Anda di halaman 1dari 26

Audit II

03
Modul ke:

Competing The Test In The Sales And Collection


Cycle:Accounts Receivable (Menyelesaikan Pengujian
Dalam Siklus Penjualan dan Penagihan: Piutang Usaha)
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Nama Lengkap

Program Studi
Akuntnasi S1
Abstract

Penting bagi auditor untuk memilih bukti yang


tepat guna memverifikasi saldo akun dalam
siklus penjualan dan penagihan, setelah
mempertimbangan salah saji yang dapat
ditoleransi, melaksanakan prosedur penilaian
risiko untuk menilai risiko pengendalian dan
yang melekat, serta melaksanakan pengujian
pengendalian dan pengujian substanstif atas
transaksi.
Kompetensi

• Menguraikan metodologi untuk merancang


pengujian atas rincian saldo dengan
menggunakan model risiko audit.
• Merancang dan menggunakan prosedur
analistis untuk akuan-akun dalam siklus
penjualan dan penagihan.
• Merancang dan melaksanakan pengujian atas
rincian saldo untuk piutang usaha.
METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN ATAS
RINCIAN SALDO
METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN ATAS
RINCIAN SALDO

• Tujuan Audit yang berkaitan dengan saldo piutang usaha (accounts


receivable balance-related) adalah sebagai berikut:
1. Piutang usaha dalam neraca saldo sama dengan jumlah file induk
terkait, dan totalnya ditambahkan dengan benar serta sama dengan
buku besar umum. (Detail tie-in).
2. Piutang usaha dicatat ada (Keberadaan).
3. Piutang usaha yang ada telah dicantumkan. (Kelengkapan).
4. Piutang usaha sudah akurat. (Keakuratan).
5. Piutang usaha telah diklasifikasikan dengan benar (Klasifikasi).
6. Pisah batas piutang usaha sudah benar. (Pisah batas).
7. Piutang usaha dinyatakan dengan nilai realisasi (Nilai Realisasi).
8. Klien memiliki hak atas piutang usaha. (Hak)
Mengidentifiikasi Risiko Bisnis Klien yang Mempengaruhi
Piutang Usaha (Tahap I)

Pengujian piutang usaha didasarkan pada prosedur penilaian


risiko auditor yang diperoleh melalui pemahaman terhadap
industri dan lingkungan eksternal serta mengevaluasi
tujuan manajemen dan proses bisnis untuk
mengidentifikasi risiko bisnis klien yang signifikan yang
dapat mempengaruhi laporan keuangan klien, termasuk
piutang usaha. Ketika mengevaluasi risiko inheren dan bukti
yang direncanakan untuk piutang usaha, auditor akan
mempertimbangkan risiko bisnis klien yang mempengaruhi
piutang usaha.
Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan
Menilai Risiko Inheren (Tahap I)

Pertama auditor akan memutuskan pertimbangan pendahuluan


mengenai materialitas laporan keuangan secara keseluruhan,
dan kemudian mengalokasikan jumlah pertimbangan
pendahuluan ke stiap akun neraca yang signifikan, termasuk
piutang usaha. Alokasi ini disebut sebagai penetapan salah saji
yang dapat ditoleransi (setting tolerable misstatemen Secara
khusus piutang usaha merupakan salah satu akun yang paling
material dalam laporan keuangan perusahaan yang melakukan
penjualan kredit. Bahkan untuk saldo piutang usaha yang kecil
sekalipun, transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan
yang mempengaruhi saldo piutang usaha hampir pasti sangat
signifikan.
t).
Menilai Risiko Pengendalian untuk Siklus Penjualan dan
Penagihan (Tahap I)

• Bagi sebagian besar perusahaan, pengendalian internal


terhadap penjualan dan penerimaan kas serta piutang
usaha setidaknya harus cukup efektif karena manajemen
menginginkan catatan yang akurat uantuk
mempertahankan hubungna baik dengan pelanggan.
Auditor harus memperhatikan tiga aspek pengendalian
internal:
1. Pengendalian yang mencegah atau mendeteksi
penggelapan.
2. Pengendalian terhadap pisah batas.
3. Pengendalian yang terkait dengan penyisihan piutang tak
tertagih.
Merancang dan Melaksanakan Pengujian Pengendalian dan
Pengujian Substantif atas Transaksi (Tahap II)

