Oleh :
Pipit Dwi Andini
04.1.15.0768
3C
Sumber : http://www.greenpeace.org/seasia/id/blog/memahami-banjir-jakarta/blog/47986/
Ini Penyebab Banjir Jakarta Menurut UPC ARIMBI RAMADHIANI
Penulis : Arimbi Ramadhiani
Sumber : Kompas.com
https://properti.kompas.com/read/2017/02/21/193000321/ini.penyebab.banjir.jakarta.menuru
t.upc.
Banjir Jakarta
Oleh
DINDAADZANIAH
Banjir pada hakikatnya hanyalah salah satu output dari pengelolaan DAS yang tidak
tepat. Bencana banjir menjadi populer dalam waktu hampir bersamaan (pada awal tahun
2007) beberapa kota dan kabupaten di Indonesia terpaksa harus mengalami bencana ini,
bahkan DKI Jakarta yang notabene merupakan ibukota negara RI terpaksa harus terendam
air. Kejadian banjir yang cukup berat juga pernah dialami oleh DKI Jakarta pada awal tahun
2002 yang menggenangi sebagian wilyah DKI jakarta walaupun tidak sehebat banjir awal
tahun 2007.
Dari hasil pemantauan di lapangan, maka dapat diidentifikasi beberapa penyebab
banjir secara biofifik yaitu ; curah hujan yang sangat tinggi, karakterisitk DAS itu sendiri,
penyempitan saluran drainase dan perubahan penggunaan lahan. Penjelasan dari
penyebab banjir di atas adalah sebagai berikut :
Curah Hujan. Curah hujan pada saat banjir jakarta pada tanggal 18 januari 2002,
disebabkan oleh curah hujan harian sebesar 105 mm/ hari, kemudian banjir kedua pada
tanggal 30 januari 2002 disebabkan curah hujan sebesar 143 mm/ hari. Padahal curah
hujan di atas 50 mm/ hari patut diwaspadai. Kejadian banjir Jakarta dan sekitarnya pada
tanggal 3 Pebruari 2007 berdasarkan data pengamatan tinggi muka air dan debit sungai
ciliwung di pos pengamatan bendungan katulampa menunjukan angka 250 cm, padahal
tinggi muka air melampau angka 100 cm sudah harus siaga. Curah hujan mencapai 172
mm/ hari (sudah melebihi banjir jakarta tahun 2002). Dengan lamanya hujan yang dimulai
awal januari 2007 menyebabkan tanah menjadi jenuh dengan air sehingga pada saat hujan
sebagian air hujan merupakan aliran permukaan (run off). Juga pada saat bersamaan laut di
pantai utara DKI Jakarta naik.
Karakteristik DAS. Daerah aliran sungai (DAS) yang ,menyebabkan banjir jakarta
adalah DAS Ciliwung-Cisadane. Karakterisitik DAS meliputi bentuk dan kemiringan lereng.
Karakteristik DAS Ciliwung-Cisadane mempunyai bentuk daerah hulu dan tengah dengan
kelerengan terjal. Sedangkan daerah tengah sampai hilir sangat datar dan luas. Bentuk DAS
ini begitu hujan jatuh maka air hujan dari daerah hulu langsung mengalir ke bawah dengan
waktu konsentrasi yang singkat.
Saluran Drainase. Saluran drainase memiliki peran sangat penting sebagai jalan bagi
air untuk sampai ke laut yang merupakan tujuan akhir dari air mengalir. Volume saluran
drainase sungai ciliwung khususnya daerah hilir disana sini mengalami penyusutan yang
disebabkan oleh ukuran lebarnya berkurang, terjadi pengendapan dan masih
berkembangnya prilaku masyarakat membuang sampah di sungai.
Sumber : https://adzaniahdinda.wordpress.com/2011/10/11/contoh-artikel-banjir/
Tsunami Aceh
Gempa bumi tanggal 26 Desember 2004 di Asia Tenggara, yang terbesar dalam
kurun waktu 40 tahun terakhir dan terbesar kelima sejak tahun 1900, tercatat 9 pada skala
Richter. Gempa tersebut beserta gelombang tsunami yang terjadi setelahnya menyebabkan
bencana yang menewaskan lebih dari 220.000 orang. Patahan seluas 1.000 kilometer
persegi yang muncul akibat pergerakan sejumlah lempengan di bawah permukaan bumi dan
energi raksasa yang ditimbulkan oleh bongkahan tanah raksasa yang berpindah tempat,
berpadu dengan energi raksasa yang terjadi di samudra untuk membentuk gelombang
tsunami. Gelombang tsunami itu menghantam negara-negara Asia Tenggara seperti
Indonesia, Sri Lanka, India, Malaysia, Thailand, Bangladesh, Myanmar, Maladewa dan
Seychelles, dan bahkan pesisir pantai Afrika seperti Somalia, yang terletak sejauh kurang
lebih 5.000 kilometer.
Istilah “tsunami,” yang dalam bahasa Jepang berarti gelombang pelabuhan, menjadi
bagian dari bahasa dunia pasca tsunami raksasa Meiji pada tanggal 15 Juni 1896 yang
melanda Jepang dan menyebabkan 21.000 orang kehilangan nyawa.
