Anda di halaman 1dari 15

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI

PADI SAWAH
(Studi Kasus : Petani Padi Sawah, Kecmatan Rawang Panca Arga, Kabupaten Asahan)

SKRIPSI

OLEH :

TIMOTEUS JONATHAN P

100304089

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI
PADI SAWAH
(Studi Kasus : Petani Padi Sawah, Kecmatan Rawang Panca Arga, Kabupaten Asahan)

SKRIPSI

OLEH :

TIMOTEUS JONATHAN P

100304089

AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana


Pertanian di Departemen Agribisnis, Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh:

Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

( Ir. Lily Fauzia, M.Si) Dr. Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si


NIP:19630822 198803 2 003 NIP: 19541111 198103 1 001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
ABSTRAK
Timoteus Jonathan P (100304089/Sep - Agribisnis), dengan judul
“Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Padi
Sawah”, studi kasus Kecamatan Rawang Panca Arga, Kabupaten Asahan, yang
dilakukan pada tahun 2015. Penelitian ini dibawah bimbingan Ir. Lily Fauzia,
M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing Dan Dr.Ir.H. Hasman Hasyim, M.Si
sebagai anggota Komisi Pembimbing.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pendapatan petani padi sawah
di daerah penelitian, untuk mengetahui faktor luas lahan, biaya produksi, dan
harga gabah kering panen (GKP) mempengaruhi pendapatan petani padi sawah,
Program apa saja yang telah di lakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan
usahatani padi sawah, dan Masalah apa saja yang dihadapi petani padi sawah
dalam meningkatkan pendapatan petani, serta bagaimana petani menghadapi
masalah yang ada.Penentuan daerah penelitian di tentukan dengan purposive,
dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan salah satu daerah sentra
produksi padi sawah di Kabupaten Asahan dan penarikan jumlah sample dengan
stratified random samplingdengan jumlah sample 30 petani. Penentuan
pengambilan sample dengan cara proportional random sampling, adapun jumlah
sample petani dengan luas lahan ≥ 1 Ha sebanyak 10 petani dan dengan luas
lahan < 1 Ha sebanyak 20 petani .
Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif dengan membagikan
kuesioner ke setiap petani padi sawah dan analisis regresi linier berganda.dengan
menggunakan spss 16.
Hasil dari penelitian ialah pendapatan petani padi sawah di daerah
penelitian sebesar Rp. 23.864.094,00 per Ha per musim tanam. Faktor luas lahan,
biaya produksi dan harga gabah secara serempak berpengaruh nyata terhadap
pendapatan petani padi sawah dan secara parsial pengaruh luas lahan, biaya
produksi, dan harga gabah ialah luas lahan, harga gabah, biaya produksi
berpengaruh terhadap pendapatan petani.Program pemerintah untuk
meningkatkan pendapatan petani padi sawah di daerah penelitian ialah sekolah
lapang yang diberikan kepada petani, program ini dibuat pemerintah kepada
petani. Sekolah lapang ini biasanya dibawakan oleh seorang penyuluh kepada
petani Padi Sawah di kecamatan Rawang Panca Arga.Masalah yang sering
dihadapi oleh petani di daerah penelitian ialah hama dan penyakit pada
usahataninya. Jenis hama dan penyakit yang sering dihadapi petani dalam
usahataninya ialah hama tikus, wereng dan hama putih palsu.Untuk mengatasi
masalah petani memperkecil pematang sawah, memberikan herbisida dan
insektisida untuk mencegah pekembangan dan pertumbuhan hama dan gulma.