Prosedur audit untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif


atas transaksi, memutuskan ukuran sampel, dan mengevaluasi hasil
dari pengujian-pengujian tersebut. Hasil pengujian pengendalian
akan menentukan apakah risiko pengendalian untuk penjualan dan
penerimaan kas harus direvisi.
Tujuan Audit yang berkaitan dengan Saldo Piutang
Usaha

N ilai R ealisasi
k elen gk ap an

P isah B atas
K eaku ratan
k eb erad aan

K lasifikasi
-in
D etaill tie
Tujuan audit
yang berkaitan
Kelas Transaksi dengan Transaksi

H ah
Penjualan Keterjadian X
Kelengkapan X
Keakuratan X
Posting dan Ikhtisar X
Klasifikasi X
Penetapan Waktu X

Penerimaan Kas Keterjadian X


Kelengkapan X
Keakuratan X
Posting dan Ikhtisar X
Klasifikasi X
Penetapan Waktu X
Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis (Tahap III)

Prosedur analitis seringkali dilakukan selama tiga tahap audit:


selama perencanaan, ketika melaksanakan pengujian yang
terinci, dan sebagai bagian dari penyelesaian audit.
Sebagian besar prosedur analitis yang dilaksanakan pada
tahap pengujian yang terinci dilakukan setelah tanggal
neraca tetapi sebelum pengujian atas rincian saldo. Jadi
masih diperbolehkan melakukan prosedur analitis yang
ekstensif sebelum klien mencatat semua transaksi selama
tahun tersebut dan menyelesaikan laporan keuangannya.
Auditor melaksanakan prosedur analitis untuk siklus
penjualan dan penagihan secara keseluruhan, bukan hanya
piutang usaha. Hal ini memang harus dilaksanakan karena
hubungan yang erat antara akun-akun laporan laba rugi dan
neraca.
Prosedur Analitis Untuk Siklus Penjualan dan Penagihan

Tabel 3.1. Prosedur Analitis Untuk Siklus Penjualan dan Penagihan


Prosedur Analitis Kemungkinan Salah Saji
Membandingkan persentase marjin kotor dengan Lebih saji atau kurang saji penjualan dan piutang usaha.
tahun sebelumnya (per lini produk)
Membandingkan penjualan per bulan (per lini Lebih saji atau kurang saji penjualan dan piutang usaha.
produk) selama beberapa waktu.
Membandingkan retur dan pengurangan penjualan Lebih saji atau kurang saji retur dan pengurangan
sebagai persentase penjualan kotor dengan tahun penjualan serta piutang usaha.
sebelumnya (per lini produk)
Membandingkan saldo pelanggan individual Salah saji piutang usaha dan akun kaoran laba rugi terkait.
terhadap jumlah yang dinyatakan dengan tahun
sebelumnya.
Membandingkan beban piutang tak tertagih sebagai Piutang usaha tak tertagih yang belum disajikan.
persentase penjualan kotor dengan tahhun
sebelumnya.
Membandingkan jumlah hari piutang usaha beredar Lebih saji atau kurang saji penyisihan piutang tak tertagih
dengan tahun sebelumnya dan perputaran piutang dan beban piutang tak tertagih; mungkin juga
usaha yang terkait. menunjukkan piutang usaha fiktif.
Membandingkan kategori umur piutang sebagai Lebih saji atau kurang saji penyisihan piutang tak tertagih
persentase piutang usaha dengan tahun sebelumnya. dengan beban piutang tak tertagih.
Membandingkan penyisihan untuk piutang tak Lebih saji atau kurang saji penyisihan piutang tak tertagih
tertagih sebagai persentase piutang usaha dengan dan beban piutang tak tertagih.
tahun sebelumnya.
Membandingkan penghapusan piutang tak tertagih Lebih saji atau kurang saji penyisihan piutang tak tertagih
sebagai persentase total piutang usaha dengan tahun dan beban piutang tak tertagih.
sebelumnya.
Merancang dan Melaksanakan Pengujian atas Rincian Saldo
Piutang Usaha (Tahap III)

Pengujian atas rincian saldo yang tepat tergantung pada


faktor-faktor yang tercantum pada kertas kerja
perencanaan bukti, risiko deteksi yang direncanakan
untuk setiap tujuan audit yang berkaitan dengan
piutang usaha ditunjukkan pada baris kedua dari
bawah. Hal tersebut merupakan keputusan subjektif
yang dibuat oleh auditor setelah mengkombinasikan
kesimpulan yang dicapai mengenai setiap faktor yang
tercantum pada baris tersebut.
MERANCANG PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO

