Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Selvi Levina LC
(117040106
FAKULTAS EKONOMI
CIREBON
2020
Gambar 16-1 Metodologi Untuk Merancang Pengujuian Atas Rincian Saldo Bagi Piutang
Usaha
Menetapkan meterialitas
kinerja dan menilai risiko
inheren untuk piutang
usaha
(Tahap II)
Dalam merancang pengujian atas ranjang saldo untuk piutang usaha auditor
harus memenuhi masing-masing dari 8 tujuan audit yang berkaitan dengan saldo.
Kedelapan tujuan umum tersebut sama bagi semua akun yaitu :
1. Piutang usaha dalam neraca saldo sama dengan jumlah file induk terkait dan totalnya telah
ditambahkan dengan benar serta sama dengan buku besar umum (Detail tie in).
Pengujian piutang usaha didasarkan pada prosedur penilaian risiko auditor yang
memberikan pemahaman mengenai bisnis dan industri klien. Sebagai bagian dari
pemahaman ini auditor mempelajari industri dan lingkungan eksternal kelahiran serta
mengevaluasi tujuan manajemen dan proses bisnis untuk mengidentifikasi risiko bisnis
klien yang signifikan yang dapat mempengaruhi laporan keuangan termasuk piutang
usaha. sebagai bagian dari perolehan pemahaman tersebut auditor juga melaksanakan
prosedur analitis pendahuluan yang dapat menunjukkan kenaikan risiko salah saji
piutang.
Ketika mengevaluasi risiko inheren dan bukti yang direncanakan untuk piutang
usaha, auditor mempertimbangkan risiko bisnis pelayan yang mempengaruhi piutang
usaha. Sebagai contoh hak sebagai akibat dari perubahan yang buruk pada lingkungan
ekonomi industri auditor dapat meningkatkan resiko inheren untuk menilai realisasi
bersih piutang usaha.
Menetapkan material lintas kinerja dan menilai risiko in heran pertama yang
dilakukan auditor yaitu memutuskan pertimbangan pendahuluan mengenai water realitas
laporan keuangan secara keseluruhan dan kemudian mangalokasi jumlah pertimbangan
pendahuluan ke setiap akun neraca yang signifikan termasuk piutang usaha. Alokasi ini
disebut sebagai penetapan materialitas kinerja. secara khusus piutang usaha merupakan
salah satu akun yang paling material dalam laporan keuangan perusahaan yang
melakukan penjualan kredit. bahkan untuk saldo piutang usaha yang kecil sekalipun
transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan yang mempengaruhi saldo piutang
usaha hampir pasti sangat signifikan.
Ketika menilai risiko inheren bagi setiap tujuan untuk akun-akun seperti piutang
usaha, auditor mempertimbangkan risiko bisnis klien dan sifat klien serta industri nya.
Standar auditing mengindikasikan bahwa auditor harus mengidentifikasi secara formal
risiko kecurangan tertentu menyangkut pengakuan pendapatan.
Menilai risiko pengendalian untuk siklus penjualan dan penagihan. Dalam hal ini
auditor harus memperhatikan tiga aspek pengendalian internal yaitu
Selain itu auditor harus menghubungkan risiko pengendalian untuk tujuan audit
yang berkaitan dengan transaksi dengan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dalam
memutuskan risiko deteksi yang direncanakan dan bukti yang direncanakan bagi
pengujian atas rincian saldo.
Tabel 16-2 Hubungan Antara Tujuan Audit Yang Berkaitan Dengan Berkaitan Dengan Transaksi
Untuk Siklus Penjualan Dan Penagihan Serta Tujuan Audit Yang Berkaitan Dengan
SaldoPiutangUsaha
Kelas Tujuan Audit Detai Kebe Kelen Keak Klasi Pisah Nilai Hak
Keterjadian
Tr Yang l ra gk ur fi b re
Kelengkapan Berkaitan T d ap at k at al
Keakuratan Dengan ie a an a as as is
Keterjadian
Kelengkapan
Keakuratan
Posting dan Ikhtisar
Klasifikasi
Penepatan waktu
X
Penju
al
a
Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif
atas transaksi. dalam hal ini auditor harus merencanakan prosedur audit untuk pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, memutuskan ukuran sampel dan
mengevaluasi hasil dari pengujian pengujian. Hasil pengujian pengendalian akan
menentukan apakah penilaian risiko pengendalian untuk penjualan dan penerimaan kas
harus direvisi.