Kata Kunci : Biaya Prduksi, Luas Lahan, Harga Gabah, Dan Pendapatan
ABSTRACT

Timothy Jonathan P (100304089 / September - Agribusiness), titled


"Analyze of Factors on Affecting Farmers Income Rice", case studies Rawang
District of Panca Arga, Asahan, conducted in 2015. This study under the guidance
of Ibu Ir. Lily Fauzia, M.Si as the Chairman of the Advisory Committee and
Bapak Dr.Ir.H. Hasman Hashim, M.Si as a member of the Advisory Committee.
The research objective was to determine the income of rice farmers of rice
fields in the area of research, to determine the factors of land, the cost of
production, and the price of unhusked rice harvest (GKP) affect the income of
farmers of paddy, Program anything that has been done by the government in
improving farming rice paddy and any problems faced by farmers of paddy in
increasing farmers' income, as well as how farmers faced problems. research areas
determined by purposive, with the consideration that the region is one of the
central areas of rice production in Asahan and withdrawal amount sampling with
stratified random sample with a sample number 30 farmers. Determination of the
sample by means of proportional random sampling, while the number of samples
of farmers with land area ≥ 1 Ha as many as 10 farmers and the land area <1 Ha
as many as 20 farmers.
The analytical method used is descriptive by distributing questions to
every farmer paddy rice and with linear regression analysis using SPSS 16.
Results from the study is that the income of farmers in the research area of
lowland rice Rp. 23,864,094.00 per hectare per cropping season. Factors land
area, production costs and the price of grain simultaneously significant effect on
the income of farmers of paddy and partial influence of land area, production
costs, and the price of grain is land, grain prices, production costs affect the
revenue of farmers.Program governments to raise revenue paddy rice farmers in
the research area is a field school that is given to farmers, the program was created
by the government to farmers. The field school is usually performed by an
extension to the farmers in the district Rawang Rice Panca Arga.the problems
often faced by farmers in the research area is pest and disease on farming. Types
of pests and diseases that are often faced by farmers in farming is the rat,
leafhoppers and white pest palsu.productions cost solve farmers' problems on the
rice field, giving herbicide and insecticide to prevent the development and growth
of pests and weeds.

Keywords: Cost Prduksi, Land, Grain Prices, And Revenue


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Beras masih dianggap sebagai komoditas strategis yang dominan dalam
ekonomi Indonesia. Hal itu disebabkan karena beras merupakan makanan pokok
sebagian besar rakyat Indonesia, berkaitan erat dengan kebijakan moneter dan
menyangkut masalah sosial dan politik. Indonesia merupakan negara yang
memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi dengan beras import. Namun, berkat
teknologi baru yang di introduksi para sarjana pertanian kepada petani akhirnya
bangsa Indonesia mencapai swasembada beras pada tahun 1984 (Adiratma, 2004).
Kebutuhan pangan masyarakat Indonesia sebesar 96% didapat dari
mengkonsumsi beras, dengan demikian aspek sistem usaha pertanian tanaman
pangan (terutama padi sawah) sangat diperlukan. Hal tersebut guna mendapatkan
gambaran yang lebih detail terhadap usaha petani padi sawah sebagai produsen
beras, yang sangat mempengaruhi ketersediaan pangan di Indonesia. Usahatani
padi sawah berkaitan dengan dua hal yaitu dari sisi penerimaan dan dari sisi
pembiayaan. Komponen biaya usahatani pada umumnya terdiri dari biaya sarana
produksi, upah tenaga kerja dan biaya lainnya (Arsyad dan Rustiadi, 2008).
Sebagai tanaman utama, padi sangat disukai daripada tanaman lain seperti
terigu dan jagung. Hal ini di dukung oleh kenyataan bahwa meskipun total luas
tanaman padi lebih kecil di banding dengan total luas tanaman terigu, tetapi
produksi padi yang tidak dimakan hanya sebesar 7% sedangkan terigu sebesar
25%. Hal ini dikarenakan padi lebih disukai karena padi menghasilkan beras yang
di masak menjadi nasi merupakan makanan yang tidak membosankan serta proses
memasaknya yang cepat dan fleksibel jika di kombinasikan bahan makanan
lainnya. Berbeda dengan terigu yang memerlukan proses yang cukup panjang saat
akan di kelola menjadi makanan. Produksi padi di Indonesia sangat fluktuatif,
ketajaman fluktuatif akan berdampak luas terhadap sistem tatanan negara yang
sebagian besar rakyatnya memilih padi sebagai bahan makanan pokok.
(Suparyono dan Setyono, 1994)
.
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini masalah – masalah yang akan di teliti adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana pendapatan petani padi sawah di daerah penelitian?
2. Apakah faktor luas lahan, biaya produksi, dan harga gabah kering panen
(GKP) mempengaruhi pendapatan petani padi sawah?
3. Apa saja program pemerintah dalam meningkatkan usahatani padi sawah
di daerah penetian?
4. Apa – apa saja masalah yang di hadapi petani padi sawah?
5. Bagaimana masyarakat mengatasi masalah yang di hadapinya?
1.3 Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian ini di lakukan adalah:
1. Untuk mengatahui pendapatan petani padi sawah di daerah penelitian.
2. Untuk mengetahui faktor luas lahan, biaya produksi, dan harga gabah
kering panen (GKP) mempengaruhi Pendapatan Petani padi sawah
3. Untuk mengetahui program apa saja yang telah di lakukan oleh
pemerintah dalam meningkatkan usahatani padi sawah.
4. Untuk mengetahui masalah apa saja yang kerap dihadapi petani padi
sawah dalam meningkatkan pendapatan petani padi sawah.
5. Untuk mengetahui cara petani menghadapi masalah yang ada dalam
meningkatkan pendapatan petani padi sawah.
1.4 Kegunaan penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Sebagai bahan masukan dan bahan–bahan pertimbangan bagi pemerintah
dan instansi terkait dalam membuat kebijakan–kebijakan batu dalam
meningkatkan pendapatan petani padi sawah.
2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti dalam mengembangkan ilmunya
dan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan pihak–pihak yang
terkait dan yang membutuhkannya.
1.5. Keaslian Penelitian
keaslian penelitian dapat dilihat di bawah ini:
Model Penelitian : Model penelitian Menggunakan Metode regesi
linier berganda
Variabel Penelitian : Variabel Pada penelitian ini ialah biaya produksi,
luas lahan, harga gabah, dan variabel terikatnya
pendapatan
Jumlah Sampel : 30 petani padi sawah
Tempat Penelitian : Kecamatan Rawang Panca Arga, Kabupaten Asahan
Waktu Penelitian : 2015
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Padi
2.1.1 Klasifikasi Tanaman Padi
Menurut AAK (1990) padi termasuk tergolong tanaman semusim atau
tanaman muda yaitu tanaman yang biasanya berumur pendek, kurang dari satu
tahun dan hanya satu kali berproduksi dan setelah itu akan mati atau dimatikan

