PENDAHULUAN
Pembangunan adalah suatu proses perubahan yang terjadi di segala bidang ke arah yang
lebih baik dari sebuah msyarakat. Perubahan tersebut meliputi perubahan sosial ekonomi dari
sebagai “Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan
dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam
rangka pembinaan bangsa (nation building)”. Pembangunan sendiri merupakan salah satu cara
untuk meningkatkan roda perekonomian suatu negara. Upaya yang dilakukan untuk hal
aspek kehidupan masyarakat, dari suatu negara. Aspek tersebut meliputi ekonomi sosial
budaya dan juga kelembagaan. Aspek aspek tersebut diharapkan menjadi lebih baik lagi
sehingga masyarakat menjadi sejahtera. Secara garis besar, Pembangunan nasional dapat
seluruh aspek kehidupan masyarakat, dari suatu negara kearah yang lebih baik lagi yang mana
pada umumnya bertujuan untuk mewujudkan tujuan nasional. Salah satu tujuan nasional adalah
memberikan perubahan kepada setiap aspek aspek kehidupan bangsa, yaitu aspek politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan secara berencana, menyeluruh, terarah,
terpadu, bertahap dan berkelanjutan untuk memacu peningkatan kemampuan nasional dalam
rangka mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang lebih maju
pembangunan yang bersifat growth pole. Menurut Rustiadi dan Hadi (2006), konsep
pertumbuhan growth pole yang diperkirakan akan terjadi penetesan (tricle down effect)
menimbulkan pengurasan besar (masive backwash effect) atau telah terjadi transfer
neto sumber daya dari wilayah perdesaan ke kawasan perkotaan secara besar-besaran.
Hal ini menyebabkan kondisi yang saling memperlemah antara perdesaan dan perkotaan.
produktivitas, sedangkan wilayah perkotaan terjadi ledakan penduduk yang mana dapat
meneyebabkan masalah baru di perkotaan. Maka dari itu dipelukan upaya untuk membangun
Salah satu upaya untuk mencapai pembangunan nasional adalah dengan melakukan
merupakan suatu tndakan untuk mengubah kondisi pertanian dari kondisi yang kurang
berkelanjutan sangat tergantung kepada ketersediaan sumber daya dan pelaku di dalam
A.T. Mosher (1983) dalam Arifin (2005) berpendapat bahwa pembangunan pertanian adalah
usaha untuk meningkatkan produksi pertanian baik kuantitas maupun kualitas. Pembangunan
berkelanjutan, karena sebagian besar penduduk Negara Indonesia memiliki mata pencaharian
di sektor pertanian. Sejalan dengan target utama Kementerian Pertanian 2010 2014 meliputi:
pangan; (3) peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor; (4) peningkatan kesejahteraan
petani. Strategi yang akan dilaksanakan adalah melakukan revitalisasi pertanian dengan fokus
terhadap tujuh aspek dasar yaitu: (1) lahan; (2) perbenihan dan perbibitan; (3) infrastruktur dan
sarana; (4) sumber daya manusia; (5) pembiayaan petani; (6) elembagaan petani; (7) teknologi
daerah (Harun 2004; Nainggolan 2004; Rustiadi & Hadi 2004). Pengembangan
permasalahan kesenjangan yang terjadi yaitu memalui perputaran toda perekonomian yang
cepat. Setiap daerh memiliki otonimi yang berbeda beda sesui dengan kebutuhan.Otonomi
daerah merupakan syarat bagi pengembangan agropolitan sehingga setiap kawasan memiliki
dari kegiatan setempat harus ditanam kembali untuk menaikkan input sehingga output
berasal dari proses penetesan pembangunan (trickle down process) dari kutub
tidak terjadi, justru sebaliknya terjadi pengurasan sumberdaya yang dimiliki daerah oleh
pembangunan antara perdesaan dan perkotaan (Douglass 1998b; Rustiadi & Hadi 2004).
pertanian) yang memberikan kontribusi besar terhadap mata pencaharian dan kesejahteraan
antara desa dengan kota. Dengan demukina dapat memacu pertumbuhan ekonomi di wilayah
desa. Hal juga dapat menekan laju urbanisasi dari desa ke kota sehingga desa menjadi lebih
produktif.Oleh karena itu untuk memacu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi , Pemerintah
Kabupaten Tulungagung menerapkan konsep agropolitan di wilayahnya. Hal ini bertujuan dapat
Kabupaten Tulungagug area yang menjadi Kawasan Agropolitan adalah berada di Kawasan
Kecamatan Sendang dan Pagerwojo. Wilayah ini berada disekitar Gunung Wilis Wilayah ini
Tabel 1.1 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan
Pada table diatas menindikasikan bahwa sektor pertanian merupakan sector unggulan
peningkatan Pada Tahun 2018 kontribusi sektor pertanian perikanan dan kehutanan memiliki
kontribusi yang cukup tinggi yaitu sebesar 19,14 %. Namun dibanding dengan tahun 2014
Namun saat ini yang menjadi kendala saat ini adalah banyaknya arus urbanisasi atau
perpindahaan dari desa ke kota dari masyarakat Indonesia. Tak terkecuali Kabupaten
Tulungagung. Banyak masyarakat pedesaan yang melakukan urbanisasi keluar kota. Hal ini
dapat mengindikasikan bahwa masyarakat pedesaan tidak betah untuk tinggal di desa.
Pada tahun 2017 angka migrasi di Kabupaten Tulungagung mencapai 440 orang. Dari
6.022 penduduk dari luar daerah tulungagung masuk disaat bersamaan 6.462 penduduk
kabupaten Tulungagung melakukan perpindahan baik migrasi keluar daerah. Artinya penduduk
Kabupaten Tulungagung berkurang sebesar 440 pada tahun 2017. Sebagai Kawasan yang
memiliki sektor utama yaitu sektor pertanian tentu ini menjadi salah satu kendala kelancaran
Selama kurun waktu tahun 2013 - 2017 penduduk Kabupaten Tulungaung mengalami
penurunan. Di Tahun 2013 Jumlah presentase penduduk miskin sebesar 9.03%. setiap tahun
jumahnya terus mengalami penurunan. Dan terakhir pada perhitungan tahun 2017 jumlah
Sendang dan Pagerwojo. Dan terbukti angka kemiskinan menurun dari tahun ke tahun. Kendala
dalam upaya pembanguan pertanian salah satunya adalah terjadinya arus migrasi. Maka dari
itu dilakukan penelitian apakah nantinya pengembangan agropolitan dimana ditandai dengan
naiknya nilai PDRB pada sektor pertanian yang dipusatkan di Kecamatan Pagerwojo memiliki
Tulungagung?
2. Bagaimana pertumbuhan ekonomi di Kawasan Agropolitan kecamatan Pagerwojo
Kabupaten Tulungagung?
Tulungagung
1.Melatih mahasiswa untuk mengenali dan menganalisis suatu permasalahan yang ada di
lapangan.
2. Dapat bermanfaat memberikan kontribusi bagi pemerintah dan instansi terkait sehingga
3. Sebagai referensi dan rujukan untuk penelitian serupa yang dilakukan kedepanya