Manajemen Produksi
POLITEKNIK INDUSTRI TEORI MANAJEMEN INDUSTRI 2
LOGAM MOROWALI Pengantar Manajemen Produksi
KATA PENGANTAR
Modul ini kami susun berdasarkan keinginan untuk menambah literatur dan
berkat dorongan dari berbagai pihak yang sangat merasakan kurangnya ilmu
pengetahuan, khususnya tentang manajemen. Mengingat hakikat manajemen begitu
penting bagi kehidupan manusia, khususnya bagi para mahasiswa dan teristimewa
untuk para pemimpin perusahaan yang selalu harus bertindak secara berdaya guna
dan berhasil guna, maka kiranya sajian ini cukup bermanfaat.
Dalam modul ini, penulis memberikan penjelasan mengenai penngertia
manajemen, Aktivitas produksi, Perencanaan dan penjadwalan Produksi, Biaya
produksi , Metoda penugasan, Pengendalian persediaan, sehingga dapat memberikan
gambaran dan diharapkan mahasiswa dapat mengetahui unsur pendukung
pelaksanaan manajemen produksi dan memahami pengertian manajemen dalam
kegiatan produksi
Akhir kata penulis berharap semoga modul ini dapat berguna khususnya bagi
peserta didik dan umumnya bagi perkembangan industri di Indonesia
Mei 2017
Penyusun
POLITEKNIK INDUSTRI TEORI MANAJEMEN INDUSTRI 3
LOGAM MOROWALI Pengantar Manajemen Produksi
DAFTAR ISI
Kata pengantar ................................................................................ 2
Daftar isi........................................................................................... 3
Definisi Tujuan Instruksional ............................................................ 4
DAFTAR PUSTAKA
POLITEKNIK INDUSTRI TEORI MANAJEMEN INDUSTRI 4
LOGAM MOROWALI Pengantar Manajemen Produksi
DEFINISI UMUM
Pengertian manajemen
Aktivitas Produksi
Perencanaan dan Penjadwalan
Biaya Produksi
Metoda Penugasan
Pengendalian Persediaan
PRA SYARAT
Tidak Ada
POLITEKNIK INDUSTRI TEORI MANAJEMEN INDUSTRI 5
LOGAM MOROWALI Pengantar Manajemen Produksi
BAB I
Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan
melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi
manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diingini. Karena
manajemen diartikan “mengatur” maka timbul beberapa pertanyaan bagi kita :
Bagaimana mengaturnya ?
Mengaturnya yaitu melalui proses dari urutan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian = Planning, Organizing, Directing
and Controlling)
Dimana harus diatur ?
Dalam suatu organisasi atau perusahaan, karena organisasi merupakan alat dan
wadah (tempat) untuk mengatur 6M dan semua aktivitas proses manajemen dalam
mencapai tujuannya. Tegasnya pengaturan hanya dapat dilakukan di dalam suatu
organisasi (wadah/tempat), sebab dalam wadah (organisasi) inilah tempat kerja sama,
proses manajemen, pembagian kerja, delegation of authority, koordinasi, integrasi
dilakukan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Perlu dihayati bahwa manajemen dan organisasi bukan tujuan, tetapi hanya alat untuk
mencapai tujuan yang diinginkan, karena tujuan yang ingin dicapai itu adalah pelayanan atau
laba (profit).
Walaupun manajemen dan organisasi hanya merupakan “alat dan wadah” saja, tetapi
harus diatur dengan sebaik-baiknya. Karena jika manajemen dan organisasi ini baik, maka
tujuan optimal dapat diwujudkan, pemborosan terhindari dan semua potensi yang dimiliki akan
lebih bermanfaat.
1. Proses
2. Tujuan unsur inti
3. Orang-orang/orang lain
4. Kegiatan/kerjasama unsur penunjang
George R. Terry
Terry mendefinisikan bahwa manajemen adalah proses pencapaian tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya melalui kegiatan yang dilakukan oleh orang lain.
Proses kegiatan manajemen sering disebut juga dengan fungsi manajemen. Fungsi-fungsi
manajemen menurut Terry disingkat dengan POAC (Planning, Organizing, Actuating
dan Controlling)
Terry dianggap sebagai Bapak Ilmu manajemen karena pendapatnya tentang fungsi-fungsi
manajemen ini banyak dijadikan acuan oleh para ahli manajemen sesudahnya, dengan
beberapa variasi istilah saja.
Henry Fayol
Manajemen adalah proses kegiatan Planning, Organizing, Commanding
(Pengkomandoan), Coordinating (Pengkoordinasian) dan Controlling (POCCC) yang
dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan.
Letak perbedaan pokok fungsi manajemen menurut Fayol ini dibandingkan dengan
pendapat Terry terletak pada fungsi ketiga, yaitu fungsi Actuating menurut Terry dipisah
menjadi Commanding dan Coordinating oleh Fayol, yang jiwa atau maknanya tidak jauh
berbeda. Hanya berbeda dalam cara menggerakkan orang-orang (SDM) saja. Bila Terry
menggunakan istilah Actuating, maka Fayol menggunakan istilah Komando dan Koordinasi
untuk kegiatan yang sama. Menurut Fayol, orang-orang tidak cukup hanya digerakkan
begitu saja untuk bekerja, tetapi masih perlu dilakukan koordinasi agar tujuan organisasi
tercapai.
Contingency :
Ketidaktentuan, ketidakpastian, situasional (dihubungkan dangan waktu)/tergantung
situasi
Suatu kesadaran bahwa ilmu atau prinsip manajemen bukanlah satu-satunya cara
yang terbaik untuk memecahkan masalah, bukan satu-satunya hukum yang berlaku
POLITEKNIK INDUSTRI TEORI MANAJEMEN INDUSTRI 7
LOGAM MOROWALI Pengantar Manajemen Produksi
disemua tempat. Manajemen dapat berhasil apabila situasinya sesuai dengan asumsi
mengenai berlakunya teori manajemen tersebut.
STONER :
“… the process of Planning, Organizing, Leading and Controlling the effort of organization
members and of using all others organizational resources to started organization goals..”
Planning (Perencanaan)
Bahwa manajer terlebih dulu memikirkan secara matang tujuan dan tindakannya.
Tindakan manajer biasanya didasarkan atas suatu metoda, rencana atau logika
tertentu, bukan atas suatu firasat.
Organizing (Pengorganisasian)
Bahwa manajer mengkoordinasi sumber daya manusia dan sumber daya material yang
dipunyai organisasi yang bersangkutan. Keefektifan organisasi tergantung pada
kemampuannya untuk mengarahkan sumber, guna mencapai tujuannya.
Leading (Kepemimpinan)
Menjelaskan bagaimana manajer mengarahkan dan mempengaruhi para bawahan,
bagaimana cara orang lain melaksanakan tugas dengan baik
Controlling (Pengendalian)
Bahwa manajer berusaha untuk menjamin bahwa organisasi bergerak ke arah
tujuannya.
LUTHER GULLICK
Manajemen memenuhi syarat-syarat yang diperlukan sebagai suatu ilmu, yaitu :
POLITEKNIK INDUSTRI TEORI MANAJEMEN INDUSTRI 8
LOGAM MOROWALI Pengantar Manajemen Produksi
Telah dipelajari selama beberapa zaman dan telah disusun menjadi serangkaian teori-
teori
Dipelajari secara sistematis dan teori-teorinya diuji dengan pengalaman
KOONTZ
Manajemen merupakan pengetahuan yang terorganisir (prinsip dan teori) dan sistematis
Prinsip adalah kekuatan dasar yang menerangkan hubungan antara dua variabel atau
lebih (hubungan sebab akibat). Prinsip timbul setelah adanya proses metoda ilmiah
yang dilakukan, melakukan pengumpulan data, menganalisa melalui hipotesa dan dari
hipotes diambil prinsip-prinsip
Teori adalah kumpulan dari prinsip-prinsip yang sistematis dan saling berhubungan
Jika kita memiliki prinsip dan teori manajemen berarti kita memiliki Ilmu Manajemen
Manajemen sebagai ilmu juga mengandung pengertian bahwa ilmu manajemen itu
dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang timbul dalam hidup
berkelompok (berorganisasi). Misalnya masalah hubungan antar manusia, masalah
pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab diantara orang-orang yang ada dalam
organisasi. Masalah-masalah ini akan dapat dipecahkan lebih baik dan lebih cepat, bila
didasarkan pada ilmu manajemen dibandingkan dengan tanpa menggunakan sama sekali.
