27/2014 Eka Setiajatnika 153
Assets Total
Income Operating
Assets Total on Yield Gross 4.a. =
Assets Total
Losses & Gains Security
& Taxes Before Income
Margin Profit Gross . 4.b =
Rumus ini pengembangan dari rumus 4.a., yaitu untuk
mengukur kemampuan management dalam
meningkatkan Income bank sekaligus untuk menilai
kemampuan management dalam mengendalikan biaya-
biaya (expenses).
Rumus ini digunakan untuk mengukur kemampuan management bank dalam
memperoleh Profitabilitasnya dan managerial efficiency secara overall dll.
5/27/2014 Eka Setiajatnika 154
Assets Total
Income Net
Assets Total on Income Net 4.c. =
b. Return On Specific Assets
Rumus ini akan bermanfaat untuk mengukur kemampuan management dalam
mengelola kegiatan perkreditannya.
5/27/2014 Eka Setiajatnika 155
Loans Total
Loans on Fees and Interest
Loan on Return of Rate 5.a. =
Securities Total
Securities on Interest (Yield)
Securities on Return of Rate 5.b. =
Rumus ini untuk menilai kemampua management bank ybs dalam mengelola
penanaman kelebihan dananya pada surat-surat berharga.
Rumus ini mengukur kemampuan management dalam mengendalikan
besarnya interest expense. Sedangkan assetsnya telah diperluas le lain-lain
assets yg menghasilkan (earning assets)
5/27/2014 Eka Setiajatnika 156
Assets Earning
Expense Interest - Income Interest
Margin Interest 5.c. =
Loans Total
Expense Interest - Income Interest
Margin Interest 5.d. =
Rumus ini (misalnya) ingin mengetahui Interest margin khusus dari
perkreditan yang diberikan oleh bank ybs.
Rumus ini digunakan untuk mengukur kemampuan management dalam
mengelola assetsnya dengan mengingat bahwa atas penggunaan aktiva tsb
bank harus membayar sejumlah biaya yg tetap.
5/27/2014 Eka Setiajatnika 157
Equity Total
Assets Total
Multiplier Leverage 6. =
Assets Total
Income Operating Non Income Operating
on Utilizati Assets 7.
+
=
Rumus ini untuk mengetahui sejauhmana kemampuan management suatu bank
dalam mengelola assets yg dipercayakan kepadanya dalam menghasilkan
operating income dan non operating income-nya sekaligus.
C. Profit Sensitivity Analysis
Maksud analisa ini untuk menyajikan cara analisa lebih teliti
dan sekaligus akan mengukur faktor-faktor sebab/akibat
yang mempengaruhi profitabilitas bank.
Dalam Profit Sensitivity Analysis ada 3 bidang yang disorot,
yaitu :
Assets management
Liabilities management
Overall management
5/27/2014 Eka Setiajatnika 158
5/27/2014 Eka Setiajatnika
Profit Sesitivity Analysis
TH
ASSETS
MANAGEMENT
LIABILITIES MANAGEMENT
OVERALL
MANAGEMENT
R T A = L M = C D = S M = D M = R O E =
EBIT/TA D / E TI / TD RTA - CD D / E X SM RTA + DM
2005
2006
2007
159
TH EBIT T.A T.I T.D T.E
1
T.E
2





Keterangan :

- RTA = Return on Total Assets
- EBIT = Earning Before Interest & Taxes
- TA = Total Assets
- L M = Leverage Management
- D = Debt
- E = Equity
- C D = Cost Debt Ratio
- T I = Interest
- T D = Total Debt
- S M = Spread Management
- D M = Debt Management
- T E = Total Equity
- T E
1
= Total Equity tanpa cadangan lainnya
- ROE = Return On Equity
- T H = Tahun Laporan Keuangan yang bersangkutan