2.2 Luas Lahan.


Lahan sebagai salah satu faktor produksi merupakan pabrik hasil-hasil
pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan sumber hasil produksi
keluar. Faktor produksi tanah mempunyai kedudukan paling penting. Hal ini
terbukti dari besarnya balas jasa yang diterima oleh lahan dibandingkan oleh
faktor–faktor lainnya atau dapat dikatakan besar kecilnya produksi dari usahatani
antara lain dipengaruhi oleh luas-sempitnya lahan yang digunakan petani
( Mubyarto, 1991).
2.3 Biaya Produksi
Biaya produksi di klasifikasikan menjadi dua yaitu:
1. Biaya tetap (fixed cost)
2. Biaya tidak tetap (variable cost)
Biaya tetap di definisikan sebagai biaya yang relatif jumlahnya dan terus
di keluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Biaya
variable dapat di definisikan sebagai biaya yang besar kecilnya mempengaruhi
produksi yang di peroleh (Soekartawi, 1995).
2.5 Harga Gabah
Kebijakan harga dasar gabah telah dimulai sejak musim tanam awal
Repelita I yaitu tahun 1969/1970 dan terus berlangsung hingga saat analisis ini
dilaksanakan (2008). Setiap tahunnya, harga dasar gabah ditetapkan melalui
Instruksi Presiden (Inpres) Republik Indonesia tentang Penetapan Harga Dasar
Universitas Sumatera Utara Gabah. Ada beberapa macam harga dasar yang
ditetapkan pada setiap Inpres, yaitu harga dasar gabah, harga pembelian gabah
terendah oleh BULOG dan harga pembelian beras oleh BULOG (Hadi, 2000).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian dilakukan di Kecamatan Rawang Panca Arga,
Kabupaten Asahan. Daerah ini di tentukan secara purposive dengan
pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan salah satu daerah sentra produksi
padi sawah di Kabupaten Asahan. Luas lahan yang ditanami Padi Sawah menurut
Kecamatan di Kabupaten Asahan
3.2 Metode Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang melakukan usahatani padi
sawah di Kecamatan Rawang Panca Arga, Kabupaten Asahan yaitu berjumlah
5068 KK. Penarikan sampel dalam penelitian ini di lakukan dengan metode
stratified random sampling yakni pengambilan data dengan cara acak yang terdiri
dari beberapa subsample yang pertimbangannya dari beberapa subpopulasi.
Subsample dalam penelitian ini ialah petani dengan luas lahan yang lebih dari 1
Ha dan luas lahan kurang dari 1 Ha.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian yang dilakukan ini adalah
data primer dan data skunder. Data primer di peroleh dari petani di Kecamatan
Rawang Panca Arga melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar
pertanyaan (kuesioner) yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data sekunder
yang berhubungan dengan penelitian ini di peroleh dari berbagai instansi seperti
Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan, Dinas Pertanian Kabupaten Asahan,
kantor Kecamatan Rawang Panca Arga, dan instansi yang terkait lainnya