Mengapa Manajemen disebut SENI ?
1. Karena manajemen hasil budidaya manusia
2. Karena kita berhadapan dengan orang-orang yang memiliki perilaku yang berbeda
3. Karena dihadapkan pada lingkungan yang berbeda-beda dan selalu berubah-ubah
(sedangkan konsep dasarnya tetap dan universal)
Dalam mencapai tujuan (hasil) seorang manajer amat tergantung pada kemampuannya
mempengaruhi orang-orang. Maka karena itu sering dikatakan bahwa manajemen adalah
seni, yaitu seni mempengaruhi orang lain.
HENRY M. BOETINGER
Lukisan dan puisi membutuhkan 3 unsur, yaitu pandangan seniman, pengetahuan
teknis dan komunikasi yang berhasil.
Oleh karena itu manajemen adalah seni, maka sama seperti keterampilan seni, keterampilan
manajemen juga dapat dikembangkan dengan cara yang sama yaitu dengan pengalaman dan
training/latihan
Science (ilmu) mengajarkan kepada orang suatu pengetahuan, sedangkan Art (seni)
mendorong orang untuk berpraktek
Perbedaan antara Science dan Art
Science/Ilmu Art/Seni
1. Berkembang secara teoritis 1. Berkembang secara praktis
2. Membuktikan 2. Merasa
3. Meramalkan 3. Menerka
4. Memberikan definisi 4. Menguraikan/mengajarkan
5. Memberikan kepastian 5. Memberikan pendapat
POLITEKNIK INDUSTRI TEORI MANAJEMEN INDUSTRI 9
LOGAM MOROWALI Pengantar Manajemen Produksi
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ilmu mengajarkan kita tentang sesuatu,
sedangkan seni/art mengajarkan kita bagaimana sesuatu hal dilakukan.
Menurut Stonner manajemen belum dapat dikatakan profesi, karena manajemen dalam
mencapai tujuannya masih membutuhkan orang lain. Tetapi dapat dikatakan profesi apabila
manajemen itu sudah dapat dikatakan Profesional, dimana manajemen dapat bekerja seefektif
dan seefisien mungkin.
Arti daripada “Efisiensi” itu sendiri adalah kemampuan untuk meminimalkan penggunaan
sumber daya dalam mencapai tujuan organisasi : “ melakukan dengan tepat” adalah konsep
“input-output”. Seorang manajer yang efisien adalah seorang yang mencapai output, atau
hasil, yang diukur dengan input (tenagakerja, material dan waktu) yang dipergunakan. Manajer
yang bertindak secara efisien mampu meminimalkan biaya sumber daya yang diperlukan.
sedangkan efektifitas adalah kemampuan untuk menentukan tujuan yang memadai “
melakukan hal yang tepat” seorang manajer yang memilih sasaran tidak tepat misalnya si A
adalah seorang manajer diperusahaan sepeda ia terus memproduksi sepeda balap , padahal
ketika itu permintaan sepeda BMX sedang melonjak. Nah si A adalah salah satu contoh
manajer yang tidak efektif.
(PMT) dan Gugus Kendali Mutu (GKM). Disini setiap karyawan didorong untuk ikut serta
memikirkan dan memecahkan masalah yang timbul dalam unit kerjanya masing-masing.
Jelas manajemen KAIZEN mementingkan proses.
V. Tingkat-Tingkat Manajer
Bahwa manajer apapun tingkatannya, seorang manajer harus memiliki 3 keahlian, yaitu :
1. Technical Skill
Keahlian yang dituntut dari seseorang secara operasional/bersifat teknis
2. Human Relation Skill
Kemampuan untuk melakukan hubungan dengan manusia dan memotivasi orang lain
untuk bekerja/melakukan kerja sama serta kemampuan untuk mengungkapkan
pendapat/keinginannya
3. Conceptual Skill
Kemampuan berfikir secara konseptual, maka dituntut adanya keahlian mental
(kemampuan mental untuk mengkoordinir dan memadukan semua kepentingan dan
kegiatan organisasi)
Pada hakekatnya para ahli mengklasifikasikan tingkat manajer itu pada 3 tingkat, yaitu :
1. Top Manager (Manajer tingkat puncak), misalnya Presiden Direktur atau Direktur atau
pimpinan tertinggi suatu instansi atau Perusahaan
2. Middle Manager (Manajer tingkat menengah), misalnya adalah para Kepala Divisi, Kepala
Bagian dalam suatu unit kerja
3. Lower Manager (Manajer tingkat lebih bawah), misalnya para Supervisor, atau Mandor
Proyek pada suatu unit kerja. Lower Manager ini biasanya berada amat dekat dengan para
pelaksana.
Makin tinggi status tingkat seorang manajer, maka diperlukan kemampuan manajerial
(Managerial skill), yaitu kemampuan dalam menggerakkan dan mempengaruhi orang lain.
Sebaliknya, makin rendah tingkat manajer itu, persyaratan kemampuan teknis (technical
skill)-lah yang diutamakan, yaitu kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan yang menjadi
beban tanggungjawabnya.
Makin tinggi posisi seorang manajer, maka ia harus mempunyai wawasan yang bersifat
makro dan generalis, dan makin rendah statusnya, yang diperlukan adalah pola pikir yang
mikro dan spesialis
Apa yang dimaksud dengan manajer berwawasan makro dan generalis itu ?
Maksudnya bahwa setiap manajer tingkat puncak itu haruslah memikirkan keseluruhan
misi dan tugas-tugas organisasi dalam mencapai tujuan. Ia tidak boleh terperangkap
pada pola pikir yang terkotak-kotak (yang kecil-kecil), karena yang kecil-kecil itu sudah
dipikirkan oleh manajer tingkat yang lebih bawah daripadanya.
Lower Manager harus lebih mengutamakan Technical Skill karena ia setiap hari akan
berhadapan dengan para Pelaksana, dan akan menjadi tumpuan tempat bertanya bagi
para pelaksana tentang seluk beluk pekerjaan operasional.
Sedangkan Human Relation Skill dituntut harus dimiliki oleh semua level manajer, dimana
manajer harus mampu berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain.
Formal Authority
and Status
perkembangan organisasi, dan dari luar kedalam sebagai bahan masukan untuk
pengembangan organisasi. Pada gaya manajemen terbuka terdapat ciri-ciri merasa
terlibatnya semua orang dalam organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi.
Seorang manajer sebelum mengambil keputusan, terlebih dahulu memberikan
kesempatan kepada para bawahannya untuk mengemukakan saran-saran dan pendapat-
pendapatnya. Tegasnya, manajer mengajak para bawahan untuk ikut berpartisipasi dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Keputusan terakhir tetap berada di tangan
manajer
Keburukannya :
1. Pengambilan keputusan lama, bertele-tele dan biaya semakin banyak, sebab diadakan
pertemuan-pertemuan
2. Rahasia keadaan organisasi/perusahaan kurang terjamin, karena ada kemungkinan
para pejabat yang mengikuti pertemuan membocorkannya.
3. Kecakapan dan kepemimpinan manajer akan diketahui para bawahan sehingga
wibawanya kurang
Kebaikannya :
1. Kerahasiaan dan keadaan perusahaan sangat terjamin
2. Pengambilan keputusan cepat, karena tidak melibatkan partisipasi bawahan dalam
proses pengambilan keputusan.
Keburukannya :
1. Para bawahan atau pengikut tidak mengetahui keadaan perusahaan, apakah untung
atau rugi
2. Problem dan pemecahan masalah yang dihadapi perusahaan hanya dihadapi manajer
3. Tidak mempersiapkan kader-kader penggantinya dimasa depan.
4. Menimbulkan sikap apatis para bawahan terhadap masalah yang dihadapi perusahaan
atau organisasi.
Manajemen tertutup biasanya diterapkan oleh seorang Manajer Otoriter, karena dia
menganggap yang paling pintar, berkuasa dan lain sebagainya. Falsafah
kepemimpinannya adalah “bawahan untuk manajer (atasan)”.