5/27/2014 Eka Setiajatnika 160
5/27/2014 Eka Setiajatnika
Uraian TAHUN 20XX TAHUN 20XY
1. Net Income After Taxes % %
2. Cross Operating Income
3.
Bagi butir 1 dengan butir 2
Profit Margin
4. Total Assets
5. Total Equity Capital
6. Assets Utilization
7.
Return Assets
(butir 3 kali butir 6)
8.
Equity Multiplier
(butir 4 dibagi butir 5)
9.
Return On Equity
(butir 1 dibagi butir 5) atau
(butir 7 dikalikan bitir 8)

161
Analisa Return On Equity
Rumus ini digunakan untuk mengukur besarnya presentase dari biaya
penghapusan debitur dubies yang terjadi dibandingkan dengan jumlah kredit
yang diberikannya.
5/27/2014 Eka Setiajatnika 162
d. Expenses Ratio
Loans Total
Losses Loan for Provision
Ratio Losses Loans for Provision 8.a. =
Deposit Total
Paid Interest
Ratio Expense Interest 8.b. =
Rumus ini digunakan untuk menghitung besarnya persentase antara bunga
yang dibayarkan pada para deposantnya dengan total deposit (saving, time,
demand deposit) yang dikumpulkan oleh bank.
Rumus ini dipakai all inclusive concept karena semua dana yang ada terpakai juga
untuk membiayai baik earning assets maupun non earning assets
5/27/2014 Eka Setiajatnika 163
Dana Total
Bunga Biaya
Funds of Cost 9. =
Dana Total
Overhead Biaya Dana Biaya Total
Money of Cost 9.a.
+
=
Fund e Unloanabl - Dana Total
Dana Biaya Total
Fund Loanable of Cost 9.b. =
Fund Idle - Fund e Unloanabl - Dana Total
Overhead Biaya Dana Biaya Total
Fund Operable of Cost 9.c.
+
=
10. Cost Of efficiency (CE) digunakan untuk mengukur efisiensi usaha yang
dilakukan oleh suatu bank.
Beberapa rumus yang dipakai, yaitu :
5/27/2014 Eka Setiajatnika 164
Revenues
Losses Loan for Provision
CE 10.a.
1
=
Rumus ini membandingkan besarnya penghapusan dubius dengan pendapatan
bank
5/27/2014 Eka Setiajatnika 165
Revenues
Expenses Benefits & Salaries
CE 10.b.
2
=
Rumus ini mengukur efisiensi tenaga kerja dengan membandingkan besarnya
biaya personil dengan pendapatan yang diperoleh bank.
Employees
Expenses Benefits & Salaries
CE 10.c.
3
=
Rumus ini digunakan untuk mengukur efisiensi tenaga kerja dengan
membandingkan jumlah biaya personil dengan jumlah tenaga kerja yang ada.
5/27/2014 Eka Setiajatnika 166
Employees
Assets Total
CE 10.d.
4
=
Rumus ini untuk mengukur efisiensi tenaga kerja dengan membandingkan
nilai (jumlah) assets yang harus dikelola.
Assets Earning
Expenses Total
CE 10.e.
5
=
Mengukur besarnya biaya bank yang bersangkutan yang digunakan untuk
memperoleh earning assets.
D. Pengukuran Resiko
Ditinjau dari sudut resiko yang akan dihadapi oleh bank
maka ada beberapa ratio yang dapat digunakan untuk
mengukur besarnya resiko yang akan timbul untuk masing-
masing kegiatan di bidang perbankan, anatar lain :
1. Resiko penanaman/ Investasi dalam surat-surat berharga
2. Resiko Bank akan mendapatkan kesulitan likuiditas
3. Resiko bank atas kredit yang tidak dapat dibayar kembali oleh para
debitur nya (baik pokok maupun bunganya
4. Resiko Bank atas penurunan yang terjadi pada assetsnya
5. Resiko atas kegagalan bank membayar kembali deposito yang
ditanam oleh para deposannya
6. Resiko atas Interest yang akan diterima dari assets yang dimiliki
oleh bank lebih kecil dari interest yang dibayar oleh bank kepada
pemilik dana.

