Seorang wirausaha di dalam menekuni usahanya bertujuan untuk meraih keberhasilan. Sebagai
pengelola usaha, wirausaha harus dapat mengorganisasi, memanfaatkan, dan meningkatkan
sumber daya yang tersedia sedemikian rupa sehingga mampu bersaing dan berkompetitif dengan
pelaku usaha lain serta dapat pula memanfaatkan setiap kesempatan yang ada sehingga dapat
mencapai tujuan usahanya.
Keberhasilan usaha tersebut dapat terlihat dari keadaan usahanya yang lebih baik bila
dibandingkan dengan periode sebelumnya. Kriteria penting sebagai indikator keberhasilan usaha
dalam produksi massal, yaitu:
1. Kemampuan menyesuaikan diri; bertujuan agar pelaku usaha dapat lebih leluasa dalam
bertindak dan nyaman dalam melakukan suatu usaha, sehingga tidak terganggu oleh
lingkungannya.
sumber daya yang seminimal mungkin tanpa mengorbankan kualitas yang ditentukan
3. Kepuasan kerja; kondisi psikis menyenangkan yang dapat dirasakan oleh pekerja/pegawai di
dalam
suatu lingkungan pekerjaan atas perannya dalam organisasi dan kebutuhannya terpenuhi dengan
baik.
4. Kemampuan mendapatkan laba dan pencarian sumber daya; keberhasilan suatu usaha dapat
diketahui dengan melihat kinerja suatu perusahaan yang diperoleh melalui perbandingan nilai
yang dihasilkan dengan nilai yang diharapkan dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki.
B. KRITERIA KEBERHASILAN
Kesuksesan wirausaha disebabkan orientasi pada tindakan yang berada dalam kerangka berpikir
wirausaha dimana ide-ide yang timbul dapat segera diterapkan walaupun dalam situasi yang
tidak menentu.
3. Mengejar peluang yang sangat baik dan menghindari mengejar peluang yang melelahkan diri
dan organisasi
5. Mengikutsertakan energi setiap orang yang berada dalam jangkauan mereka. Kelima
karakteristik berpikir tersebut dapat berpengaruh terhahadap keberhasilan sebuah usaha.
Terdapat 8 indikator keberhasilan yang membuat usaha atau bisnis meraih kesuksesan atau
keberhasilan,
yaitu:
2. Keunggulan persaingan.
3. Kualitas barang/jasa.
Menurut Dwi Riyanti (2003:28), kriteria yang cukup signifikan untuk menentukan keberhasilan
suatu usaha termasuk dalam produksi massal dapat dilihat dari :
2. Jumlah produksi
3. Jumlah pelanggan
4. Perluasan usaha
7. Pendapatan usaha
Selain indikator diatas, dalam pengukuran keberhasilan produksi massal juga dapat dilihat dari
beberapa hal berikut ini :
Produktivitas diartikan sebagai perbandingan antara luaran (output) dengan masukan (input).
Menurut Herjanto, produktivitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan bagaimana baiknya
sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal. Sehingga semakin
tinggi perbandingannya maka semakin tinggi produk yang dihasilkan. Cara mengukur
produktivitas tergantung pada tujuan perhitungan dan data yang tersedia. Salah satu perhitungan
produktivitas yang umum digunakan adalah menghitung produksi kotor pekerja selama satu jam
kerja. Cara ini dapat menghitung seberapa efisien penggunaan tenaga kerja untuk menghasilkan
produk.
2. Dimensi Produktivitas
Keberhasilan produksi juga dapat dilihat dari dimensi produktivitas, sebagai berikut :
a. Dimensi sikap kerja; terdiri atas indikator sikap dalam melayani, sikap dalam melaksanakan
tanggungjawab pekerjaan
e. Dimensi efisiensi tenaga kerja; terdiri dari jumlah tenaga kerja, pemanfaatan tenaga kerja, dan
f. Dimensi kewiraswastaan; terdiri dari kemampuan melihat potensi daerah, kemampuan melihat
Pengadaan produksi massal sangat bermanfaat dalam membuat suatu produk lebih variatif
dengan harga yang relatif murah. Produksi massal dapat menyesuaikan kebutuhan dengan
kapasitas produksi secara massal. Untuk mencapai keberhasilan usahanya, seorang wirausaha
akan melakukan upaya maksimal untuk mengembangkan usahanya menjadi sukses. Selain faktor
dari diri pengusaha, terdapat beberapa
1. Faktor internal; terdiri dari kualitas SDM, penguasaan organisasi, struktur organisasi, system
manajemen, partisipasi, kultur dan budaya bisnis, kekuatan modal, jaringan bisnis dengan pihak
luar dan tingkat entepreneurship.
2. Faktor eksternal yang dibagi menjadi faktor pemerintah dan faktor non pemerintah; faktor
pemerintah antara lain kebijakan ekonomi, birokrat, politik dan tingkat demokrasi. Faktor non
pemerintah antara lain system perekonomian, sosio kultur budaya masyarakat, system
perburuhan dan kondisi perburuhan, infrastruktur, tingkat pendidikan masyarakat dan lingkungan
global.
Menurut Suryana, terdapat 5 indikator keberhasilan tahapan produksi massal, antara lain :
1. Modal; untuk memproduksi barang dalam jumlah besar, maka dibutuhkan modal yang
lumayan besar karena modal ini digunakan untuk membeli peralatan produksi, bahan baku yang
akan diolah menjadi barang jadi. Ketika modal telah siap, maka produksi massal dapat segera
dilaksanakan.
2. Pendapatan; produksi massal dikatakan berhasil apabila dapat menghasilkan pendapatan
sesuai harapan, sehingga sebelumnya dilakukan perhitungan potensi pendapatan yang akan
diperoleh.
3. Volume Penjualan; produksi massal dikatakan berhasil jika volume penjualan meningkat
sehingga tidak terjadi penumpukan hasil produksi di gudang.
4. Output Produksi; Output atau hasil produksi sesuai dnegan target yang diharapkan maka
produksi massal dikatakan berhasil
5. Tenaga kerja; keberhasilah produksi massal juga ditentukan dari tenaga kerja, ketersediaan
tenaga kerja yang cakap dan kemampuan memahami bidang pekerjaan menjadi penentu
keberhasilan produksi massal.