Piutang usaha merupakan jumlah yang harus dibayar seseorang atau ke perusahaan.
Merupakan hal yang penting bahwa jika auditor mengaudit piutang usaha maka juga dapat
mengaudit penjualan yang terkait. Untuk merancang pengujian subtantif atas akun-akun ini,
auditr pertama tama harus menentukan tingkat resiko pengujian rincian yang dapat diterima
untuk setiap asersi signifikan yang berkaitan. Berikut dilampirkan ilustrasi mengenai
hubungan komponen resiko dengan asersi pada piutang dagang.
Prosedur Awal
Tahap awal untuk memulai pengujian audit adalah memporoleh pemahaman tentang
bisnis dan industri klien serta memahami kebijakan perusahaan mengenai pengakuan
pendapatan, seperti pemicu ekonomi yang mendasari perusahaan yang akan mempengaruhi
total pendapatan dan marjin kotor.
Tahap awal yang penting untuk memverivikasi piutang usaha danakun penyisihan
terkait adalah menelusuri saldo awal periode berjalan ke saldo akhir yang telah diaudit dalam
kertas kerja tahun sebelumnya (jika dapat dilakukan). Selanjutnya, aktiitas terkait harus
direview untuk setiap ayat jurnal yang signifikan, yang tidak biasa dari segi sifat atau jumlah,
yang memerlukan investigasi khusus.
Prosedur Analitis
Pengujian riincian saldo harus dilakukan dengan memenuhi semua tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo bagi masing-masing akun yang signifikan. Pengujian rincian saldo
dapat dilakukan dengan cara:
1. Konfirmasi Piutang
Konfirmasi piutang usaha mencakup komunikasi tertulis secara langsung
antara pelanggan dan auditor.
2. Formulir Konfirmasi
Ada dua formulir permintan konfirmasi yaitu permintaan konfirmasi positif
dan permintaan konfirmasi negatif. Konfirmasi positif adalah debitor
diharuskan menjawab apakah saldo yang ditunjukkan benar atau tidak.
Konfirmasi negatif meminta debitor untuk menjawab hanya apabila jumlah
yang ditunjukkan tidak benar.
3. Penentuan Waktu dan Luas Permintaan Konfirmasi
Luas permintaan konfirmasi, atau ukuran sampel, berhubungan terbalik
(1)
dengan setiap faktor berikut tingkat resiko deteksi yang dapat diterima
(untuk pengujian rincian) untuk asersi dimana bukti konfirmasi akan dipakai.
(2)
luas dimana pengujian substantif lainnya akan bermanfaat untuk mencapai
(3)
tingkat risiko deteksi tersebut. Dan salah saji piutang usaha yang dapat
ditoleransi.
4. Pengendalian atas Permintaan Konfirmasi
Auditor harus mengendalikan setiap langkah proses konfirmasi sebagai berikut
Memastikan bahwa jumlah, nama, dan alamat pada konfirmasi telah
sesuai dengan data terkait dalam akun pelanggan.
Menjaga penyimpanan konfirmasi sampai dikirimkan.
Menggunakan amplop yang dilampirkan dengan logo perusahaan
bersangkutan untuk menjawab konfirmasi.
Menangani sendiri pemasukan surat konfirmasi kedalam amplop dan
mengirimkannya melaui pos.
Mewajibkan pengiriman jawaban langsung kepada auditor.
5. Disposisi Pengecualian
Jawaban konfirmasi mungkin akan berisi beberapa pengecualian yang tidak
dapat dihindarkan. Pengecualian ini dapat disebabkan oleh barang yang masih
dalam perjalanan dari klien ke pelanggan. Semua pengecualian ini harus di
investigasi oleh auditor dan penyelesaiannya harus ditunjukkan dalam kertas
kerja.
6. Prosedur Alternatif untuk Konfirmasi yang Tidak Dijawab
Prosedur alternatif yang bisa digunakan apabila konfirmasi tidak dijawab
adalah dengan memeriksa penagihan berikutnya danmemvouching faktur
penjualan terbuka yang berisi saldo pelanggan.
7. Mengikhtisarkan dan Mengevaluasi Hasil
Kertas kerja auditor harus berisi ikhtisar hasil dari mengkonfirmasi piutang
usaha.. ikhtisar tersebut harus memberikan pada tingkat minimum, data
statistik mengenai:
Jumlah dan nilai dolar konfirmasi yang dikirimkan serta jawaban
diterima
Proporsi dari total populasi yang dicakup sampel
Hubungan antara nilai yang diaudit dengan nilai buku item-item yang
tercakup dalam sampel.