POLITEKNIK INDUSTRI TEORI MANAJEMEN INDUSTRI 13
LOGAM MOROWALI Pengantar Manajemen Produksi
BAB II
TERMINOLOGI AKTIVITAS PRODUKSI
I. AKTIVITAS PRODUKSI
Istilah produksi digunakan untuk hal hal yg berkaitan dengan usaha. Modal utama untuk
merintis usaha adalah memiliki gagasan. Untuk memulai suatu usaha haruslah diketahui
produk apa yg dapat memberikan tingkat keuntungan yg memadai sesuai dengan tujuan
bisnis.
Suatu bisnis dimulai dengan ide. Dari ide ini akan ditentukan bisnis apa yang akan dilakukan.
Sebuah penelitian di Amerika yg dilakukan NFIB Foundation (1990) yg respondennya terdiri
dari para wirausaha yg berhasil, mengungkapkan bahwa ide bisnis didapatkan dari :
Pekerjaan terdahulu (43%)
Bekal pengalaman yg cukup tentang bisnis akan memudahkan mereka memulai &
mengembangkan usahanya. Contoh, banyak pedagang yg mendirikan usaha yg sama
setelah mereka bekerja pada kios atau toko orang lain sebelumnya. Mereka sudah tahu
produk apa saja yg banyak diminati konsumen, dimana membelinya, bagaimana melakukan
penetapan harga dan mengelola usaha tsb.
Hobby atau minat pribadi (18%)
Banyak usaha yg dimulai dengan mengembangkan hobi menjadi suatu usaha. Contoh
Mustika Ratu, bermula dari hobi membuat jamu untuk disuguhkan & digunakan di kalangan
keluarga. Atau hobi mengutak atik mobil yg kemudian berkembang menjadi bengkel mobil.
Kesempatan atau peluang (10%)
Seorang yg mempunyai jiwa wirausaha biasanya memiliki kemampuan mengenali peluang
lebih baik dari orang biasa.
Saran dari orang lain (8%)
Ada juga orang yg sesungguhnya memiliki ide bisnis yg baik namun karena kondisi tidak
memungkinkan ( jabatan, pekerjaan ) maka ia meminta orang lain untuk merealisasikan ide
bisnis tersebut.
Pendidikan atau kursus (6%)
Sering juga dijumpai misalnya orang yg setelah kursus menjahit mencoba membuat
pakaian sendiri, kemudian menerima jahitan orang lain, lalu mendirikan usaha konveksi.
Teman atau saudara (6%)
Ada juga pengusaha yg setelah berhasil mendirikan dan menjalankan usahanya lalu
mengajak teman atau saudaranya yg belum mempunyai pekerjaan. Ajakan ini bisa berupa
pinjaman modal dan kemudian diajari untuk memulai dan mengelola usaha.
Bisnis keluarga (6%)
Ada pengusaha yg mendapatkan ide bisnis dari bisnis turun temurun yg dilakukan dengan baik
oleh keluarganya.
Lain lain (3%)
Ide bisnis juga bisa didapat dari sumber lain seperti hasil pengembangan produk atau hasil
pemikiran kreativ.
Pada dasarnya, prinsip utama para pemenang bisnis ini adalah bahwa yang menentukan dan
mempertahankan eksistensi bisnis adalah para pelanggan (konsumen). Hal ini berlaku untuk
semua bidang bisnis, demikian pula dalam bisnis / industri manufaktur { manufaktur
=~konversi suatu desain menjadi produk akhir)* }. Hal yang penting untuk selalu diperhatikan
adalah kepuasan konsumen.
)* CH-I, Tien Chien Chang : manufaktur = sekelompok operasi & aktivitas yg saling berkaitan ;
termasuk desain produk, pemilihan material, perencanaan, pelaksanaan produksi, inspeksi,
manajemen dan pemasaran.
Dalam sistem industri modern, poses industri dipandang sebagai suatu perbaikan terus
menerus (continuous improvement) yg dimulai dari sederet siklus sejak timbulnya ide ide,
pengembangan produk, proses produksi sampai distribusi pada konsumen. Selanjutnya,
POLITEKNIK INDUSTRI TEORI MANAJEMEN INDUSTRI 14
LOGAM MOROWALI Pengantar Manajemen Produksi
berdasarkan informasi berupa umpan balik dari pengguna produk dapat dikembangkan ide ide
untuk menciptakan produk baru atau memperbaiki produk lama berikut proses produksinya.
Pada Agustus 1950 Dr. William Edwards Deming (guru manajemen kualitas dari USA)
memperkenalkan suatu diagram yg memandang industri sebagai suatu sistem, yg selanjutnya
populer dengan nama Deming’s Wheel. Deming menekankan pentingnya interaksi tetap
antara riset pasar, desain produk, proses produksi dan pemasaran agar bisa dihasilkan produk
dg harga kompetitif & kualitas lebih baik. Deming juga menjelaskan bahwa roda tsb harus
dijalankan atas dasar pengertian & tanggung jawab bersama utk mengutamakan efisiensi
industri & peningkatan kualitas. Dengan menjalankan roda ini secara terus menerus
perusahaan industri modern dapat memenangkan persaingan & memperoleh keuntungan
yang juga dapat digunakan untuk pengembangan usaha & kesejahteraan tenaga kerja.
Tahap kedua :
Desain produk
sesuai keinginan
pasar
Tahap kesatu : Tahap ketiga :
Riset pasar utk Proses produksi
mengetahui secara efektif &
keinginan pasar efisien
Tahap keempat :
Pemasaran produk
dg pelayanan
purna jual yg baik
Dalam pembayangan yg lebih sederhana, aktivitas dalam merealisasi suatu produk yang
(biasanya) berurutan sejak baru berupa angan angan sampai dia dibuat ( untuk skala “industri”
) dan digunakan, adalah seperti berikut ini :
a. Kebutuhan
b. Peramalan / forecasting
c. Perencanaan
d. Pelaksanaan
e. Pengawasan
produk baru
produk eksisting
produk mapan
a. Kebutuhan
Suatu ide muncul bila pelaku menyadari akan suatu kebutuhan dari pasar. Pilihan produk &
pasar ini lazim tertuang dalam misi perusahaan. Misi ini dilanjutkan / diturunkan dengan hal hal
berikutnya seperti tujuan stratejik dan seterusnya. Hal awal yg cukup penting dari seluruh
rangkaian kegiatan ini antara lain kegiatan pemasaran / marketing.
POLITEKNIK INDUSTRI TEORI MANAJEMEN INDUSTRI 15
LOGAM MOROWALI Pengantar Manajemen Produksi
Catatan istilah :
- Kebutuhan ( needs ) : suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan dasar yg dirasakan
- Keinginan ( wants ) : bentuk kebutuhan manusia yg dipengaruhi oleh budaya atau
kepribadian seseorang.
- Permintaan ( demands ) : keinginan akan terhadap produk tertentu yg didukung oleh
kemampuan dan kemauan utk membeli produk tsb.
Dalam perusahaan, kebutuhan yg dimaksud adalah kebutuhan dari “calon” pelanggan.
Dalam kaitan dengan pelanggan ( mencari, berkomunikasi & berinteraksi, dengan tujuan akhir
bertransaksi ) inilah kegiatan pemasaran memegang peranan penting, seperti dise-butkan di
atas.
Adapun kemungkinan timbulnya kebutuhan akan produk / jasa ini bisa dari :
- inisiasi ( driver ) : Dalam arti umum, produk / jasa mengendalikan pelanggan, kebutuhan
muncul karena didorong oleh informasi yg diberikan dalam kegiatan marketing. Produk /
jasa atau perencanaannya timbul lebih dulu dibandingkan kebutuhan.
- memenuhi permintaan ( driven ) : Kebutuhan muncul lebih dulu dibandingkan produk / jasa
atau perencanaannya. Perusa-haan lebih bersifat menangkap peluang dari suatu situasi
potensi pasar.
Bila perusahaan sudah memutuskan memproduksi sesuatu, dimulailah rangkaian kegiatan
untuk menunjang terlaksananya realisasi produk tsb, baik produk baru ( leader, dimulai dari
desain produk dst ) ataupun produk ikutan ( follower, produk yg sama / sudah menjadi
komoditas, atau bisa modifikasi dari produk yg sudah ada sebelumnya ) .
Salah satu faktor yg juga dipertimbangkan dalam menentukan hal hal yg berkaitan dengan
produk adalah daur hidup produk tersebut. ( siklus hidup produk, Product Life Cycle / PLC ).