5/27/2014 Eka Setiajatnika 167
5/27/2014 Eka Setiajatnika 168
Securities of Value Statement
Securities of Value Market
Ratio Risk Investment 1. =
Deposit Total
Borrowing Term Short - Assets Liquid
Risk Liquidity 2. =
Loans Total
Debts Bad
Ratio Risk Credit 3. =
Securities - Cash - Assets Total
Capital Equity
Ratio Risk Assets 4.a. =
Assets Risk
Capital Equity
Risk Capital 4.b. =
5/27/2014 Eka Setiajatnika 169
Deposit Total
Capital Equity
Ratio Risk Deposit 5. =
s Liabilitie Sensitive Interest
Assets Sensitive Interest
Risk Rate Interset 6. =
E. Faktor Separation Analysis
Faktor separation analysis (FASAN) teknik ini untuk mengatasi
kekurangan-kekurangan yang ada pada kedua methode analisa
(analisa profitabilitas dan sensitivity analysis) di atas.
Fasan teknik ini berguna bagi para pemegang saham/bank yang
bersangkutan untuk mengetahui berapa besarnya saham ang akan
diterimanya dari situasi dan kondisi dari Neraca dan Laporan
Rugi/Laba yang ada pada suatu akhir tahun.
Bagi management, bermanfaat dalam merencanakan berapa nilai
deviden per saham yang akan dibayarkan apabila selama proses
usaha tsb terdapat perubahan dari berbagai komponen/faktor
yang membentuknya.
5/27/2014 Eka Setiajatnika 170
Rumus :
5/27/2014 Eka Setiajatnika 171
Standing Out Share Nomber : Ratio Taxes - 1
Ratio
Operting
Total

Ratio
Capital
Equity
Share Per Earning
(
(
(
(

|
|
|
.
|

\
|

|
|
|
|
.
|

\
|
=
OER - LLPR PER OIR IIR Ratio Operating Total + + + =
Keterangan :
IIR = Interest Income Ratio
OIR = Other Income Ratio
PER = Personel Expenses Provision Ratio
LLPR = Loan Losses Provision Ratio
OER = Other Expenses Ratio

F. Analisa Komparatif Ratio
Keuangan
Untuk memperoleh kesimpuan yang lebih lengkap mengenai
arti dari ratio-ratio keuangan, maka penyajian dari ratio-ratio
keuangan pada penjelasan di atas, maka penyajian analisa
ratio keuangan tsb dapat juga disajikan dlam bentuk
komparatif dari beberapa periode/tahun yang telah dianalisa.
Maksud dari penyajian hasil analisa ratio ini secara
komparatif yaitu untuk mengatasi kekurangan yang ada
dalam analisa ratio (likuiditas, solvabilitas) yang hanya
menggambarkan posisi pada suatu tanggal saja.
5/27/2014 Eka Setiajatnika 172
Bank ABCD
Analisa Komparatif Perkembangan Usaha tah 200A sd 200E
Dengan perbandingan suatu ratio yang sama untuk beberapa tahun seperti tabel di
atas, akan dapat menunjukkan kemampuan management bank ybs di dalam
meningkatkan efisiensi usaha bank ybs dari tahun ketahun, dalam mencapai
rencana/tujuan yang telah ditetapkan oleh pemilik/para pemegang saham.
Cara di atas akan mempunyai arti lebih penting lagi bila tersedia juga financial ratio
dari bank lain yang sejenis.
5/27/2014 Eka Setiajatnika 173
Ratio yang
Diperbandingkan
Periode
200A 200B 200C 200D 200E
Return On Equity
Assets Utilization
Interest Margin

