Anda di halaman 1dari 38

Chapter 15

.
Menyelesaikan Pengujian Dlm Siklus
Penjualan dan Penagihan Piutang
Usahan
Metodologi Untuk Tes Rincian Saldo

• Metodologi untuk desain tes rincian saldo


untuk rekening piutang (A/R)
menggunakan model risiko.
Methodology for Designing Tests
of Details of Balances for A/R
Mengidentipikrasi risiko bisnis
klien yang mempengaruhi
piutang usaha Phase I
Menetapkan salah saji
yang dapat di torellransi
Dan menilai risko risiko inheren Phase I
untuk piutang usaha

Menilai Risiko
Pengendalian untuk siklus Phase I
Penjualan & penagihan
Merancang dan
melaksanakan
Pengujian pengendalian
Dan substantif atas Phase II
Transaksi untuk siklus
Penjualan dan penegihan
Merancang dan
melaksanakan
Prosedur analitis Phase III
untuk
Piutang usaha

Merancang pengujian Audit procedures


Atas rincian saldo
Piutang usaha untuk
Sample size
Memenuhi tujuan Items to select Phase III
Audit yang berkaitan
Dengan saldo Timing
phase I
• Mengidentifikasi Risiko bisnis klien.
Melakukan identifikasi terhadap risiko
yang ada dan mungkin timbul dari bisnis
klien. Baik :
– Internal.
– External. (contoh perubahan yang memburuk
pada industri, auditor dapat meningkatkan
resiko inhernt).
phase I
• Menetapkan salah saji yang dapat ditolelir,
dan menilai inhernt risiko.
– Auditor bersama klien dalam (Engegment
Letter) menetapkan tingkat materialitas
secara keseluruhan.
– Mengalokasikan kesetiap akun dari neraca
tingkat materialitas tersebut (risiko yang dapat
ditolelir).
phase I
• Menilai risiko pengendalian untuk siklus
penjualan dan penagihan. Auditor harus
memperhatikan 3 aspek dari pengendalian
internal :
– Pengendalian yang mencegah atau
mendeteksi penggelapan.
– Pengendalian terhadap pisah batas (cut-0f)
– Pengendalian yang terkait dengan penyisihan
piutang tak tertagih.
Contoh.
• Auditor menyimpulkan bahwa risiko
pengendalian atas transaksi penjualan
dan penerimaan kas rendah. Untuk tujuan
audit keakuratan, maka dari itu tujuan
audit untuk saldo-keakuratan tersebut
efektif.
Phase II
• Merancang dan melaksanakan pengujian
pengendalian dan pengujian substanstif
atas transaksi.
Phase III
• Merancang dan melaksanakan pengujian
atas rincian sadlo piutang usaha,
melakukan prosedur analitis
MERANCANG PENGUJIAN ATAS
RINCIAN SALDO
Accounts Receivable Balance-related Audit Objectives
Accounts Receivable
Balance-related Audit Objectives (BRAO)