Pemahaman PLC ini berguna untuk penyusunan sistem produksi, penentuan kapasitas
terpasang dan perkiraan jangka waktu pakai peralatan / mesin pendukung produk tersebut.
Bila tidak sesuai dengan yang direncanakan, bisa jadi peralatan yg ada masih dalam kondisi
baik namun tidak bisa bermanfaat lagi karena produk tidak dapat dipasarkan / dijual.
- introduction / perkenalan : Dalam fase ini kuantitas produk disesuaikan dengan yang
diperhitungkan dapat dipasarkan, atau ia akan menumpuk di gudang yg berkonsekwensi
biaya. Upaya marketing sangat berperan dalam pencapaian produk menembus pasar.
- growth / pertumbuhan : Harus disiapkan sistem produksi yg cukup baik agar output
produk sesuai dengan yg diharapkan. Kuantitas tertentu dari produk disimpan di gudang
untuk memenuhi permintaan ( sebagai buffer ) sementara proses produksi terus berjalan.
Kuantitas produk yg dihasilkan sebagai output harus ditentukan dengan tepat. Bila
permintaan tidak bisa dipenuhi pada waktunya bisa menyebabkan pertumbuhan berhenti,
namun bila permintaan jauh dibawah kuantitas berakibat penumpukan di gudang terlalu
banyak.
- mature / kedewasaan : Terjadi kondisi yg stabil / seimbang, penambahan / pertumbuhan
sedikit, namun level penjualan tinggi. Dalam kondisi ini sistem produksi harus direncanakan
sebisa mungkin produktiv & optimal agar keuntungan maksimal. Semakin panjang tahap
keseimbangan ini, makin besar keuntungan yg diperoleh.
- phase out / penurunan, atau menjadi komoditas : Pada fase ini terjadi kejenuhan,
sehingga harus dipikirkan untuk perencanaan produk baru, sehingga ketika terjadi
penurunan sudah dimulai pengenalan produk baru, agar perusahaan bisa tetap survive.
- Trend / kecenderungan : Bila data dalam jangka panjang mempunyai kecenderungan, naik
ataupun turun. Penyebabnya bisa bertambahnya populasi, perubahan pendapatan,
pengaruh budaya.
- Seasonal / musiman : Pola berulang secara teratur dalam periode tertentu misal tahunan,
bulanan, mingguan. Penyebabnya bisa faktor iklim / cuaca atau faktor buatan manusia
seperti liburan dan hari besar.
- Cyclical / siklus : Data dipengaruhi fluktuasi ekonomi jangka panjang, seperti daur hidup
bisnis. Yg membedakan dengan musiman adalah panjang gelombang pada cyclical lebih
panjang dan bervariasi dari satu siklus ke siklus yg lain.
- Residu / variasi acak : Bila data tidak teratur sama sekali, sehingga tidak dapat
digambarkan.
c. Perencanaan
Sebelum maupun selama perusahaan beroperasi, kegiatan yang dilakukan adalah perenca-
naan. Berbagai bidang perencanaan misalnya :
pabrik : plant location; building planning ; plant lay out ( mesin, peralatan pendukung,
dll ) ; lighting, noise, climate
pemeliharaan
bahan : langsung dan tak langsung
jadwal ( yg juga mengacu pada peramalan )
Perencanaan yg mempunyai subjek luas adalah perencanaan fasilitas, misal fasilitas yg
berkaitan dengan perencanaan suatu produk baru, perkantoran, penambahan bagian, atau
perluasan ruang. Bagi suatu perusahaan manufaktur, perencanaan fasilitas termasuk
menentukan bagaimana fasilitas pabrik digunakan secara efektif & efisiendalam menunjang
produksi. Secara umum, tujuan perencanaan fasilitas adalah :
- menunjang tujuan organisasi melalui peningkatan material handling & penyimpanan
- menggunakan tenaga kerja, peralatan, ruang dan energi secara efektif
- meminimalkan investasi modal
- mempermudah pemeliharaan
- meningkatkan keselamatan & kepuasan kerja
Pengambilan keputusan dalam manajemen operasi berkaitan erat dengan jangka waktu
perencanaan. Perencanaan dapat dibagi dalam 3 kelompok :
Jangka panjang
Berhubungan dengan hal hal strategis sehingga pengambilan keputusannya menjadi tanggung
jawab pimpinan puncak, biasanya berupa penyusunan kebijakan ( lokasi fasilitas dan
pengembangannya, penentuan kapasitas, pengembangan produk baru, penelitian &
pengembangan, investasi ). Biasanya rentang waktu perencanaan jangka panjang ini berkisar
24 – 60 bulan.
Jangka menengah
Diturunkan dari perencanaan jangka panjang. Umumnya berkisar 3 – 24 bulan dan merupakan
tugas manajer operasi yg membuat keputusan taktis misal perencanaan penjualan,
perencanaan & anggaran produksi, tingkat / jumlah tenaga kerja, tingkat persediaan.
Perencanaan jangka menengah ini berisi kegiatan perusahaan yg menyangkut kegiatan
produksi, dikenal dengan istilah Perencanaan Agregat (Aggregat Planning). Tujuan
Perencanaan Agregat agar perusahaan mampu :
- memenuhi demand sesuai kapasitas yg ada
- menggunakan sumber daya seoptimal mungkin dengan biaya serendah mungkin
Meskipun demikian, biaya bukan satu satunya pertimbangan sebab ada faktor lain yg juga
harus jadi perhatian yaitu kepuasan pelanggan maupun karyawan, masalah pesaing, mutu
produk.
Pada umumnya demand selalu berfluktuasi, yg berakibat beban kerja tidak tetap. Karena itu
perlu dilakukan perencanaan dengan mengatur tingkat persediaan, produksi, penggunaan
tenaga kerja, lapasitas produksi atau variabel lainnya.
Terdapat 7 strategi dalam Perencanaan Agregat :
- variasi tingkat persediaan
- variasi jam kerja
- variasi jumlah tenaga kerja
- sub kontrak
- menggunakan tenaga paruh waktu
- mempengaruhi permintaan
- pemesanan tertunda selama demand tinggi
POLITEKNIK INDUSTRI TEORI MANAJEMEN INDUSTRI 19
LOGAM MOROWALI Pengantar Manajemen Produksi
Pada kenyataannya, bisa diaplikasikan hanya salah satu strategi di atas ( strategi murni / pure
strategy ) ataupun kombinasi dari beberapa strategi ( mixed strategies ), tergantung kondisi
dari perusahaan.
Jangka pendek
Biasanya tidak lebih dari 3 bulan, dan menjadi tanggung jawab personal operasi untuk
menjabarkan perencanaan jangka menengah menjadi rencana operasional bulanan,
mingguan atau harian. Perencanaan operasional ini meliputi penugasan kerja, penjadwalan,
pembebanan, pengurutan, pengiriman.
POLITEKNIK INDUSTRI TEORI MANAJEMEN INDUSTRI 20
LOGAM MOROWALI Pengantar Manajemen Produksi
Arti & peranan PPC pada dasarnya adalah mencapai Tujuan Perusahaan agar mampu
berproduksi dengan sukses, ekonomis, tepat waktu serta memperoleh keuntungan.
Dengan memperhatikan fungsi perencanaan & pengawasan, bisa dicapai :
Berproduksi dengan biaya rendah
Menentukan biaya dasar & harga jual rendah bersaing
Memperbesar market share & menjual dalam kuantitas besar
Profitable
namun dengan tetap memperhatikan
Profitableness, misal kehati hatian dalam keputusan discount utk menambah market share
dll
Kontinuitas
Development
Tim dalam Perencanaan & Pengawasan Produksi memegang peranan penting dalam
kelangsungan hidup perusahaan. Paling sedikit ada 4 hal yang terhubung, saling terkait dan
mempengaruhi satu sama lain. Bila produktivitas baik / tinggi, maka tingkat penjualan (sales)
naik, yang berakibat naiknya penghasilan / kesejahteraan. Hal ini mendorong motivasi kerja yg
juga meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan naiknya kinerja berarti produktivitas makin
tinggi dan seterusnya.
sales
produktivity penghasilan
kinerja
Para manajer dituntut untuk mampu menyelesaikan masalah ketika salah satu hal pada siklus
ini “terganggu”. Bila suatu saat karena faktor eksternal penjualan menurun, penghasilan akan
terganggu yg bisa berdampak menurunnya kinerja dan produktivitas. Juga bila suatu faktor
POLITEKNIK INDUSTRI TEORI MANAJEMEN INDUSTRI 21
LOGAM MOROWALI Pengantar Manajemen Produksi
Tiap organisasi bisnis saat ini dituntut untuk menciptakan produk bermutu tinggi, mengirim
produk ke pasar lebih cepat, menekan biaya, meningkatkan fleksibilitas dengan tanggap
terhadap perubahan, serta terus menerus meningkatkan kemampuan tenaga kerja. Organisasi
yg ingin tetap kompetitif & memperoleh keuntungan harus mencapai sasaran tsb. Empat
kebutuhan utama industri adalah :
Menghasilkan produk bermutu tinggi
Memenuhi atau bahkan melampaui harapan pelanggan dalam kualitas adalah definisi
sesungguhnya dari kepuasan pelanggan.