Diasumsikan (1) auditor telah menyelesaikan kertas


kerja perencanaan bukti yang serupa dengan yang
ada di gambar 3.2. berikut. (2) auditor telah
memutuskan risiko deteksi yang direncanakan untuk
pengujian atas rincian saldo bagi setiap tujuan audit
yang berkaitan dengan saldo. Prosedur audit yang
dipilih dan ukuran sampelnya akan sangat tergantung
pada apakah bukti yang direncanakan untuk tujuan
tertentu rendah, sedang, atau tinggi.
Piutang Usaha Ditambahkan dengan Benar dan Sama dengan
File Induk serta Buku Besar Umum.
Gambar 3.2 Kertas kerja Perencanaan Bukti untuk Memutuskan Pengujian atas Rincian Saldo – Piutang Usaha

Ke le n g k a p a n

K e a k u r a ta n

P is a h B a ta s
K la s ifik a s i
E k s is te n s i
tie

R e a lisa s i
D e ta il -in

N ila i

H ak
Risiko Audit yang dapat Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
diterima

Risiko Inheren Rendah Sedang Rendah Rendah Rendah Sedang Sedang Rendah

Risiko Pengendalian- Rendah Sedang Rendah Tinggi Rendah Sedang Tinggi Tidak
Penjualan dapat
diterapkan

Risiko pengendalian- Rendah sedang rendah rendah rendah rendah Tidak Tidak
penerimaan kas dapat dapat
diterapkan diterapkan

Risiko Pengendalian- Tidak ada Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak ada Rendah
Pengendalian tambahan ada ada ada ada ada

Pengujian Substantif atas Hasil yang Hasil Hasil Hasil Hasil Hasil Hasil Hasil
transaksi-Penjualan baik yang yang yang yang tidak tidak tidak
baik baik wajar baik dapat dapat dapat
diterima diterapkan diterapkan

Pengujian Substantif atas Hasil yang Hasil Hasil Hasil Hasil Hasil tidak tidak
transaksi-Penerimaan Kas baik yang yang yang yang yang dapat dapat
baik baik baik baik baik diterapkan diterapkan

Prosedur Analitis Hasil yang Hasil Hasil Hasil Hasil Hasil Hasil tidak
baik yang yang yang yang yang tidak dapat
baik baik baik baik baik dapat diterapkan
diterima

Risiko deteksi yang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Rendah Rendah Tinggi
direncanakan untuk
pengujian atas rincian saldo

Bukti audit yang Rendah Sedang Rendah Sedang Rendah Tinggi Tinggi Rendah
direncaanakan untuk
pengujian atas rincian saldo
Piutang Usaha yang Dicatat Memang Ada

Konfirmasi saldo pelanggan merupakan pengujian atas


rincian saldo yang paliing penting untuk menentukan
keberadaan atau eksistensi piutang usaha yang
dicatat. Jika pelanggan tidak merespon konfirmasi,
auditor juga akan memeriksa dokumen pendukung
guna memverifikasi pengiriman barang dan bukti
penerimaan kas untuk menentukan apakah piutang
telah ditagih.
Piutang Usaha yang ada telah dicantumkan

Sulit bagi auditor untuk menguji saldo akun yang


dihilangkan dari aged trial balance kecuali
mengandalkan pada sifat menyeimbangkan sendiri
file induk piutang usaha. Contoh klien tidak sengaja
mengeluarkan sebuah piutang usaha dari neraca
saldo, satu-satunya cara yang mungkin ditempuh
auditor untuk menemukannya adalah memfooting
neraca saldo piutang usaha dan merekonsiliasi
saldonya dengan akun pengendali pada buku besar
umum.
Piutang Usaha Sudah Akurat

Konfirmasi akun yang dipilih dalam neraca saldo


merupakan pengujian atas rincian saldo yang paling
umum bagi keakuratan piutang usaha. Jika pelanggan
tidak merespon permintaan konfirmasi, auditor akan
memeriksa dokumen pendukung dengan cara yang
sama seperti yang diuraikan untuk tujuan
keberadaan. Auditor akan melaksanakan pengujian
terhadap debet dan kredit saldo setiap pelanggan
dengan memeriksa dokumen pendukung menyangkut
pengiriman dan penenrimaan kas
Piutang Usaha Diklasifikasikan dengan benar