8. Aplikabilitas Asersi
Konfirmasi piutang usaha merupakan sumber bukti yang utama dalam
memenuhi asersi eksistensi atau kejadian. Pengakuan hutang oleh pelanggan
ketika menjawab konfirmasi menunjukkan bahwa klien memiliki klai legal
terhadap pelanggan. Jadi, pengujian ini juga memberikan bukti yang berkaitan
dengan asersi hak dan kewajiban.
Apabila jawaban pelanggan menunjukkan kesesuaian dengan saldo
pembukuan, maka terdapat bukti bahwa saldo itu telah lengkap. Akan tetapi,
(1)
bukti tentang asersi kelengkapan ini terbatas karena piutang yang belum
dicatat tidak dapat dikonfirmasi dan (2) pelanggan lebih cenderung melaporkan
kesalahan berusa lebih saji daripada kesalahan berupa kurang saji.
Auditor harus memiliki pengetahuan tentang cara penyajian laporan dan persyaratan
pengungkapan untuk piutang usaha dan penjualan menurut prinsip-prinsip akuntansi
berterima umum.
Siklus Pengeluaran
Beberapa akun diatas dipengaruhi oleh siklus pengeluaran, namun dalam makalah ini hanya
akan dibahas lebih lanjut mengenai hutang usaha.
Utang usaha merupakan kewajiban lancar dengan jumlah yang signifikan yang dapat
digunakan untuk evaluasi solvensi jangka pendek perusahaan. Utang usaha mempunyai
volume transaksi yang tinggi sehingga rentan mengalami salah saji.Bila manajemen
memanipulasi utang biasanya dia akan menetapkan hutang yang terlalu rendah agar dapat
melaporkan posisi keuangan yang lebih menguntungkan. Untuk menguji subtantif akun ini,
pertama-tama auditor harus menentukan tingkat resiko pengujian rincian. Berikut
dilampirkan ilustrasi mengenai hubungan komponen resiko dengan asersi pada piutang
dagang.
Komponen Existance or Completeness Rights an Valuation Presentation
Resiko Occurance Obligation or or
Allocation Disclosure
Resiko Audit Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
Resiko Tinggi Maksimum Sedang Tinggi Maksimum
Bawaan
Resiko Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Prosedur
Analitis
Kombinasi Sedang Rendah Sedang Rendah Sedang
Resiko
Pengendalian
Resiko Rendah Rendah Sedang Sedang Rendah
Pengujian
yang Dapat
Diterima
Tabel 2. Korelasi Komponen Resiko-Asersi Utang Usaha
(Sumber: Figure 15-9, Boynton, 2011)
Program pengujian substantive terhadap utang usaha berisi prosedur audit yang
dirancang untuk mencapai tujuan audit. Tahap-tahap prosedur audit dimulai dari pemeriksaan
yang bersifat luas dan umum sampai ke pemeriksaan rinci. Prosedur audit dilaksanakan
dalam lima tahap berikut:
Initial Procedures
Hal tersebut meliputi signifikansi siklus pembelian dalam perusahaan. Pemahaman atas
penggerak ekonomi yang mempengaruhi pembelian dan utang usaha yang dihasilkan,
standard trade term industry tersebut seperti periode akuntansi dan seasonal dating yang
digunakan.
2. Prosedur awal atas saldo utang usaha dan catatan yang akan diuji lebih lanjut
Hal tersebut meliputi penelusuran saldo awal utang usaha ke kertas kerja periode
sebelumnya. Selain itu juga perlunya melakukan review terhadap transaksi yang tidak
biasa atau mutasi luarbiasa dalam jumlah dan sumber. Kertidak beresan dalam transaksi
pembelian, pelunasan utang usaha dapat ditemukan melalui review pada mutasi yang tidak
normal. Usut posting akun utang usaha ke jurnal yang bersangkutan untuk memperoleh
keyakinan bahwa mutasi berasal dari jurnal-jurnal bersangkutan.