Menekan biaya
Keuntungan akan meningkat jika biaya bisa dikurangi, atau meningkatkan pendapatan, atau
kombinasi dari dua hal itu. Beberapa cara menekan biaya misalnya :
- menekan lamanya waktu sediaan berada dalam kepemilikan perusahaan
- mengurangi jumlah keputusan yg perlu diambil
- mengurangi pemborosan waktu (akibat penyimpangan proses, cacat produk dll)
Menghadirkan produk lebih cepat ke pasar
Bila produk lebih cepat tiba di pasar, keuntungan lebih cepat diperoleh, produk generasi baru
lebih cepat didanai.
Membuat perubahan lebih cepat dan bisa dikelola dengan baik
*****
III. FUNGSI PRODUKSI & OPERASI
Perusahaan bisa hidup karena menghasilkan sesuatu yg bernilai dan bisa dijual. Ia bisa
berupa barang atau jasa. Kegiatan operasi adalah suatu kegiatan untuk menghasilkan barang
atau jasa ini. Untuk perusahan yg berupa pabrik, kegiatan operasi sering disebut dengan
produksi. Akhir akhir ini istilah operasi digunakan baik untuk produk / barang ataupun jasa.
Dipandang sebagai suatu sistem, manajemen operasai adalah proses konversi dari input
(input utama dan input sumberdaya) menjadi output (barang dan/atau jasa), yg bisa
digambarkan sebagai berikut:
Diagram di dibawah menunjukkan bahwa pengubahan input berupa material (bahan)
menggunakan / didukung oleh adder berupa beberapa macam sumberdaya. Dalam kasus
umum serta pada banyak pembahasan sering sumber daya dan input utama disatukan, artinya
ada yg meletakkan 5M (material, metoda, manusia, mesin, modal) pada input, atau kombinasi
dari itu, tergantung konteks yg dibahas.
Dengan pandangan sistem seperti ini, maka sebenarnya yg disebut kegiatan operasi atau
produksi bukan hanya yg dilakukan oleh departemen atau divisi produksi saja, melainkan juga
bagian bagian lain yg ikut berperan melakukan konversi misal bagian akunting, bagian
distribusi dll. Berarti, PPC adalah bagian dari manajemen operasi.
POLITEKNIK INDUSTRI TEORI MANAJEMEN INDUSTRI 22
LOGAM MOROWALI Pengantar Manajemen Produksi
Manajemen operasi adalah salah satu bidang manajemen fungsional yg terkait dengan
kegiatan operasi suatu perusahaan, sejak dari disain awal, operasional sehari hari sampai
penyempurnaan suatu sistem yg menghasilkan barang / jasa.
Tahap disain
Pada tahap ini, kegiatan yg tergolong dalam manajemen operasi antara lain disain produk (
meliputi penelitian, spesifikasi teknis & mutu, fasilitas & pelaksanaan inspeksi, perancangan/
disainnya sendiri & seni arsitektur/ penampilannya ), disain proses / teknologi, disain kualitas,
pemilihan lokasi, lay out pabrik.
Tahap operasional
Pada tahap ini kegiatan dibagi menjadi kegiatan yg berkaitan dengan input, dengan proses
dan dengan output. Yg sangat diperhatikan adalah bagaimana mengelola penggunaan sumber
daya yg digunakan (5M). Cakupan kegiatan dalam tahap operasional ini dapat digambarkan
dengan diagram berikut :
Tahap penyempurnaan
Jenis aktivitas dalam tahap ini ditujukan pada peningkatan produktivitas fasilitas operasi.
Adapun penyempurnaan disini bisa bersifat incremental (sedikit demi sedikit) seperti perbaikan
lay out fasilitas, penyempurnaan aliran proses, atau peningkatan efektivitas tenaga kerja. Bisa
juga penyempurnaan itu secara radikal misal dalam bentuk penggantian teknologi operasi
agar ia selalu keep up to date, yg tentunya akan berdampak pada peralatan yg dipakai,
bahan, cara pengolahan serta perbaikan mutu.
*****
IV. PROSES OPERASI / PRODUKSI
Yang dimaksud dengan proses disini adalah proses transformasi dari input menjadi output yg
diharapkan akan mempunyai nilai lebih (added value) dibandingkan input. Proses transformasi
yg terjadi dalam pabrik umumnya adalah transformasi fisik yg bisa berupa :
- proses konversi, dimana input mengalami perubahan komposisi kimiawi (misal pada
pembuatan cat, semen, pasta gigi dll)
- proses fabrikasi, yaitu bila bahan baku mengalami perubahan bentuk (misal granula /
butiran plastik menjadi produk akhir seperti dashboard mobil)
- poses perakitan, misal memasangkan komponen komponen komputer pada circuit board.
POLITEKNIK INDUSTRI TEORI MANAJEMEN INDUSTRI 23
LOGAM MOROWALI Pengantar Manajemen Produksi
Adapun pengolahan dalam organisasi manufaktur menurut Wild R ( Production & Operation
Management : Principles & Techniques, UK-Holt Rinehart + Winston, 1983 ) adalah :
Continuous process
Intermittent process ( discrete parts manufacturing )
Continuous process
Proses ini adalah apa yg disebut dengan proses konversi seperti uraian di atas. Dia
dilaksanakan secara tumpukan, bukan per unit produk. Proses produksi dengan cara kontinyu
ini pada umumnya menggunakan proses kimia, bukan fisik atau mekanik. (Contohnya industri
pupuk, gula, semen, tepung terigu). Bahan baku yg mengalir kedalam tempat pemrosesan
maupun produk yg keluar berlangsung dari waktu ke waktu. Karena mahalnya biaya set up
mesin/peralatan, umumnya proses jenis ini beroperasi 24 jam sehari.
*****
POLITEKNIK INDUSTRI TEORI MANAJEMEN INDUSTRI 24
LOGAM MOROWALI Pengantar Manajemen Produksi
BAB III
Perencanaan & Penjadwalan
I. PERENCANAAN
Seperti telah dibahas pada bab terdahulu ( Introduksi PPC: peramalan, perencanaan,
pengendalian ), perencanaan produksi bertujuan untuk merencanakan jenis & jumlah produk
yg akan diselesaikan pada suatu fasilitas produksi.
Karena berkaitan dengan jumlah dan waktu, maka perencanaan dan penjadwalan berkaitan
erat dengan kapasitas fasilitas produksi. Kapasitas didefinisikan sebagai kecepatan
maksimum menghasilkan output. Dengan demikian pernyataan kapasitas selalu mengandung
unsur periode waktu ( pcs/day, kg/hour, pair/week dll ).
Seperti telah diketahui bahwa kegiatan operasi diawali dengan :
perencanaan jangka panjang
( perencanaan fasilitas dll )
Perencanaan fasilitas pada perencanaan jangka panjang ini tentunya tidak bisa sewaktu waktu
diubah dengan cepat karena besarnya biaya setup dan lamanya waktu yg diperlukan untuk
pembangunan / preparasi fasilitas. Kapasitas pabrik utk meng-hasilkan produk amat
tergantung pada ukuran fasilitas ini.
Perencanaan kapasitas dimaksudkan utk merencanakan volume (kuantitas), waktu & lokasi
utk jangka panjang. Dalam hal penetapan volume, ada 3 kemungkinan strategi yg bisa dipilih.