Auditor dapat mengevaluasi klasifikasi piutang usaha


relatif jauh lebih mudah dengan mereview aged trial
balance untuk piutang yang material dari afiliasi,
pejabat, direktur, atau pihak lain yang terkait. Auditor
harus memverifikasi bahwa wesel tagih atau piutang
usaha yang harus diklasifikasikan sebagai aktiva tidak
lancar dipisahkan dari akun reguler, dan saldo kredit
piutang usaha yang signifikan diklasifikasikan kembali
sebagai utang usaha.
Pisah Batas Piutang Usaha Sudah Benar

Salah saji pisah batas (cutoff misstatement)


terjadi apabila transaksi periode berjalan
dicatat pada periode selanjutnya atau
sebaliknya. Tujuan dari pengujian pisah batas,
tanpa memandang jenis transaksinya, adalah
untuk memverifikasi apakah transaksi yang
mendekati akhir periode akuntansi telah
dicatat pada periode yang tepat.
Piutang Usaha Dinyatakan Pada Nilai Realisasi

Nilai realisasi piutang usaha (realizable value of


accounts receivable) sama dngan piutang usaha kotor
dikurangi penyisihan piutang tak tertagih. Auditor
perlu melakukan estimasi apakah penyisihan piutang
yang dilakukan oleh klien masuk akal atau tidak dan
pertimbangan faktor-faktor ekonomi dalam
penyisihan. Lakukan review terhadap pengujian
pengendalian yang berkenaan dengan kebijakan
kredit klien, seta persetujuannya apakah konsisten,
perubahan saldo penyisihan piutang yang konsisten
dengan perubahan lingkungan
Klien Memiliki Hak atas Piutang Usaha

Pada umumnya, hak klien atas piutang usaha tidak


menimbulkan masalah audit karena memang
biasanya piutang adalah milik klien. Akan tetapi,
dalam beberapa kasus sebagian dari piutang telah
digadaikan sebagai jaminan, dibebankan kepada
orang lain, difactorkan atau dijual dengan diskon,
sehingga konfirmasi piutang tidak akan memberikan
informasi apapun.
Penyajian dan Pengungkapan Piutang Usaha

Pengujian terhadap empat tujuan audit yang berkaitan dengan


penyajian dan pengungkapan umumnya dilakukan sebagai
bagian dari tahap penyelesaian audit, namun juga auditor
dapat melakukan pengujian dan penyajian atas penyajian dan
pengungkapan sering kali dilakukan dengan pengujian iuntuk
memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldoo.
Contohnya ketika menguji penjualan dan piutang usaha,
auditor harus memahami dan mengevaluasi kelayakan
kebijakan pengakuan pendapatan klien untuk menentukan
apakah hal tersebut sudah diungkapkan dengan layak dalam
laporan keuangan.
KONFIRMASI PIUTANG USAHA

SAS 67 (AU 30) menyediakan tiga pengecualian terhadap


keharusan menggunakan konfirmasi:
1. Piutang usaha tidak material
2. Auditor mempertimbangkan konfirmasi bukti yang tidak
efektif karena tingkat responnya mungkin tidak akan
memadai atau tindak dapat diandalkan.
3. Gabungan tingkat risiko inheren dan risiko pengendalian
dan bukti substantif lainnya dapat diakumulasi untuk
menyediakan bukti yang mencukupi
Jenis-jenis konfirmasi

1. Konfirmasi Positif adalah komunikasi dengan debitor yang


meminta pihak penerima untuk mengkonfirmasi secara
langsung apakah saldo yang dinyatakan pada permintaan
konfirmasi itu benar atau salah. Konfirmasi positif dilakukan
dengan menyodorkan formulir konfirmasi yang kosong untuk
diisikan oleh debitor atau juga konfirmasi faktur.
2. Konfirmasi Negatif adalah jenis konfirmasi dimana debitur
diminta pendapatnya/responnya jika debitor tidak setuju
dengan jumlah yang dinyatakan.
Judul Sub Bahasan
Template Modul
Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul
yang digunakan dalam perkuliahan
Terima Kasih
Nama Lengkap

Anda mungkin juga menyukai