3.4 Metode Analisis Data


Data yang telah dikumpulkan selanjutnya akan ditabulasi dan di analisis.
Untuk menyelesaikan masalah 1 penerimaan dan pendapatan petani dapat
dihitung dengan berdasarkan rumus pendekatan nominal.
Untuk menyelesaikan masalah 2 dianalisis dengan menggunakan model
penduga regresi linear berganda. Yang secara matematik dapat di tuliskan sebagai
berikut:

Y = B0 + B1X1 + B2X2 + B3X3 + µ (Hasan, 2002)


Dimana :
Y : Pendapatan (Rp)
X1 : Luas Lahan (Ha)
X2 : Biaya Produksi (Rp)
X3 : Harga Gabah Kering Panen (GKP) (Rp)
B1,2,3,4 : Itercep atau Konstanta
BAB IV
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
1.1. Kondisi Geografis Kecamatan Rawang Panca Arga
Kecamatan Rawang Panca Arga memiliki luas wilayah 9509 ha/95,09
𝐾𝑚2 Dimana di Kecamatan Rawang Panca Arga terdiri dari beberapa desa. Desa–
desa di Kecamatan Rawang Panca Arga.
Kecamatan Rawang Panca Arga berada di Kabupaten Asahan. Ketinggian
Kecamatan Rawang Panca Arga berada 0 – 6 meter dari permukaan laut. Kondisi
iklim pada Kecamatan Rawang Panca Arga memiliki 2 iklim yaitu musim hujan
dan musim kemarau.
Curah hujan rata – rata pada Kecamatan Rawang Panca Arga berkisar
161,14 mm/tahun dan keadaan Alam di Kecamatan Rawang Panca Arga ialah
dataran rendah dan memiliki tanah liat abu – abu hal ini menunjukkan bahwa di
Kecamatan Rawang Panca Arga sangat cocok untuk jenis tanaman padi sawah.

1.2. Kependudukan dan Sumberdaya Manusia


Berdasarkan data penduduk pada tahun 2013, penduduk
Kecamatan Rawang Panca Arga adalah 17886 jiwa, dengan jumlah kepala
keluarga sebesar 4286. Jika jumlah penduduk Kecamatan Rawang Panca Arga
diperbandingkan dengan luas lahan dapat digambarkan kepadatan penduduk yaitu
sebesar : 17.886/9.509 x1 jiwa/ 𝐾𝑚 2 = 19 jiwa/ 𝑘𝑚2 .

1.3. SARANA
Di Kecamatan Rawang Panca Arga memiliki jalan Penghubung sepanjang
84.000 m (84 Km), jalan penghubung yang sudah di aspal sepanjang 16.000 m (16
Km), jalan penghubung yang sudah dilakukannya pengerasan sepanjang 46.000
m ( 46 Km ), sedangkan jalan penghubung tanah sepanjang 22.000 m ( 22 Km ).
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Pendapatan petani
pendapatan petani Padi sawah rata –rata di Kecamatan Rawang Panca
Arga adalah Rp 23.864.094,00 per Ha per musim tanam. Secara matematis
perhitungan untuk memperoleh Pendapatan Bersih, sebagai Berikut
Pd = TR – TC
Pd = Rp. 33.575.197– Rp. 9.711.103
Pd = Rp. 23.864.094,00
5.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Padi Sawah
Faktor – faktor yang mempengaruhi pendapatan petani sawah di daerah tempat
penelitian dapat dilihat melalui metode analisis regresi linier berganda data diolah
menggunakan SPSS 16. Dimana pendapatan menjadi variabel terikat dan variabel
bebasnya adalah harga, luas lahan, biaya produksi.
5.2.1 Persamaan Regresi Linier Berganda
Y= -14.670.000 + 28.650.000 X1 + 3700 X2 – 900 X3
Artinya:
Y = pendapatan petani Padi sawah
Β0 = -14.670.000 yaitu konstanta yang disebut koefisients intersep yang
mencerminkan pengaruh alami terhadap y atau nilai pendapatan apabila variabel
bebas 0 ( X = 0 )
X1 = setiap penambahan Luas lahan 1 Ha maka pendapatan petani bertambah
Rp. 28.650.000,00/Ha
X2 = setiap ada penambahan harga ganah 1 rupiah maka pendapatan petani
meningkat sebesar Rp. 3.700,00
X3 = setiap ada penambahan 1 rupiah biaya produksi maka pendapatan petani
berkurang sebesar Rp. 900,00
Dari hasil SPSS 16 uji t dapat dilihat pada lampiran di Tabel coefisient pada
kolom sig. Secara parsial pengaruh variabel bebas dapat di lihat di bawa ini:
a. Luas lahan berpengaruh terhadap pendaptan petani
b. Harga gabah berpengaruh terhadap pendapatan petani.
c. Biaya produksi berpengaruh terhadap pendapatan petani.
2. Program Pemerintah
Untuk penyelesaian masalah 3 menggunakan metode deskriptif atau
menjelas secara langsung. Program pemerintah untuk meningkatkan pendapatan
petani padi sawah di daerah penelitian ialah sekolah lapang yang kepada petani
program ini dibuat pemerintah kepada petani. Sekolah lapang ini biasanya
dibawakan oleh seorang penyuluh kepada petani Padi Sawah di kecamatan
Rawang Panca Arga. Sekolah Lapang ini biasanya dilakukan setiap tahunnya pada
musim tanam. Penyedian pupuk bersubsidi kepada petani dari pemerintah di
daerah penelitian.
Masalah yang Sering Dihadapi Petani