1. Menghindari kehabisan sediaan. Strategi ini cocok utk pasar yg sedang berkembang,
atau bila biaya utk pembangunan fasilitas relativ murah diban-dingkan kerugian bila
terjadi kehabisan sediaan.
2. Kapasitas rata rata. Bisa dipilih bila probabilitas kelebihan sediaan sama dengan
probabilitas kekurangan sediaan.
3. Maksimalisasi utilisasi fasilitas. Cocok bila biaya utk pembangunan fasilitas sangat
mahal dibandingkan biaya kehabisan sediaan. Pendapatan jangka pendek akan
terjamin, tapi market share jangka panjang kurang maksimal.
Dalam penetapan waktu, ada 2 strategi yg bisa dipilih yaitu strategi mendahului dan strategi
menunggu. Strategi mendahului adalah menyediakan kapasitas besar utk mencegah
masuknya pesaing pada saat saat awal, sedang strategi menunggu adalah tidak menyediakan
kapasitas sampai permintaan benar benar ada. Meski awalnya mungkin “kehilangan” bagian
pasar namun dalam jangka panjang sering karena keunggulan teknologi & jaringan distribusi
memungkinkan pengikut (follower) mengalahkan pelopor.
Dalam tahap pelaksanaan & pengawasan operasi yg berkaitan dengan perenca-naan jangka
pendek, seperti dibahas pada bab terdahulu terdapat 4 teknik pokok fungsi PPC dalam
menjamin terlaksana dengan baiknya proses operasi / produksi yaitu routing, dispatching,
scheduling (penjadwalan) dan follow up & control. Berikut adalah uraian singkat hal tersebut
selain scheduling/penjadwalan yg akan dibahas tersendiri.
A. ROUTING
Bila suatu barang akan dibuat, baik untuk persediaan ataupun memenuhi pesanan, perlu
dibuat master route sheet. Kartu ini mencakup data tentang :
- kuantitas dan identifikasi pesanan
- tanda & identifikasi komponen
- banyaknya suatu barang yg dibuat serta jumlah yg dapat ditolerir untuk ditolak
- bila dalam lot, disebut jumlah dalam lot ( lot size )
POLITEKNIK INDUSTRI TEORI MANAJEMEN INDUSTRI 25
LOGAM MOROWALI Pengantar Manajemen Produksi
- data operasional: daftar kegiatan / komponen, mesin yg akan dipakai pada setiap
kegiatan, urutan kegiatan yg sifatnya tetap
- derajat penyelesaian barang
Dalam routing titik berat ada pada penentuan data operasional karena memang
tujuannya adalah menemukan urutan kegiatan yg paling baik dalam memproduksi barang.
Pada perusahaan dengan continuous process, routing ditentukan lebih dulu sedang lay out
mengikuti routing tersebut. Sebaliknya pada proses produksi terputus putus lay out ditentukan
lebih dulu, sedang routing untuk tiap pekerjaannya menyusul.
Dalam hal continuous process routing tidaklah begitu berperan karena jenis barang
sama sehimngga routing tidak berubah, dengan kata lain sekali routing ditentukan maka ia
akan terus berlaku sampai ada perubahan. Untuk proses produksi yang melayani pesanan
khusus routing harus dibuat untuk setiap pesanan.
Setelah master route sheet siap maka dibuat job ticket / kartu pengerjaan, yg isinya adalah
memberikan perintah, mengerahkan dan memberikan kuasa untuk memproduksi. Job ticket
adalah pengalokasian tugas individual, yg hanya meliputi satu kegiatan. Job ticket ini harus
sudah disiapkan oleh bagian pengawasan produksi sebelumnya dan ditahan sampai pekerja
akan memulai pekerjaannya, untuk kemudian dikirim pada pekerja oleh dispatcher.
B. DISPATCHING
Dalam pengawasan produksi bisa dikatakan terdapat suatu prinsip bahwa “sesuatu tidak
akan dibuat tanpa wewenang untuk mengerjakannya”. Pabrik menerima instruksi untuk
mengerjakan suatu pekerjaan dari bagian pengawasan produksi. Pemberian instruksi ini
disebut dispatching. Ia diartikan sebagai wewenang untuk menginstruksikan pekerjaan di
lingkungan pabrik atau ke bagian lain. Wewenang yg diterima ini bersumber pada master
schedule yg telah disetujui.
C. FOLLOW UP + CONTROL
Follow-up diperlukan karena program produksi yg berjalan belum tentu dapat diselesaikan
tepat waktu. Flw-up ini merupakan kegiatan pengawasan produksi utk memonitor dan
memeriksa secara terus menerus proses pengerjaan pesanan produksi maupun pembelian
komponen komponen, apakah berjalan sesuai dengan yg telah ditetapkan dalam rencana
produksi induk atau tidak.
Ia juga merupakan bagian akhir dari fungsi produksi & operasi ( PPIC ) yg bertujuan untuk
menentukan efektivitas dan mengintegrasikan fungsi fungsi PPIC sebelumnya serta
memberikan umpan balik dan menetapkan tindakan korektiv bagi sistem. Dengan
dilaksanakannya fungsi flw-up kita dapat mengetahui kemajuan proses pengerjaan suatu
pesanan, kelebihan kapasitas yg belum digunakan, tingkat penggunaan dan persediaan
material.
POLITEKNIK INDUSTRI TEORI MANAJEMEN INDUSTRI 26
LOGAM MOROWALI Pengantar Manajemen Produksi
II. PENJADWALAN
Penjadwalan adalah salah satu kegiatan penting dalam perusahaan, baik produk maupun
jasa. Penjadwalan ini --dalam perusahaan industri-- diperlukan dalam mengalokasikan tenaga
operator, mesin & peralatan produksi, urutan proses, jenis produk, pembelian material, dll.
Dalam lembaga pendidikan untuk mengalokasikan ruang kelas, peralatan mengajar, tenaga
pengajar, administrasi, dll. Sementara dalam kegiatan jasa perhotelan utk pengaturan kamar,
menu makanan, acara hiburan dll.
Dalam konteks industri / produksi, penjadwalan pada dasarnya adalah pengaturan waktu dari
suatu kegiatan operasi, yang di dalamnya mencakup :
- mengalokasikan fasilitas, peralatan & tenaga kerja utk suatu operasi
- menentukan urutan pelaksanaan kegiatan
Adapun tujuan penjadwalan adalah :
- meminimasi waktu proses
- meminimasi waktu tunggu
- meningkatkan efisiensi tenaga kerja, fasilitas & peralatan
apabila tujuan tsb di atas tercapai, maka akan diperoleh :
- turunnya biaya operasi
- turunnya waktu pengiriman
- meningkatnya kepuasan pelanggan
Karena penjadwalan berkaitan erat dengan volume produksi maka sering dikatakan bahwa
penjadwalan adalah fungsi dari sistem volume produksi. Beberapa teknik lazim digunakan
dalam penerapan pembuatan jadwal, tergantung dari volume produksi, variasi produk & tingkat
kesulitan pekerjaan.
Sebagai catatan, yg dimaksud dengan stasiun kerja / work station bisa berarti seorang
operator, satu grup operator, sebuah mesin, sekelompok mesin atau kombinasi operator-
mesin.
Diusahakan agar tiap ws memiliki elemen elemen kerja tugas yg berurutan. Dalam melakukan
pengelompokkan tugas kedalam ws bisa dengan cara :
- trial & error : cara yg paling mudah dan banyak dipakai orang.
- pendekatan heuristic : cara ini bermanfaat jika jumlah elemen tugas dalam sistem yg
diolah sangat banyak.
Bila ada beberapa jenis produk yg harus dibuat namun menggunakan fasilitas / mesin / lini yg
sama, maka harus dilakukan penjadwalan berupa pengaturan urutan serta jumlah produk.
Teknik penjadwalan yg sering digunakan utk situasi ini adalah ROT dimana ROT ini aplikativ
utk jenis produk dengan kuantitas menengah dan dibuat dalam batch ( tumpukan ). Ukuran
batch / lot bisa dianggap ekivalen dg durasi suatu production run dan biaya set up.
Biaya set up tentunya timbul pada setiap pergantian jenis produk. Semakin panjang production
run, semakin banyak penyimpanan dan semakin rendah biaya set up. Sebaliknya semakin
pendek production run, semakin sedkit penyimpanan namun semakin tinggi biaya set up.