Untuk memahami tsunami, sangatlah penting untuk dapat membedakannya dari pergerakan
pasang-surut dan gelombang biasa yang diakibatkan oleh angin. Angin yang bertiup di atas
permukaan laut menimbulkan arus yang terbatas pada lapisan bagian atas laut dengan
memunculkan gelombang-gelombang yang relatif kecil. Misalnya; para penyelam dengan
tabung udara dapat dengan mudah menyelam ke bawah dan mencapai lapisan air yang
tenang. Gelombang laut mungkin dapat mencapai setinggi 30 meter atau lebih saat terjadi
badai dahsyat, tapi hal ini tidak menyebabkan pergerakan air di kedalaman. Selain itu,
kecepatan gelombang laut biasa yang diakibatkan angin tidaklah lebih dari 20 km/jam.
Sebaliknya, gelombang tsunami dapat bergerak pada kecepatan 750-800 km/jam.
Gelombang pasang surut bergerak di permukaan bumi dua kali dalam rentang waktu satu
hari dan, seperti halnya tsunami, dapat menimbulkan arus yang mencapai kedalaman
hingga dasar samudra. Namun, berbeda dengan gelombang pasang surut, penyebab
gelombang tsunami bukanlah gaya tarik bumi dan bulan.
Tsunami merupakan gelombang laut berperiode panjang yang terbentuk akibat
adanya energi yang merambat ke lautan akibat gempa bumi, letusan gunung berapi dan
runtuhnya lapisan-lapisan kerak bumi yang diakibatkan bencana alam tersebut di samudra
atau di dasar laut, peristiwa yang melibatkan pergerakan kerak bumi seperti pergeseran
lempeng di dasar laut, atau dampak tumbukan meteor. Ketika lantai dasar samudra
berpindah tempat dengan kecepatan tinggi, seluruh beban air laut di atasnya terkena
dampaknya. Apa yang terjadi di lantai dasar samudra dapat disaksikan pengaruhnya di
permukaan air laut, dan keseluruhan beban air laut tersebut, hingga kedalaman 5.000 –
6.000 meter, bergerak bersama dalam bentuk gelombang. Satu rangkaian bukit dan lembah
gelombang itu dapat meliputi wilayah hingga seluas 10.000 kilometer persegi.
TSUNAMI TIDAK BERDAMPAK DI LAUTAN LEPAS
Di laut lepas tsunami bukanlah berupa tembok air sebagaimana yang dibayangkan
kebanyakan orang, tetapi umumnya merupakan gelombang berketinggian kurang dari 1
meter dengan panjang gelombang sekitar 1.000 kilometer. Di sini dapat dipahami bahwa
permukaan gelombang memiliki kemiringan sangat kecil (ketinggian 1 cm yang terbentang
sejauh 1 km). Di wilayah samudra dalam dan lepas, gelombang seperti ini terjadi tanpa
dapat dirasakan, meskipun bergerak pada kecepatan sebesar 500 hingga 800 km/jam. Hal
ini dikarenakan pengaruhnya tersamarkan oleh gelombang permukaan laut biasa. Agar lebih
memahami betapa tingginya kecepatan gelombang tsunami, dapat kami katakan bahwa
gelombang tersebut mampu menyamai kecepatan pesawat jet Boeing 747. Tsunami yang
terjadi di laut lepas tidak akan dirasakan sekalipun oleh kapal laut.
TSUNAMI MEMINDAHKAN 100.000 TON AIR KE DARATAN
Penelitian menunjukkan bahwa tsunami ternyata bukan terdiri dari gelombang
tunggal, melainkan terdiri atas rangkaian gelombang dengan satu pusat di tengah, seperti
sebuah batu yang dilemparkan ke dalam kolam renang. Jarak antara dua gelombang yang
berurutan dapat mencapai 500-650 kilometer. Ini berarti tsunami dapat melintasi samudra
dalam hitungan jam saja. Tsunami hanya melepaskan energinya ketika mendekati wilayah
pantai. Energi yang terbagi merata pada segulungan air raksasa menjadi semakin memadat
seiring dengan semakin mengerutnya gulungan air tersebut, dan meningkatnya tinggi
gelombang permukaan secara cepat dapat diamati. Gelombang berketinggian kurang dari
60 cm di laut lepas kehilangan kecepatannya saat mendekati perairan dangkal, dan jarak
antargelombangnya pun berkurang. Akan tetapi, gelombang yang saling bertumpang tindih
memunculkan tsunami dengan membentuk dinding air. Gelombang raksasa ini, yang
biasanya mencapai ketinggian 15 meter tapi jarang melebihi 30 meter, melepaskan
kekuatan dahsyat saat menerjang pantai dengan kecepatan tinggi, sehingga menyebabkan
kerusakan hebat dan menelan banyak korban jiwa.