Untuk permasalah ke 4 mengunakan metode deskriptif atau menjelas


secara langsung kondisi atau masalah yang sering terjadi di daerah tempat
penelitian. Masalah yang sering dihadapi oleh petani di daerah penelitian ialah
Hama dan penyakit pada usahataninya. Jenis hama dan penyakit yang sering
dihadapi petani dalam usahataninya diantaranya ialah hama dan penyakit, hama
dan penyakit yang sering dihadapi petani ialah:
1. Hama
a. Hama pada tanaman padi sawah dimana masalah ini tidak pernah
kunjung berhenti disetiap musim Tanam. Hama yang sering dihadapi
oleh petani ialah:
 Hama Tikus
Hama ini biasanya menyerang tanaman padi sawah pada saat musim
tanam, bagian yang sering diserang hama ini ialah bagian pangkal padi
sehingga mengakibatkan tanaman padi rusak karena serangan ini.
Sehingga dapat mengurangi produksi padi sawah.
 Hama Wereng
Hama ini biasanya menyerang tanaman padi sawah pada umur atau
usia padi sawah berkisar 1 – 2 minggu. Bagian yang sering diserang
hama ini ialah bagian akar tanaman padi sawah. Hama ini sering ada di
tanah yang mengandung unsur hara N yang tinggi.
 Hama Putih Palsu
Hama putih palsu biasanya menyerang daun, hama putih akan
menyerang jaringan hijau di daun namun dari lipatan daun. Pada
permukaan di bawah daun hama puti palsu akan meninggalkan bekas
seperti noda yang berwarna putih. Biasanya ia sangat aktif pada
malam hari.
2. Penyakit
Penyakit padi sawah yang sering dihadapi petani padi sawah didaerah
penelitian ialah:
 Penyakit Blast
Penyakit Blast dapat muncul pada daun, batang, malai, bulir padi.
Bercak pada daun (leaf blas) berbentuk belah ketupat, awalnya hijau
keabu-abuan kemudian putih dan akhirnya abu-abu dengan bagian tepi
berwarna coklat atau coklat kemerahan. Bentuk dan warna bercak
bervariasi tergantung keadaan lingkungan, umur bercak, ketahanan
padi.
Pada gejala busuk leher (neck blast) tangkai mulai busuk dan patah. Pada malai
mengalami hampa karena penyakit terjadi sebelum masa pengisian bulir. Busuk
juga dapat terjadi pada seludang daun dan bercak-bercak kecil pada bulir padi.
Penyebab penyakit ini biasanya disebabkan kelebihan unsur nitrogen dan
kekurangan air.
 Penyakit Tungro

Tungro disebabkan oleh infeksi dua jenis virus: Rice Tungro Bacilliform Virus
(RTBV) dan Rice Tungro Spherical Virus (RTSV). Sinergisme kedua virus ini
menyebabkan pertumbuhan tanaman tehambat, daun berwarna kuning sampai
orange, jumlah anakan berkurang. Infeksi RTBV saja hanya menimbulkan gejala
sedang, dan infeksi RTSV saja gajala sangat lemah. Keparahan gejala tergantung
dari varietas padi, strain virus, umur tanaman saat terinfeksi dan keadaan
lingkungan.
 Penyakit Bercak Coklat