5/27/2014 Eka Setiajatnika 174
Ratio Financial yang
Diperbandingkan

Bank
ABCD
Bank-bank Lain
(Rata-rata)
Persentase
Return On Equity X Y X/Y x 100%
Assets Utilization P Q P/Q x 100%
Interest Margin R S R/S x 100%
H. Risk Ratio
Selain penilaian tingkat likuiditas, capital adequacy,
rentabilitas, efisiensi serta inflasi, juga perlu
mempertimbangkan berbagai risiko yang mungkin terjadi.
Jenis-jenis Risiko :
1. Financial Risk
2. Delivery Risk
3. Environmental Risk

5/27/2014 Eka Setiajatnika 175
C l i c k t o e d i t c o m p a n y s l o g a n .
5/27/2014 176

5/27/2014 Eka Setiajatnika 177
ALK Lainnya
Yang Penting
Materi Kuliah ke-11 & 12
178
Contents
Analisa EIR
1
The Optimal Capital Mix Analysis
2
Temporary Invesment Analysis
3
Analisa Pemilihan Investasi pada
Bank Premisses
4
5
Rasio Keuangan Bagi Kreditur
6
Analisa In Difference Point dalam
Financing Mix
7
Customer Profitability Analysis
179
1. Analisa EIR
Salah satu sumber dana yang umum digunakan oleh pengusaha adalah
hutang dari pihak luar (pihak ketiga).
Hutang diperoleh dri dalam negeri maupun luar negeri (Cross Border
Financing/Of Share Credit = CBF/OC).
Pencarian dana/hutang dalam bentuk CBF mendapat perhatian pihak
yang memerlukan dana, karena adanya perbedaan tingkat suku bunga
DN dengan LN yang cukup besar.
Keputusan mencari dana CBF terkedala oleh peraturan-peraturan
pemerintah dan resiko penurunan nilai mata uang rupiah terhadap valas.
Untuk melindungi terhadap kerugian penurunan daya beli rupiah,
pemerintah menyediakan fasilitas SWAP dari BI yang diajukan lewat
Bank Komersil melalui prosedur tertentu.
180
Rumus perhitungan EIR




Note :
NT Rp MTA : Nilai tukar antara rupiah dengan valas yang diperbandingan
NT Rp MTA (n) : Perkiraan nilai tukar antara rupiah dengan valas yang akan
diperbandingkan setelah n hari.
TB. MTA (n) : Tingkat suku bungan Valas ybs selama n hari
TB Rp (n) : Tinkat suku bunga rupiah selama n hari





{ } 1 - (n) MTA . TB 1
MTA . Rp NT
(n) MTA . Rp NT
EIR
(

+ =
181
2. The Optimal Capital Mix Analysis
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan dana, bank dihadapkan
pada suatu masalah, mana yang menguntungkan antara
pemenuhan dana dari sumber jangka pendek (mis : call
money) yang suku bunganya tinggi, atau dipenuhi dari dana
yg bersumber jangka panjang lainnya dengan suku bunga
yang lebih murah atau kombinasi keduanya.
Untuk memecahkannya digunakan The Optimal Least Cost
Mix, yang berarti kesimpulan harus dikuantitatifkan berapa
besarnya masing-masing porsi dari dana tsb.

182
Rumus :



Note :
JWK = Jangka Waktu Kritis
BPa = Biaya Dana Jangka Panjang
BPe = Biaya Dana Jangka Pendek
TG = Tingkat Bunga yang diperoleh bila dana tersebut tidak
dapat dimanfaatkan.


hari 1
TG - BPe
TG - BPa
365 JWK =
183
3. Temporary Invesment Analysis
Bank sering mengalami kelebihan dana yang tidak dapat
diserap pemasarannya di bidang kredit, dan juga dalam rangka
penyebaran resiko yang mungkin terjadi pada earning
assetsnya.
Kelebihan dana tersebut dapat ditanamkan keberbagai jenis
surat surat berharga yang ada pada masyarakat.
Alat pengambilan keputusan dalam pemilihan investasidalam
surat berharga tsb oleh bank dilakukan dengan berbagai
pendekatan, antara lain :
a. Short Cut Formula
b. Rate Of Return Saham
c. Present value
184
a. Short Cut Formula
Pendekatan ini dicari beberapa surat berharga yang mempunyai tingkat
yield yang paling tinggi, dan untuk mengukur besar kecilnya yield
tersebut .