Analytical Procedures
Tujuan utama dalam prosedur ini adalah untuk mengembangkan ekspektasi atas saldo utang
usaha dan hubunganya dengan akun lainya seperti pembelian dan utang lancer. Beberapa hal
yang dilakukan dalam prosedur ini diantaranya kalkulasi rasio-rasio seperti perputaran
utang (account payable turnover) dan rasio utang usaha dengan utang lancer (account
payable to current liability). perputaran utang didapat dari pembelian dibagi dengan utang
usaha, sedangkan rasio utang usaha dengan utang lancer didapat dari utang usaha dibagi
utang lancer. Rasio tersebut kemudian dianalisa kemudian dibandingkan dengan harapan
auditor missal perbandingan dengan periode lalu, rata-rata rasio industry atau rasio yang
diharapkan perusahaan. Perbandingan tersebut membantu auditor untuk mengungkapakan
peristiwa atau yang tidak biasa.
Terdapat lima hal utama dalam Pengujian terhadap transaksi rinci utang usaha
Auditor menelusuri ke dokumen pendukung dalam file klien seperti voucher, faktur, laporan
penerimaan dan pesanan pembelian. Untuk bagian debit nya ditelusur ke dokumen
pengeluaran kas, retur pembelian dan discount. Besar kecilnya dokumen yang ditelusur
bergantung pada resiko bawaan, prosedur analitis, dan teriko pengendalian perusahaan.
Cutoff dimaksudkan untuk membuktikan apakah transaksi pembelian telah dicatat pada
periode yang tepat. Pengujian ini biasanya dilakukan pada 5-10 hari sebelum dan sesudah
tanggal neraca. Cut off dilakukan pada tiga transaksi. Bukti yang diambil meliputi faktur
pembelian, laporan penerimaan barang, purchase order.
Dimaksudkan untuk memisahkan antara kas dan utang usaha. Bukti didapat dari observasi
langsung pada nomor cek terakhir yang diterbitkan dan dikirim pada hari terakhir periode
audit serta review atas dokumen internal. Selain itu menelusur tanggal pembayaran cek yang
dikembalikan dengan laporan cut off akhir tahun bank ke tanggal yang telah dicatat.
Menentukan pembelian yang dikirim kembali pada vendor beberapa hari sebelum dan setelah
tanggal neraca dan menelusur pengembalian pembelian terakhir yang tercatat pada buku
barang masuk terhadap laporan pengiriman. Pertama auditor memisahkan purchase return
antar periode menggunakan shiping record. Kemudian vouching dari catatan akuntansi ke
bukti pengiriman untuk menverivikasi keakurasian.
Terdiri dari prosedur untuk melacak utang yang belum tercatat pada tanggal neraca. Utang
atau kewajiban memiliki kecenderungan untuk terjadi understatement dengan cara tidak
mencatat pada tanggal neraca. subsequent payment / pembayaran kemudian merupakan
pembayaran yang terjadi setelah tanggal neraca. Auditor perlu memeriksa subsequent
payment yang memiliki nilai significant dan apabila cek atau voucher tersebut merupakan
pembayaran atas utang yang ada pada tanggal neraca maka harus ditelusur ke daftar utang
usaha.
Selain itu perlu juga memeriksa dokumen pendukung utang yang telah dicatat namun
belum dibayarkan sampai akhir pekerjaan lapangan. Prosedur lainya yang dapat
mengungkapakan utang yang belum dicatat diantaranya investigasi pesanan pembelian,
laporan penerimaan dan faktur penjual yang tidak sesuai. Mengajukan pertanyaan kepada
bagian akuntansi dan pembelian mengenai utang yang belum dicatat. Mereview anggaran
modal, perintah kerja dan kontrak kontruksi untuk mencari adanya utang yang belum tercatat.
Tidak seperti piutang usaha, Konfirmasi utang usaha bersifat opsional. Ada beberapa sebab
mengapa konfirmasi utang usaha bersifat opsional.
Konfirmasi utang usaha direkomendasikan apabila resiko deteksi rendah, terdaat kreditor
dengan saldo besar atau perusahaan mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajibanya.
2. rekonsiliasi utang yang belum dikonfirmasi pada laporan bulan yang diterima dari
vendor
utang klient yang tidak dikonfirmasi dapat diverivikasi keberadaanya dengan surat
pernyataan piutang yang diterima bulanan dari kreditur. Dengan rekonsiliasi auditor
memperoleh keyakinan bahwa saldo yang tercantum telah dicatat dngan benar.
Boynton, William C. And Raymond N. Johnson, Modern Auditing, 7th ed., 2011.