Ada hubungan yang erat antara klasifikasi tujuan audit yang berkaitan dengan
saldo dan klasifikasi terkait dengan tujuan penyajian dan pengungkapan yang dapat
dipahami. Untuk memenuhi klasifikasi tujuan audit yang berkatan dengan saldo, auditor
harus menentukan apakah klien telah memisahkan dengan benar klasifikasi piutang
usaha yang berbeda.
Tujuan dari pengujan pisah baatas tanpa memandang jenis transaksi nya adalah
untuk memverivikasi apakah transaksi yang mendekati akhir periode akuntansi telah
dicatat dalam periode yang tepat.
Salah saji pisah batas terdapat pada penjualan, retur dan pengurangan penjualan
dan penerimaan kas.Bagi masing-masing poster sebut, auditor memerlukan pendekatan
rangkap 3 meliputi :
Konfirmasi piutang usaha adalah konsep yang terus berulang dalam pembahasan
perencanaan pengujian saldo atas transaksi.Tujuannya adalah memenuhi tujuan
ekstensi, keakuratan, serta pisah batas.Konfirmasi adalah respon srespon secara
tertulis langsung dari pihak ketiga baik tulisan atau elektronik, dan dianggap
sebagai bukti yang sangat terpercaya dan andal sehingga bisa digunakan oleh
orang ketiga.
a. Konfirmasi Positif
1. Formulir konfirmasi yang kosong adalah jenis konfirmasi positif yang tidak
menyatakanj umlah pada konfirmasi tetapi meminta penerimanya untuk mengisi saldo
atau melengkapi informasi lainnya. Karena formulir yang masih kosong mengharuskan
pihak yang menerimanya untuk menetukanin formasi yang diminta, formulir ini lebih
dapat diandalkan daripada konfirmasi yang memasukan informasi tentangs aldo.
Formulir kosong jarang digunakan dalam praktik karena sering menghasilkan tingkat
rspon yang lebih rendah.
2. Konfirmasif aktura dalah jenis konfirmasi positif lainnya dimana setiap faktur akan
dikonfirmasi dan bukan saldo piutang usaha yang diisyaratkan. Banyak pelanggam
yang menggunakan system voucher yang mengijinkan melakukan konfirmasi untuk
setiap faktur. Akibatnya, penggunaan konfirmasi faktur dapat meninggkatkan
konfirmasirespons. Konfirmasi ini juga menghasilkan perbedaan waktu yang tidak
telalu banyak dan merekonsiliasi pos lainnya daripada konfirmasi saldo, tapi konfirmasi
faktur memiliki kelemahan yaitu tidak secara langsung mengkonfirmasi saldo akhir.
b. Konfirmasi Negatif
Ditunjukan kepada debitur tetapi hanya meminta respons jika debitur tidak setuju
dengan jumlah yang dinyatakan
c. Ukuran Sampel
Faktor utama yang mempengaruhi ukuran sampel untuk konfirmasi piutang usaha
dalam beberapa kategori mencakup
- Materialitas kinerja
- Risiko inheren
- Risiko pengndalian
- Risiko Deteksi
- Jenis konfirmasi
d. Pemilihan item untuk pengujian
Diperlukan untuk beberapa jenis stratifikasi pada sebagian besar konfirmasi, auditor
mempertimbangkan baik nilai setiap piutang maupun lamanya waktu piutang telah
berdar
e. Penerimaan kas selanjutnya
Meliputi pemeriksaan Remmitance advice, ayat jurnal, dalam catatan penerimaan kas
atau mungkin kredit selanjutnya dalam file induk piutang.
f. Salinan Faktur penjualan
Bermanfaat dalam memverifikasi penerbitan faktur penjualan actual dan tanggal
penagihan actual
g. Dokumen pengiriman
Menentukan apakah pengiriman benar-benar dilakukan dan sebagai pengujian pisah
batas
h. Korespondensi dengan klien
Untuk mengungkapkan piutang yang diperselisihkan dan yang meragukan yang tidak
terungkap oleh cara lain
i. Pembayaran telah dilakukan
Menentukan kemungkinan salah saji pisah batas penerimaan kas, lapping, atau
penerimaan kas.
j. Barang belum diterima
Untuk menentukan kemungkinan pelanggan tidak menerima barang sama sekali atau
keberadaan salah saji pisah batas pada catatan klien.
k. Barang telah dikembalikan
Perbedaan waktu atau pencatatan retur dan pengurangan penjualan yang tidak tepat.
l. Kesalahan klerikal dan jumlah yang diperdebatkan
Perbedaan dalam catatan yang menyatakan bahwa ada kesalahan harga atas barang,
barang rusak, kuantitas barang yang tepat belum diterima