Rumus : Note :
YTM = Yield to maturity
AI = Annual Interest/Bunga
tahunan.
NS = Nlai Nominal Surat
Berharga ybs.
HP = Harga Pasar
UM = Umur


100%
2
NS HP
UM
HP - NS
AI
YTM
+
+
=
185
b. Rate Of Return Saham
Apabila bank akan menanamkan kelebihan dananya / menyebar-kan
resiko investasinya ke dalam surat berharga yang berupa saham, maka
rumus yang digunakan :


Yield Gain Capital Yield Dividend ROR + =
100%
HS
KHS

H.S
YD D.
ROR
(

+ =
G
HS
DYD
ROR + =
Pasar Harga
Preferen Saham Lembar Per Devidend
Preferen Saham ROR =
186
c. Menggunakan Tabel Present Value
Pada pendekatan ini dasar pemilihan obligasi akan didasarkan pada
obligasi-obligasi yang mempunyai rate of return yang tinggi.

Rumus :





Note :
r = tingkat rate of return



n 1 - n 2
r) (1
NS

r) (1
NS . AI
......
r) (1
NS . AI

r) (1
NS . AI
HP
+
+
+
+
+ +
=
187
4. Analisa Pemilihan Investasi
pada Bank Premisses
Analisa ini digunakan untuk pemenuhan kebutuhan akan
aktiva tetapsebagai sarana untuk menunjang kegiatan bank.
Ada 2 pendekatan yang digunakan dalam analisa ini :
a. Pendekatan arus Cash (Cash Flow)
Metode ii mendasarkan perhitungan pada jumlah Net Cash Flow/
proceeds yang akan dpat diperoleh proyek ybs selama usefulllife, oleh
karena itu sebelumnya perlu disusun cash flow estimation terlebih
dahulu.
b. Pendekatan Income Statement
Pendekatannya dilakukan dengan memperbandingkan laba yang akan
diperoleh
188
Cash Flow
Rumus :
1. Rapidity Analysis/Payback Analysis
a. Dengan Proceeds (Net Cash Flow) Konstan
b. Dengan proceeds tidak konstan
Net cash Flow = Cash in Flow cash out Flow
2. Preset Value


=
+
=
n
0 t
t
r) (1
t DF
- IO NPV
189
3. Profitability Index



4. Internal Rate Of Return



100%
10
PVP
PI =
1 2
1 2
1 1
NPV - NPV
IR - IR
NPV IR IRR =
190
b. Pendekatan Income Statement



Note :
ARR = Average of Return / Accounting Rate of Return
IO = Investment Outlays dapat juga Cost of Acquisition
minus scrap value.
IT = Jumlah laba yang diharapkan selama Usefull life-nya