Tsunami memindahkan lebih dari 100.000 ton air laut ke daratan untuk setiap meter
garis pantai, dengan daya rusak yang sulit dibayangkan. (Gelombang tsunami terbesar yang
pernah diketahui, yang melanda Jepang pada bulan Juli 1993, naik hingga 30 meter di atas
permukaan air laut.) Tanda awal datangnya tsunami biasanya bukanlah berupa dinding air,
akan tetapi surutnya air laut secara mendadak.
TSUNAMI-TSUNAMI BESAR DALAM SEJARAH
Gelombang-gelombang laut raksasa terbesar akibat gempa bumi yang tercatat
dalam sejarah adalah sebagai berikut
Gelombang raksasa paling tua yang pernah diketahui akibat gempa di laut, yang
diberi nama “tsunami” oleh orang Jepang dan “hungtao” oleh orang Cina, adalah yang
terjadi di Laut Tengah sebelah timur pada tanggal21 Juli 365 M dan menewaskan ribuan
orang di kota Iskandariyah, Mesir.
Ibukota Portugal hancur akibat gempa dahsyat Lisbon pada tanggal 1 November
1775. Gelombang samudra Atlantik yang mencapai ketinggian 6 meter meluluhlantakkan
pantai-pantai di Portugal, Spanyol dan Maroko.
27 Agustus 1883: Gunung berapi Krakatau di Indonesia meletus dangelombang
tsunami yang menyapu pantai-pantai Jawa dan Sumatra menewaskan 36.000 orang.
Letusan gunung berapi tersebut sungguh dahsyat sehingga selama bermalam-malam langit
bercahaya akibat debu lava berwarna merah.
15 Juni 1896: “Tsunami Sanriku” menghantam Jepang. Tsunami raksasa
berketinggian 23 meter tersebut menyapu kerumunan orang yang berkumpul dalam
perayaan agama dan menelan 26.000 korban jiwa.
17 Desember 1896: Tsunami merusak bagian pematang Santa Barbara di California,
Amerika Serikat, dan menyebabkan banjir di jalan raya utama.
31 Januari 1906: Gempa di samudra Pasifik menghancurkan sebagian kotaTumaco
di Kolombia, termasuk seluruh rumah di pantai yang terletak di antara Rioverde di Ekuador
dan Micay di Kolombia; 1.500 orang meninggal dunia.
1 April 1946: Tsunami yang menghancurkan mercu suar Scotch Cap di kepulauan
Aleut beserta lima orang penjaganya, bergerak menuju Hilo di Hawaii dan menewaskan 159
orang.
22 Mei 1960: Tsunami berketinggian 11 meter menewaskan 1.000 orang di Cili dan
61 orang di Hawaii. Gelombang raksasa melintas hingga ke pantai samudra Pasifik dan
mengguncang Filipina dan pulau Okinawa di Jepang.
28 Maret 1964: Tsunami “Good Friday” di Alaska menghapuskan tiga desa dari peta
dengan 107 warga tewas, dan 15 orang meninggal dunia di Oregon dan California.
16 Agustus 1976: Tsunami di Pasifik menewaskan 5.000 orang di Teluk Moro, Filipina.
17 Juli 1998: Gelombang laut akibat gempa yang terjadi di Papua New Guinea bagian utara
menewaskan 2.313 orang, menghancurkan 7 desa dan mengakibatkan ribuan orang
kehilangan tempat tinggal.
26 Desember 2004: Gempa berkekuatan 8,9 pada skala Richter dan gelombang laut
raksasa yang melanda enam negara di Asia Tenggara menewaskan lebih dari 156.000
orang.
PENYEBAB TINGGINYA DAYA RUSAK TSUNAMI
Menurut informasi yang diberikan oleh Dr. Walter C. Dudley, profesor oseanografi
dan salah satu pendiri Museum Tsunami Pasifik, tak menjadi soal seberapa besar kekuatan
gempa bumi, pergerakan lantai dasar samudra merupakan syarat terjadinya tsunami.
Dengan kata lain, semakin besar perpindahan lempeng kerak bumi di lantai dasar samudra,
semakin besar jumlah air yang digerakkannya, dan hal ini akan menambah kedahsyatan
tsunami. Hal lain yang meningkatkan daya rusak tsunami adalah struktur pantai yang
diterjangnya: Selain faktor seperti bentuk pantai yang berupa teluk atau semenanjung,
landai atau curam, bagian dari pantai yang selalu berada di dalam air mungkin saja memiliki
struktur yang dapat menambah kedahsyatan gelombang pembunuh.
Dalam pernyataannya lain, yang memperjelas bahwa tindakan pencegahan yang
dilakukan tidak dapat dianggap sebagai jalan keluar sempurna, Dudley mengatakan bahwa
Amerika dan Jepang telah mendirikan perangkat pemantau paling mutakhir di Samudra
Pasifik, tapi seluruh perangkat ini memiliki tingkat kesalahan lima puluh persen!
Sumber:http://ichsansantoso.blogspot.co.id/2009/09/artikel-tsunami-aceh_273.html
Bencana Alam Paling Parah Tahun 2013 YUNANTO WIJI UTOMO Kompas.com -
27/12/2013, 18:59 WIB
Sumber :
https://sains.kompas.com/read/2013/12/27/1859061/Bencana.Alam.Paling.Parah.Tahun.201
3