ROT menunjukkan berapa lama suatu produk tertentu akan habis dari persediaan .
Aturan penjadwalan dalam ROT adalah menjadwalkan pekerjaan dg ROT terkecil lebih dulu.
Setelah selsai 1 tahap penjadwalan dilakukan evaluasi utk menentukan produk yg memiliki
ROT terkecil berikutnya, demikian seterusnya sampai beberapa lot dijadwalkan. Berarti, tidak
dilakukan penjadwalan seluruh jenis produk dalam urutan rotasi ( rotating sequence )
melainkan menjadwalkannya satu per satu dg memperhatikan tingkat persediaan dan
antisipasi permintaan ( pendekatan dinamis ).
Contoh kasus :
Suatu perusahaan membuat 5 jenis produk dengan ukuran lot, rata rata produksi dan rata rata
permintaan seperti pada tabel berikut.
Data permintaan Data produksi
Produk Persediaan Permintaan/mgg Ukuran lot Rata2 prod / mgg Wkt prod (mgg)
A 400 100 500 1’000 0.5
B 1’200 150 750 750 1
C 2’100 300 1’200 600 2
D 1’100 200 600 400 1.5
E 1’200 200 800 800 1
Setelah dihitung ROT masing masing produk, dibuat jadwal seperti berikut sampai semua
produk selesai dijadwalkan.
c. Pembebanan ( loading )
Bila ada 1 tugas (pekerjaan) diposes di 1 WS tertentu masalahnya sederhana. Namun bila
terdapat beberapa pekerjaan yg harus dilaksanakan di beberapa WS yg kapabel, maka timbul
masalah dalam pembebanan. Pada dasarnya, pembebanan berkaitan dengan minimalisasi
biaya proses, waktu kosong (waktu tunggu) dan lead time.
Alat bantu yg lazim digunakan dalam loading adalah GANTT CHART dan metoda penugasan
(assignment method)
d. Gantt Chart
Bagan / chart ini bisa membantu menunjukkan beban & waktu kosong dari beberapa bagian
atau mesin. Bila terdapat overload pada suatu WS bisa dipertimbangkan utk membagi atau
memindahkan sebagian pekerjaan kepada WS lain yg memiliki beban lebih kecil, atau
memindahkan (sementara) sebagian personal WS dengan beban kecil ke WS yg overload tsb.
Produk A Produk B
Urutan proses ke :
Mesin Durasi (hari) Mesin Durasi (hari)
1 Milling 2,0 Milling 3,0
2 Bubut 3,0 Gerinda 1,0
3 Gerinda 1,0 Bubut 2,0
Forward scheduling
Hari ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Milling A B
Bubut A B
Gerinda A B
POLITEKNIK INDUSTRI TEORI MANAJEMEN INDUSTRI 31
LOGAM MOROWALI Pengantar Manajemen Produksi
Backward scheduling
Hari ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Milling A B
Bubut A B
Gerinda B A
e. Pengurutan ( sequencing )
Contoh kasus :
Satu pusat kerja
Ada 5 pekerjaan yg harus diproses dengan menggunakan 1 pusat kerja, misalnya saja sebuah
mesin. Data durasi dan due date seperti pada tabel berikut, dimana diasumsikan kedatangan
pekerjaan secara berturut turut A, B, C, D kemudian E.
48 130 55
Rata rata waktu penyelesaian = 130 / 5 = 26
Rata rata keterlambatan = 55 / 5 = 11
Dalam hal ini, SPT memberikan rata rata penyelesaian paling cepat dan rata rata keterlam-
batan paling rendah. Namun kelemahan SPT adalah pekerjaan yg memiliki durasi paling lama
akan semakin terdorong untuk tidak diprioritaskan ( diproses paling akhir ) yg berarti
merugikan pelanggan di satu sisi namun menguntungkan produsen di sisi lain karena memiliki
rentang waktu total terpendek.
f. Johnson’s Rule
Pembuatan kue tsb diawali dengan Jenis kue Waktu proses ( jam )
bagian I yaitu mengolah adonan & Bagian I Bagian II
pencetakan, dilanjutkan bagian II A 6 4
yaitu pemanggangan dan B 7 3
pengemasan. Waktu proses utk C 5 5
masing masing kue adalah sbb : D 6 7
E 9 5
F 2 4
POLITEKNIK INDUSTRI TEORI MANAJEMEN INDUSTRI 33
LOGAM MOROWALI Pengantar Manajemen Produksi
BAB. IV
perbandingan atau selisih antara biaya yg dikeluarkan dengan penghasilan yg diterima. Hal ini
disebut juga sebagai keuntungan / profit.
Dalam kegiatan Pengendalian / Pengawasan yg dijalankan di perusahaan, selain pengen-
dalian produk / operasi, persediaan & mutu, juga ditekankan pengendalian biaya. Hal ini
sejalan dengan tujuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan (profit ).
Berarti, tujuan utama dilakukannya pengendalian biaya adalah :
- pengeluaran sesuai dengan perencanaan
- pengeluaran seminimal mungkin, tanpa harus mengorbankan aspek lain ( spe-sifikasi,
mutu, waktu penyajian / pengiriman )
- efisiensi, pengeluaran yg tidak perlu sebisa mungkin dihindari
Dengan demikian, budaya penghematan adalah hal penting yg sebaiknya selain diimple-
mentasikan di perusahaan juga sangat dianjurkan dilaksanakan dalam kehidupan sehari hari.
Contoh budaya penghematan misalnya :
Bahan bakar : dipilihnya mesin / sistem hemat energi
Listrik :
- pemanfaatan cahaya alam untuk menekan penggunaan listrik
- lay out / posisi lampu di tempat kerja, hanya dinyalakan pada mesin atau tempat yg
digunakan
Telepon : hanya digunakan untuk hal yg diperlukan / relevan saja.
Pengeluaran
Langsung Tidak Langsung
Bahan bahan Pengeluaran untuk bahan Pengeluaran untuk bahan
bahan yang merupakan atau bahan yang bukan merupa-
akan menjadi bagian dari kan atau akan menjadi bagi-
produk bersangkutan. an dari produk bersangkutan,
tapi diperlukan utk melaksa-
nakan pekerjaan tersebut.
POLITEKNIK INDUSTRI TEORI MANAJEMEN INDUSTRI 35
LOGAM MOROWALI Pengantar Manajemen Produksi
Adapun komponen komponen biaya yang kemudian menghasilkan biaya total adalah seperti
digambarkan berikut ini :
Biaya Tenaga
Biaya Bahan
Kerja & Mesin
Langsung
Langsung
Biaya Utama Biaya OH Pabrik
Biaya Adm.
Biaya Produksi ( biaya pabrik ) Biaya komersial
Umum
BIAYA TOTAL
Biaya Proses
Perhitungan baya proses adalah perkalian rate ( tarip ) mesin atau orang terhadap durasi
pekerjaan. Alternativ cara menghitung durasi permesinan bubut, milling, bor ( drilling ), gerinda
( datar dan silinder ), EDM, Wire Cut dan perakitan serta perlakuan panas ada pada lampiran
“Perhitungan Biaya Proses”.
* overhead pabrik tetap : gaji pengawas / keamanan / portir, penyusutan (produksi : alat bantu,
tooling; jasa : effort SDM, utilisasi ruang), pajak, pemeliharaan bangunan, sewa, …etc
- biaya variabel
* berubah secara proporsional terhadap perubahan volume produk
* biaya per unit konstan terhadap perubahan volume dalam rentang yg relevan
* overhead pabrik variabel : perlengkapan, bahan bakar, sumberdaya, bia-ya penerimaan
barang, pengangkutan dlm pabrik / handling, lembur..etc
- biaya semi variabel
mengandung unsur unsur biaya tetap maupun variabel (listrik penerangan, reparasi ). Untuk
tujuan analisis, pengelompokkan hanya atas biaya tetap & biaya variabel.
Salah satu analisa yg biasa dilakukan berkaitan dengan jenis biaya yg berhubungan dengan
volume produksi di atas adalah analisa titik impas ( break even analysis ), yaitu suatu cara
untuk mengetahui jumlah produk yg harus dijual pada suatu harga tertentu. BEP ini berkaitan
dengan biaya tetap / fix cost yg harus ditutup oleh pendapatan dari penjualan produk.