100%
IO
IT
ARR =
191
5. Ratio Keuangan Bagi Kreditur
a. Arti penting Ratio Keuanga Perusahaan Debitur bagi Bank :
Untuk kredit-kredit jangka pendek yang diberikan para bankers perlu
mengetahui tinkat likuiditas para debitur
Untuk menilai kelancaran perputaran dari aktiva para debitur
Untuk mengetahui apakah objek yang dibiayai dengan kredit tsb
sebanding atau tidak dengan baki debet rekeningnya
Untuk mengetahui kemungkinan mutasi/pengalihan kredit ke obyek
lain secara lebih teliti, akan diketahui dari penyususnan cash Flow
atau Statement of Sources and uses of funds.
192
Rasio Rumus Gangguan Efek pada Rasio
Likuiditas
- Current Aktiva lancar
Hutanglancar
Under estimation
Konstan
Under estimation
- Quik atau Acid test Aktiva lancar Persediaan
Hutang lancar
Konstan
Konstan
Tidak ada
Leverage
- Hutang dibanding dengan total hutang Total hutang
Total Aktiva
Konstan atau estimation
Under estimation
Over estimation
- Times Interest earned Laba sebelum bunga dan pajak
Beban bunga
Over estimation
Konstan
Over estimation
Aktivitas
- Perputaran Persediaan bahan Mentah Biaya bahan yang digunakan
Rata-rata persediaan bahan mentah
Under estimation
Under estimation
Tidak tentu
- Perputaran barang dalam proses Harga Pokok Produksi
Rata-rata persd. Brg dalam proses
Under estimation
Under estimation
Tidak tentu
- Perputaran barang jadi Harga Pokok Penjualan
Rata-rata persediaan barang jadi
Under estimation
Under estimation
Tidak tentu
- Pengumpulan piutang Piutang
Penjualan per hari
Konstan
Konstan
Tidak ada
- Perputaran Aktiva Tetap Penjualan
Aktiva tetap bersih
Konstan
Under estimation
Over estimation
- Perputaran Total Aktiva Penjualan
Total Aktiva
Konstan
Under estimation
Over estimation
Profitabilitas
- (Net) Profir Margin Laba setelah pajak
Penjualan
Over estimation
Konstan
Over estimation
- Return on Total Assets Laba setelah pajak
Total Aktiva
Over estimation
Under estimation
Over estimation
- Return on Net Worth Laba setelah pajak
Modal sendiri
Over estimation
Under estimation
Over estimation
193
c. Ratio Keuangan Nasabah Debitur Ratio-ratio Likuiditas
Current Ratio = AL : HL
Acid Test Ratio = (Kas + efek + Piutang) : Hut lancar
Cash Ratio = (Kas + Efek) : Hutang Lancar
Turn Over Piutang = Penjualan : Rata-rata Piutang
Periode Piutang = 365 : Turn Over Piutang
Turn Over Inventory = Harga Pokok : Persd. Brg Jadi
Turn Over Bahan Baku =
Harga Bahan Baku : Persediaan bahan Baku
Periode Persediaan = 365 . Turn Over Persediaan
Perputaran Modal Kerja = Penjualan : Rata-rata Modal Kerja
194
Ratio-ratio Rentabilitas
1. Earning Power = Laba Usaha : Aktiva Usaha
2. Turn Over Aktiva Usaha = Penjualan : Aktiva Usaha
3. Gross Margin Ratio = laba Kotor : Penjualan
4. Operating Margin Ratio = Laba Usaha : Penjualan
5. Net Margin Ratio = laba Bersih : Penjualan
6. Operating Ratio = (harga Pokok + Biaya Operasi) : Penjualan
7. Rate Of Return On Invesment = Laba Sebelum Pajak : Jumlah Aktiva
usaha
8. Net Rate Of Return On Invesment = Laba Bersih : Jumlah Aktiva
Usaha
9. Rentabilitas Modal Sendiri = Laba Bersih : Modal Sendiri
10. Laba Per lembar Saham = Laba : Saham Beredar
195
Ratio-ratio Solvabilitas :
1. Ratio Modal Dibanding Aktiva
2. Ratio Modal Dibanding Aktiva Tetap
3. Ratio Aktiva Tetap Dibanding Hutang jangka
Panjang
4. Ratio Hutang Jangka Panjang Dibanding Modal
Sendiri
5. Ratio Hutang Dibanding Modal Sendiri
6. Ratio Hutang Dibanding Aktiva