Gejala pada daun berupa bercak memanjang (oval) bertepi coklat tua dan bagian
tengah kuning pucat, kelabu. Bila terserang berat daun menjadi kering, batang dan
tangkai bulir terinfeksi patah sehingga biji keriput, atau tanaman tidak membentuk
malai atau malai tidak keluar dari upih. Pada bulir padi hanya sebagian biji pada
malai yang terserang; bercak berwarna coklat.
Cara Petani Mengatasi Masalah

Menggunakan metode deskriptif atau menjelaskan bagaimana petani


dapat menyelesaikan masalah yang sering kali dihadapi oleh petani didaerah
penelitian.
Untuk mengatasi masalah hama yang sering dihadapi oleh petani dengan
cara yaitu:
a. Hama tikus
Untuk mengatasi masalah hama tikus petani memasang perangkap untuk
membunuh atau mengurangi habitat tikus, melakukan penanaman
serempak, mengecilkan pematang sawah.
b. Hama wereng
Untuk mengatasi masalah hama wereng di daerah penelitian petani
melakukan atau pemberian isektisida untuk mengurangi serangan hama
wereng.
c. Hama putih palsu
Untuk mengatasi hama putih palsu petani didaerah penelitian melakukan
pemberian isektisida untuk mngambat serangan hama putih palsu.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Pendapatan petani padi sawah pada daerah penelitian sebesar
Rp. 23.575.197per Ha per musim tanam
2. Dari hasil penilitian ini uji f dapat dilihat pada Tabel anova pada lampiran,
diketahui bahwa f hitung = 273,014 dan f Tabel(α:0.05)= 2,98 maka f
hitung > dari f Tabel dan (sig f ( 0.00) < 0,05 yang artinya Ho ditolak H1
diterima maka secara bersamaan variabel bebas mempengaruhi variabel
terikat. Dimana variabel bebas ialah luas lahan, harga, biaya produksi
berpengaruh secara bersamaan terhadap pendapatan ( variabel terikat) dan
secara parsial pengaruh variabel bebas dapat dilihat dibawa ini:
a. Luas lahan dapat diketahui berpengaruh terhadap pendapatan
petani.
b. Harga gabah dapat diketahui berpengaruh terhadap pendapatan
petani.
c. Biaya produksi dapat diketahui berpengaruh terhadap pendapatan
petani.
3. Progarm pemerintah untuk meningkatkan pendapatan petani padi sawah di
daerah penelitian ialah sekolah lapang kepada petani. Program ini dibuat
pemerintah untuk meningkatkan produksi padi sawah di daerah penilitian.
4. Masalah yang sering dihadapi oleh petani ialah hama dan penyakit
tanaman padi sawah. hama yang sering dihadapi oleh petani yaitu hama
tikus, hama wereng, hama putih palsu. Sedangkan penyakit padi sawah
yang sering dihadapi oleh petani padi sawah di daerah penelitian ialah
penyakit blas, penyakit tungro dan penyakit bercak cokelat.
5. Untuk mengatasi masalah yang dihadapi petani ialah dengan melakukan
pemberian isektisida untuk menghambat perkembangan hama dan
penyakit padi sawah.
Saran
1. Untuk petani padi sawah terus meningkatkan produksi padi sawah dalam
usahatani yang dilakukannya
2. Untuk pemerintah menambahkan program untuk meningkatkan
pendapatan petani padi sawah.
DAFTAR PUSTAKA
AAK, 1990. Budidaya Tanaman Padi. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Adiriatma, E.R. 2004. Stop Tanam Padi?. Penebar swadaya, Jakarta.
Arsyad Sitanala dan Rustiadi Ernan, 2008. Penyelamatan Tanah Air dan
Lingkungan. Crestpen Press dan Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Suparyono dan Setyono. 1994. Padi .Penebar Swadaya
Soekartawi, 1995. Analisi UsahaTani. UI Press, Jakarta.
Mubyarto. 1991. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.
Hadi, P.U., 2000. Dampak Kebijakan Harga Dasar Pada Harga Produsen, Harga
Konsumen dan Luas Tanam Padi: Belajar Dari Pengalaman Masa Lalu.
Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Badan Litbang
Pertanian Bogor

Anda mungkin juga menyukai