Perbandingan Audit Fee yang Dibayarkan Satyam dengan Pesaingnya (jutaan US$)
Entitas Pendapatan Pendapatan Fee Fee Fee/Pendapatan Fee/Pendapatan
2008 2009 2008 2007 2008 2007
Satyam 2,028 1,380 0.9 0.8 0.046% 0.059%
Wipro 4,920 3,313 0.3 0.2 0.006% 0.006%
Infosys 3,899 2,915 0.2 0.1 0.005% 0.004%
Berdasarkan Pasal 92 ayat (1) UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas tugas
Direksi adalah menjalankan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai
dengan maksud dan tujuan Perseroan. Direksi PT dapat terdiri atas 1 orang atau lebih.
Sedangkan, tugas dari Dewan Komisaris adalah melakukan pengawasan atas kebijakan
pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha
Perseroan, dan memberi nasihat kepada Direksi (Pasal 108 ayat [1] UUPT). Dewan Komisaris
dapat terdiri dari 1 (satu) orang atau lebih (Pasal 108 ayat [3] UUPT).
Bila melihat dua ketentuan mengenai Direksi dan Dewan Komisaris tersebut, sudah
dapat diketahui bahwa tugas utama Direksi adalah melakukan pengurusan PT, sedangkan tugas
utama Dewan Komisaris adalah melakukan pengawasan atas pengurusan PT. Jika di dalam
suatu PT Direksi merangkap sebagai Dewan Komisaris, terlebih lagi bila dipegang oleh satu
orang, maka akan berakibat munculnya benturan kepentingan. Benturan kepentingan ini karena
jalannya pengurusan PT dikhawatirkan tidak terkendali sebab kewenangan untuk melakukan
pengawasan dan pengurusan dipegang oleh orang yang sama. Kaitannya dalam kasus Satyam,
meskipun posisi Direksi dan Komisaris dipegang oleh orang yang berbeda, namun kedua posisi
tersebut diduduki oleh bersaudara yang memiliki kepentingan utama dalam perusahaan dan
anggota manajemen. Penyalahgunaan wewenang dan sistem pengendalian internal Satyam
yang lemah. Hal ini menjadi salah satu faktor yang memungkinkan kasus fraud Satyam terjadi.
Kasus kecurangan yang menyangkut masalah praktek tranparansi dan akuntabilitas
pelaporan keuangan perusahaan harus mendorong profesi akuntan, pengguna laporan
keuangan, dan pemerintah memberikan perhatian yang serius terhadap pentingnya keberadaan
komite audit dan mekanisme GCG menjadi suatu kebutuhan di dunia bisnis sebagai barometer
akuntabilitas dari suatu perusahaan.