196
6. Analisa In Difference Point dalam
Financing Mix
Dalam memenuhi kebuuhan sumber dana suatu bank,
ditinjau dari jenis biaya dana akan ditempuh dua alternatif
yaitu :
Sumber-sumber dana dengan biaya tetap tiap tahun (mis : hutang-
hutang, obligasi, dll)
Sumber-sumber dana denan biaya yang berubah sesuai dengan laba
yang diperoleh perusahaan ybs (mis : saham).
Apabila pemilik perusahaan menginginkan pendapatan yang
optimal dari pemilikan saham-saham suatu perusahaan ,
maka perlu alternatif dari financing mix tsb.
Pemilihan financing mix dapat dihitung melalui Analisa In
Difference Point .
197
Rumus :
a. Obligasi Baru




EBIT = Earning Before Interest and Taxes
TP = Tarip Pajak Perseroan
BOR = Besarnya Bunga Obligasi dalam Rupiah
JLS1 = Jumlah Lembar Saham Biasa yang beredar kalau
hanya mengeluarkan saham biasa saja.
JLS2 = Jumlah lembar saham biasa dan obligasi secara
bersama-sama.







2 1
JLS
TP) - (1 Rp) BO - (EBIT

JLS
TP) - (1 EBIT
=
198
b. Obligasi Lama




BOR
1
= Jumlah bunga Obligasi dalam rupiah yang dibayarkan dari
pinjaman yang telah ada.
BOR
2
= Jumlah bunga Obligasi dalam rupiah yang dibayarkan dari
pinjaman yang telah ada maupun pinjaman baru.
JLS1 = Jumlah lembar saham biasa yang beredar kalau tambahan
dana dipenuhi dengan hanya menjual saham baru.
JLS
2
= Jumlah lembar saham biasa yang beredar kalau tambahan
dana dipenuhi dengan hanya mengeluarkan Obligasi baru
atau mengeluarkan Obligasi baru bersama-sama dengan
pengeluaran saham baru.



2
2
1
1
JLS
TP) - (1 ) BOR - (EBIT

JLS
TP) - 1 ( ) BOR - (EBIT
=
199
7. Customer Profitability Analysis
Dengan semakin meningkatnya persaingan dikalangan
perbankan, maka dunia perbankan dituntut untuk bekerja
dengan lebih baik di dalam mengelola para nasabahnya.
Pengelolaan bank mengalami perubahan yang semula Bank
Oriented menjurus ke Customer Oriented.
Untuk pengelolaan para nasabah perlu dikembangkan
perhitungan yang cermat berapa besarnya keuntungan yang
dapat disumbangkan kepada bank dari seorang
nasabah/group nasabah atas pemakaian produk/jasa bank
yang telah disediakan untuknya.
200
a. Orientasi Customer Profitability
Orientasi customer proftability untuk mencapai optimalisasi
dari laba yang akan diperoleh kedua belah pihak dalam
melaksanakan hubungan bisnisnya.

201
Bank Oriented
Customer
Oriented
Maximum
Profit
Bank & Curtomer
Partnership
202
Manfaat customer profitability :
Untuk mengatasi persaingan dari bank lain yang
akan merebut nasabah tersebut, yaitu dengan cara
memberikan berbagai pelayanan dengan berbagai
kemudahan (one stop shoping dan harga bersaing).
Untuk memudahkan dalam penetapan pricing bank
service kepada seorang nasabah/group nasabah.
Mendorong terciptanya produk-produk/jasa-jasa
bank yang baruatau dalam bentuk peningkatan
kualitas.
Mendorong efisiensi kerja pada bank ybs.

203
Unsur-unsur yang diperhitungkan dalam
Customer Profitability :
Revenue from funds used
Jumlah dana yang dipakai
Interest cost of funds used
Transfer pool dana
Interest Differential
Fees yang diterima dari berbagai jasa Bank
Operating expenses untuk mengelola nasabah Customer Profit
Standar Return on Risk Assets.
204
Skema Account Profitability
AP
Approach
Cost of
Bank
Service
Revenue
from
Customer
and
Benefit
Full
Costing
Alterna
tif
Costing
Diferen
tial
Costing
Direct
Costing
205
206

Anda mungkin juga menyukai