“Harga produk – biaya variabel” ini adalah kontribusi yg diberikan tiap unit produk untuk
menutup biaya tetap. Contoh hubungan yg saling berpengaruh antara harga per unit dan
kuantitas produk :
1 2 3 4 5
Kontribusi Titik Impas
Harga produk Biaya var Biaya tetap
(1–2) (4/3)
Rp 120 / unit Rp 60 / unit Rp 60 / unit Rp 500 8,3 unit
Rp 160 / unit Rp 60 / unit Rp 100 / unit Rp 500 5,0 unit
Rp 200/ unit Rp 60 / unit Rp 140 / unit Rp 500 3,6 unit
Rp 300/ unit Rp 60 / unit Rp 240 / unit Rp 500 2,1 unit
POLITEKNIK INDUSTRI TEORI MANAJEMEN INDUSTRI 37
LOGAM MOROWALI Pengantar Manajemen Produksi
Dari hubungan tsb di atas, untuk kondisi tertentu bisa digunakan sebagai para-meter dalam
mengambil keputusan. Misal menaikkan harga produk ( karena pesaing atau harga pasar lebih
tinggi ) sehingga BEP turun, atau menaikkan BEP agar bisa lebih kompetitiv dalam harga
produk, atau hal lainnya.
Bag A Bag B
Biaya total = biaya pada bag A + biaya pd bag B + biaya ,,, dst
Bila biaya total ternyata lebih besar dari estimasi, bisa dilakukan pengecekkan balik pada
proses apa / departemen mana terjadi pembengkakan biaya, untuk dilakukan perbaikan pada
periode berikutnya.
Yang menjadi penting untuk mencapai tingkat pengendalian yg baik adalah peranserta para
manajer dari departemen yg dilalui produk tsb, untuk mengukur efisiensi dan membantunya
dalam mengambil keputusan, berdasarkan laporan akhir suatu periode. Efisiensi mana antara
lain membandingkan biaya nyata dengan rencana anggaran.
Salah satu tujuan dari perusahaan adalah memperoleh laba / profit. Laba adalah pendapatan
dikurangi pengeluaran. Perolehan pendapatan didasarkan pada estimasi yg dilakukan
sebelum produk direalisasi. Perbandingan ( selisih ) antara estimasi harga ( yg kemudian
menjadi pendapatan ) dengan pengeluaran nyata (real expenses, occured cost) haruslah
meliputi seluruh aktivitas di semua departemen atau bagian atau unit yang dilalui / dijalani
produk tersebut ( bahan, mesin, tenaga kerja, alat bantu, biaya kirim dll ).
Karena itu merupakan hal yg penting untuk menciptakan sistem (nomor, kode item dll) dimana
pembebanan biaya sesuai dengan peruntukkannya, yaitu pengeluaran untuk masing masing
produk tercatat dengan baik. Tidak misalnya biaya untuk produk A membebani produk B
(dalam record/ pencatatan) ataupun sebaliknya.
III. ANGGARAN
Yang dimaksud dengan anggaran dalam konteks ini adalah rencana pembiayaan dalam
melakukan aktivitas produksi / operasi. Kegiatan produksi dapat dikatakan mencapai sasaran
apabila dapat menghasilkan barang jadi dalam kuantitas, kualitas, waktu serta biaya sesuai
rencana, atau setidaknya penyimpangan yg terjadi masih dapat diterima oleh perusahaan &
pelanggan.
Utk mencapai hal tsb maka perlu diadakan perencanaan & pengendalian dalam penggunaan
bahan, tenaga kerja & alat / mesin, dengan menyusun & melakukan pengendalian anggaran
produksi serta anggaran pendukungnya.
Dibawah ini adalah uraian singkat beserta contoh sederhana hal hal berikut
POLITEKNIK INDUSTRI TEORI MANAJEMEN INDUSTRI 38
LOGAM MOROWALI Pengantar Manajemen Produksi
Anggaran Produksi
Anggaran Bahan
Anggaran Tenaga Kerja
Anggaran Biaya Umum Pabrik ( BUP, overhead)
Anggaran Biaya Produksi
Anggaran Harga Pokok Penjualan
Seluruh penyusunan anggaran tsb di atas (sebagai alat perencanaan & pengendalian) baru
akan berarti bila diikuti dengan pengendalian secara nyata, yaitu dengan cara
membandingkan secara berkala antara anggaran anggaran tersebut dengan pelaksanaannya.
Dengan perbandingan tsb maka penyimpangan penyimpangan akan diketahui lebih awal,
sehingga memungkinkan utk diadakan koreksi terhadap pelaksanaan yg akan datang ataupun
revisi terhadap anggarannya.
Anggaran Produksi
Rumus umum yg mendasari anggaran produksi adalah :
Rencana penjualan = .....................
Tingkat sediaan akhir = ..................... +
Yg harus tersedia = .....................
Tingkat sediaan awal = ..................... -
Rencana Produksi = .....................
Jadi anggaran produksi ini dibuat mengacu pada Rencana Produksi & Anggaran Penjualan,
dengan mempertimbangkan perubahan Tingkat Sediaan serta menjadi dasar bagi penyusunan
anggaran anggaran pendukung lain ( bahan, tenaga kerja, BUP).
Contoh :
Contoh penyusunan anggaran
Anggarandibawah ini mohon dilengkapi dengan
Penjualan
angka angka sesuai konten dari tabel yg berkaitan.
POLITEKNIK INDUSTRI TEORI MANAJEMEN INDUSTRI 39
LOGAM MOROWALI Pengantar Manajemen Produksi
Rencana Produksi
Kuantitas ( unit )
Produk A Produk B
Rencana Penjualan
Sediaan akhir yg diharapkan +
Kuantitas yg diperlukan
Sediaan awal -
Rencana Produksi
Anggaran Bahan
Berisi jenis, kuantitas, sediaan, nilai dll dari masing masing bahan yg diperlukan utk tiap
jenis item produk.
Contoh : Standard pemakaian bahan (komposisi) per unit
Item produk Komposisi bahan
X Y Z
A 1 2 -
B 1 1 1
Misalkan anggaran BUP utk produk di atas sebesar total 400’000,- maka BUP = 400’000,- /
400 = 1’000,- per jam.
Karena itu bisa ditentukan BUP tiap jenis produk adalah :
- Produk A = 1 jam per unit x 1’000,- per jam = 1’000,- per unit
- Produk B = 2 jam per unit x 1’000,- per jam = 2’000,- per unit
Contoh :
Anggaran BUP
Jenis Biaya Jumlah tiap jenis
Gaji 254’000,-
Suplai 30’000,-
Pembangkit tenaga & penerangan 40’000,-
Penyusutan mesin & alat 50’000,-
Pemeliharaan 28’000,-
Asuransi 8’000,-
Lain lain 20’000,-
Total BUP 430’000,-
Pembebanan BUP
Untuk tiap jenis produk ( dalam hal ini A dan B ) dapat dihitung pembebanan BUP masing
masing masing dengan cara total BUP dibagi total durasi seluruh produk dikali kuantitas
masing masing produk.
Jumlah jam Jumlah BUP BUP per unit
Produk A ( 67’000 unit )
Produk B ( 56’500 unit )
Total
POLITEKNIK INDUSTRI TEORI MANAJEMEN INDUSTRI 42
LOGAM MOROWALI Pengantar Manajemen Produksi
Daftar Pustaka
- John E. Biegel, Production Control, a quantitative aproach, second edition, Prentice Hall
India, 1990
- Chase and Aquilano, Production and Operation Management, sixth edition, Irwin co.
- dra Katharina, drs Suhartono, drs Agustinus, PEMASARAN, Prinsip & Aplikasi, Pusat
Pengembangan Pendidikan Politeknik Bandung, 1995
- Drs Bambang & Drs G.Kartasapoetra, Kalkulasi & Pengendalian BIAYA PRODUKSI, Bina
Aksara Jakarta, 1988.
- MATZ Adolph & USRY Milton, Cost Accounting Planning & Control, South Western Publ. Co
Cincinnati, Ohio, 1984.
- Narasimhan cs, Production Planning and Inventory Control, Prentice Hall India, 1996
- J. David Viale, Basics of Inventory Management, fundamental concepts for decision makers,
PPM / Crisp Publications Inc, 2000.