1. Detail tie-in 5. Classification

2. Existence 6. Cut-off
3. Completeness 7. Realizable value

4. Accuracy 8. Rights
Detail tie-in
• Rekening piutang usaha dalam neraca
saldo ada sama dengan jumlah file induk
terkait, dan totalnya telah ditambahkan
dengan benar serta sama dengan buku
besarnya (jika Sub Leger di jumlahkan
totalnya akan sama dengan General
Leger). Rp.2.111.500.000,-
Daftar Rincian Piutang Usaha.xlsx
2. Existence
• Piutang dagang yang dicatat memang
ada, tes dengan melakukan Konfirmasi
kepada pelanggan.
3. Completeness
• Piutang usaha memang ada dan
dimasukan (semua penjualan kredit telah
dicatat semua dengan lengkap dan
benar).
4. Accuracy
• Lakukan konfirmasi atas
rekening piutang untuk
mendapat keyakinan
jumlah piutang yang
disajikan, lakukan tes
detail atas saldo piutang.
5. Classification
• Umur piutang.
• Piutang-piutang
afiliasi juga sudah
terpisah.
• Kesalahan penjualan
tunai dengan
penjualan kredit.
6. Cutoff
• semua transaksi yang terjadi telah dicatat saat keterjadianya pada
periode yang tepat.
• Kesalahan pisah batas :Adalah untuk menelusuri keberadaan
pencatatan transaksi piutang. Kemungkinan terjadi kesalahan pisah
batas. Periode tahun ini lalu dicatat tahun ini atau sebaliknya.
• Pisah batas Penjualan: untuk melakukan pengujian metode Cut-Of
penjualan yang dilakukan oleh Klien dengan mencoba menelusuri dari nomor
dokumen yang keluar pada periode berjalan.
• Pisah batas Retur penjualan dan pengurangan harga : Ketika auditor yakin
dengan arsip retur penjualan dan penukaran barang klien, tes cut-of dapat dilakukan
lansung. Jika pengembalian dilakukan pada periode berikutnya bukan periode yang
bersangkutan maka harus dilakukan penyesuaian.
• Pisah batas penerimaan tunai: cara menguji cut-of penerimaan
tunai dengan cara, auditor mengecek buku penerimaan tunai
periode yang bersakutan dengan salinan RC dari bank selama
periode tarsebut, bandingkan seandainya ada ketidak samaan
tanggal pencatatan maka telah terjadi kesalahan Cut-of.
7. Realizable value
• Nilai yang tertera dalam neraca itu benar
keberadaanya.
contoh. Nilai persediaan yang ada telah
sesuaikan dengan kondisi yang
sebenarnya (dikurangsi barang yang
usang, kemungkinan kerugiaan piutang)
8. Rights
• Klien mempunyai hak atas rekening
piutang, artinya piutang yang tercatat
benar keberadanya dan milik klien.
Prosedur analisis kemungkinan Kesalahan
Bandingka margin kotor dg tahun Laporan yg berlebihan atau laporan
sebelumnya(berdasarkan Produk) yang mengecilkan terhadap penjualan
dan rekening piutang.

Bandingkan penjualan per bulan Laporan yg berlebihan atau laporan


(berdasarkan produk) setiap waktu yang mengecilkan terhadap penjualan
dan rekening piutang

Bandingkan retur penjualan dan Over statted or Under Statted


pengurangan harga dalam persen terhadap retur penjualan dan
terhadap penjualan kotor dengan pengurangan harga.
tahun sebelumnya.
Bandingkan masing-masing saldo Kesalahan dalam rekening piutang
pelangan dalam jumlahnya dengan dan yang berhubungan dengan
tahun sebelumnya. laporan rekening pendapatan.

Bandingkan rekening piutang yang tak Piutang yang tak tertagih yang belum
tertagih dalam persen terhadap dilakukan lagi pencadanganya.
penjualan kotor dengan tahun
sebelumnya
Prosedur analisis Kemungkinan Kesalahan

Bandingkan jumlah hari rekening Over statted or Under Statted


piutang yg belum dibayar dengan penjualan barang yang rekeningnya
tahun sebelumnya yang berkaitan dg belum ditagih dan hutang tak dibayar
penggantian rekening piutang. juga mengidentifikasikan rekening
piutang fiktif.
Bandingkan katagori umur dalam Over statted or Under Statted
persen dengan rekening piutang tahun cadangan piutang yang tak tertagih
sebelumnya. dan beban piutang tak tertagih.

Bandingkan cadangan rekening Over statted or Under Statted


piutang tak tertagih dalam persen penukaran barang belum tertagih dan
dengan rekening piutang tahun beban piutang tak tertagih
sebelumnya.
Bandingkan rekening piutang yang Over statted or Under Statted
belum ditagih dalam persen dengan cadangan piutang tak tertagih dan
total rekening piutang tahun beban piutang tak tertagih.
sebelumnya.
Relationship Between Sales and
Accounts Receivable
rekening piutang yang berkaitan dengan saldo
ACCOUNTS
RECEIVABLE

Completeness

Classification
BALANCE-RELATED

Detail tie-in
AUDIT OBJECTIVES

Realizable
Existence

Accuracy

Rights
Cutoff
Translation-related

value
audit objectives
Sales
Occurrence X
Completeness
X
Accuracy
X
Posting and
Sumarization
X
Classification X
Timing
Occurrence x
Completeness
X
Accuracy
X
Posting and Sumarization
X
Classification X
Timing X
Rancangan Tes Rincian Saldo
• Untuk memastikan keberadaan rekening-rekening yang ada pada
neraca saldo.
• Untuk piutang dagang tes yang dilakukan adalah dengan
konfirmasi.
• Semua Penjualan kredit telah dicatat sesuai dengan keterjadianya
baik nominal maupun jumlah pelanggangnya.
• Keakuratan pencatatan.
• Klasifikasinya telah dilakukan dengan benar.
• Pisah batas (Cut-of) dilakukan dengan baik.
• Kebenaran dalam saldo rekening piutang, umur piutang dengan
jumlah kerugian piutang yg mungkin ditanggung.
KONFIRMASI
KONFIRMASI
Konfirmasi
• SA 326 Par. 01
“ bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inpeksi,
pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditor”.
• Konfirmasi “ proses pemerolehan dan penilaian suatu komunikasi langsung
dari pihak ketiga sebagai jawaban atas suatu permintaan informasi tentang
unsur tertentu yg berdampak terhadap suatu asersi laporan keuangan.” SA
330 Par.04
• Tujuan konfrimasi piutang adalah untuk memenuhi tujuan
– keberadaan, existensi
– ketelitian dan Cut-Of.
– Hak dan Kewajiban (Rigths)
– Penilaian dan alokasi (alocation and Value)
– Penyajian dan pengungkapan.
Pengecualian untuk tidak melakukan Kofirmasi :

• Piutang usaha tidak material,


• Auditor mempunyai pertimbangan bahwa
konfirmasi tidak efektif untuk dilakukan.
Karena kemungkinan tingkat responya
tidak akan memadai atau tidak dapat
diandalkan.
• Gabungan tingkat risiko inhernt dan risiko
pengendalian rendah dan bukti substantif
lainya dapat mewakilinya.
Bentuk /jenis Permintaan Konfirmasi

• Bentuk konfir positif.


Meminta responden untuk menunjukan apakah
ia setuju dengan informasi yang dicantumkan
dalam permintaan konfirmasi.
• Lansung artinya saldonya tertera dalan surat.
• Konfirmasi format yang masih kosong tidak ada saldo.
• Bentuk konfirmasi Negatif. Meminta penerima
konfirmasi untuk memberikan hanya jika ia
tidak setuju dg informasi yang disebutkan
dalam permintaan konfirmasi.
Kodisi dimana konfirmsi Negatif bisa diterima :

1. Piutang usaha merupakan kumpulan dari


saldo piutang yang relatif kecil.
2. Penilaian risiko inherent digabungkan
dengan risiko pengendalian relatif
rendah..
3. Tidak ada alasan yang dapat dipercaya
bahwa penerimaan konfirmasi tidak
mungkin memberikan pertimbanganya.
• Konfirmasi Faktur (invioce comfirmation).
jenis konfirmasi positif dimana setiap
faktur akan dikonfirmasi.
Pemilihan waktu Konfir
• Waktu konfirmasi yang baik adalah.
waktu yang singkat/dekat dengan tanggal
neraca. Sehingga auditor dapat langsung
untuk mengecek keberadaan saldo.
Tampa harus melakukan penyesuaian
antara tanggal konfirmasi dengan tanggal
neraca.
Ukuran Sampel Konfir
• Faktor-faktor
• Kesalahan yg dapat ditolerir
• Resiko yang melekat {ukuran relatif dari rekening
piutang, jumlah rekening, hasil tahun lalu, dan
kesalahan yang diharapkan}
• Resiko pengendalian (rendah/tinggi)
• Resiko pendeteksian yang dicapai dari tes
substantif lainya (luas dan hasil dari substantif tes
transaksi, prosedur analisis, dan hasil tes detail
lainya).
• Tipe konfirmasi negatif (biasanya membutuhkan
sampel yang besar).
Pemilihan Sampling
• Sampling yang dipilih biasasnya
berdasarkan nilai nominal, atau waktu,
kejadia-kejadian yg mencurigakan.
Pengandalian Konfirmasi
• Auditor harus mengelola konfirmasi tersebut
sejak pemasukan ke sampul, sampai dengan
konfirmasi tersebut kembali ke auditor.
• Bila penata kerjaan konfirmasi di bantu oleh
pihak klien, perlu diawasi pelaksanaanya.
• Seandainya surat konfirmasi tidak dikembalikan
maka auditor melakukan prosedur alternatif,
dengan melakukan verifikasi, akurasi
keberadaan dari transaksi penjualan dan saldo
akhir piutang tersebut harus ditelusuri.
Tindaklajut Konfirmasi Nonrespont.
Lakukan tindak lanjut dengan prosedur
analitik.dengan memeriksa dokumen
untuk menverifikasi existensinya:
Penerimaan kas selanjutnya,
Salinan faktur penjualan.
Dokumen pengiriman.
Koeresponden dengan klien.
Lakukan analisa perbedaan
 Pembayaran telah dilakukan.
 Barang belum diterima.
 Barang telah dikembalikan.
 Kesalahan klerikal dan jumlah yang
diperdebatkan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai